Anda di halaman 1dari 3

TUGAS 2

Rangkuman Buku

Nama Pengarang : Dr. der Nat. Poerbondono, S.T., M.M.


Ir. Eka Djunasjah, M.T
Judul Buku : SURVEI HIDROGRAFI
Kode : 526.99 Poe s (3100107076084)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Terminologi dan Perkembangan Hidrografi


Pada akhir 1980, kegiatan hidrografi utamanya digunakan untuk survei dan pemetaan
laut untuk pembuatan peta navigasi laut (nautical chart) dan survei untuk eksplorasi
minyak dan gas bumi (Ingham, 1975).
Peta navigasi laut memuat informasi penting yang diperlukan untuk menjamin
kesalamatan pelayaran, seperti : kedalaman perairan, rambu – rambu navigasi, garis pantai,
alur pelayaran, bahaya – bahaya pelayaran dan sebagainya. Selain itu, kegiatan Hidrografi
juga didominasi oleh penentuan posisi dan kedalaman di laut lepas yang mendukung
eksplorasi dan eksploitasi minyak serta gas bumi.
Selama 20 tahun terakhir, telah terjadi pergeseran mendasar pada lingkup dan aplikasi
hidrografi. Hidrografi tidak lagi semata – mata dikaitkan dengan pemetaan laut dan
pentuan posisi, melainkan juga dengan Hukum Laut (Law of the Sea) dan aspek fisik dari
Pengelolaan Kawasan Pesisir Secara Terpadu (Integrated Coastal Zone Management)
(Dyer, 1979; de Jong et al, 2002).
Pergeseran ini diakibatkan oleh kemajuan teknologi instrument pengukuran dan
komputasi. Selain itu, pergeseran ini juga diakibatkan oleh permintaan masyarakat dan
industri pengguna produk hidrografi sebagai akibat dari meningkatnya kegiatan manusia
di Kawasan perairan.

B. Definisi dan Lingkup Hidrografi


Fenomena dasar perairan meliputi : batimetri atau ‘topografi’ dasar laut, jenis material
dasar laut dan morfologi dasar laut. Sementara dinamika badan air meliputi : pasut (dan
muka air) dan arus. Data mengenai fenomena dasar perairan dan dinamika badan air
diperoleh dari pengukuran yang kegiatannya disebut dengan suvei hidrografi. Data yang
diperoleh dari suvei hidrografi kemudian diolah dan disajikan sebagai informasi geospasial
atau informasi yang terkait dengan posisi di permukaan bumi. Sehubungan dengan itu
maka seluruh informasi yang disajikan harus memiliki data posisi dalam ruang yang
mengacu pada suatu sistem referensi tertentu. Informasi hidrografi utamanya ditunjukan
untuk navigasi dan keselamatan pelayaran, penetapan batas wilayah atau daerah dilaut,
serta studi dinamika pesisir dan pengelolaan sumber daya laut.
C. Kelembagaan Hidrografi
International Hydrographic Organization (IHO) adalah lembaga internasional yang
berwenang untuk mengelola dan menyelenggarakan penerbitan berbagai publikasi untuk
keperluan navigasi. Lembaga ini berkedudukan di Monaco dan dikelola oleh representasi
pakar-pakar hidrografi dan bidang lain yang berkaitan langsung- dunia. Dalam
melaksanakan tugasnya, IHO menunjuk dan membentuk kepanitiaan khusus dalam bentuk
working group. Secara teknis, kewenangan IHO dilaksanakan oleh International
Hydrographic Bureau (IHB). IHO beranggotakan negara-negara yang berkepentingan
dengan navigasi laut dan keselamatan pelayaran. Di beberapa negara maju, seperti
Amerika Serikat, Inggris dan Jerman, terdapat pula lembaga profesi yang menampung
aspirasi aplikasi hidrografi yang lebih luas. Lembaga ini disebut sebagai The
Hydrographic Society atau Masyarakat Hidrografi.

D. Kompetensi Profesi dan Akademisi Hidrografi


Aplikasi nautical charting (pemetaan laut) ditujukan untuk menghasilkan jasa dan
produk informasi hidrografi untuk keselamatan navigasi. Aplikasi military (militer)
diutamakan untuk navigasi (kapal selam) dan deteksi (ranjau) bawah air. Aplikasi inland
water (perairan pedalaman) ditujukan untuk pengelolaan daerah aliran sungai dan
lingkungan perairan pedalaman lainnya (termasuk: danau dan bendungan). Aplikasi
coastal zone management (pengelolaan kawasan pesisir) ditujukan untuk pemeliharaan
investasi (utamanya: infrastruktur perhubungan laut) di Kawasan pesisir. Aplikasi offshore
seismic dan construction (industri lepas pantai) diutamakan untuk mobilisasi anjungan
minyak dan gas bumi serta survei seismik. Aplikasi remote sensing diutamakan untuk
akusisi data regional dan global bagi kepentingan pemantauan lingkungan secara berkala

BAB II
SISTEM REFERENSI GEODETIK DAN PENENTUAN POSISI DI LAUT

A. Sistem Referensi Geodetik

B. Penentuan Posisi di Laut


C. Penentuan Posisi dengan GPS
D. Ketelitian Posisi GPS

BAB III
PASUT DAN DATUM VERTIKAL
A. Pasut
B. Arus Pasut
C. Datum Vertikal
D. Prediksi Pasut

BAB IV
PEMERUMAN
A. Pengukuran Kedalaman
B. Akustik Bawah Air untuk Pemeruman
C. Detil Situasi Garis Pantai

BAB V
PENGUKURAN ARUS DAN SEDIMEN
A. Pengukuran Arus
B. Pengukuran dan Analisi Sedimen

BAB VI
PENETAPAN BATAS LAUT
A.

Anda mungkin juga menyukai