Anda di halaman 1dari 6

1.

JUDUL
“Pemanfaatan Teknologi Fish Aggregating Device (FADs) Untuk Peningkatan
Produktifitas Nelayan Desa Laigoma Kabupaten Halmahera Selatan”

2. LATAR BELAKANG MASALAH

Desa Laigoma merupakan salah satu desa yang terletak di wilayah kabupaten
Halmahera Selatan Propinsi Maluku utara. Desa laigoma adalah desa yang terletak di
salah satu gugusan pulau – pulau kecil yang berada di Kabupaten Halmahera Selatan.
Luas wilayah Desa Liagoma ± 176 Ha, dengan panjang pantai ± 6 KM. Sebagai desa
kepulauan sumberdaya laut khususnya perikanan sangat berlimpah, hal ini karena
adanya daya dukung lingkungan perairan yang baik, dimana terdapat hutan mangrove,
lamun dan terumbu karang sebagai habitat hidup bagi biota laut termasuk ikan yang
menjadi sasaran penangkapan. Ketersedian sumberdaya alam yang demikian baik
mendorong sebagaian masyarakat desa Laigoma menggantungkan kegiatan ekonominya
pada sektor perikanan tangkap dengan memanfaatkan potensi spesies ikan pelagis
maupun demersal. Berdasarkan hasil observasi di lokasi, jumlah nelayan yang terdapat
di Desa Laigoma sebanyak 60 orang, dengan jumlah armada penangkapan ikan ± 23
unit, diantaranya perahu bermotor dan perahu tanpa motor.
Nelayan di desa Laigoma umumnya nelayan tradisional, yang memiliki armada
penangkapan ikan berukuran kecil, dominasi alat tangkap yang digunakan yaitu pancing
(hand line) dan jaring insang (gillnet). Armada penangkapan ikan yang berukuran kecil
tentunya memiliki jangkauan operasi penangkapan ikan sangat terbatas, sehingga hasil
tangkapan yang diperoleh cenderung sangat rendah. Berdasarkan hasil observasi di
lokasi melalui wawancara dapat disimpulkan bahwa untuk menjamin keberlangsungan
dan produktifitas kegiatan penangkapan ikan maka dibutuhkan alat bantu pengumpul
ikan sebagai bentuk rekayasa daerah penangkapan ikan yang dapat dijangkau oleh
nelayan-nelayan desa Laigoma.
Fish Aggregating Device (FADs) atau Rumpon adalah salah satu teknologi alat
bantu penangkapan ikan yang berfungsi mengumpulkan atau mengkonsentrasikan ikan
pada suatu perairan untuk memudahkan penangkapan ikan dengan alat tangkap yang
sesuai, karena posisi daerah penangkapan telah diketahui sejak dini. Rumpon merupakan
alat bantu penangkapan ikan yang sejak dahulu kala telah di praktikkan oleh nelayan,
rumpon terdiri dari rumpon hanyut, rumpon perairan dalam dan rumpon dasar perairan.
namun seiring dengan perkembangan jaman bahan pembuatan rumpon yang
menggunakan bahan sintetis sulit diperoleh oleh nelayan Desa Laigoma, hal ini
disebabkan oleh harga bahan sintetis yang cukup mahal, selain itu pengetahuan nelayan
desa Laigoma tentang rumpon dasar belum banyak diketahui. Sehingga sampai saat ini
nelayan hanya mengandalkan pengalaman secara turun temurun dalam mencari daerah
penangkapan ikan. Kondisi ini berakibat pada rendahnya produktifitas nelayan setempat
yang menyebabkan rendahnya tingkat kesejahteraan nelayan.

3. PERUMUSAN MASALAH
Dari uraian tersebut dapat dirumuskan permasalahan adalah
1. Bagaimana membantu masyarakat untuk mengembangkan minat dan
ketrampilan dalam memanfaatkan sumberdaya alam secara berkelanjutan.
2. Bagaimana membina masyarakat nelayan dalam memanfaatkan teknologi Fish
Aggregating Device (FADs) (rumpon hanyut dan rumpon dasar ) untuk
meningkatkan produktifitas serta pendapatan nelayan.

4. TUJUAN
Tujuan dari pelaksanaan Program Hibah Bina Desa adalah :
1. Membantu masyarakat nelayan desa Laigoma untuk peningkatan produktifitas
dan pendapatan melalui pemanfaatan rumpon hanyut dan rumpon dasar
perairan.
2. Meningkatkan minat dan ketrampilan nelayan melalui kegiatan pelatihan dan
pembuatan rumpon hanyut dan rumpon dasar perairan.

5. INDIKATOR KEBERHASILAN PROGRAM


Melalui pelaksanaan program ini masyarakat terdapat beberapa indicator
keberhasilan yang akan dicapai, yaitu :
1. Adanya peran masyarakat nelayan dalam pelaksanaan program hibah bina desa.
2. Nelayan desa laigoma mampu mendesain teknik dasar pembuatan rumpon
hanyut dan rumpon dasar perairan.
3. Nelayan desa laigoma dapat memanfaatkan rumpon hanyut dan rumpon dasar
sebagai daerah penangkapan ikan alternatif.
4. Adanya minat berusaha dalam meningkatkan produktifitas serta pendapatan
nelayan.

6. LUARAN YANG DIHARAPKAN


Luaran yang yang dihasilkan dari pelaksanan program, yaitu :
1. Terciptanya alat bantu penangkapan ikan (rumpon hanyut dan rumpon dasar
perairan).
2. Tersedianya daerah penangkapan ikan alternative bagi nelayan.
3. Terbentuknya 2 (dua) kelompok nelayan yaitu kelompok rumpon hanyut dan
kelompok rumpon dasar perairan di desa laigoma
4. Publikasi kegiatan pada media cetak dan elektronik dengan cakupan lokal,
regional maupun nasional.

7. MANFAAT
Manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan program PHBD, yaitu terdiri dari :
A. Manfaat bagi masyarakat
1. Manfaat pada saat kegiatan berlangsung
- Ikut berkonstribusi dalam kegiatan untuk peningkatan produktifitas
nelayan
- Menambah pengetahuan bagi nelayan dalam penerapan alat bantu
penangkapan ikan.
2. Manfaat setelah kegiatan berlangsung
- Menumbuhkan minat dalam usaha penangkapan ikan yang berkelanjutan
melalui penggunaan alat bantu penangkapan ikan.
B. Manfaat bagi mahasiswa
1. Melatih dan menerapkan ketrampilan social pada masyarakat.
2. Mengaplikasikan pengetahuan dan keilmuan yang dimiliki oleh mahasiswa.
3. Melatih rasa kepedulian dan kepekaan terhadap fenomena yang dihadapi
oleh masyarakat.

C. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN

Masyarakat desa Laigoma kabupaten Halmahera selatan umumnya kelas ekonomi


menengah ke bawah, serta tingkat pendidikan rendah, berdasarkan hasil observasi
kurang lebih 46 % masyarakat tidak menyelasaikan pendidikan sekolah dasar, 38 %
lulus sekolah dasar, 9 % lulus sekolah menengah pertama, 6 % menyelesaikan
pendidikan sekolah menengah atas dan hanya 1 % yang menyelesaikan studi sarjana.
Sebagian besar masyarakat Desa Laigoma memiliki mata pencaharian sebagai petani,
yakni kurang lebih 70 %, sedangkan nelayan tetap sebanyak 20 % dan 10% lainnya
tidak memiliki pekerjaan tetap.
Ketersediaan potensi sumberdaya manusia dan sumberdaya alam di desa Laigoma
khususnya sektor perikanan tangkap seharusnya dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat khususnya nelayan setempat, namun pada kenyataannya hal tersebut tidak
terwujud. Kondisi sarana penangkapan ikan merupakan salah satu faktor pembatas
dalam usaha penangkapan ikan dimana kemampuan armada untuk menjangkau daerah
penangkapan yang lebih luas sangat terbatas, serta tidak tersedianya teknologi alat bantu
penangkapan ikan sebagai daerah penangkapan ikan alternatif.

D. METODE PELAKSANAAN
Dari hasil observasi lapangan serta wawancara dengan kepala desa, tokoh
masyarakat dan nelayan setempat, maka dapat disusun tahapan-tahapan pelaksanaan
kegiatan sebagai berikut :
1. Sosialisasi Program Hibah Bina Desa (PHBD)
Sosialisasi program dimaksudkan agar masyarakat mengetahui serta memahami
ruang lingkup dan tujuan pelaksanaan program. Sosialisasi program melibatkan
institusi kampus, Dinas kelautan dan perikanan kabupaten Halmahera Selatan
serta Pemerintah desa Laigoma.
2. Pembentukan kelompok nelayan
Pembentukan kelompok terdiri dari 2 (dua) kelompok, yaitu kelompok nelayan
dengan sasaran tangkapan spesies pelagis dan kelompok nelayan dengan sasaran
tangkapan spesies demersal. Pembagian menurut spesies target penangkapan
ikan dimaksudkan agar masing-masing kelompok dapat merekayasa alat bantu
penangkapan ikan berdasarkan kebutuhan dari masing-masing kelompok.
3. Pelatihan rekayasa alat bantu penangkapan ikan
Pelatihan bertujuan untuk memberikan gambaran serta manfaat alat bantu
penangkapan ikan baik pelagis maupun demersal. Alat bantu penangkapan ikan
untuk spesies pelagis menggunakan rumpon hanyut, sedangkan spesies demersal
menggunakan rumpon dasar perairan. Rekayasa alat bantu penangkapan ikan
melibatkan partisipasi kedua kelompok nelayan yang telah terbentuk.
4. Pengoperasian alat bantu penangkapan ikan
Setelah pelatihan dan rekayasa dilaksanakan selanjutnya dilakukan
pengoperasian alat bantu penangkapan ikan. Pengoperasian alat bantu
penangkapan ikan didasarkan pada hasil survey lokasi dimana titik-titik potensial
pemasangan alat bantu penangkapan ikan.
5. Evaluasi
Evaluasi terhadap alat bantu penangkapan ikan dilakukan setiap bulan,
dimaksudkan untuk melihat perkembangan kondisi di sekitar lokasi pemasangan
alat bantu. Parameter yang diamati meliputi aspek teknis dan biologi disekitar
alat bantu penangkapan ikan.
6. Publikasi
Publikasi meliputi hasil serta dampak pelaksanaan kegiatan yang telah
dilaksanakan. Publikasi yang dilakukan melaui media cetak local, poster dan
website fakultas perikanan dan ilmu kelautan UNKHAIR.

E. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN


Jangka waktu pelaksanaan kegiatan selama kurang lebih 5 (lima) bulan, mulai dari
tahap sosialisasi sampai dengan evaluasi. Program ini diharapkan dapat ditindak lanjuti
oleh kelompok nelayan dan pemeritah Kabupaten Halmahera Selatan khususnya Dinas
Kelautan dan Perikanan serta institusi perguruan tinggi.
F. BIAYA
Biaya yang dibutuhkan dalam pelasanaan Program Hibah Bantuan Desa (PHBD)
sebesar Rp. 40.000.000.- (Empat puluh juta rupiah) yang dikeluarkan untuk pembiayaan
kebutuhan alat dan bahan, sosialisasi, pelatihan dan rekayasa serta evaluasi dan
publikasi.

Anda mungkin juga menyukai