TERMINOLOGI IP
Untuk mempelajari pengertian tentang internet protocol, berikut ini ada beberapa istilah
yaitu:
1. Bit, satu bit sama dengan satu digit yang bernilai 1 atau 0.
2. Byte, satu byte sama dengan 7 atau 8 bit yanng bergantung apakah menggunakan parity.
3. Octet, terdiri atas 8 bit yang merupakan bilangan biner 8 bit umumnya.
4. Alamat Network, digunakan dalam routing untuk menunjukkan pengiriman paket ke remote
network.
5. Alamat broadcast, digunakan oleh aplikasi dan host untuk mengirim informasi ke semua titik di
dalam jaringan.
PENGALAMATAN NETWORK
Alamat network (nomor network) memberikan identifikasi unik untuk setiap mesin pada
jaringan yang sama menggunakan atau berbagi alamat network yang sama sebagai bagian dari
pengalamatan IP. Bagian dari alamat ini haruslah unik karena alamat network mengidentifikasi
sebuah mesin tertentu yang merupakan individu dan group.nomer ini bisa di sebut sebagai
alamat bost.contoh alamat IP 172.16.30.56. angka 30.56 adalah alamat node.untuk jumlah
jaringan kecil yang memproses node yang sangat banyak dibuatkan class A sebaliknya yang
berlawanan adalah class C,untuk jumlah jaringan yang berada diantara sangat besar dan sangat
kecil adalah jaringan class B.untuk memastikan routing yang efisien yaitu bit awal yang terletak
disebelah kiri yang menentukan class network berbeda.
Range Alamat Network Class A: bit pertama harus dalam kondisi off
Range alamat Network Class B: bit pertama Class B harus dalam kondisi on, tapi bit kedua Class
B harus dalam kondisi off.
Range alamat Network Class C: 2 bit pertama harus dalam kondisi on, tapi bit ketiga harus
dalam kondisi off.
Range alamat Network Class D dan E: alamat diantara 244 dan 255 dicadangkan untuk jaringan
class D dan E.class D(244-239)digunakan sebagai alamat multicast dan class E (240-255) hanya
di gunakan dalam penelitian.
Pengelamatan Class A
jaringan class A menggunakan 1 byte,jumlah maximum dari jaringan class A yang bisa buat
adalah 128.
Setiap alamat class A mempunyai 3 byte (tempat untuk 24 bit) sebagai alamat node dari sebuah
mesin.alamat node dengan dua pola yaitu semua 0 dan semua 1 dicadangkan,jumlah maximum
node yang bisa digunakan adalah 2 pangkat 24 kurang 2 berarti setara dengan 16.777.214.
Host yang sah adalah host dengan angka diantara alamat network dan broadcast: 10.0.0.1 sampai
10.255.255.254
Pengelamatan class B
Dengan alamat network 2 byte (masing-masing 8 bit), terdapat 2 pangkat 16 kombinasi unik,
namun harus dimulai dengan digit 1 kemudian 0,pengalamatan Class B menggunakan 2 byte
Host yang sah adalah host dengan angka diantara alamat network dan broadcast: 172.16.0.1
sampai 172.16.255.254.
Pengalamatan class C
Pengalamatan class C, 3 bit pertama selalu bernilai Biner 110, perhitungannya adalah 3 byte atau
24 bit dikurang 3 tempat yang dicadangkan menyisakan 21 tempat, yaitu terdapat 2 pangkat 21
Host yang sah adalah host dengan angka diantara alamat network dan broadcast: 192.168.100.1
sampai 192.168.100.254.
Pengalamatan Private IP
Alamat private IP bisa digunakan untuk jaringan private tapi private IP tidak bisa melalui
internet (not routeable).untuk mengerjakan tugas ISP dan perusahaan pengguna akhir
menggunakan Network Address Translation (NAT), yang pada dasarnya mengubah atau
Mengapa harus melakukan subnetting? Ada beberapa alasan mengapa kita perlu melakukan
subnetting, diantaranya adalah sebagai berikut:
Untuk mengefisienkan alokasi IP Address dalam sebuah jaringan supaya bisa
memaksimalkan penggunaan IP Address.
Mengatasi masalah perbedaan hardware dan media fisik yang digunakan daam suatu
network, karena Router IP hanya dapat mengintegrasikan berbagai network dengan media fisik
yang berbeda jika setiap network memiliki address network yang unik.
Meningkatkan security dan mengurangi terjadinya kongesti akibat terlalu banyaknya host
dalam suatu network.
Penghitungan subnetting bisa dilakukan dengan dua cara yaitu binary yang relatif lambat dan
cara khusus yang lebih cepat. Penulisan IP address umumnya adalah dengan 192.168.1.2. Namun
adakalanya ditulis dengan 192.168.1.2/24. Penjelasanya adalah bahwa IP address 192.168.1.2
dengan subnet mask 255.255.255.0. Kenapa bisa seperti ?maksud /24 diambil dari penghitungan
bahwa 24 bit subnet mask diselubung dengan binari 1. Atau dengan kata lain, subnet masknya
adalah: 11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0). Konsep ini yang disebut
dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing) yang diperkenalkan pertama kali tahun 1992
oleh IEFT. Pada hakekatnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berkisar di empat
masalah: Jumlah Subnet, Jumlah Host per Subnet, Blok Subnet, dan Alamat Host-
Broadcast.
Class A di oktet 2, 3 dan 4 (3 oktet terakhir). Kemudian subnet mask yang bisa digunakan untuk
subnetting class A adalah semua subnet mask dari CIDR /8 sampai /30.
Analisa:
Penghitungan:
Berdasarkan blok subnetnya. CIDR /17 sampai /24 caranya sama persis dengan subnetting Class
C, hanya blok subnetnya kita masukkan langsung ke oktet ketiga, bukan seperti Class C yang
“dimainkan” di oktet keempat. Sedangkan CIDR /25 sampai /30 (kelipatan) blok subnet kita
“mainkan” di oktet keempat, tapi setelah selesai oktet ketiga berjalan maju (coeunter) dari 0, 1,
2, 3, dst.
Analisa:
Penghitungan:
Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi Jumlah
Subnet adalah 22 = 4 subnet
Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya
binari 0 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah host per subnet adalah 214 – 2 = 16.382 host
Blok Subnet = 256 – 192 = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi
subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
>> Contoh network address 172.16.0.0/25.
Analisa:
Penghitungan:
Penghitungan :
Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask (2
oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah Subnet adalah 22 =
4 subnet
Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya
binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 26 – 2 = 62 host
Blok Subnet = 256 – 192 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 64. Subnet berikutnya adalah 64 +
64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
Perhitungan IP Address menggunakan metode VLSM adalah metode yang berbeda dengan
memberikan suatu Network Address lebih dari satu subnet mask, jika menggunakan CIDR
dimana suatu Network ID hanya memiliki satu subnet mask saja, perbedaan yang mendasar
disini juga adalah terletak pada pembagian blok, pembagian blok VLSM bebas dan hanya
dilakukan oleh si pemilik Network Address yang telah diberikan kepadanya atau dengan kata
lain sebagai IP address local dan IP Address ini tidak dikenal dalam jaringan Internet, namun
tetap dapat melakukan koneksi kedalam jaringan Internet, hal ini terjadi dikarenakan
jaringan Internet hanya mengenal IPAddress berkelas.
2. Dukungan untuk summarization rute yang lebih baik karena VLSM mendukung pengalamatan
desain hirarkis sehingga secara efektif dapat mendukung agregasi rute, juga disebut
summarization rute.
3. VLSM dapat mengurangi jumlah rute di routing table oleh berbagai jaringansubnets dalam
satu ringkasan alamat. Misalnya subnets 192.168.10.0/24, 192.168.11.0/24 dan 192.168.12.0/24
semua akan dapat diringkas menjadi 192.168.8.0/21.
Penggunaan VLSM terkait dengan dukungan protokol routing di jaringan. Tidak semua Protokol
Routing mendukung VLSM. Sebagai contoh RIPv1 dan IGRP sama sekali tidak mendukung
VLSM. Jadi apabila ingin mengelola alamat IP menggunakan tehnik ini sudah seharusnya
menggunakan protokol routing yang punya kemampuan mendukung skala jaringan yang luas.
Contoh protokol routing tersebut adalah RIPv2, EIGRP, OSPF dan IS-IS.
Meskipun sifatnya sangat fleksibel dan diminati oleh administrator jaringan dalam
penerapannya, penggunaan VLSM ini harus teliti. Penerapannya VLSM ini akan menghasilkan
struktur alamat yang akurat.
Ketelitian ini diawali dengan sebuah perencanaan yang matang atas jaringan yang akan dibentuk.
Secara bisnis juga harus dilihat tentang rencana jangka panjang organisasi. Fenomena
bergabungnya organisasi menjadi sebuah organisasi besar, menuntut perencaan awal jaringan
tersebut harus benar-benar telah dipersiapkan. Sebagai contoh adalah bergabungnya Sony dan
Ericsson, atau Nokia dan Siemens yang membentuk divisi Nokia Siemens Network, ataupun
beberapa perusahaan besar seperti Cisco System yang mengakuisisi perusahaan lainnya. Hal ini
dibutuhkan perencanaan yang matang termasuk juga perencanaan pengalamatan IP yang
menggunakan tehnik VLSM.
Penerapan VLSM
Contoh 1:
130.20.0.0/20
Kita hitung jumlah subnet terlebih dahulu menggunakan CIDR, maka
didapat
11111111.11111111.11110000.00000000 = /20
Jumlah angka binary 1 pada 2 oktat terakhir subnet adalah4 maka
Jumlah subnet = (2x) = 24 = 16
Maka blok tiap subnetnya adalah :
Blok subnet ke 1 = 130.20.0.0/20
Blok subnet ke 2 = 130.20.16.0/20
Blok subnet ke 3 = 130.20.32.0/20
Dst… sampai dengan
Blok subnet ke 16 = 130.20.240.0/20
Selanjutnya kita ambil nilai blok ke 3 dari hasil CIDR yaitu 130.20.32.0 kemudian :
– Kita pecah menjadi 16 blok subnet, dimana nilai16 diambil dari hasil
perhitungan
subnet pertama yaitu /20 = (2x) = 24 = 16
– Selanjutnya nilai subnet di ubah tergantung kebutuhan untuk pembahasan ini kita gunakan /24,
maka didapat 130.20.32.0/24 kemudian diperbanyak menjadi 16 blok lagi sehingga didapat 16
blok baru yaitu :
Blok subnet VLSM 1-1 = 130.20.32.0/24
Blok subnet VLSM 1-2 = 130.20.33.0/24
Blok subnet VLSM 1-3 = 130.20.34.0/24
Blok subnet VLSM 1-4 = 130.20.35.0/24
Dst… sampai dengan
Blok subnet VLSM 1-16 = = 130.20.47/24
– Selanjutnya kita ambil kembali nilai ke 1 dari blok subnet VLSM 1-1 yaitu
130.20.32.0 kemudian kita pecah menjadi 16:2 = 8 blok subnet lagi, namun oktat ke 4 pada
Network ID yang kita ubah juga menjadi8 blok kelipatan dari 32 sehingga didapat :
Blok subnet VLSM 2-1 = 130.20.32.0/27
Blok subnet VLSM 2-2 = 130.20.32.32/27
Blok subnet VLSM 2-3 = 130.20.33.64/27
Blok subnet VLSM 2-4 = 130.20.34.96/27
Blok subnet VLSM 2-5 = 130.20.35.128/27
Blok subnet VLSM 2-6 = 130.20.36.160/27
Blok subnet VLSM 2-1 = 130.20.37.192/27
Blok subnet VLSM 2-1 = 130.20.38.224/27
Contoh 2:
Diberikan Class C network 204.24.93.0/24, ingin di subnet dengan kebutuhan berdasarkan
jumlah host: netA=14 hosts, netB=28 hosts, netC=2 hosts, netD=7 hosts, netE=28 hosts. Secara
keseluruhan terlihat untuk melakukan hal tersebut di butuhkan 5 bit host(2^5-2=30 hosts) dan 27
bit net, sehingga:
netA (14 hosts): 204.24.93.0/27 => ada 30 hosts; tidak terpakai 16 hosts
netB (28 hosts): 204.24.93.32/27 => ada 30 hosts; tidak terpakai 2 hosts
netC ( 2 hosts): 204.24.93.64/27 => ada 30 hosts; tidak terpakai 28 hosts
netD ( 7 hosts): 204.24.93.96/27 => ada 30 hosts; tidak terpakai 23 hosts
netE (28 hosts): 204.24.93.128/27 => ada 30 hosts; tidak terpakai 2 hosts
Dengan demikian terlihat adanya ip address yang tidak terpakai dalam jumlah yang cukup besar.
Hal ini mungkin tidak akan menjadi masalah pada ip private akan tetapi jika ini di alokasikan
pada ip public(seperti contoh ini) maka terjadi pemborosan dalam pengalokasian ip public
tersebut.
Untuk mengatasi hal ini (efisiensi) dapat digunakan metoda VLSM, yaitu dengan cara sebagai
berikut:
1. Buat urutan berdasarkan penggunaan jumlah host terbanyak (14,28,2,7,28 menjadi
28,28,14,7,2).
2. Tentukan blok subnet berdasarkan kebutuhan host:
28 hosts + 1 network + 1 broadcast = 30 –> menjadi 32 ip ( /27 )
14 hosts + 1 network + 1 broadcast = 16 –> menjadi 16 ip ( /28 )
7 hosts + 1 network + 1 broadcast = 9 –> menjadi 16 ip ( /28 )
2 hosts + 1 network + 1 broadcast = 4 –> menjadi 4 ip ( /30 )
Sehingga blok subnet-nya menjadi:
netB (28 hosts): 204.24.93.0/27 => ada 30 hosts; tidak terpakai 2 hosts
netE (28 hosts): 204.24.93.32/27 => ada 30 hosts; tidak terpakai 2 hosts
netA (14 hosts): 204.24.93.64/28 => ada 14 hosts; tidak terpakai 0 hosts
netD ( 7 hosts): 204.24.93.80/28 => ada 14 hosts; tidak terpakai 7 hosts
netC ( 2 hosts): 204.24.93.96/30 => ada 2 hosts; tidak terpakai 0 hosts
Masalah yang terjadi pada sistem yang lama adalah bahwa sistem tersebut terlalu
banyak meninggalkan alamat IP yang tidak digunakan seperti alamat IP kelas A secara
teori mendukung hingga 16 juta host komputer yang dapat terhubung, wow jumlah yang
sangat besar. Dalam kenyataannya para pengguna alamat IP kelas A jarang yang
memiliki jumlah host sebanyak itu sehingga menyisakan sangat banyak ruang kosong
di dalam alamat IP yang telah disediakan.
CIDR dikembangkan sebagai cara untuk menggunakan alamat-alamat IP yang tidak
terpakai tersebut untuk dapat digunakan di mana saja.
kelas C : /25 sampai /30 (/25, /26, /27, /28, /29, /30)
kelas B : /17 sampai /30 (/17, /18, /19, /20, /21, /22, /23, /24, /25, /26,/27, /28, /29, /30)
kelas A : /8 sampai
/30(/8,/9,/10,/11,/12,/13,/14,/15,/16,/17,/18,/19,/20,/21,/22,/23,/24,/25,/26,/27,/28,/29,/30
)
Classless routing protocols yaitu suatu metodologi pengalokasian IP Address dalam notasi
Classless Inter Domain Routing(CIDR). Istilah lain yang digunakan untuk menyebut bagian IP
address yang menunjuk suatu jaringan secara lebih spesifik. Biasanya dalam menuliskan CIDR
suatu kelas IP Address digunakan tanda garis miring (Slash)“/”, diikuti dengan angka yang
menunjukan panjang CIDR ini dalam bit. Contoh: 192.168.1.0/24.
Classless routing protocols ‘memanjangkan’ standard skema IP Adress Class A, B, atau C
dengan menggunakan subnet mask atau mask length sebagai indikasi bahwa router harus
menejemahkan IP network ID. Classless routing protocols memasukan subnet mask bersama
dengan IP address ketika mencari informasi routing.
Classless routing protocol adalah pendukung protokol Classless Inter-Domain Routing (CIDR),
sebuah skema yang lebih baru dari IPv4 dengan menggunakan sebuah subnet mask atau mask
panjang untuk menunjukkan bagaimana router harus mengidentifikasi ID jaringan IP Subnet
mask mewakili ID jaringan tidak terbatas pada mereka yang didefinisikan oleh kelas-kelas
alamat, tetapi dapat berisi variabel jumlah bit orde tinggi. Subnet mask seperti fleksibilitas
memungkinkan Anda untuk mengelompokkan beberapa jaringan sebagai satu entri di tabel
routing, routing secara signifikan mengurangi biaya overhead
Metode classless addressing (pengalamatan tanpa kelas) saat ini mulai banyak diterapkan, yakni
dengan pengalokasian IP Address dalam notasi Classless Inter Domain Routing(CIDR). Istilah
lain yang digunakan untuk menyebut bagian IP address yang menunjuk suatu jaringan secara
lebih spesifik, disebut juga denganNetwork Prefix. Biasanya dalam menuliskan network prefix
suatu kelas IP Address digunakan tanda garis miring (Slash)“/”, diikuti dengan angka yang
menunjukan panjang network prefix ini dalam bit.
Contoh: 192.168.0.0/24
Kelebihan:
Mendukung VLSM
NAT
NAT (Network Address Translation) atau Penafsiran alamat jaringan adalah suatu metode untuk
menghubungkan lebih dari satu komputer ke jaringan internet dengan menggunakan satu alamat
IP. Banyaknya penggunaan metode ini disebabkan karena ketersediaan alamat IP yang terbatas,
kebutuhan akan keamanan (security), dan kemudahan serta fleksibilitas dalam administrasi
jaringan.
NAT merupakan salah satu protocol dalam suatu sistem jaringan, NAT memungkinkan suatu
jaringan dengan ip atau internet protocol yang bersifat privat atau privat ip yang sifatnya belum
teregistrasi di jaringan internet untuk mengakses jalur internet, hal ini berarti suatu alamat ip
dapat mengakses internet dengan menggunakan ip privat atau bukan menggunakan ip
public, NAT biasanya dibenamkan dalam sebuah router, NAT juga sering digunakan untuk
menggabungkan atau menghubungkan dua jaringan yang berbeda, dan mentranslate atau
menterjemahkan ip privat atau bukan ip public dalam jaringan internal ke dalam jaringan yang
legal network sehingga memiliki hak untuk melakukan akses data dalam sebuah jaringan.
TIPE-TIPE NAT
NAT atau Network Address Translation memiliki dua tipe, yaitu :
NAT Tipe Statis
NAT Tipe Dinamis
PAT adalah bagian dari NAT, dan terkait erat dengan konsep Network Address Translation .
PAT juga dikenal sebagai NAT Overload. Dalam PAT pada umumnya hanya satu alamat IP
publik terbuka dan beberapa host privat menghubungkan melalui alamat yang tertera. Masuknya
paket dari jaringan publik diarahkan pada jaringan privat dengan mengacu pada tabel dalam
perangkat PAT yang melacak port pairs publik dan privat.
Dalam PAT, baik pengirim pribadi IP dan nomor port diubah; perangkat PAT memilih nomor
port yang akan dilihat oleh host pada jaringan publik. Dalam hal ini, PAT beroperasi pada layer 3
(jaringan) dan 4 (transportasi) dari model OSI , sedangkan NAT dasar hanya beroperasi pada
layer 3.