Anda di halaman 1dari 15

 PENGALAMATAN IP

Pengalamatan IP adalah pengidentifikasian dengan angka yang diberikan setiap mesin di


dalam jaringan IP. Pengalamatan IP digunakan untuk menunjukkan lokasi spesifik dari alat di
dalam jaringan. Alamat IP adalah alamat software, bukan alamat hardware yang terpatri ke
dalam Network Interface Card (NIC) dan digunakan untuk menemukan host pada jaringan lokal.
Pengalamatan IP ditujukan untuk memungkinkan host di dalam sebuah jaringan bisa
berkomunikasi dengan host pada jaringan yang berbeda, tanpa mempedulikan tipe dari LAN
yang digunakan oleh host yang berpartisipasi.

TERMINOLOGI IP
Untuk mempelajari pengertian tentang internet protocol, berikut ini ada beberapa istilah
yaitu:
1. Bit, satu bit sama dengan satu digit yang bernilai 1 atau 0.
2. Byte, satu byte sama dengan 7 atau 8 bit yanng bergantung apakah menggunakan parity.
3. Octet, terdiri atas 8 bit yang merupakan bilangan biner 8 bit umumnya.
4. Alamat Network, digunakan dalam routing untuk menunjukkan pengiriman paket ke remote
network.
5. Alamat broadcast, digunakan oleh aplikasi dan host untuk mengirim informasi ke semua titik di
dalam jaringan.

SKEMA HIERARKI PENGALAMATAN IP


Alamat IP terdiri atas 3 bit informasi yang terbagi 4 bagian dikenal sebagai octet atau
byte, dimana masing-masing terdiri atas 1 byte (8 bit) yang dapat digambarkan pengalamatan IP
dengan metode Dotted-decimal, Biner dan Heksadesimal. Dengan metode Heksadesimal tidak
digunakan sesering dotted-decimal atau biner ketika membicarakan pengalamatan IP, tetapi
dengan menggunakan Windows Registry yang bagus untuk program yang menyimpan alamat IP
mesin dalam bentuk hexa (heksadesimal) dalam beberapa program.
Skema pengalamatan IP dibedakan menjadi dua jenis yaitu pengalamatan 32-bit
(terstruktur/hierarki) dan pengalamatan flat (datar/non-hierarki). Walaupun kedua jenis skema
pengalamatan bisa digunakan, namun pengalamatan hierarki dipilih dengan alasan yang baik.
Keuntungan dari skema pengalamatan hierarki yaitu kemampuannya yang bisa menangani
pengalamatan yang besar. Sedangkan kekurangan dari skema pengalamatan flat dan alasan
kenapa pengalamatan IP tidak menggunakannya yaitu masalah routing yang tidak efisien dan
hanya sebagian kecil alamat yang digunakan dalam pengalamatan IP. Solusi untuk masalah
tersebut yaitu menggunakan dua atau tiga tingkatan yang bisa dibandingkan dengan nomer
telepon, skema pengalamatan hierarki yang terstruktur oleh network (jaringan) dan host atau
network, subnet dan host yang digunaan untuk menunjukkan alamat jaringan (network).

PENGALAMATAN NETWORK
Alamat network (nomor network) memberikan identifikasi unik untuk setiap mesin pada
jaringan yang sama menggunakan atau berbagi alamat network yang sama sebagai bagian dari
pengalamatan IP. Bagian dari alamat ini haruslah unik karena alamat network mengidentifikasi
sebuah mesin tertentu yang merupakan individu dan group.nomer ini bisa di sebut sebagai
alamat bost.contoh alamat IP 172.16.30.56. angka 30.56 adalah alamat node.untuk jumlah
jaringan kecil yang memproses node yang sangat banyak dibuatkan class A sebaliknya yang
berlawanan adalah class C,untuk jumlah jaringan yang berada diantara sangat besar dan sangat
kecil adalah jaringan class B.untuk memastikan routing yang efisien yaitu bit awal yang terletak
disebelah kiri yang menentukan class network berbeda.

skema pengalamatan class network


8 bits 8 bits 8 bits 8
bits
Class A: Network Host Host Host
Class B: Network Network Host Host
Class C: Network Network Network Host
Class D: Multicast
Class E: Research

Range Alamat Network Class A: bit pertama harus dalam kondisi off
Range alamat Network Class B: bit pertama Class B harus dalam kondisi on, tapi bit kedua Class
B harus dalam kondisi off.
Range alamat Network Class C: 2 bit pertama harus dalam kondisi on, tapi bit ketiga harus
dalam kondisi off.
Range alamat Network Class D dan E: alamat diantara 244 dan 255 dicadangkan untuk jaringan
class D dan E.class D(244-239)digunakan sebagai alamat multicast dan class E (240-255) hanya
di gunakan dalam penelitian.
Pengelamatan Class A
jaringan class A menggunakan 1 byte,jumlah maximum dari jaringan class A yang bisa buat
adalah 128.
Setiap alamat class A mempunyai 3 byte (tempat untuk 24 bit) sebagai alamat node dari sebuah
mesin.alamat node dengan dua pola yaitu semua 0 dan semua 1 dicadangkan,jumlah maximum
node yang bisa digunakan adalah 2 pangkat 24 kurang 2 berarti setara dengan 16.777.214.

Host ID class A yang sah


- Semua bit host off, menunjukkan alamat Network: 10.0.0.0

- Semua bit host on, menunjukkan alamat broadcast: 10.255.255.255

Host yang sah adalah host dengan angka diantara alamat network dan broadcast: 10.0.0.1 sampai

10.255.255.254

Pengelamatan class B
Dengan alamat network 2 byte (masing-masing 8 bit), terdapat 2 pangkat 16 kombinasi unik,

namun harus dimulai dengan digit 1 kemudian 0,pengalamatan Class B menggunakan 2 byte

untuk pengalamatan node.

Host ID class B yang sah


- Semua bit host off, menunjukkan alamat Network: 172.16.0.0

- Semua bit host on, menunjukkan alamat broadcast:172.16.255.255

Host yang sah adalah host dengan angka diantara alamat network dan broadcast: 172.16.0.1

sampai 172.16.255.254.

Pengalamatan class C
Pengalamatan class C, 3 bit pertama selalu bernilai Biner 110, perhitungannya adalah 3 byte atau

24 bit dikurang 3 tempat yang dicadangkan menyisakan 21 tempat, yaitu terdapat 2 pangkat 21

atau 2.097.152 pada jaringan class C.

Host ID class C yang sah


- Semua bit host off, menunjukkan alamat Network: 192.168.100.0

- Semua bit host on, menunjukkan alamat broadcast: 192.168.100.255

Host yang sah adalah host dengan angka diantara alamat network dan broadcast: 192.168.100.1
sampai 192.168.100.254.
Pengalamatan Private IP
Alamat private IP bisa digunakan untuk jaringan private tapi private IP tidak bisa melalui

internet (not routeable).untuk mengerjakan tugas ISP dan perusahaan pengguna akhir

menggunakan Network Address Translation (NAT), yang pada dasarnya mengubah atau

mengkonverensi alamat private IP agar bisa digunakan di internet.

SUBNETTING DALAM STRUKTUR JARINGAN


Pengertian Subnetting Pada Jaringan
Komputer
Subnetting adalah proses memecah suatu IP jaringan ke sub jaringan yang lebih kecil yang
disebut "subnet." Setiap subnet deskripsi non-fisik (atau ID) untuk jaringan-sub fisik (biasanya
jaringan beralih dari host yang mengandung satu router -router dalam jaringan multi).

Mengapa harus melakukan subnetting? Ada beberapa alasan mengapa kita perlu melakukan
subnetting, diantaranya adalah sebagai berikut:
 Untuk mengefisienkan alokasi IP Address dalam sebuah jaringan supaya bisa
memaksimalkan penggunaan IP Address.
 Mengatasi masalah perbedaan hardware dan media fisik yang digunakan daam suatu
network, karena Router IP hanya dapat mengintegrasikan berbagai network dengan media fisik
yang berbeda jika setiap network memiliki address network yang unik.
 Meningkatkan security dan mengurangi terjadinya kongesti akibat terlalu banyaknya host
dalam suatu network.
Penghitungan subnetting bisa dilakukan dengan dua cara yaitu binary yang relatif lambat dan
cara khusus yang lebih cepat. Penulisan IP address umumnya adalah dengan 192.168.1.2. Namun
adakalanya ditulis dengan 192.168.1.2/24. Penjelasanya adalah bahwa IP address 192.168.1.2
dengan subnet mask 255.255.255.0. Kenapa bisa seperti ?maksud /24 diambil dari penghitungan
bahwa 24 bit subnet mask diselubung dengan binari 1. Atau dengan kata lain, subnet masknya
adalah: 11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0). Konsep ini yang disebut
dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing) yang diperkenalkan pertama kali tahun 1992
oleh IEFT. Pada hakekatnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berkisar di empat
masalah: Jumlah Subnet, Jumlah Host per Subnet, Blok Subnet, dan Alamat Host-
Broadcast.

Baca Juga : Cara Mudah Membuat Jaringan DHCP


1. Contoh kasus Subnetting yang terjadi dengan sebuah NETWORK ADDRESS
10.0.0.0/16.

SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS A

Class A di oktet 2, 3 dan 4 (3 oktet terakhir). Kemudian subnet mask yang bisa digunakan untuk
subnetting class A adalah semua subnet mask dari CIDR /8 sampai /30.

Analisa:

10.0.0.0 berarti kelas A, dengan Subnet Mask /16 berarti


11111111.11111111.00000000.00000000 (255.255.0.0).

Penghitungan:

Jumlah Subnet = 28 = 256 subnet


Jumlah Host per Subnet = 216 – 2 = 65534 host
Blok Subnet = 256 – 255 = 1. Jadi subnet lengkapnya: 0,1,2,3,4, etc.

2. Contoh kasus Subnetting yang terjadi dengan sebuah NETWORK


ADDRESS172.16.0.0/18 dan 172.16.0.0/25.

SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS B

Berdasarkan blok subnetnya. CIDR /17 sampai /24 caranya sama persis dengan subnetting Class
C, hanya blok subnetnya kita masukkan langsung ke oktet ketiga, bukan seperti Class C yang
“dimainkan” di oktet keempat. Sedangkan CIDR /25 sampai /30 (kelipatan) blok subnet kita
“mainkan” di oktet keempat, tapi setelah selesai oktet ketiga berjalan maju (coeunter) dari 0, 1,
2, 3, dst.

>> Contoh network address 172.16.0.0/18

Analisa:

172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /18 berarti


11111111.11111111.11000000.00000000 (255.255.192.0).

Penghitungan:

Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi Jumlah
Subnet adalah 22 = 4 subnet
Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya
binari 0 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah host per subnet adalah 214 – 2 = 16.382 host
Blok Subnet = 256 – 192 = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi
subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
>> Contoh network address 172.16.0.0/25.

Analisa:

172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /25 berarti


11111111.11111111.11111111.10000000 (255.255.255.128).

Penghitungan:

Jumlah Subnet = 29 = 512 subnet


Jumlah Host per Subnet = 27 – 2 = 126 host
Blok Subnet = 256 – 128 = 128. Jadi lengkapnya adalah (0, 128)

3. Contoh kasus Subnetting yang terjadi dengan sebuah NETWORK


ADDRESS192.168.1.0/26
SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS C
Baca Juga : Apa Itu VLAN ? dan Cara Membuat VLAN
Analisa :

192.168.1.0 berarti kelas C dengan Subnet Mask /26 berarti


11111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192).

Penghitungan :

Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask (2
oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah Subnet adalah 22 =
4 subnet
Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya
binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 26 – 2 = 62 host
Blok Subnet = 256 – 192 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 64. Subnet berikutnya adalah 64 +
64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.

 VLSM (Variable Length Subnet Mask)


Pengertian
VLSM atau Variable Length Subnet Mask adalah sebuah cara pengelolaan pengalamatan IP yang
lebih terstruktur dibandingkan sekedar menggunakan FLSM atau Fixed Length Subnet Mask.
Dari kata Variable Length diartikan bahwa panjang prefix yang dihasilkan dari perhitungan
pengelolaan alamat jenis ini akan bervariasi dibandingkan FLSM yang sifatnya tetap.

Perhitungan IP Address menggunakan metode VLSM adalah metode yang berbeda dengan
memberikan suatu Network Address lebih dari satu subnet mask, jika menggunakan CIDR
dimana suatu Network ID hanya memiliki satu subnet mask saja, perbedaan yang mendasar
disini juga adalah terletak pada pembagian blok, pembagian blok VLSM bebas dan hanya
dilakukan oleh si pemilik Network Address yang telah diberikan kepadanya atau dengan kata
lain sebagai IP address local dan IP Address ini tidak dikenal dalam jaringan Internet, namun
tetap dapat melakukan koneksi kedalam jaringan Internet, hal ini terjadi dikarenakan
jaringan Internet hanya mengenal IPAddress berkelas.

Manfaat dari VLSM adalah:


1. Efisien menggunakan alamat IP: alamat IP yang dialokasikan sesuai dengan kebutuhan
ruang host setiap subnet. alamat IP tidak sia-sia, misalnya, jaringan kelas C 192.168.10.0 dan
topeng 255.255.255.224 (/ 27) memungkinkan untuk memiliki delapan subnet, masing-masing
dengan 32 alamat IP (30 dari yang dapat ditugaskan untuk perangkat). Bagaimana jika kita
punya WAN beberapa link dalam jaringan kami (WAN link hanya perlu satu alamat IP pada
masing-masing pihak, maka total dua alamat IP untuk setiap WAN link diperlukan).
Tanpa VLSM yang tidak mungkin. Dengan VLSM kita dapat subnet salah satu subnet,
192.168.10.32, menjadi subnet yang lebih kecil dengan topeng 255.255.255.252 (/ 30).Dengan
cara ini kita berakhir dengan delapan subnet dengan hanya dua host tersedia setiap bahwa kita
bisa digunakan pada link WAN.
Prefix / 30 subnet yang bisa dibuat adalah: 192.168.10.32/30, 192.168.10.36/30,
192.168.10.40/30, 192.168.10.44/30, 192.168.10.48/30, 192.168.10.52/30, 192.168.10.56/30
192,168. 10.60/30.

2. Dukungan untuk summarization rute yang lebih baik karena VLSM mendukung pengalamatan
desain hirarkis sehingga secara efektif dapat mendukung agregasi rute, juga disebut
summarization rute.

3. VLSM dapat mengurangi jumlah rute di routing table oleh berbagai jaringansubnets dalam
satu ringkasan alamat. Misalnya subnets 192.168.10.0/24, 192.168.11.0/24 dan 192.168.12.0/24
semua akan dapat diringkas menjadi 192.168.8.0/21.

Penggunaan VLSM terkait dengan dukungan protokol routing di jaringan. Tidak semua Protokol
Routing mendukung VLSM. Sebagai contoh RIPv1 dan IGRP sama sekali tidak mendukung
VLSM. Jadi apabila ingin mengelola alamat IP menggunakan tehnik ini sudah seharusnya
menggunakan protokol routing yang punya kemampuan mendukung skala jaringan yang luas.
Contoh protokol routing tersebut adalah RIPv2, EIGRP, OSPF dan IS-IS.

Meskipun sifatnya sangat fleksibel dan diminati oleh administrator jaringan dalam
penerapannya, penggunaan VLSM ini harus teliti. Penerapannya VLSM ini akan menghasilkan
struktur alamat yang akurat.

Ketelitian ini diawali dengan sebuah perencanaan yang matang atas jaringan yang akan dibentuk.
Secara bisnis juga harus dilihat tentang rencana jangka panjang organisasi. Fenomena
bergabungnya organisasi menjadi sebuah organisasi besar, menuntut perencaan awal jaringan
tersebut harus benar-benar telah dipersiapkan. Sebagai contoh adalah bergabungnya Sony dan
Ericsson, atau Nokia dan Siemens yang membentuk divisi Nokia Siemens Network, ataupun
beberapa perusahaan besar seperti Cisco System yang mengakuisisi perusahaan lainnya. Hal ini
dibutuhkan perencanaan yang matang termasuk juga perencanaan pengalamatan IP yang
menggunakan tehnik VLSM.

Penerapan VLSM
Contoh 1:
130.20.0.0/20
Kita hitung jumlah subnet terlebih dahulu menggunakan CIDR, maka
didapat
11111111.11111111.11110000.00000000 = /20
Jumlah angka binary 1 pada 2 oktat terakhir subnet adalah4 maka
Jumlah subnet = (2x) = 24 = 16
Maka blok tiap subnetnya adalah :
Blok subnet ke 1 = 130.20.0.0/20
Blok subnet ke 2 = 130.20.16.0/20
Blok subnet ke 3 = 130.20.32.0/20
Dst… sampai dengan
Blok subnet ke 16 = 130.20.240.0/20
Selanjutnya kita ambil nilai blok ke 3 dari hasil CIDR yaitu 130.20.32.0 kemudian :
– Kita pecah menjadi 16 blok subnet, dimana nilai16 diambil dari hasil
perhitungan
subnet pertama yaitu /20 = (2x) = 24 = 16
– Selanjutnya nilai subnet di ubah tergantung kebutuhan untuk pembahasan ini kita gunakan /24,
maka didapat 130.20.32.0/24 kemudian diperbanyak menjadi 16 blok lagi sehingga didapat 16
blok baru yaitu :
Blok subnet VLSM 1-1 = 130.20.32.0/24
Blok subnet VLSM 1-2 = 130.20.33.0/24
Blok subnet VLSM 1-3 = 130.20.34.0/24
Blok subnet VLSM 1-4 = 130.20.35.0/24
Dst… sampai dengan
Blok subnet VLSM 1-16 = = 130.20.47/24
– Selanjutnya kita ambil kembali nilai ke 1 dari blok subnet VLSM 1-1 yaitu
130.20.32.0 kemudian kita pecah menjadi 16:2 = 8 blok subnet lagi, namun oktat ke 4 pada
Network ID yang kita ubah juga menjadi8 blok kelipatan dari 32 sehingga didapat :
Blok subnet VLSM 2-1 = 130.20.32.0/27
Blok subnet VLSM 2-2 = 130.20.32.32/27
Blok subnet VLSM 2-3 = 130.20.33.64/27
Blok subnet VLSM 2-4 = 130.20.34.96/27
Blok subnet VLSM 2-5 = 130.20.35.128/27
Blok subnet VLSM 2-6 = 130.20.36.160/27
Blok subnet VLSM 2-1 = 130.20.37.192/27
Blok subnet VLSM 2-1 = 130.20.38.224/27
Contoh 2:
Diberikan Class C network 204.24.93.0/24, ingin di subnet dengan kebutuhan berdasarkan
jumlah host: netA=14 hosts, netB=28 hosts, netC=2 hosts, netD=7 hosts, netE=28 hosts. Secara
keseluruhan terlihat untuk melakukan hal tersebut di butuhkan 5 bit host(2^5-2=30 hosts) dan 27
bit net, sehingga:
netA (14 hosts): 204.24.93.0/27 => ada 30 hosts; tidak terpakai 16 hosts
netB (28 hosts): 204.24.93.32/27 => ada 30 hosts; tidak terpakai 2 hosts
netC ( 2 hosts): 204.24.93.64/27 => ada 30 hosts; tidak terpakai 28 hosts
netD ( 7 hosts): 204.24.93.96/27 => ada 30 hosts; tidak terpakai 23 hosts
netE (28 hosts): 204.24.93.128/27 => ada 30 hosts; tidak terpakai 2 hosts
Dengan demikian terlihat adanya ip address yang tidak terpakai dalam jumlah yang cukup besar.
Hal ini mungkin tidak akan menjadi masalah pada ip private akan tetapi jika ini di alokasikan
pada ip public(seperti contoh ini) maka terjadi pemborosan dalam pengalokasian ip public
tersebut.
Untuk mengatasi hal ini (efisiensi) dapat digunakan metoda VLSM, yaitu dengan cara sebagai
berikut:
1. Buat urutan berdasarkan penggunaan jumlah host terbanyak (14,28,2,7,28 menjadi
28,28,14,7,2).
2. Tentukan blok subnet berdasarkan kebutuhan host:
28 hosts + 1 network + 1 broadcast = 30 –> menjadi 32 ip ( /27 )
14 hosts + 1 network + 1 broadcast = 16 –> menjadi 16 ip ( /28 )
7 hosts + 1 network + 1 broadcast = 9 –> menjadi 16 ip ( /28 )
2 hosts + 1 network + 1 broadcast = 4 –> menjadi 4 ip ( /30 )
Sehingga blok subnet-nya menjadi:
netB (28 hosts): 204.24.93.0/27 => ada 30 hosts; tidak terpakai 2 hosts
netE (28 hosts): 204.24.93.32/27 => ada 30 hosts; tidak terpakai 2 hosts
netA (14 hosts): 204.24.93.64/28 => ada 14 hosts; tidak terpakai 0 hosts
netD ( 7 hosts): 204.24.93.80/28 => ada 14 hosts; tidak terpakai 7 hosts
netC ( 2 hosts): 204.24.93.96/30 => ada 2 hosts; tidak terpakai 0 hosts

 CLASSLESS ROUTING DAN CIDR


Pengertian CIDR (Classess Inter Domain Routing)
Classless Inter-Domain Routing (CIDR)
Yaitu cara alternatif untuk membedakan-bedakan alamat IP dengan sistem klasifikasi
ke dalam kelas A, kelas B, kelas C, kelas D, dan kelas E. Disebut juga sebagai
supernetting. CIDR merupakan mekanisme routing yang lebih hebat dibandingkan
dengan cara yang asli yaitu dengan membagi alamat IP jaringan ke dalam kelas-kelas
A, B, dan C.

Masalah yang terjadi pada sistem yang lama adalah bahwa sistem tersebut terlalu
banyak meninggalkan alamat IP yang tidak digunakan seperti alamat IP kelas A secara
teori mendukung hingga 16 juta host komputer yang dapat terhubung, wow jumlah yang
sangat besar. Dalam kenyataannya para pengguna alamat IP kelas A jarang yang
memiliki jumlah host sebanyak itu sehingga menyisakan sangat banyak ruang kosong
di dalam alamat IP yang telah disediakan.
CIDR dikembangkan sebagai cara untuk menggunakan alamat-alamat IP yang tidak
terpakai tersebut untuk dapat digunakan di mana saja.

Pada hakekatnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berkisar di empat


permasalahan yaitu Jumlah Subnet, Jumlah Host per Subnet, Blok subnet, dan Alamat
Host-Broadcast.
Tidak semua subnet mask bisa dugunakan untuk melakukan subnetting. oleh sebabitu
sebelum kita praktek penghitungan metode ini, kita harus tahu dulu SubnetMask berapa
sajakah yang bisa digunakan untuk melakukan subnetting, subnet mask yang bisa
digunakan untuk melakukan subnetting pun berbeda-beda mengikuti kelas-kelasnya
yaitu :

kelas C : /25 sampai /30 (/25, /26, /27, /28, /29, /30)
kelas B : /17 sampai /30 (/17, /18, /19, /20, /21, /22, /23, /24, /25, /26,/27, /28, /29, /30)
kelas A : /8 sampai
/30(/8,/9,/10,/11,/12,/13,/14,/15,/16,/17,/18,/19,/20,/21,/22,/23,/24,/25,/26,/27,/28,/29,/30
)

Classless routing protocols yaitu suatu metodologi pengalokasian IP Address dalam notasi
Classless Inter Domain Routing(CIDR). Istilah lain yang digunakan untuk menyebut bagian IP
address yang menunjuk suatu jaringan secara lebih spesifik. Biasanya dalam menuliskan CIDR
suatu kelas IP Address digunakan tanda garis miring (Slash)“/”, diikuti dengan angka yang
menunjukan panjang CIDR ini dalam bit. Contoh: 192.168.1.0/24.
Classless routing protocols ‘memanjangkan’ standard skema IP Adress Class A, B, atau C
dengan menggunakan subnet mask atau mask length sebagai indikasi bahwa router harus
menejemahkan IP network ID. Classless routing protocols memasukan subnet mask bersama
dengan IP address ketika mencari informasi routing.
Classless routing protocol adalah pendukung protokol Classless Inter-Domain Routing (CIDR),
sebuah skema yang lebih baru dari IPv4 dengan menggunakan sebuah subnet mask atau mask
panjang untuk menunjukkan bagaimana router harus mengidentifikasi ID jaringan IP Subnet
mask mewakili ID jaringan tidak terbatas pada mereka yang didefinisikan oleh kelas-kelas
alamat, tetapi dapat berisi variabel jumlah bit orde tinggi. Subnet mask seperti fleksibilitas
memungkinkan Anda untuk mengelompokkan beberapa jaringan sebagai satu entri di tabel
routing, routing secara signifikan mengurangi biaya overhead
Metode classless addressing (pengalamatan tanpa kelas) saat ini mulai banyak diterapkan, yakni
dengan pengalokasian IP Address dalam notasi Classless Inter Domain Routing(CIDR). Istilah
lain yang digunakan untuk menyebut bagian IP address yang menunjuk suatu jaringan secara
lebih spesifik, disebut juga denganNetwork Prefix. Biasanya dalam menuliskan network prefix
suatu kelas IP Address digunakan tanda garis miring (Slash)“/”, diikuti dengan angka yang
menunjukan panjang network prefix ini dalam bit.
Contoh: 192.168.0.0/24

Kelebihan:
Mendukung VLSM

Jenis-jenis Classless routing protocols


IS-IS (Intermediate System-to-Intermediate System)
IS-IS adalah Organisasi Internasional untuk Standarisasi (ISO) spesifikasi router dinamis.
IS-IS digambarkan dalam ISO/IEC 10589 IS-IS jaringan protokol router antar jaringan Negara
yang berfungsi sebagai informasi jaringan Negara. Melalui jaringan tersebut untuk membikin
sebuah topologi jaringan. IS-IS maksud utamanya untuk penghubung OSI paket dari CNLP
(connectionless Network Protokol) tapi telah mempunyai kapasitas untuk menghubungkan paket
IP. Ketika paket IP terintegrasi dalam IS-IS menyediakan kemampuan untuk menghubungkan
protokol luar dari OSI family seperti IP. Serupa dengan OSPF, IS-IS didirikan sebuah arsitektur
hierarki dari jaringan tersebut. IS-IS menghasilkan dua tingkatan level, level (1) untuk dalam
area dan level (2) untuk antar area.

NAT dan PAT

NAT
NAT (Network Address Translation) atau Penafsiran alamat jaringan adalah suatu metode untuk
menghubungkan lebih dari satu komputer ke jaringan internet dengan menggunakan satu alamat
IP. Banyaknya penggunaan metode ini disebabkan karena ketersediaan alamat IP yang terbatas,
kebutuhan akan keamanan (security), dan kemudahan serta fleksibilitas dalam administrasi
jaringan.
NAT merupakan salah satu protocol dalam suatu sistem jaringan, NAT memungkinkan suatu
jaringan dengan ip atau internet protocol yang bersifat privat atau privat ip yang sifatnya belum
teregistrasi di jaringan internet untuk mengakses jalur internet, hal ini berarti suatu alamat ip
dapat mengakses internet dengan menggunakan ip privat atau bukan menggunakan ip
public, NAT biasanya dibenamkan dalam sebuah router, NAT juga sering digunakan untuk
menggabungkan atau menghubungkan dua jaringan yang berbeda, dan mentranslate atau
menterjemahkan ip privat atau bukan ip public dalam jaringan internal ke dalam jaringan yang
legal network sehingga memiliki hak untuk melakukan akses data dalam sebuah jaringan.
TIPE-TIPE NAT
NAT atau Network Address Translation memiliki dua tipe, yaitu :
 NAT Tipe Statis
 NAT Tipe Dinamis

Port Address Translation (PAT)


Port Address Translation (PAT) adalah suatu fitur dari sebuah jaringan perangkat yang
menerjemahkan TCP atauUDP komunikasi yang dibuat antara host di jaringan pribadi dan host pada
jaringan publik.. Hal ini memungkinkan sebuah masyarakat tunggal alamat IP untuk digunakan oleh
banyak host pada jaringan pribadi, yang biasanya Local Area Network atau LAN. Perangkat PAT
transparan memodifikasi IP paket saat mereka melewatinya. Modifikasi membuat semua paket yang
mengirim ke jaringan publik dari beberapa host di jaringan pribadi tampaknya berasal dari satu host ,
(perangkat PAT) pada jaringan publik.
Hubungan antara NAT dan PAT
PAT adalah himpunan bagian dari NAT, dan erat terkait dengan konsep Network Address Translation .
Dalam PAT ada umumnya hanya satu alamat IP publik yang terbuka dan menghubungkan beberapa host
swasta melalui alamat terkena. Masuk paket dari jaringan publik diarahkan ke tujuan mereka di jaringan
pribadi dengan mengacu pada meja yang diselenggarakan dalam perangkat PAT yang melacak
pasangan pelabuhan umum dan swasta.
Dalam PAT, baik pengirim pribadi IP dan nomor port yang diubah; perangkat PAT memilih nomor port
yang akan dilihat oleh host di jaringan publik. Dengan cara ini, PAT beroperasi pada lapisan 3 (jaringan)
dan 4 (transportasi) dari model OSI , sedangkan NAT dasar hanya beroperasi pada lapisan 3.
Pelaksanaan PAT
Membangun Komunikasi Dua Arah
Setiap paket TCP dan UDP berisi sumber alamat IP dan nomor port sumber serta tujuan alamat IP dan
nomor port tujuan. Alamat port / bentuk pasangan alamat IP sebuah socket yaitu alamat port sumber dan
bentuk alamat IP sumber sumber stopkontak.
Untuk layanan yang dapat diakses publik seperti server web dan mail server nomor port penting. Sebagai
contoh, port 80 terhubung ke web server software dan port 25 untuk mail server's SMTP daemon .
Alamat IP dari server publik juga penting, serupa dalam keunikan global ke alamat pos atau nomor
telepon. Kedua alamat IP dan port harus benar dikenal oleh semua host yang ingin berhasil
berkomunikasi.
Swasta alamat IP seperti yang dijelaskan di RFC 1918 yang signifikan hanya pada jaringan pribadi di
mana mereka digunakan, yang juga berlaku untuk port host. Port endpoints unik komunikasi pada host,
sehingga koneksi melalui perangkat PAT dipertahankan oleh gabungan pemetaan port dan alamat IP.
PAT menyelesaikan konflik yang akan timbul melalui dua host yang berbeda menggunakan sumber
nomor port yang sama untuk membangun hubungan yang unik pada saat yang sama.
Terjemahan dari Endpoint
Dengan PAT, komunikasi semua dikirim ke host eksternal benar-benar berisi alamat IP eksternal dan
informasi port perangkat PAT bukannya IP internal host atau nomor port.
 Ketika komputer pada pribadi (internal) jaringan mengirimkan paket ke jaringan eksternal,
perangkat PAT menggantikan alamat IP internal dalam bidang sumber header paket (alamat pengirim)
dengan alamat IP eksternal dari perangkat PAT. Kemudian memberikan sambungan nomor port dari
kolam pelabuhan yang tersedia, memasukkan nomor port ini di bidang port sumber (seperti kotak nomor
kantor pos), dan meneruskan paket ke jaringan eksternal. Perangkat PAT kemudian membuat entri
dalam tabel terjemahan berisi alamat IP internal, port sumber asli, dan port sumber diterjemahkan.
Setelah paket dari koneksi yang sama diterjemahkan ke nomor port yang sama.
 Komputer menerima paket yang telah mengalami PAT mengadakan sambungan ke port dan
alamat IP yang ditetapkan dalam paket diubah, tidak menyadari fakta bahwa alamat yang diberikan
adalah yang diterjemahkan (analog dengan menggunakan nomor kotak kantor pos).
 Sebuah paket yang datang dari jaringan eksternal dipetakan ke alamat IP internal yang sesuai
dan nomor port dari tabel terjemahan, menggantikan alamat IP eksternal dan nomor port pada header
paket yang datang (mirip dengan terjemahan dari kotak pos nomor alamat jalan ) . paket tersebut
kemudian diteruskan melalui jaringan di dalamnya. Jika tidak, jika jumlah port tujuan paket yang masuk
tidak ditemukan pada tabel terjemahan, paket akan dibuang atau ditolak karena perangkat PAT tidak
tahu di mana untuk mengirimnya.
PAT hanya akan menterjemahkan alamat IP dan port dari host internal, menyembunyikan titik akhir
sebenarnya dari sebuah host pada jaringan internal pribadi.
Operasi Visibilitas
Operasi PAT biasanya transparan bagi kedua penghuni internal dan eksternal.
Biasanya host internal menyadari benar alamat IP dan port TCP atau UDP pada host eksternal. Biasanya
perangkat PAT dapat berfungsi sebagai gateway default untuk host internal. Namun tuan rumah
eksternal hanya menyadari alamat IP publik untuk perangkat PAT dan port tertentu yang sedang
digunakan untuk berkomunikasi atas nama host internal tertentu.
PAT
Software firewall dan broadband perangkat akses jaringan (misalnya ADSL router ) adalah contoh-contoh
teknologi jaringan yang mungkin mengandung implementasi PAT. Ketika mengkonfigurasi perangkat
tersebut, jaringan eksternal adalah internet dan jaringan internal adalah LAN .
Contoh PAT
Sebuah host pada alamat IP 192.168.0.2 pada jaringan pribadi dapat meminta untuk koneksi ke host
remote pada jaringan publik. Paket awal diberikan alamat 192.168.0.2:15345. Perangkat PAT (yang kita
asumsikan memiliki IP publik 1.2.3.4) sewenang-wenang dapat menerjemahkan alamat sumber:
sepasang port untuk 1.2.3.4:16529, membuat sebuah entri dalam tabel internal port 16529 yang
digunakan untuk koneksi dengan 192,168. 0,2 pada jaringan pribadi. Ketika sebuah paket diterima dari
jaringan publik dengan perangkat PAT untuk alamat 1.2.3.4:16529 paket diteruskan ke
192.168.0.2:15345.
Keuntungan dari PAT
In keuntungan yang disediakan oleh NAT:
 PAT memungkinkan host beberapa internal untuk berbagi alamat IP eksternal tunggal.
Kekurangan PAT
 Skalabilitas - Banyak host di jaringan swasta membuat banyak koneksi ke jaringan publik. Karena
hanya ada sejumlah port yang tersedia, perangkat PAT akhirnya mungkin tidak cukup ruang dalam tabel
penerjemahan. Walaupun ada ribuan port yang tersedia, dan mereka daur ulang dengan cepat, beberapa
jaringan komunikasi mengkonsumsi beberapa port hampir bersamaan dalam transaksi logis tunggal
(sebuah HTTP permintaan untuk halaman web dengan obyek tertanam banyak; beberapa VoIP aplikasi).
Cukup-besar LAN yang sering mempertahankan jenis lalu lintas secara berkala bisa mengkonsumsi
semua port yang tersedia.
 kompleksitas Firewall - Karena alamat di dalam semua disamarkan di belakang satu alamat yang
dapat diakses publik, adalah mustahil untuk mesin di luar untuk memulai sambungan ke dalam mesin
tertentu tanpa konfigurasi khusus pada firewall untuk koneksi ke depan ke port tertentu. Ini memiliki
dampak yang cukup besar pada aplikasi seperti VOIP, video conference, dan lainnya peer-to-peer
aplikasi.

Hubungan antara NAT dan PAT

PAT adalah bagian dari NAT, dan terkait erat dengan konsep Network Address Translation .
PAT juga dikenal sebagai NAT Overload. Dalam PAT pada umumnya hanya satu alamat IP
publik terbuka dan beberapa host privat menghubungkan melalui alamat yang tertera. Masuknya
paket dari jaringan publik diarahkan pada jaringan privat dengan mengacu pada tabel dalam
perangkat PAT yang melacak port pairs publik dan privat.
Dalam PAT, baik pengirim pribadi IP dan nomor port diubah; perangkat PAT memilih nomor
port yang akan dilihat oleh host pada jaringan publik. Dalam hal ini, PAT beroperasi pada layer 3
(jaringan) dan 4 (transportasi) dari model OSI , sedangkan NAT dasar hanya beroperasi pada
layer 3.

 NAT STATIC DAN DYNAMIC


NAT STATIC
NAT Static digunakan untuk menerjemahkan 1 IP lokal ke 1 IP global ataupun sebaliknya,
biasanya disebut one to one mapping. Misalnya di kantor ada FTP Server dengan IP
192.168.2.100 yang tentunya IP Address tersebut hanya bisa diakses dari LAN saja karena IP
nya private. Tetapi bila kita berada di luar kantor ingin tetap bisa mengakses FTP Server
tersebut, maka dibuatlah NAT Static dengan mengalokasikan suatu IP Public untuk FTP Server
tersebut, misalnya IP 27.50.25.200, maka template konfigurasinya sebagai berikut ini:
conf t
ip nat inside source static [ip lokal] [ip global]
int [interface ke arah internet/global]
ip nat outside
int [interface ke arah private/lokal]
ip nat inside
contoh konfigurasi:
conf t
ip nat inside source static 192.168.2.100 27.50.25.200
int s0/0/0 <——- misal s0/0/0 interface router ke arah internet
ip nat outside
int fao/o <——- misal fa0/0 interface router ke arah lokal
ip nat inside
Bila ada server lain yang juga ingin bisa diakses dari internet, maka tambahkan baris NAT
Static-nya lagi.
NAT DYNAMIC & DYNAMIC OVERLOAD (PAT)
NAT Dynamic digunakan untuk menerjemahkan beberapa IP lokal ke beberapa IP global
ataupun sebaliknya. Proses penerjemahannya secara dynamic, jadi pada translasi IP nya tidak
selalu sama seperti NAT Static. Ketidakefektifan pada NAT Dynamic adalah jumlah IP global
yang dibutuhkan untuk mentranslasikan IP lokal harus sama (n to n mapping), misalnya kita
ingin mentranslasikan 10 IP lokal ke global maka dibutuhkan 10 IP global/publik. Jika kita
punya 11 IP Private, tapi hanya punya 10 IP Publik sudah dapat dipastikan bahwa ada 1
IP Private yang tidak dapat ditranslasikan pada saat yang bersamaan.
Untuk menanggulangi ketidakefektifan NAT dynamic, muncullah solusi baru yakni NAT
Dynamic Overload atau yang biasa dikenal dengan nama Port Address Translation (PAT). Pada
NAT Overload jumlah IP publik yang dibutuhkan tidak harus sama dengan jumlah IP Private
yang mau ditranslasikan (n to m mapping), bahkan hanya dengan menggunakan 1 IP publik kita
dapat mentranlasikan banyak IP Private.
Untuk konfigurasi di router cisco antara NAT dynamic dan dynamic overload tidak ada
perbedaan, hanya perlu menampahkan kata kunci ” overload “ untuk mengaktifkan fungsi NAT
dynamic overload.
Template konfigurasinya sebagai berikut:
a. Buat ACL untuk IP private yang akan ditranslasikan
access-list [nomor acl] permit [network address lokal] [wildcard mask lokal]
b. Buat NAT Pool untuk ip global/publik yang akan digunakan untuk mentranslasi IP private
ip nat pool [nama pool] [ip global terendah] [ip global tertinggi] netmask [subnet mask ip
global]
c. Terapkan translasi dynamic menggunakan access list dan IP pool yg telah kita buat
ip nat inside source list [nomor/nama acl] pool [nama nat pool] overload
d. Tentukan interface NAT outside dan inside nya
int [interface ke arah internet/global]
ip nat outside
int [interface ke arah private/lokal]
ip nat inside

Anda mungkin juga menyukai