Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia sebagai salah satu faktor produksi mempunyai


peranan yang penting dalam usaha mendukung operasi suatu
perusahaan dalam mencapai tujuannya. Tanpa faktor manusia,
suatu operasi perusahaan tidak mungkin dilakukan. Artinya faktor
manusia merupakan unsur penting dalam suatu perusahaan.
Tanpa tenaga manusia tidak mungkin berbagai kegiatan dalam
suatu perusahaan dapat berjalan dengan baik.

Perusahaan perlu memelihara kesehatan para karyawan,


kesehatan ini menyangkut kesehatan fisik atau mental. Kesehatan
para karyawan yang buruk akan mengakibatkan kecenderungan
tingkat absensi yang tiggi dan produksi yang rendah. Adanya
program kesehatan kerja yang baik akan menguntungkan para
karyawan secara material, karena mereka akan lebih jarang absen
bekerja dengan lingkungan yang menyenangkan, sehingga secara
keseluruhan akan mampu bekerja lebih lama berarti lebih
produktif. Program kesehatan kerja dapat dilakukan dengan
penciptaan lingkungan kerja yang sehat. Hal ini menjaga
kesehatan dari gangguan-gangguan penglihatan, pendengaran,
kelelahan dll. Penciptaan lingkungan kerja yang sehat secara tidak
langsung akan mempertahankan bahkan menigkatkan
produktivitas. Program kesehatan kerja tidak terlepas dari
program keselamatan kerja, karena dua program tersebut tercakup
dalam pemeliharan terhadap karyawan. Keselamatan kerja
merupakan keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat,
alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat

1
kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan.
Keselamatan kerja bersasaran segala tempat kerja, baik di darat,
di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air, maupun di udara.
Keselamatan kerja merupakan sarana untuk pencegahan
kecelakaan, cacat, dan kematian sebagai akibat kecelakaan kerja.
Penyebab kecelakaan kerja ada empat faktor diantaranya: faktor
nasib dari para karyawan, faktor lingkungan fisik para karyawan
seperti mesin, gedung, ruangan, dan peralatan. Faktor kelalaian
manusia dan faktor ketidakserasiaan kombinasi faktor-faktor
produksi yang dikelola perusahaan.
Keselamatan kerja erat bersangkutan dengan peningkatan
produksi dan produktivitas. Keselamatan kerja dapat membantu
peningkatan produksi dan produktivitas atas dasar: Dengan
tingkat keselamatan kerja yang tinggi, kecelakaan-kecelakaan
yang menjadi sebab akibat, cacat dan kematian dapat ditekan
sekecil-kecilnya. Tingkat keselamatan yang tinggi sejalan dengan
pemeliharaan dan penggunaan peralatan kerja dan mesin yang
produktif dan efisien dan bertalian dengan tingkat produksi dan
produktivitas yang tinggi. Kondisi Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) perusahaan di Indonesia secara umum diperkirakan
termasuk rendah. Pada tahun 2005 Indonesia menempati posisi
yang buruk jauh di bawah Singapura, Malaysia, Filipina dan
Thailand. Kondisi tersebut mencerminkan kesiapan daya saing
perusahaan Indonesia di dunia internasional masih sangat rendah.
Indonesia akan sulit menghadapi pasar global karena mengalami
ketidakefisienan pemanfaatan tenaga kerja (produktivitas kerja
yang rendah). Padahal kemajuan perusahaan sangat ditentukan
peranan mutu tenaga kerjanya. Karena itu disamping perhatian
perusahaan, pemerintah juga perlu memfasilitasi dengan
peraturan atau aturan perlindungan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja. Nuansanya harus bersifat manusiawi atau bermartabat.

2
Terkait dengan hal tersebut, PT. Vale Indonesia, Tbk yang
lebih dikenal sebagai PT.Vale, merupakan perusahaan
pertambangan kedua terbesar di dunia dan salah satu perusahaan
publik terbesar di dunia dengan kapitalisasi pasar US $ 120
miliar. Menghasilkan Nikel dalam matte yaitu dari biji laterit di
fasilitas pertambangan dan pengolahan yang terpadu yang terletak
di daerah Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan.
Kebijakan PT. Vale dalam masalah kesehatan dan keselamatan
kerja memberikan suatu landasan untuk bekerja mencapai tujuan
akhir, yaitu peniadaan atau penihilan kesehatan yang buruk dan
cedera akibat hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan. Karena itu
PT. Vale menganggap pentingnya variable program keselamatan
kerja dan kesehatan kerja, hal tersebut dibuktikan dengan adanya
penggunaan alat-alat perlindungan diri seperti sarung tangan dan
masker di tempat kerja, pemakaian helm kerja, ada pengaturan
udara yang cukup, ada petunjuk dan peringatan di tempat kerja.
Selain itu jika di buka penerimaan karyawan baru di PT. Vale,
calon karyawan harus memenuhi persyaratan yaitu salah satunya
ada surat keterangan dari dokter bahwa yang bersangkutan benar-
benar tidak mempunyai penyakit. Jadi, program kesehatan kerja
sudah diperhatikan sejak dini, sebelum mereka diterima sebagai
karyawan di PT. Vale. Dalam program
kesehatan kerjanya, PT. Vale selalu melakukan pemantuan dan
sistem evaluasi pemantuan kerja dalam lingkungan kerja,
meningkatkan kesadaran karyawan terhadap lingkungan kerja
yang yang sehat, meningkatkan investigasi dan inspeksi audit
tentang lingkungan kerja yang sehat. Selain itu tersedianya
pelayanan rumah sakit yang bisa dipergunakan seluruh karyawan
untuk melakukan pemeriksaan Hal tersebut dilakukan untuk
mengantisipasi menurunnya produktivitas yang diakibatkan
sering absen karena sakit ataupun karena kecelakaan kerja.

3
Sedangkan dalam
program keselamatan kerjanya, guna menjaga dan meningkatkan
keselamatan kerja PT. Vale, khususnya yang berada di
Departemen Proses sebelum karyawan melakukan kerjanya
diberikan pengetahuan tentang resiko bahaya di tempat kerja,
memantau penggunaan alat selama bekerja. Salah satu pencapaian
perusahaan dalam keselamatan kerja adalah penerapan program
Major Hazard Standard (MHS). Program MHS, yang kini telah
berjalan selama empat tahun, dirancang untuk secara spesifik
menjawab risiko kecelakaan serius di tempat kerja. Audit yang
dilakukan oleh auditor keselamatan kerja independen yang
dilakukan pada tahun 2008 terhadap standar yang diterapkan pada
program MHS telah membuktikan bahwa keselamatan kerja
dalam lingkungan kerja PT. Vale terus meningkat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana penerapan keselamatan kesehatan kerja di PT.Val,
Tbk

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Mengetahui program keselamatan dan kesehatan kerja di
perusahaan tambang.
1.3.2 Mengetahui manfaat dan tujuan program
Keselamatan dan kesehatan kerja di PerusahaanTambang.
1.3.3 Mengetahui landasan hukum program Keselamatan
dan kesehatan kerja di Perusahaan Tambang.
1.3.4 Mengetahui penerapan program Keselamatan dan
kesehatan kerja di PT. Vale Tbk.

4
1.4 Batasan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah penelitian diatas, maka
batasan masalah ini adalah, bagaimana perlunya menerapkan
manajemen k3 untuk mencegah kecelakaan kerja guna meningkatkan
produktifitas perusahaan.

1.5 Manfaat penelitian


a. Menambah pengetahuan dan wawasan mengenai program
keselamatan dan kesehatan kerja terhadap produktifitas kerja
karyawan dalam perusahaan.
b. Bagi mahasiswa Uniba, khusu nya D4-K3 agar bisa menjadi
referensi untuk penelitian selanjutnya.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja


2.1.1 Pengertian Program Kesehatan Kerja
Program kesehatan kerja merupakan suatu hal yang penting dan
perlu diperhatikan oleh pihak pengusaha. Karena dengan adanya
program kesehatan yang baik akan menguntungkan para karyawan
secara material, karena karyawan akan lebih jarang absen, bekerja
dengan lingkungan yang lebih menyenangkan, sehingga secara
keseluruhan karyawan akan mampu bekerja lebih lama.
Program kesehatan kerja menunjukkan pada kondisi yang bebas
dari gangguan fisik, mental, emosi atau rasa sakit yang disebabkan
oleh lingkungan kerja. Resiko kesehatan merupakan faktor-faktor
dalam lingkungan kerja yang bekerja melebihi periode waktu yang
ditentukan. Lingkungan yang dapat membuat stress emosi atau
gangguan fisik (A. Anwar Prabu Mangkunegara, 2001:161).
Program kesehatan kerja dapat dilakukan dengan penciptaan
lingkungan kerja yang sehat. Hal ini menjaga kesehatan dari gangguan-
gangguan penglihatan, pendengaran, kelelahan, dan sebagainya.

6
Penciptaan lingkungan kerja yang sehat secara tidak langsung akan
mempertahankan atau bahkan meningkatkan produktivitas (Tulus
Agus, 2002:159).
Upaya kesehatan kerja adalah upaya penyerasian antara
kapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan kerja agar setiap pekerja
dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan dirinya sendiri
maupun masyarakat di sekelilingnya, agar diperoleh produktivitas
kerja yang optimal (UU Kesehatan Tahun 1992 Pasal 23 dalam
Buchari, 2007.)
Bekerja diperlukan usaha-usaha untuk meningkatkan kesehatan
kerja, adapun usaha-usaha untuk meningkatkan kesehatan kerja (A.
Anwar Prabu Mangkunegara, 2001:162) adalah sebagai berikut:
a. Mengatur suhu, kelembaban, kebersihan udara, penggunaan warna
ruangan kerja, penerangan yang cukup terang dan menyejukkan,
dan mencegah kebisingan.
b. Mencegah dan memberikan perawatan terhadap timbulnya
penyakit.
c. Memelihara kebersihan dan ketertiban, serta keserasian
lingkungan kerja.

Kesehatan kerja meliputi berbagai upaya penyerasian antara


pekerja dengan pekerjaan dan lingkungan kerjanya baik fisik maupun
psikis dalam hal cara atau metode kerja, proses kerja dan kondisi yang
bertujuan untuk :

a. Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan kerja masyarakat


pekerja di semua lapangan kerja setinggi-tingginya baik fisik,
mental maupun kesejahteraan sosialnya.
b. Mencegah timbulnya gangguan kesehatan pada masyarakat
pekerja yang diakibatkan oleh keadaan/kondisi lingkungan
kerjanya.

7
c. Memberikan pekerjaan dan perlindungan bagi pekerja di dalam
pekerjaannya dari kemungkinan bahaya yang disebabkan oleh
faktor-faktor yang membahayakan kesehatan.
d. Menempatkan dan memelihra pekerja disuatu lingkungan
pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan fisik dan psikis
pekerjanya.

2.1.2 Pengertian Program Keselamatan Kerja

Perlindungan tenaga kerja meliputi beberapa aspek dan salah


satunya yaitu perlindungan keselamatan. Perlindungan tersebut
bermaksud agar tenaga kerja secara aman melakukan kerjaannya sehari-
hari untuk meningkatkan produksi dan produktivitas. Tenaga kerja
harus memperoleh perlindungan dari

berbagai soal disekitarnya dan pada dirinya yang dapat menimpa atau
mengganggu dirinya serta pelaksanaan pekerjaannya.
Pengertian program keselamatan
kerja adalah “Keselamatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya
untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun
rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya,
hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur (A.
Anwar Prabu Mangkunegara, 2002:163). Menurut Suma’mur (2000:01)
keselamatan kerja merupakan sarana untuk pencegahan kecelakaan
cacat dan kematian akibat kecelakaan kerja. Keselamatan kerja
merupakan tindakan pencegahan yang mengacu pada dukungan

8
manajemen puncak dalam pelaksanaan kebijakan perusahaan, dan
menciptakan suasana kerja yang aman dan damai bagi para karyawan
yang

bekerja di perusahaan.

Penyebab kecelakaan kerja ada 4 faktor diantaranya:

a. Faktor nasib karyawan;


b. Faktor lingkungan fisik para karyawan, seperti mesin-mesin,
gedung, ruangan, peralatan;
c. Faktor kelalaian manusia dan;
d. Faktor ketidakserasian kombinasi faktor-faktor produktivitas yang
dikelola dalam perusahaan (John Soeprihanto, 2000:47)

Penyebab utama terjadinya kecelakaan kerja, hal ini termasuk


seperti: (Dessler, 2007:278)
a. Peralatan yang tidak terjaga dengan baik.
b. Peralatan yang rusak.
c. Prosedur berbahaya di dalam, pada atau di sekitar mesin/peralatan.
d. Penyimpann yang tidak aman-kepadatan, kelebihan beban.
e. Penerangan yang tidak tepat cahaya yang menyorot / tidak cukup.
f. Ventilasi yang tidak baik –pertukaran udara yang tidak cukup, sumber
udara yang tidak murni.
Lebih lanjut menurut A. Anwar Prabu Mangkunegara
(2002:170), bahwa indikator penyebab keselamatan kerja adalah:
a. Keadaan Tempat Lingkungan Kerja
b. Penyusunan dan penyimpanan barang-barang yang berbahaya kurang
diperhitungkan keamanannya.
c. Ruang kerja yang terlalu padat dan sesak.
d. Pembuangan kotoran dan limbah yang tidak pada tempatnya.
e. Pemakaian Peralatan Kerja
f. Pengaman peralatan kerja yang sudah usang atau rusak.

9
g. Penggunaan mesin, alat elektronik tanpa pengaman yang baik,
pengaturan penerangan.

2.2 Manfaat dan Tujuan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Menurut Randall dan Jackson (1999:224), peningkatan-peningkatan


terhadap kesehatan dan keselamatan kerja dalam perusahaan akan
menghasilkan:

1. Meningkatnya produktivitas karena menurunnya jumlah hari kerja yang


hilang.
2. Meningkatnya efisiensi dan kualitas pekerja yang lebih berkomitmen.
3. Menurunya biaya-biaya kesehatan dan asuransi.
4. Tingkat kompensasi pekerja dan pembayaran langsung lebih rendah karena
menurunnya pengajuan klaim.
5. Fleksibilitas dan adaptabilitas yang lebih besar sebagai akibat dari
meningkatnya partisipasi dan rasa kepemilikan.
6. Rasio seleksi tenaga kerja yang lebih baik karena meningkatnya citra
perusahaan.

Sedangkan tujuan dari keselamatan dan kesehatan adalah sebagai


berikut (Mangkunegara, 2002:165):

1. Setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik


secara fisik, sosial, dan psikologis.
2. Setiap perlengkapan dan peralatan kerja dignakan sebaik-baiknya, selektif
mungkin.
3. Semua hasil produksi dipelihara keamanannya.
4. Adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi
pegawai.
5. Meningkatnya kegairahan, keserasian kerja dan partisipasi kerja.
6. Terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atau
kondisi kerja.

10
7. Setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja.

2.3 Landasan Hukum Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Secara historis landasan hukum pelaksanaan program kesehatan dan


keselamatan kerja mengalami perubahan dan penyempurnan.

Beberapa Landasan Hukum yang berkaitan dengan pelaksanaan


Program Kesehatan dan Keselamatan di setiap tempat kerja atau perusahaan
yaitu (Konradus Danggur, 2006 : 43)

1. UU No. 01 Tahun 1970, Lembaran Negara Tahun 1970 No. 01,


tambahan Lembaran Negara No. 2918. Tentang Keselamatan Kerja pada
dasarnya merupakan payung dari semua peraturan perundang-undangan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Indonesia. Tujuan pelaksanaan
program keselamatan kerja menurut UU No. 01 Tahun 1970 adalah:
a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.
b. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran.
c. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan.
d. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu
kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya.
e. Memberikan pertolongan pada kecelakaan.
f. Memberi alat-alat perlindungan kepada para pekerja.
g. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebarluasnya suhu,
kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin , cuaca,
sinar atau radiasi, suara dan getaran.
h. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja, baik
fisik maupun psikhis, peracunan, infeksi, dan penularan.
i. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.
j. Menyelenggarakan suhu dan kelembaban udara yang baik.
k. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup.
l. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban.

11
m. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, cara dan
proses kerjanya.
n. Mengamankan dan memperlancar pengangkatan orang, binatang,
tanaman atau barang.
o. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.
p. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat,
perlakuan dan penyimpanan barang.
q. Mencegah terkena aliran listrik.
r. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada
pekerjaan yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
2. UU No. 23 Tahun 1992
Dalam UU No. 23 Tahun 1992, Lembaran Negara Tahun 1992
No. 100 tentang Kesehatan, pasal 23 ayat ( 1 ) menyebutkan bahwa
kesehatan kerja diselenggarakan untuk mewujudkan produktivitas kerja
yang optimal. Kesehatan kerja meliputi pelayanan kesehatan tenaga
kerja, pencegahan penyakit akibat kerja dan syarat kesehatan kerja ayat
( 2 ), karena itu setiap tempat kerja harus melaksanaan upaya kesehatan
kerja ayat ( 3 ), agar tidak terjai gangguan kesehatan pada pekerja,
keluarga, masyarakat, dan lingkungan sekitarnya.

3. UU No. 03 Tahun 1992


UU No. 03 Tahun 1992 tentang Penjaminan Sosial Tenaga
Kerja dan Kepres RI no. 22 Tahun 1993 tentang penyakit yang timbul
akibat hubungan kerja . Dalam pasal 1 UU No. 03 Tahun 1992
dijelasan definisi tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja ( Jamsostek ),
tenaga kerja, pengusaha, perusahaan, kecelakaan kerja dan sebagainya.
Ayat 1, Jaminan Sosial Tenaga Kerja, adalah suatu perlindungan bagi
tenaga kerja dalam bentuk santunan berupa uang sebagai pengganti
sebagian dari penghasilan yang hilang atau berkurang dan pelayanan
sebagai akibat peristiwa atau keadaan yang dialami oleh tenaga kerja
berupa kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua, dan meninggal

12
dunia. Ayat 6, Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi
berhubungan dengan kerja, termasuk penyakit yang timbul karena
hubungan kerja, demikian pula kecelakaan yang terjadi dalam
perjalanan berangkat dari rumah menuju ke tempat kerja dan pulang ke
rumah melalui jalan yang biasa atau wajar dilalui. Ayat 9, Pemeliharaan
kesehatan adalah upaya penanggulangan dan pencegahan gangguan
kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan termasuk
kehamilan dan persalinan.

2.4 Penerapan Program K3 di PT. Vale, Tbk

Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang terdapat di

PT.Vale, Tbk.

2.4.1 Program Kesehatan Kerja


Pada tahun 2011, PT Vale menginvestasikan lebih dari AS $5
juta untuk inisiatif-inisiatif di bidang pendidikan, kesehatan,
kesejahteraan dan pengembangan masyarakat. Perseroan juga
berinvestasi dalam berbagai program pengurangan emisi sulfur.
Kewajiban diestimasi atas imbalan kerja, Kewajiban diestimasi atas
imbalan kerja mencakup imbalan kerja yang terkait dengan Undang-
Undang Ketenagakerjaan dan imbalan kesehatan pasca kerja. Perseroan
memperoleh persetujuan dari Menteri Keuangan dalam Surat
Keputusan No. Kep 434/KM.17/1997 tanggal 31 Juli 1997, yang
diumumkan dalam lembaran negara No. 73/1997 tanggal 12
Septermber 1997, untuk mendirikan Dana Pensiun International Nickel
Indonesia, suatu dana pensiun yang dikelola secara tersendiri, dimana
karyawan tertentu yang diterima sebagai karyawan sebelum 1 Januari
2011 yang telah memiliki persyaratan masa kerja yang disyaratkan
berhak untuk memperoleh imbalan tertentu, apabila karyawan tersebut
pensiun, cacat, atau meninggal dunia. Perseroan juga telah menunjuk

13
pihak ketiga untuk mengelola program kesehatan pasca kerja melalui
mekanisme pembayaran iuran bulanan.
Melakukan pemantuan dan sistem evaluasi pemantuan kerja
dalam lingkungan kerja, meningkatkan kesadaran karyawan terhadap
lingkungan kerja yang sehat, meningkatkan investigasi dan inspeksi
audit tentang lingkungan
kerja yang sehat. Selain itu tersedianya pelayanan rumah sakit yang
bisa dipergunakan seluruh karyawan untuk melakukan pemeriksaan.
Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi menurunnya produktifitas
yang diakibatkan sering absen karena sakit ataupun karena kecelakaan
kerja. Serta biaya pengobatan, dirawat, dioperasi, dan sebagainya
menjadi tanggung jawab perusahaan.

2.4.2 Program Keselamatan Kerja


PT. Vale menganggap pentingnya variabel Program
Keselamatan Kerja, hal tersebut dibuktikan dengan adanya penggunaan
alat-alat perlindungan diri seperti sarung tangan dan masker di tempat
kerja, pemakaian helm kerja, ada pengaturan udara yang cukup, ada
petunjuk dan peringatan di tempat kerja.
Khususnya yang berada di Departemen Proses bagian Converter
sebelum karyawan melakukan kerjanya diberikan pengetahuan tentang
resiko bahaya di tempat kerja, memantau penggunaan alat selama
bekerja. Pemimpin-pemimpin operasional di PT. Vale menerima
pelatihan ekstensif untuk mengidentifikasi potensi bahaya dan mereka
bertanggung jawab untuk menjadi panutan bagi angota tim mereka.
Metodologi yang digunakan termasuk Audit Keselamatan Tingkat
Tinggi, yang dilakukan secara rutin untuk memastikan area kami
beroperasi sesuai dengan standar keselamatan secara konsisten, dan
hasil dari audit-audit tersebut menjadi kriteria evaluasi dari Employee
Performance Scorecards. Selain itu, Perseroan juga mengintegrasikan
Major Hazard Standards kami dengan standar global Vale, dan dengan

14
menyediakan pelatihan tambahan bagi para pemimpin dan karyawan
yang terlibat dalam aspek operasional yang memiliki risiko tambahan.
Pencapaian di bidang kesehatan lingkungan dan keselamatan selama
2011 termasuk keberhasilan PT. Vale mencapai 13 juta jam kerja tanpa
Lost Time Injury. Ini adalah pencapaian kelas dunia, dan karyawan PT.
Vale berhak atas ucapan selamat. Investasi pada karyawan terlihat jelas
lebih dari 110.000 jam-karyawan yang didedikasikan untuk aktivitas
pelatihan dan pengembangan karyawan. Ini adalah peningkatan
sebanyak 21.000 jam karyawan atau 24 persen dari tahun sebelumnya.

2.5 Pentingnya Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja bagi PT.


Vale Tbk.
Dari enam nilai-nilai – yang juga ditegakkan di semua
organisasi PT. Vale lainnya di seluruh dunia, yang pertama dan paling
penting adalah “hidup sangat berharga”. Kami telah membuat
Kesehatan dan Keselamatan para karyawan kami prioritas nomor satu.
Lebih dari sekedar retorika, kami membuat prosedur dan proses
Kesehatan dan Keselamatan menjadi instrumental, dan memberdayakan
karyawan-karyawan kami untuk berperan sebagai teladan dalam
mempraktekkan hal tersebut secara efektif dan konsisten. Pendekatan
kami terhadap Kesehatan dan Keselamatan dimulai dengan
menimbulkan kesadaran terhadap berbagai macam risiko dan
pentingnya mengurangi risiko tersebut.
Pada bulan Februari 2011, gempa bumi dan badai petir di
Sorowako mengganggu produksi. Akibat dari peristiwa alam ini,
sambungan listrik dan beberapa fasilitas kami terganggu sehingga
menyebabkan penghentian produksi sementara.
PT. Vale tidak akan pernah mengkompromikan keselamatan
karyawannya, sehingga semua kegiatan operasi dihentikan hingga kami
menyelesaikan seluruh prosedur yang dibutuhkan untuk memastikan
operasi yang benar dan aman sebelum dimulai kembali.

15
Berikut ini adalah beberapa pencapaian PT Vale selama 2011:

Keselamatan:

1. Implementasi PT. Vale Critical Activity Requirement (CAR).


94,9% tingkat kepatuhan terhadap CAR, dan 100% tingkat kepatuhan
hukum. Audit ini dilaksanakan oleh pihak ketiga yang ditunjuk oleh PT.
Vale.
2. Mencatat 1,62 Total Reported Incident Frequency Rate (TRIFR)
3. 26 kasus Total Reported Incident (TRI).
4. Implementasi Modul Safety - SAP (SAP – Modul Safety).

Kesehatan:

1. Implementasi SAP – Modul Industrial Hygiene.


2. Penelitian mengenai Asbes di dalam bijih mineral.
3. Program pemantauan resiko terekspos paparan kerja terhadap Resiko
Kesehatan Kerja kuantatif.
4. Melanjutkan pemantauan ruang kerja dalam rangka pemantauan kondisi
kerja dan kepatuhan peraturan yang berlaku.

Kebakaran dan Penanganan Kondisi Darurat:

1. Berpartisipasi dalam Pekan National Fire and Rescue.


2. Mendapat 2 Medali Emas untuk Penyelamatan dari Sudut Tinggi dan
Latihan Kebugaran Pemadam Kebakaran; dan 1 medali perak untuk
kategori Pemadaman Kebakaran.

Selain keuntungan yang luar biasa bagi PT. Vale dan tetangga-tetangga
kami, kami dengan bangga melaporkan bahwa proyek ini menghasilkan 9,4
juta jam kerja tanpa kecelakaan.

16
17
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan lokasi penelitian


Penelitian ini di lakukan pada tanggal 15 April 2015 sampai
20 Mei 2015 dan berlokasi pada PT. Vale,Tbk
3.2 Sumber Data
Data dalam penelitian ini didapat dari hasil investigasi HSE
3.3 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah data
sekunder,
3.1 Data sekunder
Data yang digunkan di dapat dari sumber-sumber yang
dapat di percaya kebenaran nya (Akurat) yang berasal
dari HSE di PT. Vale,Tbk
3.5 Metode Wawancara
3.5.1 Wawancara Struktur
Kurangnya permasalahan pemahaman program
perencanaan keselamatan dan kesehatan keja.
3.5.2 Wawancara secara tidak terstruktur
Wawancara bebas yang tidak menggunakan pedoman

18
3.6 Bagan Alir penelitian
Laporan ini disusun secara sistematis sebagai berikut

a. Kesimpulan dan saran

Keselamatan dan kesehatan kerja sangat penting dalam


pembangunan karena sakit dan kecelakaan kerja akan menimbulkan

19
kerugian ekonomi(lost benefit) suatu perusahaan,kerugian pada diri
pekerja, bahkan kerugian pada negara. Olh karena itu keselamatan
dan kesehatan kerja harus dikelola secara maksimal bukan saja oleh
tenaga kesehatan tapi seluruh masyarakat khususnya masyarakat
pekerja di pertambangan tersebut guna meminimalisir segala
kerugian yang dapat terjadi

DAFTAR PUSTAKA

Mar'ati, S. 2008. Program K3 dan Produktivitas Kerja, [pdf],

(http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/4095/Bab
%201-%20Bab%206.pdf?sequence=2, diakses tanggal 21 Desember
2014)
PT. Vale Tbk, 2012. Annual Report,

(http://www.indonesia-investments.com/upload/documenten/vale-
indonesia-annual-report-2012.pdf, diakses tanggal 21 Desember 2014)
Kampung Miners, 2012. K3 Pertambangan,

(http://kampungminers.blogspot.com/2012/11/k3-pertambangan.html,
diakses tanggal 21 Desember 2014)

20
LAMPIRAN 1

WAWANCARA PENELITIAN

PERENCANAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)


PADA PERUSAHAAN TAMBANG DI PT.VALE, Tbk

Hari / Tanggal observasi :

21
Perusahaan :

Narasumber :

Observer :

no Pertanyaan Jawaban

1 Menurut anda, apakah penerapan


keselamatan kesehatan kerja sudah sesuai
prosedur ?

2 Apakah prosedur kerja sudah memenuhi


sop yang berlaku ?

3 Apakah anda, sudah memahami program


keselamatan dan kesehatan kerja di
perusahaan anda ?

4 Bagaimana penerapan keselamatan dan


kesehatan kerja di perusahaan tempat anda
bekerja ?

5 Apakah APD di tempat anda bekerja sudah


sesuai dengan SOP ?

22

Anda mungkin juga menyukai