BAB III
Air Defence Identification Zone (ADIZ) adalah suatu ruang udara tertentu
dari berbagai bentuk ancaman. Hal inilah yang melatarbelakangi banyak negara
atau Air Defense Identification Zone (ADIZ). Kawasan ADIZ tersebut dapat
Udara, adalah wilayah udara suatu negara yang melintasi suatu daratan atau
42
Markas Besar TNI AU, Buku Panduan Perwira Hukum Tentara Nasional Indonesia
Angkatan Udara, Jakarta, 2000, hal. 8.
43
Hipatioss.blogspot.co.id/2015/02/hukum-ruang-udara-dan-ruang-
angkasa.html?view=sidebar (diakses tanggal 1 Maret 2016)
44
Ruwantissa Abeyratne, In Search of Theoretical Justification for ADIZ, Springer
Science+Business Media, LLC 2011.
Universitas Sumatera Utara
50
ruang udaranya sebagai daerah bahaya, daerah terbatas, dan daerah terlarang
Biasanya daerah ini adalah daerah militer atau daerah latihan atau daerah-
dalam sistem pertahanan udara bagi suatu negara, dimana zona tersebut pada
hingga mencapai ruang udara di atas laut bebas yang berbatasan dengan negara
memperluas kedaulatan negara pemilik ADIZ atas laut bebas yang tecakup dalam
ADIZ negara itu. yaitu setiap pesawat udara yang terbang menuju negara Amerika
Serikat atau Kanada dalam jarak 200 mil harus menyebutkan jati diri pesawat
udara. Hal ini dilakukan untuk keamanan negara dari bahaya yang datang melalui
ruang udara. ADIZ adalah wilayah di mana semua pesawat terbang sipil atau
militer. Sistem pelaporannya berbeda dengan sistem pengaturan lalu lintas udara
sipil. Karena tujuannya untuk pertahanan udara di wilayah negara, tentu saja
Universitas Sumatera Utara
51
sistem ini didukung oleh sistem radar yang terkoneksi dengan sistem persenjataan
diperkenalkan oleh Amerika Serikat pada bulan Desember 1950, semasa perang
Korea. Lima bulan kemudian Canada juga mengeluarkan sejumlah peraturan yang
diberi nama : Rules for the Security Control of Air Traffic. Sama dengan Amerika
Serikat, peraturan yang dikeluarkan oleh Canada itu maksudnya untuk, in the
(CADIZ).
National Interest mereka. Dengan adanya ADIZ maka, Setiap pesawat yang
masuk ke dalam wilayah ADIZ tersebut, harus meminta izin atau mendapat izin
dari Negara tersebut. Jika tidak maka akan dianggap sebagai ancaman. AS sendiri
serangan dari Uni Soviet. Sampai saat ini, AS sudah memiliki lima zona ADIZ
mereka yaitu: Zona Pantai Timur, Pantai Barat, Alaska, Hawaii, dan Guam.45
45
Foreignaffairs.Com/Articles/140367/David-A-Welch/Whats-An-Adiz (diakses pada
13 Maret 2016
Universitas Sumatera Utara
52
Internasional
dalam Konvensi Chicago yang menyatakan: the contracting States recognize that
every State has complete and exclusive sovereignty over the airspace above its
territory. Hukum internasional tidak memberikan hak untuk lintas damai melalui
ruang udara, dan untuk memasuki ruang udara suatu negara dibutuhkan ijin dari
negara dimana wilayah udaranya akan dimasuki. Ruang udara sepenuhnya tunduk
kepada kedaulatan (sovereignty) yang lengkap dan eksklusip dari negara kolong
Konvensi Chicago 1944 tidak ada satupun pasal yang mengatur mengenai
batas wilayah udara yang dapat dimliki oleh suatu negara bawah baik secara
khususnya pada kata “complete and exclusive”. Namun pada Pasal 2 Konvensi
adalah negara yang berada di bawah ruang udara mempunyai hak secara penuh
atau utuh untuk mengatur ruang udara yang berada di atasnya, dan pada Pasal 3
46
Ida Bagus Rahmadi Supancana, Peranan Hukum Dalam Pembangunan
Kedirgantaraan, Jakarta : CV Mitra Karya, 2003, hal. 294
Universitas Sumatera Utara
53
negara lain yang ingin memasuki wilayah udara suatu negara harus meminta izin
setiap negara memiliki batas kedaulatan di wilayah udara secara horisontal adalah
sama dengan seluas wilayah darat negaranya, sedangkan negara yang berpantai
batas wilayah negara akan bertambah yaitu dengan adanya ketentuan hukum yang
diatur di dalam Article 3 United Nations Convention on the Law Of the Sea (1982)
yang menyebutkan setiap negara pantai dapat menetapkan lebar laut wilayahnya
sampai maksimum 12 mil laut yang diukur dari garis pangkal (base line). Yaitu
dengan cara luas daratan yang berdasarkan perjanjian perbatasan dengan negara
Begitu pula dalam hal apabila laut wilayah yang berdampingan atau
berhadapan dengan milik negara tetangga yang kurang dari 2 x 12 mil laut, maka
perjanjian antar negara tetangga seperti halnya dalam hukum laut internasional.
Tetapi ada beberapa negara seperti Amerika Serikat dan Kanada mengajukan
udara.
dari berbagai bentuk ancaman. Hal inilah yang melatarbelakangi banyak negara
Universitas Sumatera Utara
54
atau ADIZ. Kawasan ADIZ tersebut dapat ditetapkan merentang jauh keluar
negara dalam upaya mendeteksi bahaya-bahaya yang mungkin datang dari udara.
daerah bahaya, daerah terbatas, dan daerah terlarang untuk semua penerbangan.
Biasanya daerah ini adalah daerah militer atau daerah latihan atau daerah-daerah
daerah tertentu lainnya. ADIZ merupakan zona bagi keperluan identifikasi dalam
sistem pertahanan udara bagi suatu negara, dimana zona tersebut pada umumnya
mencapai ruang udara di atas laut bebas yang berbatasan dengan negara tersebut,
kedaulatan negara pemilik ADIZ atas laut bebas yang tecakup dalam ADIZ negara
itu. yaitu setiap pesawat udara yang terbang menuju negara Amerika Serikat atau
Kanada dalam jarak 200 mil harus menyebutkan jati diri pesawat udara. Hal ini
dilakukan untuk keamanan negara dari bahaya yang datang melalui ruang udara.
ADIZ adalah wilayah di mana semua pesawat terbang sipil atau militer yang
pelaporannya berbeda dengan sistem pengaturan lalu lintas udara sipil. Karena
tujuannya untuk pertahanan udara di wilayah negara, tentu saja sistem ini
Universitas Sumatera Utara
55
menyatakan: „the contracting States recognize that every State has complete and
exclusive sovereignty over the airspace above its territory”. Hukum internasional
tidak memberikan hak untuk lintas damai melalui ruang udara, dan untuk
memasuki ruang udara suatu negara dibutuhkan izin dari Chicago 1944 mengenai
ada satupun pasal yang mengatur mengenai batas wilayah udara yang dapat
dimiliki oleh suatu negara bawah baik secara horisontal maupun secara vertikal.
Kembali kepada Pasal 1 Konvensi Chicago khususnya pada kata “ complete and
exclusive ”, maka timbullah pertanyaan apakah yang dimaksud dengan kata ini
bahwa kedaulatan negara di ruang udara dapat digunakan dan dilaksanakan secara
pada Pasal 2 Konvensi Chicago 1944 menjelaskan apakah yang dimaksud dengan
penuh (complete) adalah negara yang berada di bawah ruang udara mempunyai
hak secara penuh atau utuh untuk mengatur ruang udara yang berada di atasnya,
47
Ida Bagus Rahma Supancana, Peranan Hukum Dalam Pembangunan Kedirgantaraan,
Jakarta, CV Mitra Karya, 2003, hal. 294
Universitas Sumatera Utara
56
dan pada Pasal 3 Konvensi Chicago 1944 yang dimaksud dengan eksklusif
(exclusive) adalah negara lain yang ingin memasuki wilayah udara suatu negara
kedaulatan di wilayah udara. Wilayah udara secara horisontal adalah sama dengan
seluas wilayah darat negaranya, sedangkan negara yang berpantai batas wilayah
negara akan bertambah yaitu dengan adanya ketentuan hukum yang diatur di
dalam Article 3 United Nations Convention on the Law Of the Sea (1982) yang
menyebutkan setiap negara pantai dapat menetapkan lebar laut wilayahnya sampai
maksimum 12 mil laut yang diukur dari garis pangkal (base line), yaitu dengan
cara luas daratan yang berdasarkan perjanjian perbatasan dengan negara tetangga
dan ditambah dengan Pasal 3 Konvensi Hukum Laut 1982. Begitu pula dalam hal
apabila laut wilayah yang berdampingan atau berhadapan dengan milik negara
tetangga yang kurang dari 2 x 12 mil laut, maka penyelesaian masalah batas
wilayah udara secara horisontal adalah melalui perjanjian antar negara tetangga
seperti halnya dalam hukum laut internasional. Tetapi ada beberapa negara seperti
Amerika Serikat dan Kanada mengajukan secara sepihak untuk menetapkan jalur
identifikasi dalam sistem pertahanan udara bagi suatu negara, dimana zona
tersebut pada umumnya terbentang mulai dari wilayah territorial negara yang
bersangkutan hingga mencapai ruang udara di atas laut bebas yang berbatasan
Universitas Sumatera Utara
57
dengan negara tersebut. Pada dasarnya ADIZ merupakan sarana penunjang sistem
pertahanan udara nasional. Dasar hukum pendirian ADIZ adalah asas bela diri
(self defence) yang diakui dalam Pasal 51 Piagam PBB. 48 Hak negara untuk
menggunakan senjata untuk mempertahankan diri dari kekuatan dari luar (negara
law). Hak untuk membela diri yang dimaksud dalam piagam PBB pada
Pasal 51 piagam PBB tersebut bukan semata-mata menciptakan hak tetapi secara
eksplisit hak membela diri itu memang diakui menurut prinsip-prinsip Hukum
Internasional. Hak untuk membela diri yang diatur dalam piagam PBB Pasal 51.
Pasal itu berbunyi: “Nothing in the present Charter shall impair the inherent right
Member of the United Nations, until the Security Council has taken measures
to the Security Council and shall not in any way affect the authority and
responsibility of the Security Council under the present Charter to take anytime
Meskipun redaksional hak membela diri (self defence) tersirat dalam bunyi
pasal tersebut, namun dalam travaux prepatoires dinyatakan bahwa hak tersebut
48
Yuwono Agung Nugroho, Kedaulatan Wilayah Udara Indonesia, Jakarta, Bumi
Intitama, 2006, hal. 94-95.
Universitas Sumatera Utara
58
menyebutkan cara yang dapat dilakukan untuk melaksanakan hak membela diri.
Pasal ini sering dikaitkan dengan hak untuk menggunakan kekerasan bersenjata
secara terbatas. Rosalyn Higgins misalnya berpendapat bahwa piagam PBB telah
hak membela diri baik secara individual maupun kolektif. PBB juga
menuntut hak hukum serta mencapai keadilan sosial dan politik. Beberapa sarjana
membela diri tersebut dengan meluaskan maknanya menjadi melindungi diri (self
untuk membela diri bukan membatasinya. Menurutnya tidak ada hubungan antara
serangan bersenjata dengan hak membela diri. Tidak ada negara yang dapat
menunggu hingga ada serangan bersenjata baru dapat membela diri. Selain itu
ADIZ juga diatur dalam Document 9426-AN/924 First Edition 1984 ICAO, pada
Selain itu, dasar hukum pendirian ADIZ adalah praktek internasional yang
internasional merupakan salah satu sumber hukum yang diakui oleh negara-negara
sikap dan tindakan yang diambil terhadap suatu persoalan. Bila suatu negara
49
Priyatna Abdurrasyid, Pengantar Hukum Ruang Angkasa dan Space Treaty 1967,
Binacipta, Bandung, 1977, hal. 103
Universitas Sumatera Utara
59
mengambil suatu kebijakan dan kebijakan tersebut diikuti oleh negara-negara lain
dan dilakukan berkali-kali serta tanpa adanya protes atau tantangan dari pihak lain
Serikat dan Kanada menerapkan ADIZ untuk wilayah udaranya, pada tanggal 23
Penggunaan ruang dan aset udara untuk target pencapaian tujuan militer
saat invasi Irak telah menandai secara signifikan pentingnya penguasaan ruang
dan kekuatan udara. Penguasaan atas ruang udara terkait juga pada kewenangan
untuk menetapkan ADIZ yang hingga saat ini tidak diatur oleh lembaga
internasional. Dasar penerapan ADIZ adalah terjaminnya hak suatu negara untuk
menciptakan prakondisi bagi setiap pergerakan udara. Dengan itu, pesawat apa
pun yang mendekati sebuah wilayah udara nasional dapat diminta untuk
menetapkan ”extended ADIZ zone” yang melampaui wilayah udara negara lain
untuk memberikan lebih banyak waktu untuk memantau dan menindak pesawat
asing berawak atau tidak yang ditengarai memiliki potensi berbahaya. ADIZ
Norwegia, Inggris, RRC, Korea Selatan, dan ROC. Umumnya, zona ADIZ
mencakup wilayah tak terbantahkan atas kedaulatan suatu negara dan tidak
50
Lautanopini.com/2014/03/08/jalinan-adiz-dan-keamanan-kawasan/(diakses tanggal 1
Maret 2016)
Universitas Sumatera Utara
60
negara pesisir untuk menerapkan prosedur ADIZ bagi pesawat asing untuk
(1972 dan 2010). Korea Selatan baru memperluas zona identifikasi wilayah udara
pada akhir 2013. Selain menetapkan ADIZnya di Laut China Timur, secara tegas
China juga mewajibkan semua pesawat sipil dan nonsipil untuk mengidentifikasi
penerapan ADIZ dan aturan mainnya merupakan reaksi atas aksi kebijakan AS di
AS antara lain pesawat tempur F- 35, Sistem Tempur Aegis, serta pesawat
dan memiliki sistem identifikasi otomatis yang jelas akan menjadi senjata mata-
mata utama tak berawak. IMQ-C4 akan mulai beroperasi pada 2015 dengan lima
51
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
61
basis operasi untuk mengawasi Laut China Selatan, Laut China Timur, dan Korea
Utara, dari ketinggian 60.000 kaki selama 24 jam nonstop. Australia yang menjadi
aliansi utama AS di kawasan sudah sejak lama juga mengoperasikan satelit stasiun
surveillanceECHELON.
dapat digunakan oleh Presiden SBY untuk menetapkan ADIZ Indonesia segera
dan psikologis karena seorang pemimpin hebat harus mampu berorientasi pada
kawasan. CADIZ dapat merupakan bagian dari strategi China untuk dapat
dipastikan akan terseret dalam konflik atas ADIZ, di mana bobot kredibilitas
aliansi AS untuk menjaga stabilitas kawasan akan diuji. Misalnya seberapa jauh
AS akan berpihak pada Jepang atau Taiwan dalam sengketa militer serta
bagaimana memainkan One China Policyatas Taiwan yang menjadi peace maker
Universitas Sumatera Utara
62
utama di konflik Laut China Timur atas inisiatif Presiden Taiwan Ma Ying Jeaou
(2012).52
Indonesia atas ruang udara nasionalnya sendiri yang terabaikan. ”Claiming what is
inisiasi unilateral ADIZ harus didorong oleh kepercayaan diri Indonesia untuk
atas ruang udara. Pemimpin Indonesia perlu meniru kepercayaan diri Jepang
dengan ADIZ-nya yang tumpang tindih dengan Taiwan. ADIZ antara Taiwan dan
menjadikan daerah timur masuk ke wilayah Jepang dan daerah barat masuk ke
wilayah ke Taiwan. ADIZ Jepang telah memperluas areanya hingga 12 mil laut
dari baseline. Terkait klaim sepihak itu, PM Jepang Yukio Hatoyama tegas
kebijaksanaan tiap negara sehingga wajar bagi Jepang untuk tidak meminta
Indonesia.
Penerapan ADIZ Indonesia terbentang di atas Pulau Jawa, Pulau Bali dan
sebagian wilayah Nusa Tenggara Barat dengan luas keseluruhan berbentuk empat
52
Ibid
Universitas Sumatera Utara
63
persegi panjang dengan ukuran lebar dari utara ke selatan 180 NM, dan
53
Buku Dasar-Dasar Hukum Udara Bagi Pelaksanaan Operasi Udara TNI AU. Cetakan
IV Tahun 2011
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
PENGATURAN AIR DEFENCE IDENTIFICATION ZONE (ADIZ)
SEBAGAI PERWUJUDAN KEDAULATAN TERITORIAL
DITINJAU DARI KONVENSI PARIS 1919
identifikasi dalam sistem pertahanan udara bagi suatu negara, dimana zona
tersebut pada umumnya terbentang mulai dari wilayah territorial negara yang
bersangkutan hingga mencapai ruang udara di atas laut bebas yang berbatasan
dengan negara tersebut. Pada dasarnya ADIZ merupakan sarana penunjang sistem
pertahanan udara nasional. Dasar hukum pendirian ADIZ adalah asas bela diri
kekuatan dari luar (negara lain) didasarkan kepada hukum kebiasaan internasional
(customary international law). Hak untuk membela diri yang dimaksud dalam
piagam PBB pada hakekatnya memang merupakan sesuatu hak yang melekat.
hak tetapi secara eksplisit hak membela diri itu memang diakui menurut prinsip-
prinsip Hukum Internasional. Hak untuk membela diri yang diatur dalam piagam
PBB Pasal 51. Pasal itu berbunyi: idak ada dalam Piagam ini akan merugikan hak
yang melekat pertahanan diri individu atau kolektif jika serangan bersenjata
54
Yuwono Agung Nugroho, Op.cit.
64
Universitas Sumatera Utara
65
Langkah-langkah yang diambil oleh Anggota dalam pelaksanaan hak ini membela
diri harus segera dilaporkan kepada Dewan Keamanan dan tidak akan dengan cara
bawah Piagam ini untuk mengambil tindakan kapan seperti itu dianggap perlu
internasional.”
Meskipun redaksional hak membela diri (self defence) tersirat dalam bunyi
pasal tersebut, namun dalam travaux prepatoires dinyatakan bahwa hak tersebut
menyebutkan cara yang dapat dilakukan untuk melaksanakan hak membela diri.
Pasal ini sering dikaitkan dengan hak untuk menggunakan kekerasan bersenjata
hak membela diri baik secara individual maupun kolektif. PBB juga
menuntut hak hukum serta mencapai keadilan sosial dan politik. Beberapa sarjana
membela diri tersebut dengan meluaskan maknanya menjadi melindungi diri (self
serangan bersenjata dengan hak membela diri. Tidak ada negara yang dapat
menunggu hingga ada serangan bersenjata baru dapat membela diri. Selain itu
ADIZ juga diatur dalam Document 9426-AN/924 First Edition 1984 ICAO
Universitas Sumatera Utara
66
Selain itu, dasar hukum pendirian ADIZ adalah praktek internasional yang
internasional merupakan salah satu sumber hukum yang diakui oleh negara-
melalui sikap dan tindakan yang diambil terhadap suatu persoalan. Bila suatu
negara mengambil suatu kebijakan dan kebijakan tersebut diikuti oleh negara-
negara lain dan dilakukan berkali-kali serta tanpa adanya protes atau tantangan
Zona larangan terbang yang diciptakan oleh negara- negara maju untuk
yang ditetapkan secara sepihak oleh negara pencipta tersebut. Menurut prinsip
hukum udara internasional, luas dan lokasi zona harus didasarkan pada prinsip
navigasi udara. Pengaturan mengenai zona larangan terbang ini sendiri terdapat
pada Konvensi Paris 1919 yang kemudian diperbaiki dengan Protokol Paris 1929
Universitas Sumatera Utara
67
Zona larangan terbang diatur dalam Pasal 3 Setiap negara kena berhak untuk
alasan militer atau kepentingan keselamatan publik untuk melarang pesawat dari
dan orang-orang dari negara kena lainnya untuk penerbangan dari tawaran daerah-
daerah tertentu dari wilayahnya . Dalam hal wilayah dan luasnya daerah yang
dilarang harus diterbitkan dan diberitahukan terlebih dahulu untuk stat kontraktor
lainnya. Pasal 4 Setiap pesawat menemukan dirinya di atas area yang dilarang
Lampiran D dan tanah secepat mungkin di luar daerah dilarang di salah satu
bandar udara terdekat dari negara secara tidak sah terbang di atas.
Menurut kedua pasal tersebut setiap negara berhak untuk menetapkan zona
sesuai dengan usul yang disampaikan oleh delegasi Prancis pada saat Konferensi
Paris 1910.
setiap penerbangan pesawat udara militer melalui ruang udara di atas wilayah
udaranya (right of the subjacent state of deny passanger of foreign military and
police aircraft trough such airspace), namun demikian zona larangan terbang
tersebut tidak boleh diskriminasi anatar pesawat udara sipil nasional dengan atau
pesawat udara sipil asing satu terhadap yang lain. Dalam hal terjadi pesawat udara
sipil masuk zona larangan terbang, begitu menyadari berada dalam zona larangan
Universitas Sumatera Utara
68
Zona larangan terbang yang telah diatur dalam Pasal 3 dan Pasal 4 Konvensi
Paris 1919 kemudian diubah dengan protokol yang ditandatangani tanggal 15 Juni
1929. Perubahan tersebut antara lain memberi kekuasaan kepada negara berdaulat
untuk mengizinkan pesawat udara sipil nasional terbang di zona larangan terbang
dalam hal sangat penting dan darurat. Demikian pula dikatakan dalam masa damai
negara tersebut berhak untuk menetapkan zona larangan terbang seluruh atau
sebagian wilayahnya.
Bilamana hal ini dilakukan juga harus memberitahun China dan negara anggota
Konvensi Paris 1919 lainnya. Menurut Pasal 4 Konvensi Paris 1919, dalam hal
terdapat pesawat udara sipil asing berada di zona larangan terbang, segera
dan segera mendarat di bandar udara terdekat diluar zona larangan terbang tempat
Zona larangan terbang, di samping diatur dalam Konvensi Paris 1919, juga
Chicago 1944.
1. Each Contracting state may, for reason of military necessity or publich safety,
restrict or prohibit uniformly the aircraft of other state from flying over
certain areas of its territory, provided that no distinction in this respect is
made between the aircraft of the state whose territory is involved, engaged in
Universitas Sumatera Utara
69
Terjemahan
1. Setiap negara dapat , untuk alasan kebutuhan militer atau keamanan publich,
ada perbedaan dalam hal ini dibuat antara pesawat dari negara yang wilayah
terlarang seperti wajib batas wajar dan lokasi agar tidak campur tangan yang
2. Setiap kena cadangan negara juga kanan, dalam keadaan luar biasa atau
Universitas Sumatera Utara
70
dengan segera, sementara untuk ristrict atau untuk melarang terbang di atas
seluruh atau sebagian dari wilayahnya, pada kondisi yang ristriction atau
diskriminatif antara pesawat negara nasional dengan negara asing atau pesawat
udara asing satu terhadap yang lain. Penetapan zona larangan terbang atau
negara anggota lainnya. Dalam keadaan yang sangat mendesak atau darurat atau
Universitas Sumatera Utara
71
1944, juga menetapkan zona larangan terbang sejauh 200 mil dari perbatasan
Amerika Serikat yang dikenal sebagai ADIZ. Dalam jarak 200 mil terhitung sejak
menyampaikan jati diri, bilamana hal tersebut tidak dilakukan, pesawat udara
tersebut akan menghadapi bahaya. Sikap Amerika Serikat demikian diikiuti oleh
pesawat udara yang belum dikenal harus menyampaikan jati diri. Pesawat udara
apalagi menembak pesawat udara sipil yang kesasar di zona larangan terbang,
internasional, tidak sesuai dengan ajaran hukum (doctrine) bela diri, dan tidak
sesuai dengan semangat yang tersirat dalam konvensi Chicago 1944. Menurut
hukum internasional, pesawat udara sipil yang ditembak oleh pesawat udara
pesawat udara sipil tersebut tidak sesuai dengan ajaran hukum (doctrine) bela diri
seimbang dengan ancaman yang dihadapi, ajaran hukum bela diri (Self Defend)
dahului dipukul dengan kayu dapat disebut membela diri (Self Defend).
Penembakan pesawat udara sipil oleh pesawat udara negara tidak sesuai dengan
Universitas Sumatera Utara
72
huruf (a) Konvensi Chicago 1944 menyampaikan jati diri, bilamana hal tersebut
tidak dilakukan, pesawat udara tersebut akan menghadapi bahaya. Sikap Amerika
Serikat demikian diikiuti oleh adik kandungnya yaitu Kanada. Kanada juga
ADIZ sebagai zona dimana pesawat udara yang masuk wilayah tersebut
yang saling terintegrasi terdiri dari ATC, Kohanudnas, pesawat tempur sergap
menggunakan metoda dan proses tertentu agar keberadaan ADIZ Indonesia dapat
Xone/ADIZ). ADIZ digunakan untuk menangkal ancaman dari luar dengan cara
mengidentifikasi setiap pesawat baik pesawat sipil maupun militer yang akan
masuk ke wilayah udara suatu negara. ADIZ sudah digunakan oleh Amerika dan
Universitas Sumatera Utara
73
udara suatu negara atau sering disebut dengan asas bela diri (self defence).55 Asas
bela diri dengan menggunakan ADIZ merupakan cara yang tepat dan proporsinal.
Penetapan wilayah ADIZ dapat dimulai dari wilayah teritorial suatu negara hingga
mencapai ruang udara diatas laut bebas yang berbatasan dengan negara itu.
negara atas laut lepas. Penetapan ADIZ ini digunakan semata-mata untuk
keamanan dan pertahanan negara dari ancaman yang masuk ke wilayah udara
negara itu. Dampak dari penetapan ADIZ adalah setiap pesawat baik sipil maupun
militer yang akan masuk ke wilayah negara itu akan melaporkan diri kepada
(Angkatan Udara negara itu). Meskipun sistem pelaporan ADIZ berbeda dengan
pengaturan lalu lintas udara sipil. ADIZ akan lebih optimal dalam menangkal
bahaya yang masuk dari wilayah udara bila sistem ADIZ ini diintegrasikan
55
Charter of the United Nations (1945), 892 UNTS 119, Pasal 51 “Nothing in the present
Charter shall impair the inherent right of individual or collective self defence in an armed attack
occurs against a Member of the United Nations, until the Security Council has taken measures
necessary to maintain international peace and security. Measures taken by Members in the
exercise of this right of self-defence shall be immediately reported to the Security Council and
shall not in any way affect the authority and responsibility of the Security Council under the
present Charter to take anytime such action as it deems necessary in order to maintain or restore
international peace and security.”
56
Ahmad. “Ketentuan dan Penetapan Air Defence Identification Zone (ADIZ)”, 2010, hal
19
Universitas Sumatera Utara
74
kemampuan negara itu untuk mempertahankan dan menguasai ruang yang ada
dengan pertahanan kedaulatan NKRI mengingat beberapa kali dari tahun 2009
sampai awal tahun 2011 tercatat 14 pelanggaran wilayah udara RI, wilayah udara
Indonesia yang dilintasi oleh pesawat dari negara lain tanpa ijin dari Indonesia.
Potensi ancaman bagi Indonesia yang wilayah udaranya sudah beberapa kali
Penggunaan ADIZ di Indonesia didukung oleh radar militer (TNI AU) yang
Sedangkan dukungan dari radar sipil berada di Soeta, Juanda, dan Ngurah Rai.
sebagian kecil Sumatera Selatan, Lombok, Bali dan sebagian kecil Pulau
Sumbawa bagian barat. ADIZ tidak berada di luar wilayah laut teritorial
Indonesia. Ruang udara yang dapat terdeteksi baru sekitar 5.193.252 Km2
57
Abdurrasyid Priyatna, Pengantar Hukum Ruang Angkasa dan Space Treaty 1967,
Binacipta, Bandung, 1977, hal. 103
Universitas Sumatera Utara
75
hanya digunakan untuk melindungi ibukota negara yaitu Jakarta dan obyek vital di
Jawa dan sekitarnya. Sedangkan obyek vital negara lainnya seperti di Papua,
untuk mengatur segala urusan dalam negeri sedang dipertanyakan oleh sebagian
pihak dengan memberikan hak pengaturan lalu lintas ruang udaranya kepada
Singapura. Meskipun kedaulatan udara Indonesia tidak serta merta diambil oleh
Singapura. Namun dengan memberikan hak pengaturan lalu lintas udara yang
merupakan salah satu penjabaran dari hak Indonesia untuk mengatur urusan dalam
untuk mengatur lalu lintas ruang udaranya kepada Singapura. 58 Hal ini dapat
keamanan dan kedaulatan negara RI. Disisi yang lain Indonesia akan kehilangan
pendapatan dari fee penerbangan yang melintas di wilayah udara Indonesia karena
fee ini akan masuk ke negara lain (Singapure) meskipun pesawat suatu negara
atau kemudian kita sebut sebagai Alur Laut Kepulauan dan rute penerbangan di
atasnya, untuk perlintasan kapal laut maupun pesawat terbang asing. Hal demikian
58
Flight Information Region (FIR) adalah suatu ruang udara dengan batas-batas tertentu
yang telah ditentukan dimana pelayanan informasi penerbangan (flight information service) dan
pelayanan siaga (alerting service) diberikan. FIR Indonesia yang dikelola oleh Singapure berada di
wilayah kepulauan Riau.
Universitas Sumatera Utara
76
diatur dalam pasal 53 konvensi PBB tentang Hukum laut 1982/ UU Nomor 17
Tahun 1985.
Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) adalah Alur laut yang ditetapkan
sebagai alur untuk pelaksanaan Hak Lintas Alur Laut Kepulauan berdasarkan
konvensi hukum laut internasional. Alur ini merupakan alur untuk pelayaran dan
penerbangan yang dapat dimanfaatkan oleh kapal atau pesawat udara asing diatas
laut tersebut untuk dilaksanakan pelayaran dan penerbangan damai dengan cara
mungkin serta tidak terhalang oleh perairan dan ruang udara teritorial Indonesia.
Hindia dan Samudera Pasifik. Semua kapal dan pesawat udara asing yang mau
Alur Laut Kepulauan Indonesia mengatur hak dan kewajiban kapal dan pesawat
1) Pesawat udara asing yang melaksanakan Hak Lintas Alur Laut Kepulauan
harus melintas secepatnya melalui atau terbang di atas alur laut kepulauan
2) Pesawat udara asing yang melaksanakan lintas alur laut kepulauan, selama
melintas tidak boleh menyimpang lebih dari 25 (dua puluh lima) mil laut ke
59
http://id.wikipedia.org/wiki/Alur_Laut_Kepulauan_Indonesia_(ALKI) (diakses tanggal
1 Maret 2016)
Universitas Sumatera Utara
77
kedua sisi dari garis sumbu dari 25 (dua puluh lima) mil laut ke kedua sisi dari
garis sumbu alur laut kepulauan, dengan ketentuan bahwa kapal dan pesawat
udara tersebut tidak boleh berlayar atau terbang dekat ke pantai kurang dari
10% (sepuluh per seratus) jarak antara titik-titik yang terdekat pada pulau-
3) Pesawat udara asing sewaktu melaksanakan Hak Lintas Alur Laut Kepulauan
atau dengan cara lain apapun yang melanggar asas-asas Hukum Internasional
4) Kapal perang dan pesawat udara militer asing, sewaktu melaksanakan Hak
amunisi.
5) Kecuali dalam keadaan force majeure atau dalam hal musibah, pesawat udara
yang melaksanakan Hak Lintas Alur Laut Kepulauan tidak boleh melakukan
6) Pesawat udara asing yang melaksanakan Hak Lintas Alur Laut Kepulauan
tidak boleh melakukan siaran gelap atau melakukan gangguan terhadap sistem
orang atau kelompok orang yang tidak berwenang dalam wilayah Indonesia.
7) Pesawat udara asing, tennasuk kapal atau pesawat udara riset atau survey
Universitas Sumatera Utara
78
boleh melakukan kegiatan riset kelautan atau survey hidrografi, baik dengan
8) Pesawat udara sipil asing yang melaksanakan Hak Lintas Alur Laut
penerbangan.
Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI). Pengaturan berkaitan dengan Hak dan
Kewajiban Kapal dan Pesawat Udara Asing dalam melaksanakan Hak Lintas Alur
Laut Kepulauan melalui Alur Laut Kepulauan yang telah ditetapkan diatur dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 37 tahun 2002. ALKI I yang meliputi Selat Sunda
udara sebagian kecil Sumatera Selatan, Jawa dan Madura, Bali, Lombok dan
diberikan hak lintas bagi pesawat udara asing tanpa izin. Ruang udara di atas
Penetapan ALKI yang terdiri dari 3 (tiga) alur, sampai kini belum diakui secara
Universitas Sumatera Utara
79
no. 37 Tahun 2002 tentang Hak dan Kewajiban Kapal dan Pesawat Udara Asing
Dalam Melaksankan Hak Lintas Alur Laut Kepulauan di alur laut kepulauan yang
telah ditetapkan. Belum diterimanya penetapan ALKI oleh IMO ini, menyebabkan
yang ada pada Pasal 53 (12) UNCLOS 1982 yaitu menggunaan alur laut dan rute
sifatnya sama dengan alur bebas yaitu tanpa izin dari negara pemilik kedaulatan.
Organization (IMO). Serta perlu adanya kejelasan peran dan fungsi dengan
di sisi lain negara tetap dapat menjaga kedaulatan dan keamanan wilayah
Universitas Sumatera Utara
80
BAB V
A. Kesimpulan
Prinsip -prinsip hukum yang diakui oleh bangsa beradab dan Yurisprudensi.
1919, yaitu ketentuan yang harus penuhi antara lain Flight Information Region
yang terjadi dalam lapisan sampai pada jarak ketinggian di atas 20.000 kaki.
lain, laut teritorial yang berdampingan dengan laut lepas, landas kontingen
Universitas Sumatera Utara
81
serta batas kedaulatan udara secara horisontal dan secara vertikal. Kedaulatan
udara secara vertikal belum ada kata sepakat secara internasional. Dalam
B. Saran
penerbangan sipil yang khusus mengatur setiap hal mengenai ADIZ, sehingga
kehadiran lembaga yang khusus mengatur ketentuan dan batasan yang jelas
2002, khususnya hal-hal yang terkait dengan hak dan kewajiban pesawat udara
Universitas Sumatera Utara