Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Praktikum

Mengetahui cara membuat formula sediaan suspense, pengaruh bahan


pembasah dan cara pengenbangan bahan pensuspensi yang digunakan.

1.2 Dasar Teori

Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung obat padat, tidak melarut dan
terdispersikan sempurna dalam cairan pembawa atau sediaanpadat terdiri dari obat
dalam bentuk serbuk sangat halus, dengan atautanpa zat tambahan, yang akan
terdispersikan sempurna dalam cairanpembawa yang di tetapkan (Fornas, 333)

.Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel tidak larut dalam
bentuk halus yang terdispersi kedalam fase cair.

Beberapa faktor yang mempengaruhi stabilitas suspensi ialah :

1. Ukuran partikel Semakin besar ukuran partikel semakin kecil luas penampangnya
(dalam volume yang sama ). Sedangkan semakin besar luas penampang partikel
daya tekan keatas cairan akan semakin memperlambat gerakan partikel untuk
mengendap, sehingga untuk memperlambat gerakan tersebut dapat dilakukan
dengan memperkecil ukuran partikel.
2. Kekentalan (viscositas) Dengan menambah viscositas cairan maka gerakan turun
dari partikel yang dikandungnya akan diperlambat. Tatapi perlu diingat bahwa
kekentalan suspensi tidak boleh terlalu tinggi agar sediaan mudah dikocok dan
dituang.
3. Jumlah partikel (konsentrasi) Makin besar konsentrasi pertikel, makin besar
kemungkinan terjadi endapan partikel dalam waktu yang singkat.
4. Sifat / muatan partikel Dalam suatu suspensi kemungkinan besar terdiri dari
babarapa macam campuran bahan yang sifatnya tidak selalu sama. Dengan
demikian ada kemungkinan terjadi interaksi antar bahan tersebut yang
menghasilkan bahan yang sukar larut dalam cairan tersebut. Karena sifat bahan
tersebut sudah merupakan sifat alam, maka kita tidak dapat mempengaruhinya. (
Anonim, 2004 )

Keuntugan sediaan suspensi antara lain sebagai berikut :

1. Bahan obat tidak larut dapat bekerja sebagai depo, yang dapat memperlambat
terlepasnya obat .
2. Beberapa bahan obat tidak stabil jika tersedia dalam bentuk larutan.
3. Obat dalam sediaan suspensi rasanya lebih enak dibandingkan dalam larutan,
karena rasa obat yang tergantung kelarutannya.

Kerugian bentuk suspensi antara lain sebagai berikut :

1. Rasa obat dalam larutan lebih jelas.


2. Tidak praktis bila dibandingkan dalam bentuk sediaan lain, misalnya pulveres,
tablet, dan kapsul.
3. Rentan terhadap degradasi dan kemungkinan terjadinya reaksi kimia antar
kandungan dalam larutan di mana terdapat air sebagai katalisator . ( Anief,
M., 1987 )

Cara Mengerjakan Obat Dalam Suspensi

1. Metode pembuatan suspensi


a. Metode dispersi Dengan cara menambahkan serbuk bahan obat kedalam
mucilago yang telah terbentuk kmudian baru diencerkan.
b. Metode praesipitasi Zat yang hendak didispersi dilarutkan dahulu dalam
pelarut organik yang hrndak dicampur dengan air. Setelah larut diencerkan
dengan larutan pensuspensi dalam air.
2. Sistem pembentukan suspensi
a. System flokulasi
 partikel merupakan agregat yang bebas
 sedimentasi terjadi capat
 sediment terbentuk cepat
 sediment tidak membentuk cake yang keras dan padat dan mudah terdispersi
kembali seperti semula
 wujud suspensi kurang menyenangkan sebab sedimentasi terjadi cepat dan
diatasnya terjadi daerah cairan yang jernih dan nyata.
b. System deflokulasi
 partikel suspensi dalam keadaan terpisah satu dengan yang lain
 sedimentasi yang terjadi lambat masing-masing partikel mengendap terpisah
dan ukuran partikel adalah minimal
 sediment terbentuk lambat
 akhirnya sediment akan membentuk cake yang keras dan sukar terdispersi
lagi. (Anonim, 2004 )
BAB II

DATA PREFORMULASI

2.1 Data Preformulasi Zat Aktir

1. CaCO3 (Calcium Carbonate)

Dosis :Dosis sampai sekitar 1,5 g sebagai antasid. Dosis harian oral 2,5-
17 guntuk pengobatan hyperphosphatemia pada pasien dengan gagalginjal
kronis
Pemerian : Bahan Serbuk putih atau kristal , tidak berbau dan tidak berasa
Data kelarutan :Praktis tidak larut dalam air; tidak larut dalam etanol, larut dalamasam
asetat.
Log P :-
Ph :>7 (basa)
Stabilitas : terhadap pH Tidak stabil dalam Ph asam
Stabilitas terhadap suhu : -
Stabilitas terhadap cahaya :-
Stabilitas terhadap air : Tidak stabil terhadap air
Berat jenis : 2,8 g/cm
Titik leleh / lebur : 825°C
Inkompatibilitas : Inkompatibilitas terhadap asam dan garam ammonium
ADI/Safety LD50 (tikus, oral): 6,45 g / kg
Kondisi penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik sejuk dan kering
Alasan Pemilihan Bahan :Memberikan unsur kalsium pada pasta sehingga dapat
Menguatkan gigi
Fungsi :Buffering agent; coating agent; colorant; opacifier; tablet binder;
tablet and capsule diluent; therapeutic agent. Sebagai dasar obat
gigi
a) Data Preformulasi Zat Tambahan
1. Tween 80 (FI edisi IV hal. 687 Handbook of Pharmaceutical Excipient Edisi
6 hlm. 549)
Pemerian : Cairan seperti minyak, jernih berwarna kuning muda,
bau khas lemah, rasa pahit dan hangat.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air; larut dalam etanol; tidak larut
dalam minyak mineral.
OTT : Perubahan warna dan atau presipitasi terjadi dengan
berbagai zat fenol, tannin,tar dan bahan seperti tar.
Stabilitas : Stabil pada elektrolit, asam lemah,dan basa lemah.
Khasiat : Bahan pengemulsi (emulgator)
Bobot jenis : 1,06 – 1,09 g/ml.
HLB : 15,0
Penyimpanan : Wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya, sejuk dan
kering.
Konsentrasi : Emulgator M/A = 1-15%
Emulgator A/M = 1-10%
2. CMC NA (carboxymethyl cellulose sodium)
Warna : putih sampai cream
Rasa : hampir tidak berasa
Bau : hampir tidak berbau
Organoleptik : serbuk atau granul
Kelarutan : a. mudah terdispersi dalam air membentuk larut koloid
b. tidak larut dalam etanol dalam eter dan dalam pelarut
Titik leleh : 227-252 OC
𝑔𝑟
Bobot jenis : 0.52 ⁄𝑐𝑚3

pKa koefisien partisi : 4,3


Stabilita : hidroskopis dan dapat menyerap air pada kelembapan tinggi. Stabil
pada ph 2-10, pengendapan terjadi pada ph 2,viskositas berkurang
pada ph lebih dari 10
3. Sirupus Simplex

Warna : tidak berwarna

Rasa : manis

Bau : tidak berbau

Pemerian : Cairan jernih. Tidak berwarna

Kelarutan : larut dalam air, mudah larut dalam air mendidih dan sukar larut

dalam eter

Titik lebur : 180Oc

Bobot jenis : 1,587 g/mol

Stabilitas : ditempat sejuk

4. Aquadest
Warna : jernih tidak berwarna
Rasa : tidak berasa
Bau : tidak berbau
Pemerian : cairan
Titik lebur : 180Oc
pka koefisien partisi : 8,4
Bobot jenis : 190/cm3
pH :7
Stabilitas : stabil di udara
BAB III

METODE KERJA

3.1 Alat dan Bahan

A. alat

1. Beaker glass 6. Morit dan alu

2. Botol larutan @200 ml 6 7. pH indicator


buah
8. Pipet tetes
3. Corong
9. Spatel
4. Gelas ukur
10. Timbangan digital
5. Hotplat
11. Vial

B. bahan
1. Aquadest
2. CaCO3
3. CMC Na
4. Sirupus simplex
5. Tween 80
3.2 Prosedur Kerja
1. Dididihkan air yang akan dipakai sebagai fasa pendispersi, dinginkan dalam
keadaan tertutup.
2. Ditimbang bahan berkhasiat dan bahan pembantu sesuai dengan kebutuhan.
3. Dihaluskan bahan-bahan padat yang digunakan sampai ukuran partikel
tertentu.
4. Dikembangkan bahan pensuspensi sesuai dnegan sifat bahan di dalam air.
Dihitung volume air yang digunakan untuk mengembangkan bahan
pensuspensi
5. Diencerkan bahan pembasah dengan air.
6. Dicampurkan bahan berkhasiat berurutan dengan bahan pembasah, bahan
pensuspensi kemudian diencerkan dnegan sisa laritan pembawa.
7. Dimasukkan ke dalam tabung sedimentasi.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Formula dan Perhitungan

4.1.1 Formula

Nama Bahan Formula


1 2 3
CaCo3 5% 5% 5%
CMC Na 1% 0,5 % 0,25 %
Air u/ tragacant 40 ml 20 ml 10 ml
Tween 80 0,05 % 0,10 %
Syrup simplex 10 % 10 % 10 %
Aquades 200 ml 200 ml 200 ml

4.1.2 Perhitungan

 Formula 1 :

5
CaCo3 : X 200 ml = 10 gram
100

1
CMC Na : 100 X 200 ml = 2 gram

Air tragacant : 20 X 2 = 40 ml

10
Syrup simplex : 100 X 200 ml = 20 gram

Aquades ad 200 ml
 Formula 2
5
CaCo3 : X 200 ml = 10 gram
100
0,05
Tween 80 : X 200 ml = 0,1 gram
100
0,5
CMC Na : 100 X 200 ml = 1 gram

Air tragacant : 20 x 1 = 20 ml
10
Syrup simplex : 100 X 200 ml = 20 gram

Aquades ad 200 ml

 Formula 3
5
CaCo3 : 100 X 200 ml = 10 gram
0,10
Tween 80 : X 200 ml = 0,2 gram
100
0,25
CMC Na : X 200 ml = 0,5 gram
100

Air tragacant : 20 X 0,5 = 10 ml


10
Syrup simplex : 100 X 200 ml = 20 gram

Aquades ad 200 ml
4.2 Data Pengamatan

 Formula 1

Pengujian Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5


Warna Putih Putih Putih Putih Putih
Rasa Pahit Pahit Pahit Pahit Pahit
Tinggi 9,4 9,4 9,3 9,3 9,3
larutan
Tinggi 0,1 0,1 0,3 0,3 0,3
endapan
Redispersi - - - - -
Terdispersi 10,19 9,45 9,37 dtk 9,54 dtk 9,55 dtk
dtk dtk

 Formula 2

Pengujian Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5


Warna Putih
Rasa
Tinggi 9,2 9,1 8,9 8,9 9,0
larutan
Tinggi 0,5 0,6 0,5 0,5 0,5
endapan
Redispersi 3,29 dtk 2,97 dtk 3,03 dtk 4,25 dtk 4,15 dtk
Terdispersi 1,54 dtk 1,45 dtk 1,40 dtk 1,48 dtk 1,41 dtk
 Formula 3

Pengujian Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5


Warna Putih Putih Putih Putih Putih
Rasa Pahit Pahit Pahit Pahit Pahit
Tinggi 9,2 9,2 9,2 9,2 9,1
larutan
Tinggi 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5
endapan
Redispersi 57 dtk 32 dtk 12 dtk 15 dtk 10 dtk
Terdispersi 43 dtk 14 dtk 15 dtk 17 dtk 18 dtk

4.3 Pembahasan

Suspensi merupakan sediaan cair yang mengandung obat padat, tidak melarut
dan terdispersikan sempurna dalam cairan pembawa atau sediaan padat yang terdiri
dari obat dalam bentuk serbuk halus dengan atau tanpa zat tambahan yang akan
terdispersikan sempurna dalam cairan pembawa yang ditetapkan (Formularium
Nasional Edisi II).

Permbuatan suspensi ini bertujuan untuk memudahkan dalam dalam


mengonsumsi obat khususnya untuk anak-anak karena rasanya yang manis dan
pemberiannya yang lebih mudah,selain itu baik digunakan untuk yang sulit
mengonsumsi tablet, pil, kapsul.

Didalam resep ini mengandung beberapa zat-zat seperti kalium karbonat.Obat


ini mempunyai khasiat untuk mengurangi gejala-gejala peningkatan asam lambung.
Aquadest sendiri berisi cairan jernih yang berfungsi sebagai zat tambahan atau
pelarut. Na Cmc berfungsi sebagai zat tambahan dan syrup simplex berupa zat cair
yang terbuat dari 65 bagian sukrosa yang berkhasiat sebagai zat tambahan dan
pemanis.

Pada pembuatan suspensI 1 kali ini terdapat tiga formula, formula 1 yang
dilakukan adalah menimbang tragacant 2% lalu dibuat mucilago dengan cara
menambahkan aquades sebanyak 20 kalinya tragacant ke dalam satu mortir yang
sama (mortir I) dan dibiarkan sampai mengembang kemudian digerus dengan cepat
sampai homogen. Selanjutnya dimasukkan syrup simplex yang telah dibuat dari
campuran 65 gram sukrosa yang dilarutkan 100 ml air panas. Kemudian masukkan
kalium karbonat ke dalam mortir baru ( mortir II ) lalu digerus hingga homogen dan
campurkan ke mortir I. Tambahkan sedikit demi seditik air panas sambal di aduk
supaya sediaan tidak terlalu kental sehingga mudah di masukkan ke dalam botol,
kemudian tambahkan aqua destilata sampai batas kalibrasi atau 200 ml. Pada formula
2 yang dilakukan adalah menimbang 1% tragacant lalu dibuat mucilage dengan cara
menambahkan aquades 20 kalinya tragacant ke dalam satu mortar (mortir 1) dan
dibiarkan mengembang kemudian digerus dengan cepat sampai homogen.
Selanjutnya dimasukkan syrup simplex yang telah dibuat dari campuran 65 gram
sukrosa yang dilarutkan 100 ml air panas. Kemudian masukkan kalium karbonat ke
dalam mortir baru ( mortir II ) lalu digerus tambahkan tween 80 hingga homogen dan
campurkan ke mortir I, selanjutnya tambahkan aquades sampai batas kalibrasi atau
200 ml. pada formula 3 yang dilakukan adalah menimbang 0,5% tragacant lalu dibuat
mucilage dengan cara menambahkan aquades 20 kalinya tragacant ke dalam satu
mortar (mortir 1) dan dibiarkan mengembang kemudian digerus dengan cepat sampai
homogen. Selanjutnya dimasukkan syrup simplex yang telah dibuat dari campuran 65
gram sukrosa yang dilarutkan 100 ml air panas. Kemudian masukkan kalium
karbonat ke dalam mortir baru ( mortir II ) lalu digerus tambahkan tween 80 dengan
perbandingan berbeda dari formula 2 hingga homogen dan campurkan ke mortir I,
selanjutnya tambahkan aquades sampai batas kalibrasi atau 200 ml.
Pada percobaan ini, pada formula satu terdapat endapan tetapi endapan
tersebut tidak dapat terdispersi lagi ketika larutan diaduk kembali,larutan dengan
endapan tidak bisa terdispersi kembali.Pada larutan kedua larutan cukup mudah
mengalami terdispersi dan redispersi. Pada larutan ketiga, larutan sangat mudah
terdispersi dan redispersi kembali.

Resep ini ditujukan kepada pasien yang menderita penyakit maag atau asam
lambung, sehingga pemakaian obat ini diminum sebelum makan 3 x 1 sehari satu
sendok makan 15 ml. Obat ini diberi etiket putih dan didalam etiket ini diberi
penandaan “Kocok Dahulu” agar sediaan oabatt ini tercampur dengan rata.

Kerusakan-kerusakan yang terjadi pada sediaan suspensi yaitu pada jumlah


partikel/konsentrasinya, apabila didalam suatu suspensi berisi partikel dalaam jumlah
yang besar, maka pertikel tersebut akan susah melakukan gerakan sehingga terjadinya
benturan, benturan itu akan menyebabkan terbentuknya endapan dari zat tersebut,
oleh karena itu makin besar konsentrasi partikel maka makin besar kemungkingan
terjadinya endapan atau yang biasa disebut cacking. Dalam waktu singkat, kerusakan
lainnya yaitu pada sifat/muatan partikel, didalam suatu suspensi biasanya terdiri dari
beberapa macam campuran bahan yang sifatnya tidak terlalu sama, dengan demikian
terjadi interaksi antar bahan tersebut yang menghasilkan bahan yang sukar larut
dalam cairan tersebut.

Pada percobaan ini juga dilakukan evaluasi suspensi ,yang dilakukan pertama
kali dalam evaluasi ini ialah Organoleptis dengan melakukan pengamatan berupa
warna (intensitas warna),bau (terjadinya perubahan bau),rasa (perubahan mouthfell)
setelah itu dilakukan pengamatan volume sedimentasi dalam pengamatan ini
pengukuran volume sedimentasi yang dihasilkan dari suspensi biasa digunakan untuk
mengevaluasi suspensi ,kemudian bandingkan hasil perolehan dengan cara presipitasi
dan cara disperse setelah itu redispersibilitas hal ini dilakukan jika suspense
meghasilkan endapan,maka ia harus mudah didispersikan kembali dengan
pengocokan yang minimal untuk menghasilkan sediaan yang seragam. Selanjutnya di
ukur PH dilakukan selama lima hari berturut-turut,kemudian baru disimpulkan mana
suspense yang stabil dari ketiga formulasi.
BAB V

KESIMPULAN

Dari praktikum yang sudah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa

1. Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang
terdispersi dalam fase cair.
2. Salah satu keuntungan suspensi adalah tertutupnya rasa tidak enak atau rasa
pahit obat yang kebanyakan kurang disukai oleh anak-anak sehingga
memungkinkan untuk diberikan pada anak-anak.sedangkan kerugiannya
adalah pada saat penyimpanan kemungkinan terjadi perubahan sistem
dispersi.
3. Suspensi paling stabil yaitu suspense formula 3
DAFTAR PUSTAKA

Anief M., 1987, Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktek, UGM Press, Yogyakarta

Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, III, Departemen Kesehatan Republik


Indonesia, Jakarta.

Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, IV, Departemen Kesehatan Republik


Indonesia, Jakarta.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1978. Formularium Nasional, edisi 2.


Jakarta: (tp).
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai