Anda di halaman 1dari 4

Pembahasan

Laju reaksi ialah cepat lambatnya suatu reaksi kimia yang berlangsung. Laju reaksi dapat
dinyatakan sebagai perubahan konsentrasi pereaksi atau produk per satuan waktu. Ada beberapa
faktor yang mempengaruhi laju reaksi, diantaranya faktor konsentrasi, luas permukaan,
temperatur dan katalis.
Pada praktikum kali ini dilakukan empat kali dari beberapa faktor diatas. Pertama, cara
menentukan laju reaksi, salah satunya itu ditentukan dengan mengukur konsentrasi salah satu
reaksi, konsentrasi yang digunakan adalah larutan HCl dengan konsentrasi yang berbeda, yaitu
0,1 M, 0,2 M dan 0,3 M. Bahan yang digunakan adalah zink. Zink yang dimasukan ke dalam
masing-masing larutan dengan konsentras yang berbeda, akan mengetahui konsentrasi mana
yang cepat dan lambat berreaksi. Pada konsentrasi 0,1 M, reaksi yang terjadi lambat, gelembung
yang timbul sedikit. Dan pada konsentrasi 0,2 M awal reaksi yang terjadi lambat, namun
beberapa detik kemudian reaksi cepat. Sedangkan pada konsentrasi 0,3 M. reaksi yang
berlangsung sangat cepat. Hal ini disebabkan karena larutan dengan konsentrasi yang besar
(pekat) mengandung partikel yang lebih rapat. Semakin tinggi konsentrasi berarti semakin
banyak molekul-molekul dalam setiap satuan luas ruangan, akibatnya tumbukan antar molekul
makin sering terjadi dan reaksi berlangsung semakin cepat.
Percobaan kedua, adalah pengaruh laju reaksi dengan menentukan luas permukaan. Bahan
dalam percobaan ini menggunakan tiga gula yang luas permukaan yang berbeda, yaitu gula
halus, gula pasir dan gula batu. Ketiga gula terdebut dilarutkan dengan pelarut yang sama, yaitu
menggunakan air. Diketahui bahwa gula halus cepat bereaksi, ini disebabkan pertikel-partikel
pada gula halus kecil sehingga luas permukaan semakin besar. Pada gula pasir lebih lama
daripada gula halus, dikarenakan pertikelnya lebih besar. Sedangkan pada gula batu. Lebih lama
larut karena permukaan atau pertikelnya sangat besar. Jadi,Padatan berbentuk serbuk halus
memiliki luas permukaan bidang sentuh yang lebih besar daripada padatan berbentuk lempeng
atau butiran. Semakin luas permukaan partikel, maka frekuensi tumbukan kemungkinan akan
semakin tinggi sehingga reaksi dapat berlangsung lebih cepat (Apryana, 2009).
Pada percobaan ketiga, pengaruh temperatur. Dengan temperatur yang berbeda akan
mempengaruhi kecapatan laju reakasi, yaitu dengan temperatur tinggi dan rendah. Gula batu
yang dilarutkan pada air air panas lebih cepat malrutkan gula batu dari pada air dingin. Dengan
menaikan suhu maka energi kinetik molekul-molekul zat yang bereaksi akan bertambah sehingga
semakin banyak molekul yang memiliki energi sama atau lebih besar (Anonim. 2012).
Dan pada percobaan terakhir adalah pengaruh katalis. Katalis ialah zat yang mengambil
bagian dalam reaksi kimia dan mempercepatnya, tetapi ia sendiri tidak mengalami perubahan
kimia yang permanen. H2O2 yang tidak terdapat katalis tidak terjadi perubahan apapun. Begitu
juga saat di tambahkan NaCl, namun ini terdapat sedikit gelembung. Sedangakan ketika di
tambahkan larutan FeCl3 terjadi perubahan yaitu terdapat banyak gelembung dan gas. Katalis
memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau memungkinkan reaksi pada suhu lebih
rendah akibat perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi.
G. Kesimpulan
Bedasarkan praktikum diatas dapat disimpulkan bahwa:
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi adalah faktor konsentrasi, luas permukaan,
temperatur dan katalis.
2. Semakin tinggi konsentrasi suatu larutan, makin besar laju reaksinya.
3. Semakin luas permukaan zat, semakin kecil ukuran partikel zat, reaksi pun akan semakin cepat.
4. Semakin besar suhu pelarut, semakin besar pula laju reaskinya.
5. Katalis dapat mempercepat dan memperlambat laju reaksi, tetapi ia sendiri tidak mengalami
perubahan.

Apabila suhu pada suatu rekasi yang berlangsung dinaikkan, maka menyebabkan partikel
semakin aktif bergerak, sehingga tumbukan yang terjadi semakin sering, menyebabkan laju
reaksi. Laju reaksi atau kecepatan reaksi menyatakan banyaknya reaksi yang berlangsung per
satuan waktu. Laju reaksi menyatakan besarnya perubahan yang terjadi dalam satuan waktu.
Satuan waktu dapat berupa detik, menit, jam, hari, atau tahun. (Achmad.1988)
Laju reaksi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
1. Pengaruh konsentrasi
Zat yang konsentrasinya besar mengandung jumlah partikel yang lebih banyak, sehingga
partikel-pertikelnya tersusun lebih rapat dibandingkan zat yang konsentrasinya rendah. Partikel
yang susunannya lebih rapat akan lebih sering bertumbukan dibandingkan dengan partikel yang
susunannya renggang, sehingga kemungkinan terjadinya reaksi makin besar. Dengan demikian
makin besar konsentrasi zat, makin cepat terjadinya reaksi.
Misalkan : A(aq) + B(aq) = AB(aq)
Apabila [A] dan [B] keduanya diperbesar 2x, tampak jumlah partikel A dan B dalam volum
tertentu menjadi lebih banyak 2x, jumlah tumbukan efektif juga bertambah, maka laju reaksi
makin besar, atau reaksi berlangsung makin cepat. Jika salah satu dari A atau B yang
konsentrasinya diperbesar, tentu reaksi juga makin cepat. (Johari.2006)
2. Luas permukaan sentuh
Suatu zat akan bereaksi apabila bercampur atau bertumbukan. Reaksi dapat terjadi antara
reaktan-reaktan yang fasenya sama, misalnya zat cair dengan zat cair, atau yang fasenya berbeda.
Pada percampuran reaktan yang terjadi dari dua fase atau lebih tumbukan terjadi pada
permukaan zat. Laju reaksi seperti itu dapat diperbesar dengan memperluas permukaan sentuhan
dengan cara memperkecil ukuran zat yang direaksikan. Sehingga semakin besar luas permukaan
zat padat yang direaksikan semakin lambat laju reaksinya. Namun, semakin kecil luas
permukaan zat padat yang direaksikan semakin cepat laju reaksi yang terjadi. Hal tersebut terjadi
karena dalam reaksi partikel dalam bentuk cair bertumbukan dengan partikel padat, peningkatkan
luas permukaan dari zat padat meningkatkan kemungkinan tumbukan bertambah besar.
Peningkatan jumlah tumbukan perdetik meningkatkan laju reaksi. (Anonim.1980)
3. Temperatur
Setiap partikel selalu bergerak. Dengan menaikkan temperatur, energi gerak atau kinetik
molekul bertambah, sehingga tumbukan lebih sering terjadi. Itulah sebabnya reaksi kimia
berlangsung lebih cepat pada temperatur yang lebih tinggi. Disamping itu, temperatur juga
memperbesar energi potensial dari suatu zat. Zat-zat yang potensialnya kecil jika bertumbukan
sukar menghasilakn reaksi karena sukar melampaui energi pengaktif. Dengan naiknya
temperatur, energi potensial zat akan menjadi lebih besar sehingga jika bertumbukan akan
menghasilkan reaksi. Sehingga semakin tinggi suhu/ temperatur maka reaksi akan semakin cepat.
(Anonim.1980)
4. Katalisator
Katalisator adalah zat yang dapat mempercepat laju reaksi, tetapi zat itu sendiri tidak
mengalami perubahan kimia yang kekal, sehingga pada akhir reaksi zat tersebut dapat diperoleh
kembali. Laju reaksi akan semakin cepat jika pada reaktan ditambahkan katalis. Katalis akan
menurunkan pengaktifan. Jika energi pengaktifan kecil maka akan banyak tumbukan yang
terjadi, sehingga reaksi lebih cepat terjadi. Jika energi pengaktifan tinggai maka banyak
tumbukan yang terjadi sedikit, karena tidak mempunyai energi yang cukup yang diperlukan
untuk terjadinya reaksi, sehingga reaksi berlangsung lambat. (Purba.2004)

Achmad, Hiskia dan Tupamalu.1988.Kimia Dasar.Jakarta:UT.


Johari,sandri.2006.Kimia.Bogor:Yudistira.
Brescia,Frank et.1980.Fundamental of Chemistry Laboratory Students.4th Ed.New
York:Academic Inc.
Purba,Michael.2004.KIMIA untuk SMA kelas X.Jakarta:Erlangga.

Berdasarkan pengertian mekanisme reaksi, oleh karena itu tahap pertama berlangsung lambat
maka laju reaksi keseluruhan ditentukan oleh tahap pertama yang dengan kata lain desebut
sebagai rate determining step(ROS). Oleh karena itu molekularitas dalam reaksi adalah sama
dengan dua. Besarnya orde reaksi tidak selamanya merupakan bilangan bulat. Pada kasusu
tertentu terutama pada reaksi dengan mekanisme kompleks akakn kita temui orde reaksi bukan
bilangan bulat tetapi bilangan pecahan. Pada reaksi sederhana kita memiliki istilah reaksi
unimolekuler, bimolekuler, trimolekuler dan seterusnya( Fatima, 2006: 19-20).
Kinetika reaksi adalah suatu cabang dari ilmu kimia yang mempelajari tentang mekanisme
reaksi, yaitu bagaiman reaksi itu terjadi dan kecepatan terjadinya reaksi. Untuk dapat
menentukan kecepatan reaksi kimia dikembangkan suatu model persamaan kecepatan reaksi
yang menguji bahwa reaksi tersebut mengikuti tingkat atau orde keberapa yang kemudian
diperoleh suatu harga konstanta kecepatan reaksi(Dewati, 2010: 32)
Untuk mengetahui orde reaksi dan niai konstanta dengan kecepatan reaksi hidrolisis ini,
dicoba orde satu. Maka dengan menggunakan neraca massa akan diperoleh persamaan pada
hubungan konversi (x) dengan waktu t yaitu –ln (1-x)=kt, sehingga apabila dibuatkan grafik
hibungan –ln (1-x) dengan t, akan berupa garis lurus x(Yuniwati, dkk. 2011: 109).
Hukum laju diperoleh secara eksperimen dan tidak bergantung pada persamaan
stoikiometrinya. Orde reaksi adalah jumlah pangkat konsentrasi dalam bentuk diferensial. Secara
teoritis orde reaksi merupakan bilangan bulat kecil, namum dalam beberapa hal pecahan atau
nol. Pada umumnya orde reaksi terhadap suatu zat tertentu tidak sama dengan koefisien dalam
persamaan stoikiometri reaksi(Prayitno, 2007: 28).

Anda mungkin juga menyukai