Anda di halaman 1dari 7

Khutbah Jumat: Empat Hal Penghambat Rezeki

Khutbah Pertama

ْ ُ‫ض ّل لَهُ َو َم ْن ي‬
َ‫ض ِل ْل فَال‬ ِ ‫ت أ َ ْع َما ِلنَا َم ْن يَ ْه ِد ِه هللاُ فَالَ ُم‬ِ ‫سيّئَا‬ ُ ‫إِ ّن ْال َح ْمدَ ِهللِ نَحْ َمدُهُ َونَ ْست َ ِع ْينُهُ َونَ ْستَ ْغ ِف ُرهُ َو َنعُ ْوذ ُ بِاهللِ ِم ْن‬
َ ‫ش ُر ْو ِر أ َ ْنفُ ِسنَا َو‬
ُ ‫ِي لَهُ أ َ ْش َهد ُ أ َ ْن الَ إِلهَ إِالّ هللاُ َوأ َ ْش َهدُ أَ ّن ُم َح ّمدًا َع ْبدُهُ َو َر‬
ُ‫س ْولُه‬ َ ‫هَاد‬
.‫ان ِإلَى يَ ْو ِم الدّيْن‬
ٍ ‫س‬ ْ َ ‫سلّ ْم َعلى ُم َح ّم ٍد َو َعلى آ ِل ِه ِوأ‬
َ ْ‫ص َحا ِب ِه َو َم ْن تَ ِب َع ُه ْم ِبإِح‬ َ ‫اَلل ُه ّم‬
َ ‫ص ّل َو‬

َ‫يَاأَيّ َها الّذَيْنَ آ َمنُ ْوا اتّقُوا هللاَ َح ّق تُقَاتِ ِه َوالَ ت َ ُم ْوت ُ ّن إِالّ َوأ َ ْنت ُ ْم ُم ْس ِل ُم ْون‬

ُ‫ار ُز ْقنَا اجْ تِنَابَه‬


ْ ‫اطالً َو‬
ِ َ‫اط َل ب‬ ْ ‫ َوأ َ َرنَا ال َح َّق َحقّا ً َو‬،ً‫ َو ِزدْنَا ِع ْلما‬،‫ َوا ْن َفعَنَا ِب َما َعلَّ ْمتَنَا‬،‫اللّ ُه َّم َع ِلّ ْمنَا َما يَ ْنفَعُنَا‬
ِ َ‫ َوأ َ َرنَا الب‬،ُ‫ار ُز ْقنَا ا ِت ّبَا َعه‬

Ma’asyirol muslimin rahimani wa rahimakumullah …

Segala puji kita panjatkan pada Allah atas berbagai macam nikmat yang telah Allah anugerahkan
pada kita sekalian. Allah masih memberikan kita nikmat sehat, umur panjang. Juga lebih dari itu,
kita masih diberikan nikmat iman dan Islam.

Apa pun nikmat yang Allah berikan patut kita syukuri walau itu sedikit.

َ ِ‫َم ْن لَ ْم َي ْش ُك ِر ْالقَ ِلي َل لَ ْم َي ْش ُك ِر ْال َكث‬


‫ير‬

“Barang siapa yang tidak mensyukuri yang sedikit, maka ia sulit untuk mensyukuri sesuatu yang
banyak.” (HR. Ahmad, 4: 278. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan
sebagaimana dalam As Silsilah Ash Shohihah no. 667)

Semoga kita menjadi hamba Allah yang bersyukur dan dapat memanfaatkan nikmat yang ada
dalam ketaatan dan ketakwaan pada Allah.

Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada junjungan dan suri tauladan kita, Nabi besar kita
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, juga kepada para sahabat, para tabi’in, serta para
ulama yang telah memberikan contoh yang baik pada kita.

Kata Ibnul Qayyim dalam kitabnya Zaadul Ma’ad,

Ada empat hal penghambat rezeki: (1) Tidur pagi, (2) Sedikit shalat, (3) Bermalas-malasan, (4)
Sifat khianat. (Zad Al-Ma’ad, 4:378)

Jamaah shalat Jumat yang semoga dirahmati Allah …

Pertama

Kenapa sampai tidur pagi bisa jadi penghambat datangnya rezeki?

Karena waktu pagi adalah waktu penuh berkah.


Dari sahabat Shakhr Al-Ghamidiy radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,

ِ ‫ار ْك أل ُ َّمتِى فِى بُ ُك‬


‫ورهَا‬ ِ َ‫اللَّ ُه َّم ب‬
“Ya Allah, berkahilah umatku di waktu paginya.”

Apabila Nabi shallallahu mengirim peleton pasukan, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam
mengirimnya pada pagi hari. Sahabat Shokhr sendiri (yang meriwayatkan hadits ini, pen) adalah
seorang pedagang. Dia biasa membawa barang dagangannya ketika pagi hari. Karena hal itu dia
menjadi kaya dan banyak harta. Abu Daud mengatakan bahwa dia adalah Shokhr bin Wada’ah.
(HR. Abu Daud, no. 2606. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani)

Sedangkan di antara kita memanfaatkan waktu Shubuh dan pagi untuk:

 Malas dan enggan bangun shubuh

 Kalau tidak bangun Shubuh, bangun paginya jam 6 saat matahari telah terbit

 Setelah Shubuh tidak rutinkan dzikir pagi atau baca Al-Qur’an, malah kembali lagi ke
tempat tidur. Kalau menunggu pun bada Shalat Shubuh di masjid sampai matahari
meninggi (kira-kira 15 menit setelah matahari terbit) lalu mengerjakan Shalat Isyraq dua
raka’at akan mendapatkan pahala haji dan umrah yang sempurna, sempurna dan
sempurna.

Dan ini bahayanya jika meninggalkan shalat Shubuh, maka akan lepas dari jaminan Allah.

Dari Jundab bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallambersabda,

ِ ‫ش ْىءٍ فَيُد ِْر َكهُ فَيَ ُكبَّهُ فِى ن‬


‫َار َج َهنَّ َم‬ َ ِ‫َّللاُ ِم ْن ِذ َّمتِ ِه ب‬ ْ َ‫َّللاِ فَالَ ي‬
َّ ‫طلُبَنَّ ُك ُم‬ ُّ ‫صلَّى ال‬
َّ ‫ص ْب َح فَ ُه َو فِى ِذ َّم ِة‬ َ ‫َم ْن‬

“Barangsiapa yang shalat subuh, maka ia berada dalam jaminan Allah. Oleh karena itu,
janganlah menyakiti orang yang shalat Shubuh tanpa jalan yang benar. Jika tidak, Allah akan
menyiksanya dengan menelungkupkannya di atas wajahnya dalam neraka jahannam.” (HR.
Muslim, no. 657)

Bahkan yang sering tidak shalat Shubuh termasuk orang munafik.

ً‫ َولَ ْو يَ ْعلَ ُمونَ َما فِي ِه َما ألَت َْو ُه َما َولَ ْو َحبْوا‬، ‫َاء‬ َ ‫صالَة ٌ أثْقَ َل َعلَى ال ُمنَافِقِينَ ِم ْن‬
ِ ‫صالَةِ الفَجْ ِر َوال ِعش‬ َ ‫لَي‬
َ ‫ْس‬

“Tidak ada shalat yang lebih berat bagi orang munafik selain dari shalat Shubuh dan shalat
‘Isya’. Seandainya mereka tahu keutamaan yang ada pada kedua shalat tersebut, tentu mereka
akan mendatanginya walau sambil merangkak.” (HR. Bukhari, no. 657)

Kedua

Sedikit shalat berarti kurang ketakwaan, padahal takwa itulah pembuka pintu rezeki. Allah
berfirman dalam ayat,

َّ ‫َّللاَ بَا ِل ُغ أ َ ْم ِر ِه قَدْ َج َع َل‬


‫َّللاُ ِل ُك ِّل‬ َّ ‫َّللاِ فَ ُه َو َح ْسبُهُ ِإ َّن‬ ُ ‫) َويَ ْر ُز ْقهُ ِم ْن َحي‬2( ‫َّللاَ يَجْ َع ْل لَهُ َم ْخ َر ًجا‬
َّ ‫ْث َال يَحْ تَسِبُ َو َم ْن يَت ََو َّك ْل َعلَى‬ َّ ‫ق‬ ِ َّ ‫َو َم ْن يَت‬
)3( ‫ش ْيءٍ قَد ًْرا‬ َ

“Barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan
keluar. Dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Barang siapa
yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya. Sesungguhnya
Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan
ketentuan bagi segala sesuatu.” (QS. Ath-Thalaq: 2-3)

Ketiga

Bermalas-malasan juga jadi sebab rezeki sulit datang. Karena seorang muslim dituntut kerja dan
tawakkal pada Allah. Contohilah burung seperti yang disebutkan dalam hadits berikut.

َ ِ‫صا َوت َُرو ُح ب‬


‫طانًا‬ َّ ‫َّللاِ َح َّق ت ََو ُّك ِل ِه لَ ُر ِز ْقت ُ ْم َك َما ت ُ ْرزَ ُق ال‬
ً ‫ط ْي ُر تَ ْغد ُو ِخ َما‬ َّ ‫لَ ْو أَنَّ ُك ْم ُك ْنت ُ ْم ت ََو َّكلُونَ َعلَى‬

“Seandainya kalian benar-benar bertawakal kepada Allah, tentu kalian akan diberi rezeki
sebagaimana burung diberi rezeki. Ia pergi pada pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali
pada sore hari dalam keadaan kenyang.” (HR. Tirmidzi, no. 2344; Ibnu Majah, no. 4164;
Ahmad, 1:30. Abu ‘Isa Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih. Al-Hafizh Abu
Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan)

Imam Ahmad pernah ditanya mengenai seseorang yang cuma mau duduk-duduk saja di
rumahnya atau hanya berdiam di masjid, dan ia berkata, “Aku tidak mau bekerja sedikit pun dan
hanya mau menunggu sampai rezekiku datang.” Imam Ahmad pun berkata, “Orang ini benar-
benar bodoh. Padahal Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda – sebagaimana hadits burung
di atas – bahwa burung saja bekerja dengan berangkat pada pagi hari. Para sahabat Nabi yang
mulia pun berdagang dan bekerja dengan hasil kurma mereka. Merekalah sebaik-baik teladan.”
(Fath Al-Bari, 11:306)

Jadi tidaklah boleh beralasan karena sibuk ibadah dan berdakwah, sampai malas bekerja.

Ibnu ‘Allan mengatakan bahwa As-Suyuthi berkata, “Al-Baihaqi mengatakan dalam Syu’ab Al-
Iman, “Hadits ini bukanlah dalil untuk duduk-duduk santai, enggan melakukan usaha untuk
memperoleh rezeki. Bahkan hadits ini merupakan dalil yang memerintahkan untuk mencari
rezeki karena burung tersebut pergi pada pagi hari untuk mencari rezeki.” (Dalil Al-Falihin,
1:335)

Inilah keutamaan bagi seseorang yang rajin mencari nafkah untuk keluarganya.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ِ ‫ َويَقُو ُل اآلخ َُر اللَّ ُه َّم أَع‬، ‫ْط ُم ْن ِفقًا َخلَفًا‬


ً َ‫ْط ُم ْم ِس ًكا تَل‬
‫ف‬ ِ ‫صبِ ُح ْال ِعبَاد ُ فِي ِه إِالَّ َم َلك‬
ِ ‫َان يَ ْن ِزالَ ِن فَيَقُو ُل أ َ َحدُ ُه َما اللَّ ُه َّم أَع‬ ْ ُ‫َما ِم ْن يَ ْو ٍم ي‬

“Tidaklah para hamba berpagi hari di dalamnya melainkan ada dua malaikat yang turun, salah
satunya berkata, “Ya Allah, berilah ganti kepada orang yang senang berinfak.” Yang lain
mengatakan, “Ya Allah, berilah kebangkrutan kepada orang yang pelit.” (HR. Bukhari, no. 1442
dan Muslim, no. 1010).

Keempat

Tidak amanah, ini juga jadi sebab orang sulit percaya. Kalau yang lain sulit percaya, bagaimana
ia mudah mendapatkan pekerjaan, mendapatkan tanggungjawab sehingga mendapatkan rezeki
dengan mudah?
Ketahuilah bahwa orang yang berkhianat terhadap amanat pun menyandang salah satu sifat
munafik. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

َ َ‫ َوإِذَا َو َعدَ أَ ْخل‬، ‫ب‬


َ‫ َوإِذَا اؤْ ت ُ ِمنَ خَان‬، ‫ف‬ َ َ‫َّث َكذ‬
َ ‫ث إِذَا َحد‬ ِ ِ‫آيَةُ ْال ُمنَاف‬
ٌ َ‫ق ثَال‬

“Tiga tanda munafik adalah jika berkata, ia dusta; jika berjanji, ia mengingkari; dan ketika
diberi amanat, maka ia ingkar.” (HR. Bukhari, no. 33 dan Muslim, no. 59).

Termasuk di sini pula adalah tidak amanah dalam melunasi utang. Ingatlah bahwa utang akan
menyusahkan seseorang di akhirat kelak. Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma,
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

َ ‫سنَاتِ ِه لَي‬
ٌ ‫ْس ث َ َّم دِين‬
‫َار َوالَ د ِْر َه ٌم‬ َ ‫ى ِم ْن َح‬ ِ ُ‫َار أ َ ْو د ِْر َه ٌم ق‬
َ ‫ض‬ ٌ ‫َم ْن َماتَ َو َعلَ ْي ِه دِين‬

“Barangsiapa yang mati dalam keadaan masih memiliki hutang satu dinar atau satu dirham,
maka hutang tersebut akan dilunasi dengan kebaikannya (di hari kiamat nanti) karena di sana
(di akhirat) tidak ada lagi dinar dan dirham.” (HR. Ibnu Majah, no. 2414. Syaikh Al-Albani
mengatakan bahwa hadits ini shahih.)

Demikian khutbah pertama ini.

َ ‫أَقُ ْو ُل قَ ْو ِلي َهذَا ََوا ْست َ ْغ ِف ُر هللاَ ِلي َولَ ُك ْم َو ِل‬


َ ‫سائِ ِر ال ُم ْس ِل ِميْنَ ِإنَّهُ ه َُو ال‬
‫س ِم ْي ُع ال َع ِل ْي ُم‬

Khutbah Kedua

َ‫صحْ ِب ِه أَجْ َم ِعيْن‬


َ ‫س ِليْنَ نَ ِب ِيّنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آ ِل ِه َو‬
َ ‫المر‬ ِ َ‫اف األ َ ْن ِبي‬
ْ ‫اء َو‬ ِ ‫سالَ ُم َعلَى أ َ ْش َر‬
َّ ‫صالَة ُ َوال‬ ِ ‫ال َح ْمد ُ هللِ َربّ ِ ال َع‬
َّ ‫الميْنَ َوال‬

Ma’asyirol muslimin rahimani wa rahimakumullah …

Kami ingatkan lagi bagi yang malas bangun Shubuh, ingatlah hadits dari Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhu berikut.

َ َ‫ فَإ ِ ِن ا ْستَ ْيق‬، ْ‫ارقُد‬


َّ ‫ظ فَذَك ََر‬
َ‫َّللا‬ ْ َ‫ط ِوي ٌل ف‬َ ‫ع ْقدَةٍ َعلَيْكَ لَ ْي ٌل‬
ُ ‫ يَض ِْربُ ُك َّل‬، ‫عقَ ٍد‬ُ ‫ث‬ َ َ‫َام ثَال‬َ ‫طانُ َعلَى قَافِيَ ِة َرأْ ِس أ َ َح ِد ُك ْم ِإذَا ه َُو ن‬ َ ‫ش ْي‬َّ ‫َع ِقدَ ال‬
َ‫يث النَّ ْف ِس َك ْسالَن‬ َ ‫صبَ َح َخ ِب‬ َ
ْ ‫ َو ِإالَّ أ‬، ‫ب النَّ ْف ِس‬ ً
َ ‫صبَ َح نَشِيطا‬
َ ‫ط ِّي‬ َ
ْ ‫ع ْقدَة ٌ فَأ‬
ُ ‫ت‬ َّ َّ
ْ ‫صلى ا ْن َحل‬ َ ‫ فَإ ِ ْن‬، ٌ ‫ع ْقدَة‬ ُ ‫ت‬ َّ َ
ْ ‫ضأ ا ْن َحل‬َّ ‫ فَإِ ْن ت ََو‬، ٌ ‫ع ْقدَة‬
ُ ‫ت‬ ْ َّ‫ا ْن َحل‬

“Setan membuat tiga ikatan di tengkuk (leher bagian belakang) salah seorang dari kalian ketika
tidur. Di setiap ikatan setan akan mengatakan, “Malam masih panjang, tidurlah!” Jika ia
bangun lalu berdzikir pada Allah, lepaslah satu ikatan. Kemudian jika dia berwudhu, lepas lagi
satu ikatan. Kemudian jika dia mengerjakan sholat, lepaslah ikatan terakhir. Di pagi hari dia
akan bersemangat dan bergembira. Jika tidak melakukan seperti ini, dia tidak ceria dan menjadi
malas.” (HR. Bukhari, no. 1142 dan Muslim, no. 776)

Mari kita koreksi diri, untuk tidak biasa tidur pagi apalagi sampai ketinggalan shalat Shubuh,
juga memperhatikan shalat, tidak malas-malasan dan berusaha menjaga amanah.

Moga Allah memberi taufik dan hidayah.

Di akhir khutbah ini … Jangan lupa untuk memperbanyak shalawat di hari Jumat.

Kata Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

‫علَ ْي ِه َع ْش ًرا‬ َّ ‫صلَّى‬


َ ُ‫َّللا‬ َ ً‫احدَة‬
ِ ‫ى َو‬ َ ‫صلَّى‬
َّ َ‫عل‬ َ ‫َم ْن‬
‫‪“Barangsiapa yang bershalawat kepadaku sekali, maka Allah akan bershalawat kepadanya‬‬
‫)‪sepuluh kali.” (HR. Muslim, no. 408‬‬

‫س ِلّ ُموا تَ ْس ِليما ً‬


‫صلُّوا َعلَ ْي ِه َو َ‬
‫ي ِ يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا َ‬
‫صلُّونَ َعلَى النَّ ِب ّ‬
‫َّللاَ َو َم َالئِ َكتَهُ يُ َ‬
‫ِإ َّن َّ‬

‫ار ْك َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آ ِل‬ ‫صلَّيْتَ َعلَى إِب َْرا ِهي َْم َو َعلَى آ ِل إِب َْرا ِهي َْم‪ ،‬إِنَّكَ َح ِم ْيد ٌ َم ِج ْيدٌ‪َ .‬وبَ ِ‬ ‫اَللَّ ُه َّم َ‬
‫ص ِّل َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آ ِل ُم َح َّم ٍد َك َما َ‬
‫ار ْكتَ َعلَى إِب َْرا ِهي َْم َو َعلَى آ ِل إِب َْرا ِهي َْم‪ ،‬إِنَّكَ َح ِم ْيد ٌ َم ِج ْيدٌ‬ ‫ُم َح َّم ٍد َك َما بَ َ‬

‫‪Marilah kita memanjatkan doa pada Allah, moga setiap doa kita diperkenankan di hari Jum’at‬‬
‫‪yang penuh berkah ini.‬‬

‫اء ِم ْن ُه ْم َواأل َ ْم َوا ِ‬


‫ت‬ ‫ت األَحْ َي ِ‬ ‫الل ُه َّم ا ْغ ِف ْر ِل ْل ُم ْس ِل ِميْنَ َوالم ْس ِل َما ِ‬
‫ت َوالمؤْ ِم ِنيْنَ َوالمؤْ ِمنَا ِ‬

‫طنَ‬ ‫ظ َه َر ِم ْن َها َو َما بَ َ‬ ‫ش َما َ‬ ‫ور َو َجنِّ ْبنَا ْالفَ َو ِ‬


‫اح َ‬ ‫ت إِلَى النُّ ِ‬‫ظلُ َما ِ‬‫سالَ ِم َونَ ِ ّجنَا ِمنَ ال ُّ‬ ‫سبُ َل ال َّ‬ ‫ف بَيْنَ قُلُوبِنَا َوأ َ ْ‬
‫ص ِل ْح ذَاتَ بَ ْي ِننَا َوا ْه ِدنَا ُ‬ ‫اللَّ ُه َّم أ َ ِلّ ْ‬
‫الر ِحي ُم َواجْ عَ ْلنَا شَا ِك ِرينَ ِلنِ ْع َمتِكَ ُمثْنِينَ بِ َها‬‫اجنَا َوذ ُ ِ ّريَّا ِتنَا َوتُبْ َعلَ ْينَا إِنَّكَ أ َ ْنتَ التَّ َّوابُ َّ‬
‫ارنَا َوقُلُوبِنَا َوأ َ ْز َو ِ‬
‫ص ِ‬‫ار ْك لَنَا فِى أَ ْس َما ِعنَا َوأ َ ْب َ‬ ‫َوبَ ِ‬
‫َ‬
‫قَابِ ِلي َها َوأتِ َّم َها َعلَ ْينَا‬

‫اللَّ ُه َّم إنَّا نَ ْسأَلُكَ ال ُهدَى ‪ ،‬والتُّقَى ‪ ،‬وال َعفَ َ‬


‫اف ‪ ،‬وال ِغنَى‬

‫اَللَّ ُه َّم ا ْك ِفنا بِ َحالَلِكَ َع ْن َح َر ِامكَ َوأَ ْغنِنَا بِفَ ْ‬


‫ضلِكَ َع َّم ْن ِس َواكَ‬

‫اآلخ َر ِة‬
‫ب ِ‬ ‫ى الدُّ ْن َيا َو َعذَا ِ‬ ‫اللَّ ُه َّم أَحْ س ِْن َعاقِ َبتَنَا فِى األ ُ ُم ِ‬
‫ور ُك ِ ّل َها َوأ َ ِج ْرنَا ِم ْن ِخ ْز ِ‬

‫سنَةً َوقِنَا َعذَ َ‬


‫اب النَّ ِ‬
‫ار‬ ‫سنَةً َوفِي ْاآل ِخ َرةِ َح َ‬
‫َربَّنَا آتِنَا فِي الدُّ ْنيَا َح َ‬

‫ان ِإلَى يَ ْو ِم الدّيْن‬


‫س ٍ‬ ‫صلَّى هللاُ َعلَى نَ ِب ِيّنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آ ِل ِه َو َ‬
‫صحْ ِب ِه و َ َم ْن تَ ِب َع ُه ْم ِبإِحْ َ‬ ‫َو َ‬

‫آخ ُر دَع َْوانَا أَ ِن ْال َح ْمد ُ هلل َربّ ِ ْالعَالَ ِميْنَ‬


‫َو ِ‬
Teks Dakwah : Kewajiban Wanita Menutup Aurat

Assalaamu’alaikum Warohmatullaahi Wabarokaatuh

Hadirin yang saya hormati,

Tiada kata yang lebih pantas untuk kita ucapkan selain memanjatkan puji dan syukur
kehadirat Allah Swt, yang telah melimpahkan kepada kita segala rahmat dan inayah-Nya.
Sehingga kita masih dapat menikmati anugrah-Nya yang ada di muka bumi ini.

Sholawat serta salam mudah-mudahan dapat tercurahkan kepada junjungan kita yakni
Habibanaa Wa Nabiyanaa kita Muhammad Saw, tak lupa kepada keluarga-Nya, sahabat-Nya,
dan kita selaku umat-Nya mudah-mudahan mendapat safa’atul udma di yaumil zaza aamiin.

Hadirin yang saya hormati,

Islam adalah agama fitrah. Oleh karena itu, dalam segala urusan kehidupan manusia yang
bersifat duniawi, Islam lebih banyak mengikuti ketentuan sesuai dengan fitrah manusia yang
sempurna. Termasuk di dalamnya adalah masalah pakaian. Islam tidak pernah menentukan
ataupun memaksakan suatu bentuk pakaian yang khusus bagi manusia. Islam tidak
mempersoalkan model pakaian yang yang dipakai oleh suatu bangsa atau kelompok masyarakat
tertentu, bahkan Islam mengakui setiap bentuk pakaian dan arah hidup manusia.

Islam secara ytegas telah menetapkan batas-batas penutupan aurat bagi laki-laki dan
perempuan. Islam mewajibkan kaum laki-laki menutup auratnya dengan pakaian yang sopan,
diutamakan dari pusar hingga lutut, sedangkan bagi wanita, diwajibkan menutup seluruh anggota
badannya, kecuali wajah dan telapak tangannya.

Jika dilihat dari banyak kasus seperti pelecehan akhlaq, kemesuman, dan perzinahan,
salah satu sebabnya ialah karena kebebasan wanita memakai pakaian yang tidak sopan. Ajaran
Islam sungguh merupakan suatu solusi alternatif yang paling tepat.

Pakaian barat yang dirancang bukannya untuk menutup aurat, tetapi untuk
mendatangkan syahwat. Menghias diri memakai make-up bukannya untuk suami di rumah, tetapi
ditunjukkan untuk menarik perhatian orang di jalan atau pertemuan umum. Selera hidup mereka
pun karena tidak dibimbing oleh agamadan lebih terdorong oleh hawa nafsunya telah
menyebabkan budaya mode-mode pakaian mereka yang serba wah, mewah dan memancing
nafsu.

Akibatnya, pergaulan antara pria dan wanita cenderung tidak mengenal kehormatan diri
dan tidak lagi didasari oleh iman dan akhlaq yang terpuji. Duduk-duduk berduaan dengan lain
jenis di tempat sunyi amat mudah dilakukan dimana saja dan oleh siapa saja. Sehingga,
perbuatan zina pun seakan-akan sudah tidak dianggap sebagai suatu kejahatan, selama hal itu
dilakukan dengan dasar suka sama suka antara yang bersangkutan.

Sikap dan perilaku tidak terhormat seperti yang digambarkan tadi sangat dibenci oleh Islam.
Sehingga untuk mencegah dan menangkalnya, islam telah mensyariatkan pemakaian jilbab bagi
wanita muslim.
Allah Swt, berfirman :

“Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang
mukmin : Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian
itu supaya mereka lebih mudah dikenal sehingga mereka tidak diganggu.” (QS. Al-Ahzab : 59)

Ayat ini menegaskan bahwa wanita-wanita mukmin diperintah untuk menjulurkan


jilbabnya, yakni memakai hijab untuk menutup auratnya. Adapun yang dimaksud dengan jilbab
atau hijab itu adalah sejenis baju kurung dengan kerudung yang longgar bentuknya, yang
didesain supaya dapat menutup kepala, muka, dan dada. Model pakaian seperti itu sudah umum
dipakai oleh kaum muslimah karena merupakan simbolpenampilan wanita pribadi yang sholihah.

Rosulullah Saw, bersabda : “Hai Asma’, sesungguhnya wanita itu bila sudah menstruasi
(baligh) tidak pantas terlihat tubuhnya kecuali ini dan ini. Dan beliau menunjukkan muka dan
telapak tangannya.” (HR. Abu Dawud dan Aisyah).

Syariat Islam mewajibkan wanita,mengenakan jilbab, yakni berpakaian yang benar-benar


menutup aurat, tidak lagi agar kaum wanita tida

Anda mungkin juga menyukai