Pembahasan
Pembahasan
Pada penelitian ini data yang diolah berupa data dengan format (.EDI) pengolahan data
dilakukan dengan menggunakan software geofisika WinGLink.
Pada umumnya kurva sounding menunjukkan kurva tipe- H (terutama untuk data MT),
yaitu merupakan kurva sounding yang menunjukkan pada lapisan paling atas adanya pelapisan
resistif dengan anomaly resistif dan dibawahnya ada anomaly positif kemudian dilapisan paling
bawah terdapat anomaly resistif kembali . kurva tipe-H merupakan kurva sounding yang biasa
dijumpai pada survey didaerah geothermal. Bagian resistif paling atas adalah over burden,
anomaly konduktif menunjukkan clay cap ( batuan tudung) dan anomaly resistif dibawah clay
merupakan reservoir.
Persebaran nilai resistivitas terhadap perioda setiap lapisan permukaan bumi yang dapat
dibagi tiga berdasarkan persebaran nilai resistivitasnya. Lapisan yang memiliki nilai resistivitas
kecil atau biasa disebut dengan lapisan konduktif (ρ2). Sedangkan lapisan yang mempunyai nilai
resistivitas yang sedang dinamakan lapisan resistif (ρ1).Lapisan terakhir, yaitu lapisan ρ3
memiliki nilai resistivitas yang sangat tinggi. Biasanya pada sistem panas lapisan yang memiliki
nilai resistivitas yang tinggi diduga adalah lapisan batuan dasar (basement). Hal ini karena
konduktivitas mengurangi energy gelombang EM akibat muatan yang bergerak sehingga
gelombang tersebut akan sulit merambat pada medium konduktif dan akan lebih mudah untuk
merambat pada medium resistif dan tidak mengalami atenuasi jika menjalar melalui infinite
resistor.
Gelombang dengan frekuensi tinggi akan lebih cepat kehilangan energinya dibandingkan
gelombang dengan frekuensi rendah karena lebih banyak membawa muatan dalam waktu yang
sama.
Kurva nilai resistivitas terhadap kedalaman ditunjukkan pada Gambar 4.2 Kurva tersebut
menunjukkan persebaran nilai resistivitas dari lapisan permukaan sampai kedalaman 104 m,
tetapi yang menjadi titik pengamatan hanya sampai kedalaman 3 km.