Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

HAKIKAT, TUJUAN DAN CAKUPAN

PENDIDIKAN SETS

Oleh: EVI ROVIATI

I. PENDAHULUAN

Pendidikan Nasional sejatinya bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Proses


pendidikan yang terprogram dan kontinyu dilaksanakan di sekolah. Namun terkadang
pembelajaran di sekolah tidak berjalan sebagaimana mestinya. Siswa merasa terasing dengan
materi pembelajaran di sekolah dan tidak ada hubungannya dengan kehidupan mereka sehari-
hari.. Selain itu, sebagian guru enggan mengembangkan metode, teknik maupun pendekatan
pembelajaran sehingga proses belajar menjadi tidak menarik dan jauh dari implikasi peranannya
terhadap masyarakat dan lingkungan. Sementara perkembangan ilmu dan tekonologi di luar sana
sangat pesat. Diharapkan proses pembelajaran di sekolah diarahkan agar siswa menjadi
pembelajar seumur hidup, mampu mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta
peka terhadap perubahan lingkungan dan masyarakat di sekitar tempat tinggalnya. Pemeblajaran
yang diharapkan mampu mengarahkan siswa demikian diantaranya adalah pembelajaran dengan
pendekatan dan visi SETS.
Kata SETS merupakan akronim dalam bahasa Inggris Science Environment Technology
and Society yang dapat dimaknakan sebagai sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat,
merupakan satu kesatuan yang dalam konsep pendidikan mempunyai implementasi agar anak
didik mempunyai kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking). Pendidikan SETS
dapat diawali dengan konsep-konsep yang sederhana yang terdapat di lingkungan sekitar
kehidupan sehari-hari peserta didik atau konsep-konsep rumit sains maupun non sains.
Makalah ini akan membahas hakikat, tujuan dan cakupan pendidikan yang berpendekatan
dan bervisi SETS. Diaharapkan dengan mengetahui hakikat, tujuan dan cakupan pendidikan
SETS, para guru mampu memahami dan mengaplikasikannya dalam kegiatan pembelajaran
sehari-hari di kelas.

1
II. PEMBAHASAN

A. Hakikat Pendidikan SETS


Sejarah membuktikan bahwa kehidupan di masa lalu beserta pendidikan generasi
mudanya sama sekali tidak memperhatikan lingkungan sekitar. Setiap produk yang dihasilkan
baik teknologi maupun sumber daya manusianya berlomba-lomba untuk mengeksplorasi
kekayaan bumi tanpa memperhatikan akibat yang ditimbulkan di masa yang akan datang. Setelah
berbagai masalah dalam kehidupan yang disebabkan oleh kerusakan bumi begitu menggejala,
barulah sebagian negara, beberapa lembaga swadaya masyarakat dan aktivis pecinta lingkungan
hidup bersuara.
Sejak itulah dalam dunia pendidikan mulai diintegrasikan pendidikan berwawasan
lingkungan, misalnya Pendidikan bervisi STS (Science Technology Society) berarti pendidikan
bervisi Sains Teknologi dan Masyarakat, Pendidikan bervisi EE (Environmental Education)
berarti pendidikan lingkungan hidup, pendidikan STL (Sciencetific and Technological Literacy)
artinya pendidikan berwawasan Sains dan merujuk Teknologi. Beberapa waktu berlalu belum
menampakkan hasil optimal dari pengintegrasian visi-visi tersebut dalam pendidikan. Untuk
itulah perlu dikembangkan pendidikan bervisi SETS sebagai satu kesatuan Sains, Lingkungan,
Teknologi dan Masyarakat yang tidak boleh dipisahkan.
Dalam konteks pendidikan SETS, urutan ringkasan SETS membawa pesan bahwa untuk
menggunakan sains (S-pertama) ke bentuk teknologi (T) dalam memenuhi kebutuhan masyarakat
(S-kedua) diperlukan pemikiran tentang berbagai implikasinya terhadap terhadap lingkungan (E)
secara fisik maupun mental. Secara tidak langsung, hal ini emnggambarkan arah pendidikan
SETS yang relatif memiliki kepedulian terhadap lingkungan kehidupan atau sistem kehidupan
(manusia) yang memuat juga unsur-unsur SETS selain lingkungan.
Keprihatinan akan masa depan bumi membawa perhatian sebagian besar negara-negara
maju maupun berkembang untuk lebih peduli menyelamatkan bumi dari kerusakan, polusi,

2
menipisnya ozon, efek rumah kaca, berkurangnya deposit bahan tambang organik, dan banyak
hal lain tentang kecemasan terhadap bumi di masa datang. Rumor ‘one earth for all’ seringkali
didengungkan dalam lokakarya, semiloka, dan sejenisnya baik tingkat nasional, regional
maupun internasional. Indikasi tersebut diikuti dengan antisipasi penyampaian ‘warta’ yang
terjadi dan pencegahan-pencegahan, salah satunya melalui cara pendidikan berwawasan SETS.
Disadari bahwa ketergantungan terhadap produk alam untuk keperluan kehidupan sehari-
hari masih cukup tinggi. Sehingga tingkat kekayaan alam yang relatif berkurang dibandingkan
dengan jumlah manusia yang membutuhkan, semakin memberi dukungan terhadap aplikasi
pendidikan bervisi SETS.
Hakekat SETS dalam pendidikan merefleksikan bagaimana harus melakukan dan apa saja
yang bisa dijangkau oleh pendidikan SETS. Pendidikan SETS harus mampu membuat peserta
didik yang mempelajarinya baik siswa maupun warga masyarakat benar-benar mengerti
hubungan tiap-tiap elemen dalam SETS. Hubungan yang tidak terpisahkan antara sains,
lingkungan, teknologi dan masyarakat merupakan hubungan timbal balik dua arah yang dapat
dikaji manfaat-manfaat maupun kerugian-kerugian yang dihasilkan. Pada akhirnya peserta didik
mampu menjawab dan mengatasi setiap problem yang berkaitan dengan kekayaan bumi maupun
isu-isu sosial serta isu-isu global, hingga pada akhirnya bermuara menyelamatkan bumi.
Secara mendasar, dapat dikatakan bahwa melalui pendidikan SETS ini diharapkan agar
peserta didik akan memiliki kemampuan memandang sesuatu secara integratif dengan
memperhatikan keempat unsur SETS, sehingga dapat diperoleh pemahaman yang lebih
mendalam tentang pengetahuan yang dimilikinya. Sebagai konsekuensinya, diharapkan agar
pengetahuan yang dipahaminya secara mendalam itu akan memungkinkan mereka memanfaatka
pengetahuan yang dimiliki dalam dalam kehidupan dan untuk kehidupan.
Keberhasilan Pendidikan SETS dengan kedalaman yang memadai sangat relevan untuk
memecahkan problem yang melanda kehidupan sehari-hari. Misalnya masalah pencemaran,
pengangguran, bencana alam, kerusuhan sosial dan lain-lainnya. Isu-isu tersebut dapat dibawa ke
dalam kelas dan dikaji melalui pendidikan SETS untuk dicarikan pemecahannya, paling tidak
pencegahannya.
Pendidikan SETS pada hakekatnya akan membimbing peserta didik untuk berpikir global
dan bertindak lokal maupun global dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi sehari-
hari. Masalah-masalah yang berada di masyarakat dibawa ke dalam kelas untuk dicari

3
pemecahannya menggunakan pendidikan SETS secara terpadu dalam hubungan timbal balik
antar elemen-elemen sains, lingkungan, teknologi, masyarakat.
Peserta didik dilatih agar mampu berpikir secara global dalam memecahkan masalah
lokal, nasional maupun internasional sesuai dengan kadar kemampuan berpikir dan bernalarnya.
Peserta didik dibimbing untuk memiliki kepekaan terhadap masalah-masalah di masyarakat dan
berperan aktif untuk turut mencari pemecahannya.
Pendidikan SETS ini dapat mengatasi kelemahan sistem pendidikan klasik dimana
peserta didik diajak melaju untuk menyelesaikan materi pelajaran, tanpa diketahui dengan jelas
implementasi peserta didik terhadap daya serap materi pelajaran (Apakah materi pelajaran dapat
dikuasai keseluruhan atau sebagian, dan kompetensi dasar apa yang sudah dicapai). Sehingga
Pendidikan SETS dapat mengantisipasi beberapa hal pokok dalam membekali peserta didik,
diantaranya :
a. Menghindari ‘materi oriented’ dalam pendidikan tanpa tahu masalah-masalah di masyarakat
secara lokal, nasional, maupun internasional.
b. Mempunyai bekal yang cukup bagi peserta didik untuk menyongsong era globalisasi
(AFTA–2003, AFAS–2003, WTO–2010).
c. Peserta didik mampu menjawab dan mengatasi setiap masalah yang berkaitan dengan
kelestarian bumi, isu-isu sosial, isu-isu global, misalnya masalah pencemaran, pengangguran,
kerusuhan sosial, dampak hasil teknologi dan lain-lainnya hingga pada akhirnya bermuara
menyelamatkan bumi.
d. Membekali peserta didik dengan kemampuan memecahkan masalah-masalah dengan
penalaran sains, lingkungan, teknologi, sosial secara integral, baik di dalam maupun di luar
kelas.
Pendidikan SETS mencakup topik maupun konsep yang berhubungan dengan sains,
teknologi, lingkungan dan berbagai hal yang diperkirakan melanda masyarakat. Obyek-obyek
pendidikan yang dipelajari pada akhirnya diharapkan dimengerti dengan baik korelasinya dengan
keempat elemen utama SETS.
Pendidikan SETS bukan pendidikan di angan-angan atau di atas kertas saja, melainkan
pendidikan SETS benar-benar membahas sesuatu yang nyata/riil, bisa dipahami, dapat dilihat
dan dibahas dan bisa dipecahkan jalan keluarnya. Kurang pada tempatnya jika pembahasan

4
SETS hanya sebatas elemen per elemen yang terpisah satu sama lain. Apabila hal itu dilakukan
sama artinya dengan memfokuskan pada salah satu unsur dari SETS.
Keempat unsur pada Pendidikan SETS saling berinteraksi dalam membahas suatu
konsep pendidikan baik sins maupun non sains. Untuk memenuhi kepentingan peserta didik
perlu diciptakan suatu program yang sesuai dengan tingkat pendidikan peserta didik maupun
warga masyarakat. Para guru diharapkan lebih berhati-hati dalam pengajarannya jika
memasukkan konsep atau topik yang akan dibahas dengan teknik Pendidikan SETS. Topik
tersebut harus aktual dan sesuai dengan subyek yang sedang dipelajari dan tentunya tidak
bertentangan dengan kurikulum yang dibakukan. Satu hal yang paling penting, Pendidikan SETS
harus dapat membawa setiap peserta didik berperan serta dalam kegiatan pembelajaran

B. Tujuan Pendidikan SETS


Tujuan Pendidikan SETS adalah untuk membantu peserta didik mengetahui sains,
perkembangan sains, teknologi-teknologi yang digunakannya, dan bagaimana perkembangan
sains serta teknologi mempengaruhi lingkungan serta masyarakat. Pendidikan SETS berupaya
memberikan pemahaman tentang peranan lingkungan terhadap sains, teknologi, masyarakat.
Sebaliknya peranan masyarakat terhadap arah perkembangan sains, teknologi dan keadaan
lingkungan. Termasuk juga peranan teknologi dalam penyesuaiannya dengan sains, manfaatnya
terhadap masyarakat dan dampak-dampak yang ditimbulkan terhadap lingkungan. Tidak
ketinggalan peranan sains untuk melahirkan konsep-konsep yang berdaya guna positif,
keterlibatannya pada teknologi yang dipakai maupun pengaruhnya terhadap masyarakat dan
lingkungan secara timbal balik.
Jadi tujuan utama Pendidikan SETS ialah bagaimana membuat agar SETS dapat
menolong manusia membuat surga dunia di muka bumi ini, bukan sebaliknya menciptakan
neraka dunia dalam segala aspek kehidupan. SETS sesungguhnya harus mampu menolong setiap
negara di dunia untuk mewujudkan kemakmuran bagi semua warga negaranya.
Dalam memberikan pengantar Pendidikan SETS kepada peserta didik, setiap guru harus
dapat menciptakan variasi pendekatan atau konsep pembelajaran yang disesuaikan tingkat
kemampuan maupun obyektivitas dari pendidikan SETS itu sendiri. Perlu diingat bahwa tidak
tertutup kemungkinan seorang siswa memiliki peluang lebih besar untuk mengalami sesuatu
topik masalah secara lebih nyata dibanding dengan gurunya. Apabila hal itu terjadi, para guru

5
hendaknya tidak merasa berkecil hati, justru merasa lebih tertantang dengan kondisi yang ada
untuk belajar lebih keras dan mencoba mendahului kemampuan muridnya dengan tujuan positif.
Jangan sampai terjadi karena muridnya diketahui lebih cepat dapat mengakses pengetahuan yang
ada, seorang guru menjadi tidak suka atau antipati kepada muridnya. Segi baik lainnya adalah
setiap murid secara perorangan dapat mengoptimalkan pengetahuan yang dimilikinya untuk
bekerja sama dengan temannya dalam proses Pendidikan SETS. Hal ini mengandung arti murid
yang bersangkutan telah belajar bagaimana bersosial masyarakat.
Bentuk korelasi hubungan timbal balik antara unsur-unsur SETS digambarkan sebagai
berikut : (yang menjadi fokus perhatian adalah lingkungan).

TEKNOLOGI

LINGKUNGAN

SAINS MASYARAKAT

Gambar 1. Hubungan timbal balik unsur-unsur Pendidikan SETS

Berarti sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat saling terkait dalam hubungan dua
arah antara sains dengan lingkungan, teknologi, masyarakat. Antara lingkungan dengan sains,
teknologi, masyarakat. Antara teknologi dengan sains, lingkungan, masyarakat. Antara
masyarakat dengan sains, lingkungan, teknologi. Hubungan kesalingterkaitan dua arah antara

6
elemen-elemen SETS menunjukkan interaksi positif maupun negatif yang menjadi dampak yang
tumbuh dari perkembangan tiap-tiap elemen SETS.
Pendidikan SETS harus dapat membuat peserta didik memahami hakekat dari ‘Sains,
Lingkungan, Teknologi, Masyarakat’ sebagai satu kesatuan. Maksudnya peserta didik harus
selalu memperhitungkan saling keterkaitan antara elemen-elemen dalam SETS. Pendidikan
SETS tidak hanya memperhatikan sains, teknologi, masyarakat tetapi juga dampak positif /
negatif yang diakibatkan oleh sains dan teknologi yang dipakai oleh masyarakat pada lingkungan
dan masyarakat itu sendiri.
Unsur-unsur yang dimiliki dalam Pendidikan lingkungan (EE–Environmental Education)
dan Pendidikan STS (Science Technology Society) tidak selengkap Pendidikan SETS. Fokus
Pendidikan SETS meliputi belajar di (in), untuk (for), tentang (about) lingkungan, dengan
mencoba menemukan dan mengungkap penyebab permasalahan serta kemungkinan apa yang
menimbulkan dampak pada lingkungan di masa yang akan datang. Terutama sekali dampak-
dampak yang timbul akibat sains dan teknologi yang digunakan dalam usaha memenuhi
kebutuhan masyarakat.
Peserta didik memahami setiap elemen dalam SETS semuanya menyatu, dan
mengaplikasikan dalam proses berpikirnya dengan meninjau keterlibatan keempat elemen
tersebut dari sisi positif maupun negatif. Pendidikan SETS bermaksud membawa peserta didik
untuk mengkorelasikan antara sains, teknologi, lingkungan dan masyarakat. Contohnya, produk-
produk teknologi yang mendukung sains. Dampak positif maupun negatif teknologi, sains
terhadap masyarakat atau lingkungan. Keterlibatan masyarakat dalam pengembangan sains dan
penciptaan teknologi serta perlakuannya terhadap lingkungan. kemampuan lingkungan dalam
penyediaan kebutuhan masyarakat, penciptaan teknologi dan pengembangan sains. Hal-hal itulah
yang dimaksudkan dalam Pendidikan SETS. Terhadap peserta didik, tentunya sebatas pada
kemampuan kognitif, penalaran dan pengetahuan awal yang telah dimilikinya. Sehingga dalam
pendidikan SETS, peserta didik benar-benar learning to know–learning to do–learning to be–
learning to live together.
Berdasarkan pemikiran Pendidikan SETS kita dapat membangun generasi muda yang
melihat ke depan (futuristik) ke arah peningkatan kualitas hidup setiap anggota masyarakat.
Yang perlu diperhatikan dalam membelajarkan SETS untuk sains adalah sebagai berikut.

7
a. Topik yang dipilih hendaknya memunculkan sains yang telah dikenal dalam kurikulum, dan
dititikberatkan pada keterkaitan hubungan dengan teknologi, lingkungan maupun
masyarakat.
b. Hendaknya diberikan materi pengajaran yang dapat menyentuh rasa kepedulian tentang
keberadaan sains, teknologi, lingkungan, masyarakat sebagai satu kesatuan yang tidak
terpisah.
c. Pemilihan materi pengajaran hendaklah yang dapat membawa peserta didik ke arah ‘melek’
sains dan teknologi beserta penerapannya dan berbagai dampaknya positif atau negatif
terhadap lingkungan, masyarakat, serta pada teknologi itu sendiri sehingga dapat lebih
menumbuhkan kepedulian peserta didik dan tanggung jawab mereka pada pemecahan
masalah lingkungan dan masyarakat.
d. Pembuatan bahan evaluasi hendaknya menerapkan sains, teknologi, masyarakat, lingkungan
yang relevan.

C. Cakupan Pendidikan SETS


Pendidikan SETS bukan hanya milik pendidikan sains, namun diterapkan juga pada
pendidikan non sains. Dalam sains, unsur-unsur SETS merupakan bahasan yang terpisah yang
dibuat terpadu oleh pendidikan SETS. Sementara itu, pada pendidikan non sains SETS belum
diperkenalkan sebagai subjek terpisah. Sebaiknya diperkenalkan dulu subjek sains yang telah
ada dalam kurikulum dengan memberi perhatian pada keterkaitan antar unsur di dalam
pendidikan SETS.
Model pendidikan SETS ini tersusun melalui penelitian yang dilakukan sejak tahun 2000,
pelatihan pada guru-guru SD, SMP, dan SMA, Seminar Nasional Standar Isi dan Kompetensi
Menuju Kurikulum Bervisi SETS (Science, Evironment, Technology and Society) atau Sains,
Lingkungan, Teknologi, dan Masyarakat, dan diskusi dengan para pakar pendidikan. Adapun
tujuan model pembelajaran ini ialah untuk membentuk individu yang memiliki pemahaman
sains, teknologi, serta memiliki kepedulian terhadap masalah masyarakat dan lingkungannya.
Pengajaran SETS atau Salingtemas membantu siswa mengetahui sains, perkembangannya dan
bagaimana perkembangan sains dapat mempengaruhi lingkungan, teknologi dan masyarakat
secara timbal balik. Visi SETS merupakan cara pandang yang memungkinkan kita dapat melihat

8
bahwa di dalam sesuatu yang kita kenal, di situ terdapat kesaling-terkaitan antara konsep-konsep
sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat sebagai satu kesatuan yang terintegratif.
Dari analisis terhadap penelitian-penelitian yang telah dilakukan, tampak ada pola
tertentu dari langkah-langkah yang dilakukan dalam proses pembelajaran. Kekhasan dari model
ini adalah bahwa pada kegiatan pendahuluan dikemukakan isu-isu atau masalah yang ada di
masyarakat yang dapat digali dari siswa. Pada bagian pendahuluan dalam kegiatan belajar
mengajar, guru terlebih dahulu menyampaiakan apersepsi berupa salah satu atau lebih komponen
SETS yang menarik. Apersepsi dalam kehidupan dengan mengaitkan peristiwa yang telah
diketahui siswa dengan materi yang akan dibahas, sehingga tampak adanya kesinambungan
pengetahuan, karena diawali dengan hal-hal yang telah diketahui siswa sebelumnya yang
ditekankan pada keadaan yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Pada pendahuluan ini
guru juga dapat melakukan eksplorasi terhadap siswa untuk membaca sebuah artikel, atau untuk
melakukan kegiatan di luar kelas secara berkelompok. Kegiatan membaca artikel atau atau
observasi di luar kelas bertujuan untuk mengkaitkan konsep-konsep yang akan dibahas di kelas
dengan keadaan nyata di lapangan. Dengan mendiskusikan temuan mereka, dilanjutkan dengan
merencanakan tindakan selanjutnya, terjadilah kolaborasi dan koordinasi dalam kelompok.
Model rencana pembelajaran SETS dimulai dengan: (1) pendahuluan dimulai dengan
apersepsi/ eksplorasi isu atau masalah yang berkembang di masyarakat terkait dengan materi
yang akan dibahas, (2) Kegiatan utama/ inti, merupakan proses pembentukan konsep dapat
dilakukan melaui berbagai metode dan pendekatan. Misalnya metode eksperimen, diskusi
kelompok dan bermain peran, pendekatan keterampilan proses dan pendekatan SETS, dan (3)
penutup terdiri dari aplikasi konsep dalam kehidupan sehari-hari, pemantapan materi dan
evaluasi hasil belajar meliputi aspek kognitif, asek afektif dan aspek psikomotorik.
Sebagai contoh dalam pembelajaran IPA di kelas IV SD tentang rangka pada manusia
dan fungsinya, mula-mula guru mengawali pembelajaran (apersepsi) dengan mengangkat isu
yang berkembang di masyarakat, salah satunya adalah adanya gangguan tulang (society). Dengan
kemajuan teknologi saat ini penderita gangguan tulang dapat disembuhkan dengan obat yang
berkhasiat megatasi sakit tulang. Produk lain adalah sudah tersedia susu untuk mencegah tulang
keropos (technology). Selain itu, di lingkungan kita sebenarnya juga tersedia obat tradisional
yang dapat menyembuhkan penyakit tulang yaitu temulawak. Isu-isu yang dimunculkan pada
apersepsi dapat dimulai dari salah satu komponen SETS mana saja yang menarik yang

9
selanjutnya dikaitkan dengan komponen SETS. Kegiatan inti pada pembelajaran ini adalah
pengamatan rangka tubuh manusia yang tersusun oleh tulang-tulang. Siswa secara kelompok
melakukan pengamatan pada torso (science). Selama pembelajaran berlangsung suasana
diaktifkan dengan tanya jawab antara guru dan siswa. Siswa juga diminta memberi contoh-
contoh keterkain materi pembelajaran dengan komponen SETS.
Guru yang kreatif tidak akan menggunakan model-model mengajar tersebut di atas sebagai resep
mengajar yang merupakan harga mati, namun model-model tersebut digunakan sebagai stimulus
untuk menciptakan kreativitasnya sendiri. Guru dapat menggunakan perpaduan antara beberapa
model mengajar untuk menyusun desain intruksionalnya

DAFTAR PUSTAKA

Binadja, A. 1999. Hakikat dan Tujuan Pendidikan SETS dalam Konteks Kehidupan dan
Pendidikan Yang Ada. Seminar Lokakarya Nasional Pendidikan SETS. UNNES
Semarang

Pusat Kurikulum. 2007. Model Kurikulum Pendidikan yang Menerapkan Visi SETS (Sains,
Environment, Technology and Society). Balai Penelitian dan Pengembangan
Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Utomo, P. Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan SETS. SMA Negeri 1 Rembang-


Purbalingga.

10

Anda mungkin juga menyukai