Bab 2 Landasan Teori: Indeed", Yang Mengandung Makna Bahwa Seorang Sahabat Akan Hadir Di Saat-Saat
Bab 2 Landasan Teori: Indeed", Yang Mengandung Makna Bahwa Seorang Sahabat Akan Hadir Di Saat-Saat
Landasan Teori
indeed”, yang mengandung makna bahwa seorang sahabat akan hadir di saat-saat
yang dibutuhkan untuk saling membantu dan berbagi satu sama lain. Seorang sahabat
juga akan memberikan pujian dan penghargaan atas keberhasilan sahabatnya dan
sahabatnya. Seorang sahabat senantiasa mencurahkan isi hati dan pemikirannya serta
Sudo (2011, hal.88) mengutip definisi sahabat dari tiga kamus besar bahasa
Jepang berikut ini. Secara umum, sahabat menunjuk pada teman akrab yang dapat
dipercaya; teman yang berhubungan baik dengan diri kita (menurut kamus Jepang
Kojien), teman yang saling memaafkan; teman yang paling akrab (menurut kamus
Jepang Daijisen), teman yang saling mempercayai; teman yang berhubungan paling
menunjuk pada teman yang secara khusus bergaul secara akrab dengan diri kita di
antara teman-teman lain yang kita miliki dan dipahami sebagai suatu sosok yang
hadir untuk dapat dipercayai secara mendalam dan menyeluruh serta saling
memaafkan satu sama lain. Dengan adanya kehadiran seorang sahabat, manusia
dapat mengetahui kegembiraan dari sikap saling pengertian dengan orang lain dan
11
Menurut Desmita (2009, hal.227), salah satu karakteristik dari pola hubungan
anak usia sekolah dengan teman sebayanya adalah munculnya keinginan untuk
menjalin hubungan pertemanan yang lebih akrab atau yang dalam kajian psikologi
Menurut Santrock (2008), “di awal masa remaja, para remaja umumnya lebih
memilih untuk memiliki persahabatan dalam jumlah lebih sedikit yang lebih
mendalam dan lebih akrab daripada anak-anak di usia yang lebih muda” (hal.434).
emosional antara dua individu atau lebih, baik antara sejenis maupun berbeda jenis
kelamin, yang didasari saling pengertian, menghargai, mempercayai antara satu dan
yang lainnya. Hal yang membuat mereka mengadakan hubungan yang akrab adalah
yang penting dalam semua kebudayaan dan sepanjang rentang kehidupan yang
memiliki karakteristik sebagai berikut: (1) hubungan dyadic; (2) adanya unsur
(3) bersifat sukarela; (4) bersifat egalitarian; (5) sebagai kawan dalam melakukan
sumber dukungan dan kesempatan bagi individu untuk penyingkapan diri dan
keakraban.
Menurut Gea, dkk (2005, hal.194), hubungan kedekatan satu sama lain tentu jauh
lebih terasa lagi dalam hubungan yang disebut persahabatan. Seorang sahabat adalah
tempat berpaling di saat kita membutuhkan bantuan dan kepada siapa kita ingin
12
berbagi beban dan kesuksesan. Seorang sahabat adalah seseorang yang tertawa dan
menangis bersama kita, kadang juga menjadi tempat minta nasehat dan dukungan
fisik, serta sebagai curahan isi hati. Semuanya itu terjadi karena kepercayaan satu
sama lain sudah tumbuh dan berkembang sedemikian rupa. Perasaan menyatu atau
antara saudara kandung sendiri. Tidak jarang seorang sahabat rela mengorbankan apa
Kita membutuhkan kehadiran teman-teman yang cukup dekat dengan kita, yang
yang aman bagi kita, tempat bernaungnya segala rahasia terdalam dan kelemahan
terparah kita, yang tidak akan pernah digunakan untuk menyerang kita. Kehadiran
sahabat kita rasakan, baik dalam suka maupun duka, maupun kehadiran yang jauh
lebih berarti adalah ketika kita sedang mengalami kesulitan. Sahabat menjadi orang
pertama tempat kita berbagi beban, orang kepada siapa kita dapat berharap sesuatu
yang kita perlukan. Sahabat tidak akan mengecewakan kita sebagaimana kita juga
tak akan mengecewakan sahabat. Persahabatan di masa remaja jauh lebih berarti
daripada yang terjalin pada tahapan usia lainnya. Para sahabat akan mendampingi
kita melewati begitu banyak peristiwa penting dalam hidup kita. Sahabat adalah
13
antar individu menganggap temannya bukan lagi sebagai sahabat, melainkan saudara
sendiri. Hubungan ini berarti makin mendalam, lebih dari sekedar teman (Dariyo,
2004, hal.130).
Lebih lanjut, Damon (dalam Dariyo, 2004, hal.128-130), membagi tiga tahap
Playmate)
temannya.
Mempercayai antara Satu dan yang Lain (Friendship as Mutual Trust and
Assistance)
14
masing-masing anak memiliki rasa percaya dan dapat memberi bantuan
berusia antara 11-15 tahun. Anak remaja beranggapan bahwa unsur keakraban
ataupun kesetiaan merupakan hal yang sangat penting guna membangun dan
Kail & Cavanaugh (2004, hal.278) menyatakan bahwa teman tidak hanya
berperan sebagai kawan bermain; mereka adalah sumber informasi penting di mana
anak-anak belajar dari teman-teman mereka dan dapat beralih pada mereka untuk
meminta dukungan pada saat-saat sulit dan stres. Persahabatan adalah salah satu cara
merasa malu. Teman juga bertindak sebagai orang kepercayaan yang penting yang
15
menolong remaja melewati berbagai situasi yang menjengkelkan (seperti kesulitan
dengan orang tua atau putus pada hubungan romantis) dengan menyediakan baik
dukungan emosi dan nasihat yang memberikan informasi (Savin-Williams & Berndt,
1990). Sebagai tambahan, teman dapat menjadi rekan kerja yang aktif dalam
terbilang, teman bertindak sebagai papan pengeras suara pada saat remaja menggali
masalah-masalah mulai dari rencana masa depan hingga sikap seseorang terhadap
berbagai masalah.
keakraban dapat diartikan secara luas meliputi segala sesuatu dalam persahabatan
yang membuat hubungan terlihat lebih dekat atau mendalam. Keakraban dalam
pribadi tentang teman juga digunakan sebagai ukuran keakraban (Selman, 1980;
Sullivan, 1953).
Keakraban ini menjadi dasar bagi relasi anak dengan sahabat. Karena kedekatan
ini, anak mau menghabiskan waktunya dengan sahabat dan mengekspresikan afek
yang lebih positif terhadap sahabat dibandingkan dengan yang bukan sahabat dan
juga hadir sebagai sumber dukungan sosial dan emosional” (Kail & Cavanaugh,
2004, hal.276).
Ketika para remaja muda ditanyakan apa yang mereka inginkan dari seorang
mereka, mereka sering mengatakan bahwa sahabat akan membagi masalah dengan
16
mereka, memahami mereka, dan mendengarkan mereka pada saat mereka berbicara
“Karena para remaja berbagi mengenai pemikiran dan perasaan pribadi mereka,
teman dapat menyediakan dukungan selama masa-masa sulit dan stress” (Kail &
Kutipan:
青年期には友人間での親密さが増大し、個人的な悩みを打ち明けるな
どの、深い友人関係が求められるようになる(詫摩ほか、1989)。
Terjemahan:
Selain keakraban (intimacy), persahabatan pada masa remaja memiliki unsur lain
seperti, rasa percaya (mutual trust) dan rasa simpati (sympathy), seperti tampak pada
Kutipan:
ビューラー(Buhler、1921、1967)も、青年期においては、友人に対
して特別な感情をもった相互信頼に基づいた感情をもつようになる
と述べている。またシュプランガー(Spranger、1924)も、青年期に
おいては同姓のなかに青年自身が望む理想的性質を見出し、相手に
17
対して絶対的な同情 (sympathy)を求め、友人を実際以上に理想化し
てみるとしている。
Terjemahan:
Buhler (1921, 1967) juga menyatakan bahwa pada masa remaja, mereka
memiliki perasaan saling percaya satu sama lain (mutual trust). Spranger
(1924) pun menyatakan bahwa pada masa remaja, di tengah persahabatan
dengan sesama jenis, seseorang menuntut rasa simpati (sympathy) dan
mencoba menjadikan orang lain untuk memiliki sifat yang diharapkan
olehnya (agar orang lain dapat menjadi seperti yang diharapkannya).
Menurut Gottman dan Parker (1987) yang dikutip Santrock (dalam Dariyo, 2004,
kepada seseorang untuk menjalankan fungsi sebagai teman bagi individu lain
harus menyediakan dan mengorbankan diri dari segi waktu, tenaga, dan mungkin
18
perhatian dan kasih sayang dari teman atau sahabat walaupun sudah ditunggui
adakalanya seseorang akan merasa stres, down, atau tidak bersemangat ketika
dan biasanya, seseorang memiliki kekuatan moral dan semangat hidup untuk
seseorang ingin diterima, dihargai, diakui, dan dipercayai sebagai seseorang yang
seseorang akan membandingkan dirinya dengan orang lain. Artinya, orang lain
sebagai cermin bagi seseorang, apakah dirinya memiliki kemampuan yang lebih
atau kurang kalau dibandingkan dengan orang lain. Bila seseorang menyadari
kekurangan, ia akan dapat belajar dan meningkatkan diri supaya menyamai atau
19
f. Intimasi/afeksi (intimacy/affection). Tanda persahabatan yang sejati adalah
adanya ketulusan, kehangatan, dan keakraban antara satu dan yang lain. Masing-
masing individu, tidak ada maksud ataupun niat untuk mengkhianati orang lain
lain. Baik ketika bersama maupun ketika sendiri, masing-masing individu yang
emosional dan dukungan sosial supaya tetap terjalin keakraban, kehangatan, dan
keintiman.
Istilah “tokoh” menunjuk pada orangnya, pelaku cerita. Watak, perwatakan, dan
karakter, menunjuk pada sifat dan sikap para tokoh seperti yang ditafsirkan oleh
pembaca, lebih menunjuk pada kualitas pribadi seorang tokoh. Karakterisasi sering
tokoh-tokoh tertentu dengan watak-watak tertentu dalam sebuah cerita. Atau seperti
dikatakan oleh Jones (1968, hal.33), penokohan adalah pelukisan gambaran yang
jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita (Nurgiyantoro, 2002,
hal.165).
sebab ia sekaligus mencakup masalah siapa tokoh cerita, bagaimana perwatakan, dan
20
memberikan gambaran yang jelas kepada pembaca. Penokohan sekaligus menyaran
peristiwa dalam cerita rekaan sehingga peristiwa itu menjalin suatu cerita, sedangkan
hal.85). Tokoh dalam karya rekaan selalu mempunyai sifat, sikap, tingkah laku atau
watak-watak tertentu. Pemberian watak pada tokoh suatu karya oleh sastrawan
disebut perwatakan.
Tokoh cerita menempati posisi strategis sebagai pembawa dan penyampai pesan,
amanat, moral, atau sesuatu yang sengaja ingin disampaikan kepada pembaca
keterlibatan dalam cerita, tokoh dapat dibedakan atas (a) tokoh (utama), (b) tokoh
peranan atau tingkat pentingnya tokoh dalam sebuah cerita, ada tokoh yang tergolong
penting dan ditampilkan terus menerus sehingga terasa mendominasi sebagian besar
cerita, dan sebaliknya, ada tokoh-tokoh yang hanya dimunculkan sekali atau
beberapa kali dalam cerita, dan itupun mungkin dalam porsi penceritaan yang relatif
pendek. Tokoh yang disebut pertama adalah tokoh utama cerita (central character,
main character), sedang yang kedua adalah tokoh tambahan (peripheral character).
21
Tokoh-tokoh cerita sebagaimana dikemukakan di atas, tak akan begitu saja serta-
berhubungan dengan masalah pemilihan jenis dan perwatakan para tokoh cerita saja,
bersangkutan.
a. Teknik Cakapan
Jika teknik cakapan dimaksudkan untuk menunjuk tingkah laku verbal yang
berwujud kata-kata para tokoh, teknik tingkah laku menyaran pada tindakan yang
bersifat nonverbal, fisik. Apa yang dilakukan orang dalam wujud tindakan dan
tingkah laku dapat dipandang sebagai menunjukkan reaksi, tanggapan, sifat, dan
Bagaimana keadaan dan jalan pikiran serta perasaan, apa yang melintas di dalam
pikiran dan perasaan, serta apa yang sering dipikir dan dirasakan oleh tokoh, dalam
22
Teknik arus kesadaran (stream of consciousness) berkaitan erat dengan teknik
pikiran dan perasaan. Keduanya tak dapat dibedakan, bahkan mungkin dianggap
Teknik reaksi tokoh dimaksudkan sebagai reaksi tokoh terhadap suatu kejadian,
masalah, keadaan, kata, dan sikap atau tingkah laku orang lain, dan sebagainya yang
berupa “rangsang” dari luar diri tokoh yang bersangkutan. Bagaimana reaksi tokoh
terhadap hal-hal tersebut dapat dipandang sebagai suatu bentuk penampilan yang
Reaksi tokoh-tokoh lain dimaksudkan sebagai reaksi yang diberikan oleh tokoh
lain terhadap tokoh utama atau tokoh yang dipelajari kediriannya, yang berupa
pandangan, pendapat, sikap, komentar, dan lain-lain. Pendek kata: penilaian kedirian
tokoh (utama) cerita oleh tokoh-tokoh cerita yang lain dalam sebuah karya.
Suasana latar sekitar tokoh juga sering dipakai untuk melukiskan kediriannya.
itu.
Siswanto (2008, hal.145) juga menyatakan, ada beberapa cara memahami watak
tokoh. Cara itu adalah melalui (1) tuturan pengarang terhadap karakteristik
23
melihat bagaimana tokoh itu berbicara tentang dirinya sendiri, (5) memahami
bagaimana jalan pikirannya, (6) melihat bagaimana tokoh lain berbicara tentangnya,
(7) melihat tokoh lain berbincang dengannya, (8) melihat bagaimanakah tokoh-tokoh
yang lain itu memberi reaksi terhadapnya, (9) melihat bagaimana tokoh itu dalam
Menurut Humprey (1954), metode paling mendasar dalam sinema adalah teknik
pengalihan gambar yang mendadak atau gambar yang tumpang tindih satu dan
impresi dan observasi yang diatur secara tepat. Teknik montase dapat pula
menyajikan kesibukan latar (misalnya hiruk pikuk kota besar) atau suatu kekalutan
(misalnya kekalutan pikiran) atau aneka tugas seorang tokoh (secara simultan dan
dinamis). Melalui teknik ini dapat direkam sikap kaotis (kekacauan) yang menguasai
kehidupan kota besar yang dirasakan oleh penghuninya (Minderop, 2005, hal.152-
153).
24