Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
“PELUNCURAN KAPAL”
Disusun oleh:
KATA PENGANTAR
TEORI BANGUNAN KAPAL | PELUNCURAN KAPAL
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang menjadikan
bumi beserta isinya dengan begitu sempurna dan atas limpahan rahmat, taufiq serta hidayah –
Nya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan dengan mempersembahkan sebuah makalah yang
berjudul “PELUNCURAN KAPAL ” untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Bangunan
Kapal II
Penulis Ucapan terima kasih dan rasa hormat kepada semua pihak yang telah
membantu Penulis dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini, orang tua, teman-teman,
sahabat,dosen mata kuliah teori bangunan kapal II,dll yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu. Akhir kata, Penulis sampaikan bahwa tiada makalah yang sempurna tanpa uluran
tangan pemerhatinya. Oleh karena itu, kritik serta saran sangat Penulis harapkan dari pembaca
sekalian yang bersifat membangun, agar demi lebih baiknya kinerja kami yang akan
mendatang. Semoga makalah ini dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan dan
informasi yang bermanfaat bagi semua pihak.
Hormat Kami,
Tim Penulis
DAFTAR ISI
S1 TEKNIK PERKAPALAN UNDIP Page 2
TEORI BANGUNAN KAPAL | PELUNCURAN KAPAL
KATA PENGANTAR............................................................................................................ 2
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
BAB I
PENDAHULUAN
Secara umum, kapal berfungsi sebagai alat transportasi dalam melakukan kegiatan
perekonomian antar daerah. Pembuatan kapal dilakukan dalam sebuah galangan. Mutu
dan kualitas kapal yang dibangun dalam sebuah galangan dipengaruhi beberapa faktor
seperti keahlian para pekerja, peralatan yang dimiliki galangan kapal, kemudahan untuk
memperoleh bahan material, dan lain-lainnya.
Perkembangan Ilmu dan Teknologi yang semakin pesat dan seiring dengan
perubahan zaman memacu perusahan-perusahan di bidang perkapalan untuk bisa
bersaing menjadi yang terbaik. Untuk meningkatkan daya saing tersebut maka di
perlukan pengelolaan yang baik pula terhadap semua komponen yang terdapat dalam
perusahaan.
Salah satu proses dalam pembuatan kapal Bangunan Baru memerlukan fasilitas
yang baik adalah Peluncuran (Launching). Peluncuran kapal di lakukan setelah
pekerjaan konstruksi badan kapal, pemasangan instalasi permesinan kapal dan pekerjaan
di bawah garis air harus sudah selesai. Peluncuran adalah suatu tahapan dari proses
pembangunan kapal yang secara potensial berbahaya (penuh resiko) sehingga harus di
rencanakan dan dilaksanakan dengan baik. Maka dari itu perilaku gerakan kapal selama
peluncuran perlu di ketahui untuk menjamin bahwa peluncuran tersebut dapat
berlangsung dengan baik dan aman. Sistem peluncuran yang di gunakan pun tergantung
pada fasilitas yang tersedia pada galangan kapal (Shipyard).
Sejalan dengan tuntutan pasar yang semakin berkembang untuk dapat melakukan
peluncuran kapal-kapal dengan ukuran sedang ataupun besar, maka di perlukan adanya
sarana tambahan untuk dapat mengakomodir aktivitas peluncuran untuk kapal yang
akan di luncurkan.
1.3 Tujuan
Dari urain rumusan permasalahan diatas, kita dapat menarik tujuan dari pembuatan
makalah ini yaitu:
1. Mahasiswa dapat memahami dan mengerti pengertian peluncuran kapal.
S1 TEKNIK PERKAPALAN UNDIP Page 4
TEORI BANGUNAN KAPAL | PELUNCURAN KAPAL
BAB II
PEMBAHASAN
Kapal harus dilengkapi dengan alat peluncur (launching ways) dan sepatu luncur
(sliding ways) agar dapat diluncurkan ke air. Jarak anatara tanah dan dsar kapal harus
cukup untuk memasang sepatu luncur dan peralatan luncur lain pada tempatnya. Jarak
lunas kapal diatas tanah sekitar satu setengah meter sehingga tersedia tempat yang
cukup untuk melakukan pemasangan sepatu peluncur dan peralatan luncuran tersebut.
Jika jarak ini terlalu tinggi, maka dibutuhkan penyangga yang lebih banyak yang
mengakibatkan bertambahnya biaya dan jumlah bahan penyangga tersebut (Djatmiko
et al. 1983). Peluncuran kapal umumnya dilakukan secara memanjang, peluncuran
secara melintang hanya digunakan pada keadaan yang memaksa yaitu bila permukaan
air di depan landasan sempit biasanya sungai, dll
Buritan kapal diarahkan ke air pada peluncuran kapal secara memanjang. Bagian
buritan kapal masuk kedalam air dahulu, hal ini agar tinggi belakang tidak terbentur
pada landasan dan pada saat kapal menyentuh air dapat mengurangi kecepatan
peluncuran. Umumnya, kapal diluncurkan dengan sudut kemiringan landasan sebesar
2°- 4°. Bahan pelumas digunakan untuk mengurangi gesekan antara sepatu luncur
dengan jalan peluncur. Bahan pelumas yang biasa digunakan terdiri dari campuran
kapur, sabun, gemuk, dan parafin (Djatmiko et al. 1983).
Kapal yang diluncurkan akan mengalami tipping apabila titik berat kapal (G) telah
melewati ujung landasan dengan momen berat kapal terhadap ujung landasan lebih
besar daripada momen apung terhadap ujung landasan (Derret 1990). Djatmiko et al.
(1983) menganjurkan agar memperbesar nilai momen antti tipping untuk
menyelamatkan kapal dari kemungkinan terjadinya tipping. Momen anti tipping dapat
diperbesar dengan cara sebagai berikut:
2. Memperpanjang landasan yang berada dibawah permukaan air, hal ini akan
mengakibatkan jarak titik berat (G) ke ujung landasan dan jarak titik apung (B) ke
ujung landasan berkurang, tetapi mengingat bahwa berat peluncuran lebih besar
dari displacement kapal, maka nilai pengurang dari momen berat terhadap ujung
landasan akan lebih besar dari harga pengurang dari momen apung terhadap ujung
landasan.
Kapal yang diluncurkan akan mengalami stren lift momen berat kapal terhadap
ujung sepatu peluncur sama dengan momen apun terhadap ujung sepatu peluncur. Hal
ini menimbulkan gaya reaksi sangat besar yang berpusat pada ujung sepatu peluncur
(Derret 1990).
Keterangan :
Keterangan:
Keterangan :
Keterangan :
g = gaya gravitasi
Keterangan :
k : kemiringan lunas
A. End Launching.
Side Slideway Launching juga merupakan salah satu yang paling banyak
digunakan pada sistem peluncuran kapal. Jenis sistem ini digunakan untuk
meluncurkan kapal ke arah samping melalui bagian sisi lambung kapal. Side
Slideway Launching dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Fase pertama
Berawal saat kapal mulai bergerak dan berkahir saat titik berat kapal
berada tepat diatas ujung landasan. Gaya yang bekerja pada kapal
adalah gaya berat dan reaksi landasan. Kapal bergerak dengan kecepatan
sebanding dengan kemiringan landasan.
b. Fase Kedua
Dimulai dengan berakhirnya fase pertama dan berakhir saat badan kapal tepat
menyentuh air. Gaya yang bekerja pada kapal adalah tetap gaya berat kapal dan
gaya reaksi landasan. Kapal melakukan gerak lurus sepanjang landasan dan
gerak putar dengan ujung landasan sebagai sumbu putar. Jika ujung landasan
berada dibawah permukaan air, mungkin fase kedua ini tidak ada.
c. Fase Ketiga
Dimulai dengan berakhirnya fase kedua dan berakhir saat saptu luncur
meninggalkan landasan. Gaya yang bekerja pada kapal adalah gaya berat,
reaksi landasan dan gaya apung serta hambatan air. Kapal tetap melakukan
gerak lurus sepanjang landasan dan gerak putar dengan ujung landasan sebagai
sumbu putar.
d. Fase Keempat
Dimulai dengan berakhirnya fase ketiga dan berakhir saat kapal berhenti
bergerak. Gaya yang bekerja adalah gaya berat kapal, gaya apung dan
hambatan air. Kapal melakukan gerak lurus dan gerak ayun maupun putar
(rolling) dengan redaman.
4. Airbag launching
3. Hal yang harus diperhatikan saat melakukan peluncuran kapal dengan metode
end launching antara lain : water level, water front, sliding way, jarak bebas
kolam labuh, treshold, sarat kapal.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Peluncuran kapal adalah suatu proses menurunkan badan kapal dari landasan
peluncuran di galangan kapal ke air yang disebabkan oleh gaya berat kapal pada
bidang miring. Peluncuran kapal merupakan salah satu metode yang paling penting
dari seluruh proses konstruksi kapal.
Gravitational Type Launching selanjutnya dibagi menjadi dua jenis utama, yaitu:
DAFTAR PUSTAKA
Derret, D.R. 1990. Ship stability for master and mates. 4th ed. Part of Reed
International Book. Oxford.
Rob, A and Mc Cance. 1952. Theory of naval architecture. Charles Griffin and
Company Limited. London