1. Seluruh dokter akan dilakukan evaluasi 1 (satu) kali dalam setahun.
2. Manajer Pelayanan Medis bertanggung jawab terhadap pelaksanaan evaluasi staf medis di setiap SMF. Evaluasi staf medis akan dilakukan oleh masing-masing ketua SMF untuk mendapatkan dokter yang memiliki kompetensi sesuai kualifikasi, baik di sisi hard-skill maupun soft-skill. 3. Evaluasi kinerja terhadap staf medis harus berpedoman pada Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1438/MENKES/PER/IX/2010 tentang Standar Pelayanan Kedokteran di Indonesia, meliputi kedisiplinan, pelayanan terhadap pasien, pengetahuan medis/klinis, pengembangan diri dan practice-based learning, ketrampilan komunikasi, profesionalisme, serta system-based practice. 4. Hasil evaluasi staf medis disimpan dalam file dokter di unit personalia dan di Komite Medik RS SAHABAT.
Kebijakan Khusus
Elemen penilaian evaluasi kinerja staf medis, sebagai berikut :
1. Kedisiplinan.
Kedisiplinan diukur berdasarkan ketepatan waktu dokter dalam melayani pasien
sesuai jam praktik dokter di Rumah Sakit Islam Masyithoh. Selain itu, kedisiplinan juga diukur berdasarkan kontinuitas dan rutinitas dokter dalam melakukan visite kepada pasien. Ketepatan waktu dokter dalam melayani pasien, sumber penilaiannya diperoleh dari laporan kehadiran dokter oleh kepala instalasi rawat jalan. Sedangkan untuk penilaian kontinuitas dan rutinitas visite dokter, sumber penilaiannya diperoleh dari laporan aktivitas dokter visite oleh kepala instalasi rawat inap.
2. Pelayanan terhadap pasien.
Pelayanan terhadap pasien adalah kegiatan dokter dalam melakukan pelayanan
terhadap pasien. Sumber penilaiannya berasal dari kuesioner rawat jalan yang dilakukan oleh bagian mutu. 3. Pengetahuan medis/klinis. Pengetahuan medis/klinis didasarkan pada sejauh mana dokter yang bersangkutan menguasai bidang medis dan klinis tertentu. Sumber penilaian dalam hal pengetahuan medis/klinis tersebut diperoleh dari rekomendasi Ketua SMF. 4. Pengembangan diri dan practice-based learning.
Dalam hal kemampuan individu dokter, pengembangan diri dan practice-
based learning diperoleh dari pelatihan-pelatihan kompetensi yang telah diikuti oleh dokter yang bersangkutan. Sedangkan sumber penilaian terhadap kategori pengembangan diri dan practice-based learning ini didasarkan pada sertifikatsertifikat pelatihan yang telah diikuti dokter. Pelatihan-pelatihan yang akan dipertimbangkan untuk dinilai adalah pelatihan yang diikuti dalam masa periode penilaian di tahun yang sedang berjalan. 5. Ketrampilan komunikasi.
Seorang dokter harus memiliki ketrampilan komunikasi yang baik dalam
melakukan pelayanan kepada pasien. Kemampuan komunikasi tersebut akan dapat diketahui berdasarkan penilaian orang-orang yang terdapat hubungan komunikasi dengannya. Oleh sebab itu, penilaian ketrampilan komunikasi dokter diperoleh dari kuisioner rawat jalan yang dilaksanakan oleh bagian mutu. 6. Profesionalisme
Profesionalisme berkaitan dengan kepandaian atau keahlian dokter dalam
menekuni bidang keahliannya, kemudian diterapkan dalam memberikan pelayanan kepada pasien. Sumber penilaiannya diperoleh dari data yang telah diolah berdasarkan hasil penilaian dengan pembagian kuisioner kepada pasien yang dilakukan oleh bagian mutu. 7. System-based practice System-based practice adalah kegiatan yang berkaitan dengan sistem pelayanan di Rumah Sakit Islam Masyithoh. Penilaiannya didasarkan pada kepatuhan dokter terhadap penggunaan formularium serta tinjauan terhadap ada/tidaknya KNC (Kejadian Nyaris Cedera) dan KTD (Kejadian yang tidak diharapkan) yang terkait dengan dokter yang bersangkutan, dalam masa periode penilaian di tahun yang sedang berjalan. Matrik Penilaian
No. Kriteria Sumber Penilaian Kategori Penilaian
Penilaian 1. Kedisiplinan Laporan kehadiran Minimal 80 % dokter telah dokter dalam melayani sesuai dengan pelayanan sesuai ketepatan jadual praktik jadual praktik 2. Pelayanan Kuesioner rawat jalan Minimal 80 % pasien terhadap pasien bagian Pemasaran menyatakan bahwa dokter tersebut dinilai ”baik”, dalam melayani pasien. 3. Pengetahuan Rekomendasi Ketua Dokter yang dinilai harus medis/klinis SMF mendapat rekomendasi ”baik”, oleh Ketua SMF. 4. Pengembangan Sertifikat pelatihan Minimal memiliki satu diri dan atau kompetensi yang sertifikat practicebased diikuti oleh dokter pelatihan/kompetensi yang learning diikuti dalam periode penilaian di tahun yang sedang berjalan. 5. Ketrampilan Kuesioner rawat jalan Minimal 80 % pasien komunikasi bagian Pemasaran menyatakan bahwa dokter tersebut dinilai ”baik”, dalam berkomunikasi dengan pasien. 6. Profesionalisme Kuesioner rawat jalan Minimal 80 % pasien bagian Pemasaran menyatakan bahwa dokter tersebut dinilai memiliki profesionalisme yang ”baik”, dalam memberikan pelayanan kepada pasien. 7. System-based 1. Kepatuhan dokter Menggunakan formularium practice dalam penggunaan sesuai aturan dan tidak formularium. terdapat catatan tentang 2. Catatan tentang ada atau tidaknya KNC dan KTD dokter yang bersangkutan. KNC dan KTD dokter yang bersangkutan. Dokter yang telah menerima penugasan klinis, hanya dapat melakukan tindakan sesuai dengan yang tertera dalam penugasan klinis tersebut. Penugasan klinis itu dapat dilakukan perubahan berkaitan dengan penilaian staf medis yang dilakukan setiap tahun, sesuai dengan kondisi dan kompetensi dokter yang bersangkutan.