Anda di halaman 1dari 4

Nama : Anggun Lismayani

NPM : 1611011014

Tugas 1

Reza Nurhilman, pengusaha keripik pedas Maicih

Reza Nurhilman lahir pada 29 September 1987 di Bandung, merupakan anak bungsu dari tiga
bersaudara. Sejak kecil tinggal dan di besar kan oleh orang tua angkatnya di Cimahi. Masa
kecilnya yang tanpa ada figur seorang ayah membuatnya menjadi pribadi yang mandiri dan
pantang menyerah dalam segala hal. Lelaki yang merupakan alumni dari SMA N 2 Bandung
ini mengaku bahwa masa-masa SMA adalah moment yang sangat berharga dalam hidupnya.

Ketika itu ia bergabung bersama dengan kelompok pecinta musik Guns ‘N Roses, dari situlah
teman-temanya menjulukinya sebagai AXL sesuai dengan nama sang vocal Axl Rose. Dari
sinilah Reza Nurhilman yang tadinya seorang yang masih labil kini berubah menjadi sosok
remaja tangguh yang memiliki visi dan mimpi besar. Setelah lulus dari SMAN 2 Bandung,
Reza memilih mencoba merintis usaha ketimbang masuk ke perguruan tinggi. Dengan modal
usaha yang ia berhasil kumpulkan, Reza kemudian mencoba berbagai macam jenis usaha.

Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, ia berjualan berbagai macam produk. Mulai
dari barang elektronik hingga pupuk yang ia geluti selama hampir empat tahun dari tahun 2005
hingga tahun 2009.

Awalnya Reza diajak oleh seorang temannya ke daerah Cimahi Reza bertemu sosok Nenek-
nenek yang memang mempunyai resep keripik lada atau keripik setan yang rasanya pedas tapi
enak. Sosok nenek-nenek tersebut bukan bernama Maicih. Namu dia sendiri yang berimajinasi
mencoba menciptakan nama tersebut agar lebih nyeleneh dan mudah diingat orang. Sosok
nenek ini identik dengan ke-icihan karena selalu pakai ciput.
Nama aslinya bukanlah Mak Icih, sehingga biar nyeleneh saja jadi diberi nama Maicih.
Menurut Reza, nenek tersebut tidak menjual keripik setannya secara komersil. Dari situ ia
mulai bekerja sama dengan pengusaha lokal untuk memproduksi keripiknya. Pada pertengahan
2010, ia hanya bermodal 15 juta dan produksi 50 bungkus per hari. Varian awalnya hanya
keripik dan gurilem yang diproduksi dari level 1 sampai dengan level 5 dan dipasarkan secara
bekeliling.

Reza tidak kehabisan akal dalam mempromosikan usahanya dengan memanfaatkan akun sosial
media secara word of mouth dengan hashtag #maicih Reza menjual keripik pedas tersebut.

Pada 11 Februari 2010, di Paris Van Java Mall, Bandung, digelar acara trademark market.
Kesempatan ini digunakan Axl untuk meluaskan pasar keripik Maicih. Ia merasa terbantu oleh
berlangsungnya acara itu. Pasarnya bertambah. “Artis dan para pejabat jadi tahu dan penasaran
dengan keripik Maicih,” katanya.

Nama Maicih, kata mahasiswa Manajemen Universitas Maranatha Bandung ini, diambil dari
istilah dompet kecil yang suka dipakai ibu-ibu. Nama ini juga mengundang rasa penasaran
konsumen karena terdengar nyeleneh. Pemasarannya dibantu oleh teman-temannya di sekolah
menengah atas dan saudaranya. Walhasil, peminat keripik Maicih mulai banyak. “Awalnya
karena penasaran dengan nama Maicih-nya,” ucapnya.

Dalam sebulan, respons atas keripik itu mulai bermunculan. Kebanyakan mengomentari
penyedap rasa yang amat dominan. “Saya langsung memperbaikinya karena enggak mau
kehilangan pelanggan,” ujarnya. Axl juga mulai mengenal selera pelanggan. “Lebih banyak
yang suka keripik dengan kepedasan dari level 3 sampai 5,” katanya. “Ada juga yang level 10,
sangat pedas, tapi itu limited edition, gak diproduksi setiap hari.”
Dalam menjalankan usahanya, Axl menerapkan prinsip totalitas, loyalitas, dan sinergi. Ia
berharap kepercayaan pelanggan terjaga dan kekompakan tim pemasaran tetap berlangsung.

Loyalitas terhadap keripik Maicih ini mendorong mereka membentuk satu komunitas yang
bernama Icihers. Komunitas ini kebanyakan perempuan. Mereka amat aktif menyebarkan
informasi tentang keripik Maicih.

Axl mengucapkan rasa terima kasihnya kepada kolega, saudara, dan para Icihers yang telah
loyal memasarkan keripiknya. “Sehingga semakin banyak orang yang ‘tericih-icih’ (istilah
ketagihan keripik Maicih),” ujarnya.

Namun bukan berarti perjalanan bisnis Axl selalu berjalan mulus. Pada November tahun 2010,
keripik Maicih tidak diproduksi akibat kurangnya alat penggorengan yang masih memakai
tungku. “Pelanggan makin banyak tapi kapasitas penggorengan kurang,” kata dia. Selama
sebulan ia harus memperbaiki tunggu itu.

Saat ini dalam sehari ia bisa memproduksi 2.000 bungkus. “Selalu habis,” ujar Axl. Ia
berencana akan menambah jumlah produksi mencapai 10 ribu bungkus per hari. Axl, yang
berasal dari keluarga ekonomi kurang mampu, tak menyangka usahanya bakal sesukses ini.
Saat ini omzet penjualan keripik Maicih dalam sehari mencapai Rp 22 juta dan dalam sebulan
bisa mencapai 7 milyar.

PT. Maicih Inti Sinergi memisahkan diri dari produsen awal dan memiliki pabrik sendiri
setelah permintaan semakin meningkat yang resmi didirikan pada tahun 2011 dengan Reza
Nurhilman sebagai Komisaris.

Untuk menghindari pemalsuan produk, Logo ‘Maicih’ telah dipatenkan hak ciptanya secara
legal, yang dimiliki langsung oleh Reza dan diakui secara hukum.Produk Maicih dari PT.
Maicih Inti Sinergi adalah : Keripik pedas level 3, keripik pedas level 5, keripik pedas level 10,
baso goreng (basreng), gurilem, seblak pedas original, dan seblak keju pedas.

Harga keripik dibanderol antara Rp 11 ribu dan Rp 15 ribu untuk luar Bandung.Pelanggan di
luar Bandung juga bisa memesan Maicih melalui sistem online di ngiderngiler.com. Dalam
waktu dekat, Axl juga akan membuat wardrobe Maicih berupa kaus dan merchandise. “Saya
ingin Maicih menjadi ciri khas Jajanan Bandung,” kata dia.

Selain sibuk mengurus bisnis keripik maicih ternyata pria yang akrab disapa Axl ini juga
memiliki kesibukan lainnya. Terkadang ia diminta untuk menjadi pembicara di kampus-
kampus atau di sekolah. Selain itu Reza Axl Nurhilman juga sibuk memberikan pelatihan bagi
calon pengusaha muda dengan mendirikan AXlent Academy untuk mencetak jutawan-jutawan
muda.

Ia juga mengeluarkan majalah “Icihers Magazine” dan sebuah buku berjudul “Revolusi Pedas”
yang di terbitkan oleh Blitz Megaplex Grand Indonesia di Jakarta pada 29 Juni 2012 silam.
Reza memberikan tips sukses yaitu totalitas, loyalitas, dan sinergi, jika ketiganya dijalankan
dengan seimbang maka bisnis akan berjalan dengan lancar dan terus berkembang.

“Peluang itu kombinasi antara kesiapan & kesempatan. Siap ngelakuin hal yg baru & berani
ngambil setiap peluang yg ada”. [Reza Nurhilman]

Anda mungkin juga menyukai