Anda di halaman 1dari 2

WASPADA DBD DI MUSIM PANCAROBA

DIPUBLIKASIKAN PADA : KAMIS, 25 DESEMBER 2014 00:00:00, DIBACA : 65.200 KALI

Jakarta, 25 Desember 2014

Memasuki musim pancaroba ini masyarakat perlu mewaspadai dan mengantisipasi serangan penyakit
DBD dengan menjaga kebersihan lingkungan di dalam rumah maupun di luar rumah, antara lain melalui
peningkatan Gerakan Jumat Bersih untuk membrantas sarang dan jentik-jentik nyamuk. Pencegahan
demam berdarah yang paling efektif dan efisien sampai saat ini adalah kegiatan Pemberantasan Sarang
Nyamuk (PSN) dengan cara 3M Plus, yaitu : 1) Menguras, adalah membersihkan tempat yang sering
dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum,
penampung air lemari es dan lain-lain 2) Menutup, yaitu menutup rapat-rapat tempat-tempat
penampungan air seperti drum, kendi, toren air, dan lain sebagainya; dan 3) Memanfaatkan kembali atau
mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk
penular Demam Berdarah.

Adapun yang dimaksud dengan Plus adalah segala bentuk kegiatan pencegahan seperti 1) Menaburkan
bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan; 2) Menggunakan obat nyamuk
atau anti nyamuk; 3) Menggunakan kelambu saat tidur; 4) Memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk; 5)
Menanam tanaman pengusir nyamuk, 6) Mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah; 7)

Menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat
nyamuk, dan lain-lain. PSN perlu ditingkatkan terutama pada musim penghujan dan pancaroba, karena
meningkatnya curah hujan dapat meningkatkan tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk penular
DBD, sehingga seringkali menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) terutama pada saat musim penghujan.

Kita perlu menjaga kesehatan dengan meningkatkan kewaspadaan terhadap penularan demam
berdarah. Untuk itu diperlukan kepedulian peran serta aktif masyarakat untuk bergotong royong
melakukan langkah-langkah pencegahan penularan penyakit DBD, melalui kegiatan pemberantasan
nyamuk dan jentik secara berkala dan PSN 3M Plus, karena saat ini kita telah memasuki musim
penghujan, bahkan pola curah hujan yang tak menentu hingga awal tahun 2015.

Demam Berdarah Dengue (DBD) disebabkan oleh virus Dengue, ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes
aegypti. DBD banyak dijumpai terutama di daerah tropis dan sering menimbulkan kejadian luar biasa
(KLB). Beberapa faktor yang mempengaruhi munculnya DBD antara lain rendahnya status kekebalan
kelompok masyarakat dan kepadatan populasi nyamuk penular karena banyaknya tempat perindukan
nyamuk yang biasanya terjadi pada musim penghujan.

Gejala awal DBD antara lain demam tinggi mendadak berlangsung sepanjang hari, nyeri kepala, nyeri
saat menggerakan bola mata dan nyeri punggung, kadang disertai adanya tanda-tanda perdarahan, pada
kasus yang lebih berat dapat menimbulkan nyeri ulu hati, perdarahan saluran cerna, syok, hingga
kematian. Masa inkubasi penyakit ini 3 s/d 14 hari tetapi pada umumnya 4 s/d 7 hari. Belum ada obat
dan vaksin untuk mencegah DBD. Pengobatan terhadap penderita hanya bersifat simtomatis dan
suportif.

Pada tahun 2014, sampai pertengahan bulan Desember ini tercatat penderita DBD di 34 provinsi sebesar
71.668 orang, 641 diantaranya meninggal dunia. Angka tersebut sedikit lebih rendah dibandingkan tahun
sebelumnya (2013) dengan jumlah penderita sebanyak 112.511 orang dan jumlah kasus meninggal
sebanyak 871. Meskipun secara umum terjadi penurunan kasus tahun ini dibandingkan tahun
sebelumnya namun pada beberapa provinsi mengalami peningkatan jumlah kasus DBD, diantaranya
Sumatra Utara, Riau, Kepri, DKI Jakarta, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, Bali dan Kalimantan Utara.
Tercatat ada lebih kurang 7 kabupaten/kota yang melaporkan terjadinya kejadian luar biasa (KLB) DBD
pada tahun 2014 ini yaitu Kabupaten Morowali (Sulteng), Kabupaten Sintang (Kalbar), Kabupaten
Belitung Timur (Babel), Kabupaten Bangka Barat (Babel), Kabupaten Ketapang (Kalbar), Kabupaten
Karimun (Riau) dan Kota Dumai (Riau). Diharapkan hingga akhir tahun 2014, baik jumlah penderita
maupun jumlah kematian DBD dapat ditekan di bawah jumlah kasus dan kematian DBD yang dilaporkan
pada tahun 2013.

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk
informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline <kode lokal> 500-567;
SMS 081281562620, faksimili: (021) 52921669, dan email kontak[at]kemkes[dot]go[dot]id

Anda mungkin juga menyukai