Anda di halaman 1dari 8

Nama : Monika Ratnasari

Nim : I1031151022
Nomor Tugas : 30

Pelayanan Kesehatan Reproduksi pada Lansia

A. Pendahuluan
Frame 1
Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi semua manusia karena tanpa kesehatan
yang baik, maka setiap manusia akan sulit dalam melaksanakan aktivitasnya sehari-hari.
Undang-undang kesehatan No. 23 tahun 1992 memberikan batasan, batasan yang diangkat
dari batasan kesehatan menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) yang paling baru yaitu
bahwa kesehatan merupakan keadaan sempurna, baik fisik, mental, maupun sosial, dan
tidak hanya bebas dari penyakit dan cacat (Notoatmodjo, 2007).
Frame 2
Menurut Nugroho (1995) ada 3 hal yang mempengaruhi peningkatan umur harapan hidup
yaitu: (1) kemajuan dalam bidang kesehatan, (2) meningkatnya sosial ekonomi dan (3)
meningkatnya pengetahuan masyarakat. Dalam perkembangannya Negara Republik
Indonesia dengan tingkat pertumbuhan penduduknya yang tinggi, dengan tingkat penduduk
usia lanjutnya yang tiap tahun terus bertambah, maka dengan demikian secara tidak
langsung makin tinggi pula harapan hidup penduduknya. Dengan harapan hidup
penduduknya yang tinggi maka tingkat kesejahteraan penduduk juga semakin meningkat.

Frame 3
Seiring dengan peningkatan usia, banyak terjadi proses perkembangan dan pertumbuhan
pada manusia. Namun suatu saat perkembangan dan pertumbuhan itu akan terhenti,
sehingga berikutnya akan terjadi banyak perubahan pada fungsi tubuh manusia. Perubahan
tersebut biasanya terjadi pada proses menua, karena proses ini banyak terjadi perubahan
fisik maupun psikologis (Sulistyawati & Nugraheny, 2010)

Frame 4
Semakin meningkatnya populasi lansia mencerminkan adanya peningkatan pelayanan
kesehatan. Sejumlah kebijakan telah dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi masalah
yang dihadapi lansia. Perawat memiliki kesempatan untuk melakukan pelayanan kesehatan
dan promosi kesehatan bagi lansia sebagai integral keperawatan holistik. Penilaian yang
holistik ini akan membantu perawat mengidentifikasi intervensi keperawatan yang realistik
guna meningkatkan fungsi kualitas kesehatan lansia (Notoatmodjo, 2007).
Data skunder global
Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), pada tahun 2000, total populasi
wanita yang mengalami menopause di seluruh dunia mencapai 645 juta orang, tahun 2010
mencapai 894 juta orang dan diperkirakan pada tahun 2030 mendatang jumlah perempuan
di dunia yang memasuki masa menopause akan mencapai 1,2 milyar orang. Artinya
sebanyak 1,2 milyar perempuan akan memasuki usia lebih 50 tahun, dan angka itu
merupakan tiga kali lipat dari angka sensus tahun 1990 jumlah perempuan menopause dan
Data di negara barat menyebutkan bahwa sindrom andropause ini dialami oleh sekitar 15
% pria umur 40-60 tahun, sebagian lagi telah dialami dan dimulai pada umur sekitar 30
tahun dengan penderita kurang dari 5 %. Laki-laki yang berusia di atas 55 tahun dan
diperkirakan telah memasuki usia Andropause adalah sebesar 774 juta orang.

Data skunder nasional


Prevalensi andropause pada pria usia 30 tahun ke atas di Kabupaten Bantul Propinsi D.I.
Yogyakarta sebesar 43,34% dengan distribusi 34,17% mengalami gejala andropause
ringan, 1,67 % sedang, dan tidak didapatkan responden yang mengalami gejala andropause
berat dan sangat berat.
Berdasarkan sensus penduduk tahun 2013 jumlah perempuan berusia 50 tahun baru
mencapai 155 juta orang atau 7,6% dari total penduduk, sedangkan tahun 2020jumlahnya
diperkirakan meningkat menjadi 30,0 juta atau 11,5% dari total penduduk (Depkes RI
2012)

Peneliti 1 Sumber dari abstrak jurnal


kualitas pelayanan kesehatan sudah baik, dilihat dari kemampuan tenaga kerja dan
responsivitas petugas dalam menangani keluhan pasien lanjut usia, serta keterampilan yang
dimiliki pekerja medis dan petugas juga baik menurut pasien usia lanjut. Saran dari
penelitian ini adalah harus ada penambahan sarana dan prasarana fasilitas fisik di ruang
tunggu, penambahan alat-alat seperti komputerisasi dan harus ada penambahan petugas di
counter (Syahid, 2015)

Peneliti 2 Sumber dari abstrak jurnal


Tidak ada hubungan sikap ibu lansia dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan reproduksi
lansia di Puskesmas Lebdosari Semarang triwulan I tahun 2016. Saran bagi Puskesmas
Lebdosari Semarang melalui pendekatan kepada ibu lansia (Susilowati, Nugroho, &
Dharmawan, 2017)

Peneliti 3 Sumber dari abstrak jurnal


Pelayanan keperawatan di Lansia Caring Nursing Center, yakni: 1) Lansia Caring Nursing
Center adalah tempat untuk meningkatkan kesehatan, dan sarana untuk memberikan
pendidikan bagi lansia, 2) Kegiatan Lansia Caring Nursing Center bermanfaat bagi lansia,
3) Suasana baru, ragam kegiatan, dan tersedia fasiitas yang berbeda di Lansia Caring
Nursing Center, 4) Mahasiswa dapat belajar menjadi penyuluh kesehatan, fasilitator senam
kaki dan melakukan pemeriksaan kesehatan pada lansia, 5) Mahasiswa menerapkan
komunikasi teraupetik kepada lansia secara langsung. (Setiawan & Suza, 2017)
Fokus Telaah
Berdasarkan hal tersebut diatas,penulis tertarik untukmelakukan telaah mengenai pelayaan
kesehatan reproduksi pada lansia

B. Materi
1. Pengertian pelayanan
Pendapat 1
Pelayanan adalah suatu tindakan nyata dan segera untuk menolong orang lain
(pelanggan, mitra kerja, mitra bisnis, dan sebagainya), disertai dengan senyuman yang
ramah dan tulus (Moenir, 2010)
Pendapat 2
Pelayanan adalah alat-alat pemuas kebutuhan yang tidak berwujud atau prestasi yang
dilakukan atau dikorbankan untuk memuaskan permintaan dan kebutuhan konsumen
(Komaruddin, 2004).
Pendapat 3
pelayanan adalah usaha pemberian bantuan atau pertolongan kepada orang lain, baik
berupa materi maupun non materi agar orang itu dapat mengatasi masalahnya sendiri
(Nugroho, 1995)
Pendapat Penulis
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pelayanan
merupakan suatu bentuk sistem, prosedur atau metode tertentu diberikan kepada orang
lain, dalam hal ini, kebutuhan pelanggan tersebut dapat terpenuhi sesuai dengan yang
di harapkan oleh orang yang menerima tindakan pelayanan tersebut.

2. Lansia
Pendapat 1
Lansia atau usia lanjut merupakan tahap akhir dari siklus kehidupan manusia dan hal
tersebut merupakan bagian dari proses kehidupan yang tidak dapat dihindarkan dan
akan dialami oleh setiap individu (Setiawan & Suza, 2017).
Pendapat 2
Menurut Hawari (2006) Usia lanjut merupakan seorang laki-laki atau perempuan yang
berusia 60 tahun atau lebih, baik secara fisik masih berkemampuan (potensial) ataupun
karena sesuatu hal tidak mampu lagi berperan secara aktif dalam pembangunan (tidak
potensial).
Pendapat 3
Usia lanjut adalah hal yang harus diterima sebagai suatu kenyataan dan fenomena
biologis. Kehidupan itu akan diakhiri dengan proses penuaan yang berakhir dengan
kematian (Supraba, 2015).
Pendapat Penulis
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa lanjut usia
merupakan siklus kehidupan manusia yang merupakan salah satu bagian dari proses
kehidupan yang akan dialami oleh setiap manusia, di umur 60 tahun keatas.
3. Pengertian kesehatan reproduksi Lansia
Pendapat 1
Kesehatan Reproduksi adalah suatu keadaan sehat mental, fisik dan kesejahteraan
sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi serta
proses reproduksi dan bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit dan kecacatan
serta dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan
spiritual dan material yang layak, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, spiritual
yang memiliki hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antara anggota keluarga
dan antara keluarga dengan masyarakat dan lingkungan (BKKBN,1996)
Pendapat 2
Kesehatan reproduksi adalah keadaan sehat yang menyeluruh, meliputi aspek fisik,
mental dan sosial dan bukan sekadar adanya penyakit atau gangguan di segala hal yang
berkaitan dengan sistem reproduksi, fungsi maupun proses reproduksi itu sendiri.
Kesehatan reproduksi dapat menikmati kehidupan seks yang aman dan menyenangkan
dan mereka memiliki kemampuan untuk bereproduksi, serta memiliki kemampuan
untuk bereproduksi, serta kebebasan untuk menetapkan dan seberapa sering mereka
bereproduksi. (Moenir, 2010)
Pendapat 3
Kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang utuh dalam
segala hal yang berkaitan dengan fungsi, peran & sistem reproduksi. Kesehatan
reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem, fungsi dan
proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja. Pengertian sehat disini tidak semata-mata
berarti bebas penyakit atau bebas dari kecacatan namun juga sehat secara mental serta
sosial kultural (Martono, 2006)
Pendapat penulis
Kesehatan reproduksi manusia adalah suatu keadaan sehat pada mental, fisik, maupun
social yang berkaitan dengan fungsi, maupun proses dari system reproduksi pada lansia.

4. Prinsip pelayanan kesehatan pada lansia


Pendapat 1
Mengingat berbagai kekhususan perjalanan dan penampilan penyakit pada usia lanjut,
terdapat 2 prinsip utama yang harus dipenuhi guna melaksanakan pelayanan kesehatan
pada lanjut usia, yaitu pendekatan HOLISTIK atau lengkap, serta tatakerja dan
tatalaksana secara tim. (Martono, 2006)
A. Prinsip Holistik
Pelayanan holistik juga berarti pelayanan harus mencakup aspek pencegahan
(preventif), promotif, penyembuhan (kuratif), dan pemulihan (rehabilitatif). Begitu
pentingnya aspek pemulihan ini, sehingga WHO menganjurkan agar diagnosis
penyakit pada usia lanjut harus meliputi 4 tingkatan penyakit, sebagai berikut :
a. Disease (penyakit), yaitu diagnosis penyakit pada pasien, misalnya penyakit
jantung iskemik.
b. Impairment (kerusakan atau gangguan), yaitu adanya gangguan atau kerusakan
dari organ akibat penyakit, misalnya pada keadaan di atas : infark miokard akut
atau kronis.
c. Disability (ketidak-mampuan), yaitu akibat obyektif pada kemampuan
fungsional dari organ atau individu tersebut. Pada kasus di atas misalnya terjadi
dekompensasi jantung.
d. Handicap (hambatan) yaitu akibat sosial dari penyakit. Pada kasus tersebut di
atas ketidakmampuan pasien untuk melakukan aktivitas sosial baik di rumah,
maupun di lingkungan sosial-nya
B. Prinsip tatakerja dan tatalaksana dalam tim
Tim geriatri merupakan bentuk kerjasama multidisiplin yang bekerja secara
interdisiplin dalam mencapai tujuan pelayanan geriatri yang dilaksanakan. Yang
dimaksud dengan kata multi-disiplin di sini adalah berbagai disiplin ilmu kesehatan
yang secara bersama-sama melakukan penanganan pada pasien usia lanjut.
Komponenya berbeda dengan berbagai tim yang kita kenal pada populasi usia lain.
Pada tim geriatri, komponen utama terdiri dari dokter, pekerja sosio medik, dan
perawat. Tergantung dari kompleksitas dan jenis layanan yang diberikan, anggota
tim bisa ditambah dengan tenaga rehabilitasi medik (dokter, fisioterapi, terapi
okupasi, terapi wicara, dan lain-lain), psikolog dan/atau psikiater, ahli farmasi, ahli
gizi, dan tenaga lain yang bekerja dalam layanan tersebut.
Pendapat 2
Prinsip pelayanan kesehatan usia lanjut yang menyeluruh yang diinginkan untuk
dilaksanakan di Indonesia dapat dibagi atas 3 bagian yang berkesinambungan satu sama
lain, yaitu :
• Pelayanan kesehatan usia lanjut berbasis rumah sakit (hospital based geriatric
services), karena pada dasarnya RS merupakan pusat / tempat rujukan dari
pelayanan kesehatan dasar usia lanjut. Oleh karenanya pelayanan di rumah sakit ini
seyogyanya menyelenggarakan / menyediakan semua jenis upaya pelayanan
kesehatan, mulai dari promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif, dengan sarana
dan sumberdaya manusia yang lengkap. Tentu saja tergantung dari kelas rumah
sakit, berbagai pelayanan tersebut bisa dilaksanakan tergantung dari kemampuan
serta dana yang tersedia]
• Pelayanan kesehatan usia lanjut oleh masyarakat berbasis rumah sakit (hospital
based community geriatric services), dimana pusat-pusat pelayanan kesehatan usia
lanjut di RS bertindak sebagai konsultan terhadap pelayanan usia lanjut di
masyarakat, dan dengan penuh tanggung jawab mengikuti keadaan usia lanjut yang
sebelumnya dirawat atau mendapat pelayanan di RS tersebut. Termasuk dalam
upaya kesehatan usia lanjut ini adalah pelayanan diluar rumah sakit, berupa
pembinaan oleh institusi yang lebih tinggi terhadap institusi yang lebih rendah di
wilayah kerjanya dalam kegiatan rujukan timbal balik.
• Pelayanan kesehatan usia lanjut berbasis masyarakat (community based geriatric
services), yaitu pelayanan dari masyarakat untuk masyarakat, sehingga masyarakat
sendiri diikutsertakan dalam pelayanan kesehatan usia lanjut, tentu saja setelah
diberi tambahan pengetahuan secukupnya (Martono, 2006)
Pendapat 3
Prinsip Kesehatan: 1) Kesehatan merupakan kebutuhan dasar bagi setiap manusia; 2)
Pemenuhan kebutuhan dasar dapat dipenuhi sendiri oleh warga negara, atau oleh
pemerintah daerah; Merupakan pelayanan dasar yang menjadi kewenangan daerah; 4)
Merupakan kewajiban bagi pemerintah daerah untuk menjamin setiap warga negara
memperoleh kebutuhan dasarnya; serta 5) berlaku secara nasional. (Sulistyawati &
Nugraheny, 2010)
Pendapat penulis
Prinsip pelayanan kesehatan lanjut usia yaitu memenuhi setiap kebutuhan lansia di
rumah sakit masyarakat maupun di lingkungan keluarga dan pemerin
tah wajib untuk menjamin setiap warganya yang berusia lanjut untuk memperoleh
kebutuhan untuk kesehatannya.

5. Permasalahan kesehatan pasca reproduksi


Pendapat 1
Menurut Prawirohardjo (2008), menopause merupakan suatu akhir proses biologis dari
siklus menstruasi yang terjadi karena penurunan hormon estrogen yang dihasilkan
ovarium. Menopause mulai pada umur yang berbeda umumnya adalah sekitar umur 50
tahun.
Menurut Aubrey M. Hill (2010, halaman 22), Andropause berasal dari kata Yunani
yaitu andro artinya pria dan pause berarti berhenti. Jadi andropause adalah suatu
kondisi klinik yang menyertai defisiensi partial androgen darah dan / atau berkurangnya
sensitivitas target organ terhadap testosteron / metabolitnya. (Komaruddin, 2004)
Pendapat 2
Menopause adalah berhentinya secara fisiologis siklus menstruasi yang berkaitan
dengan tingkat lanjut usia perempuan. Seorang wanita yang mengalami menopause
alamiah sama sekali tidak dapat mengetahui apakah saat menstruasi tertentu benar-
benar merupakan menstruasinya yang terakhir sampai satu tahun berlalu
Istilah andropause ini masih sangat asing dikenal masyarakat. Andropause adalah
kondisi yang disertai dengan penurunan hormon testosteron pada laki – laki. Sekitar 30
% laki – laki pada usia 50 tahun akan mengalami andropause yang disebabkan oleh
menurunnya kadar testosterone (Nugroho, 1995)
Pendapat 3
Menopause adalah suatu fase dari kehidupan wanita yang ditandai dengan berakhirnya
menstruasi dan berhentinya fungsi reproduksi, namun seorang wanita dikatakan telah
mengalami menopause setelah dia tidak mengalami menstruasi minimal selama 12
bulan. Semakin sedikit folikel berkembang, semakin kurang pembentukan hormon di
ovarium, yaitu hormon progesteron dan estrogen. Haid akan menjadi tidak teratur
hingga akhirnya endometrium akan kehilangan rangsangan hormon estrogen. Lambat
laun haid pun berhenti yang disebut proses menopause (Kasdu, 2002).
Kata andropause diambil dari bahasa Yunani, yaitu andro yang berarti pria dan pause
yang artinya penghentian. Jadi, secara harfiah andropause dapat diartikan sebagai
berhentinya proses fisiologis pada pria (Setiawati, 2006).
Pendapat Penulis
Berdasarkan pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa Menopause dan andropause
merupakan suatu keadaan dimana fungsi organ reproduksi menurun dimana pada
wanita menopause adalah keadaan dimana siklus menstruasi telah berhenti sedangkan
pada laki-laki andropause merupakan keadaan dimana menurunnya kadar hormon
testosterone, yang disebabkan karna berhentinya proses fisiologis pada manusia.
C. Rangkuman
Kesehatan merupakan suatu keadaan sehat mental, fisik dan kesejahteraan sosial secara
utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi dari tubuh manusia.
Manusia akan mengalami siklus yang namanya menua. Dimana pada saat itu semua fungsi
tubuh menurun. Sehingga menimbulkan masalah masalah yang sering terjadi pada lansia.
Contoh masalah kesehatan yang sering terjadi pada lansia adalah menopause dan
andropause. Dengan banyak nya jumlah lansia yang memiliki masalah kesehatan
reproduksi tersebut maka di perlukan sebuah pelayanan khusus yang di tunjukan untuk para
lansia. Dengan peralatan yang semaksimal mungkin untuk meningkatkan kualitas hidup
pada lansia.
D. Soal
1. Apakah yang dimaksud dengan pelayanan ?
2. Apa yang dimaksud dengan lansia?
3. Apa yang di maksud dengan kesehatan repsroduksi manusia?
4. Apa saja prinsip pelayanan kesehatan pada lansia?
5. Bagaimana permasalahan pasca reproduksi pada lansia?

Daftar Pustaka

Kasdu, D. 2002. Kiat Sehat dan Bahagia di Usia Menopause. Jakarta : Puspa Swara.
Komaruddin, A. (2004). Dasar - Dasar Manajemen Investasi dan Protofolio. Jakarta:
Rineka Cipta.
Martono, H. (2006). Penggunaan obat secara rasional pada usia lanjut. Dalam Buku Ajar
Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Jakarta: Balai Penerbitan Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Moenir, H. (2010). Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.
Notoatmodjo, s. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Prilaku. Jakarta: Rineka Cipta.
Nugroho, H. (1995). Kemiskinan, Ketimpangan, dan Kesenjangan. Yogyakarta: Aditya
Media.
Setiawan, & Suza, D. E. (2017). LANSIA CARING NURSING CENTER:PERSEPSI
MAHASISWA PROFESI KEPERAWATAN. Ideal Nursing Jurnal, VII(3).
Setiawati, I., Juwono. 2006. Prevalensi Andropause pada Pria Usia Lebih dari 30 Tahun di
Kabupaten Bantul Propinsi D.I. Yogyakarta Tahun 2005. Media Medika Muda
MFDU.
Sulistyawati, A., & Nugraheny, E. (2010). Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin. Jakarta:
Salemba Medika.
Supraba. (2015). Hubungan antara Aktifitas Sosial, Interaksi Sosial dan Fungsi Keluarga
dengan Kualitas Hidup di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Denpasar Utara
Kota Denpasar. Universitas Udayana, Badung: Thesis.
Susilowati, N. B., Nugroho, D., & Dharmawan, Y. (2017). HUBUNGAN BEBERAPA
FAKTOR IBU LANSIA DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN
KESEHATAN REPRODUKSI LANSIA DI PUSKESMAS LEBDOSARI
SEMARANG TRIWULAN I TAHUN 2016. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 5(1),
158-167.
Syahid, A. (2015). KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN (Studi Deskriptif tentang
Kualitas Pelayanan Kesehatan Pada Pasien Usia Lanjut di Poli Lansia Puskesmas
Gurah, Kabupaten Kediri). Kebijakan dan Manajemen Publik, 3(3), 131-137.

Anda mungkin juga menyukai