Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Telah diperiksa dan dikoreksi oleh asisten dan koordinator asisten maka
dinyatakan diterima.
Mengetahui
Dosen Penanggungjawab
0,2 g [Co(NH3)6]Cl3
G. ANALISIS DATA
Dik : m [Co(H2O)6]SO4 = 5,6 gram Mr = 280.93 gram/mol
m NH4Cl = 5,5 gram Mr = 53,5 gram/mol
massa jenis H2O = 1 g/mL
Volume H2O = 25 mL
Mr H2O = 18 g/mL
Massa jenis NH3 = 0,91 g/mL
Volume NH3 = 10 mL
Mr NH3 = 17 g/mL
m PbO2 = 2,4 gram Mr = 239,2 gram/mol
ρ NH4OH = 0,91 g/ml Mr = 35 gram/mol
Mr HCl = 36,5 g/mL
massa jenis HCl = 1,19 g/mol
Volume HCl = 30 mL
Massa [Co(NH3)6]Cl3 = 0,2 gram
Dit : % rendemen = ........................?
Penyelesaian :
𝑔𝑟𝑎𝑚 5,8 𝑔𝑟𝑎𝑚
mol [Co(H2O)6]SO4.H2O = 𝑀𝑟
= 280,93 𝑔/𝑚𝑜𝑙 = 0,0199 mol
𝑔𝑟𝑎𝑚 5,5 𝑔𝑟𝑎𝑚
mol NH4Cl = 𝑀𝑟
= 53,5 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙 = 1,0280 mol
= 0,0376 x 100%
=3,76 %
H. PEMBAHASAN
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui cara mensintesis
heksaaminkobalt (III) triklorida disintesis dari kobalt sulfat heptahidrat,
ammonium klorida dan ammonium hidroksida/ammonia, serta untuk mengetahui
warna dan bentuk dari kristal heksaaminkobalt (III) triklorida.
Langkah pertama yang dilakukan pada percobaan ini yaitu melarutkan
kobalt sulfat heptahidrat dan ammonium klorida dalam aquadest. kobalt sulfat
heptahidrat berfungsi sebagai pendonor atom pusat Co2+ sedangkan ammonium
klorida berfungsi sebagai pendonor anion klorida (Cl-) dan ligan netral (NH3).
Kemudian diaduk untuk memepercepat proses pelarutan. Setelah zat-zat tersebut
bercampur maka akan menghasilkan larutan berwarna merah anggur. Adapun
persamaan reaksinya yaitu:
[Co(H2O)6]SO4.H2O+ 6NH4Cl + H2O [Co(NH3)6]SO4+ SO42- + 8H2O +6 H+4Cl-
Selanjutnya menambahkan NH4OH pekat yaitu NH3 dan H2O, yang
berfungsi sebagai penyedia ligan netral (NH3). Lalu ditambahkan timbal dioksida
(PbO2) yang berfungsi untuk mengoksidasi Co2+ menjadi Co3+. Kemudian
ditambahakan arang aktif yang berfungsi untuk mengikat oksigen yang dilepaskan
dari PbO2 dengan persamaan reaksi pada saat penambahan ammonia yaitu:
[Co(NH3)6]Cl2 + NH3 Co(NH3)6]Cl2
Dibiarkan batang pengaduk di dalam gelas piala agar uap air keluar sehingga
ligan-ligan yang kosong tidak diisi oleh H2O tetapi oleh NH3.
Gelas Piala ditutup dengan gelas arloji dan dipanaskan sampai hampir
Mendidih. Hal ini dimaksudkan agar NH3 tidak lepas dan pada saat pemanasan
tidak boleh mendidih sempurna karena apabila mendidih maka NH3 yang
diharapkan sebagai ligan akan keluar.
Kemudian didinginkan larutan sampai suhu kamar dengan menggunakan
air dingin lalu didinginkan lagi dengan menggunakan air es. Hal ini dimaksudkan
agar larutan yang panas tidak serta merta langsung didinginkan dengan air es.
Tetapi penurunan suhunya secara bertahap. Sehingga gelas piala tidak pecah
apabila dari suhu panas langsung tiba-tibake suhu dingin. Pendinginan bertujuan
untuk mempercepat terbentuknya kristal. Selanjutnya kristal disaring yang
terbentuk dengan menggunakan corong buchner, karena secara tekhnis
penyaringan dengan metode ini lebih cepat. Lalu gelas piala dibilas dengan air es
agar sisa-sisa kristal yang tidak ikut tersaring dapat tersaring, sehingga tidak ada
kristal yang tidak terikutr. Digunakanair es karena larutan yang disaring
sebelumnya dalam kondisi dingin sehingga yang digunakan juga untuk
melarutkan sisa kristal yang tidak terikat pada saat penyaringan juga air yang
dalam kondisi dingin. Setelah itu dibuang filtratnya karena yag diinginkan dalam
hal ini yaitu kristalnya /residu.
Langkah selanjutnya yaitu memindahkan kertas saring beserta kristalnya
ke dalam gelas piala semula. Membilas residu dengan air lalu ditambahkan lagi air
sampaiu volumenya menjadi 75 mL agar semua kristal yang telah disaring
melarut. Lalu ditambahkan HCl pekat untuk mengasamkan larutan tersebut karena
apabila larutan netral maka saat terjadi hidrolisis, satu atau lebih ligan NH3 akan
diganti dengan H2O. Untuk mengecek keasaman larutan maka digunakan kertas
lakmus diaman lakmus biru akan menjadi merah sedangkan lakmus merah tetap
merah, yang menandakan bahwa larutan tersebut telah asam.
Larutan dipanaskan sampai hampir mendidih karena apabila mendidih
maka NH3 yang diharapkan sebagai ligan akan lepas, selanjutnya larutan tersebut
disaring panas untuk mempermudah proses penyaringan karena pada keadaan
panas pori-pori dari kertas saring membesar sehingga larutan dengan mudahnya
tersaring tanpa memerlukan waktu yang lama, kemudian memindahkan filtratnya
dalam gelas piala bersih.
Setelah itu menambahkan perlahan-lahan HCl pekat untuk penyeimbang
anion klorida (Cl-). Dalam hal ini digunakan HCl pekat dan bukan HCl encer
karena dalam HCl encer lebih banyak terkadung H2O sehinggfa bisa terjadi
hidrolisis dan dapat terhidrolisis menjadi ion-ion pembentuknya. Hal ini
berdasarkan deret spektrokimia dimana ligan NH3 lebih kuat dari ligan H2O.
Sehingga H2O dapat menggantikan NH3 tetapi NH3 tidak dapat digeser oleh H2O.
Kemudian dibiarkan larutan menjadi dingin pada suhu kamar untuk
memperbanyak pembentukan kristal.
Kristal tersebut disaring dengan corong buchner karena secara tekhnis
penyaringan dengan metode ini lebih cepat. Air yang tertinggal pada kristal
dihilangkan dengan menggunakan etanol 95 % karena sifat etanol yang mudah
menguap dan mengikat air. Kristal dikeringkan dengan menggunakan pompa
vakum untuk mempercepat proses pengeringan karena dalam hal ini uap akan
terisap dengan bantuan pompa vakum. Pengeringan sempurna kristal dilakukan
pada gelas arloji yang diletakkan di atas gelas piala berisi air yang didihkan
dengan bantuan uap panas dari air yang dididihkan tersebut selanjutnya kristal
tersebut ditimbang dan diperoleh sebesar 0,2 gram, tetapi warna dari kristal yang
tidak diperoleh tidak sesuai dengan teori yaitu warna orang kekuningan. Adapun
persamaan rekasi terbentuknya kristal heksaaminkobalt (III) triklorida yaitu:
2[Co(NH3)6]Cl2 + PbO2 + HCl 2[Co(NH3)6]Cl3 + Pb2++ 2H++O2
Kristal yang diperoleh dari percobaan yang dilakukan yaitu berwarna putih. Hal
ini terjadi karena PbO2 yang digunakan boleh tereduksi menjadi PbO. Oleh
karena itu, heksaaminkobalt (III)tidak teroksidasi menjadi heksaaminkobalt (III)
sehingga larutan yang diperoleh pada penyaringan berwarna merah muda yang
menandakan bahwa larutan tersebut masih dalam bentuk Co2+. Dengan demikian
Pb2+ yang terdapat dalam larutan tersebut bereaksi dengan penambahan Hci pekat
menjadi PbCl2 yang berwarna putih. Berdasarkan perhitungan yang diperoleh
rendemen sebesar 3,74 %.
Monoklin octahedral
I. PENUTUP
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan
bahwa:
a. Kesimpulan
1. [Co(NH3)6]Cl3 dapat disintesis dari kobalt sulfat heptahidrat,
ammonium klorida dan ammonium hidroksida dimana mula-mula
terbentuk ion heksaaminkobalt (III) kemudian dioksidasi oleh timbal
dioksida menjadi ion heksaaminkobalt (III).
2. Kristal yang diperoleh sebanyak 0,2 gram dengan rendemen sebesar
3,74% dan berwarna putih dengan kisi kristal berbentuk monoklin dan
bentuk geometrinya oktahedral.
b. Saran
Disarankan kepad praktikan selanjutnya agar lebih memperhatikan PbO2
yang digunakan karena apabila PbO2 telah teresuksi lebih dahulu maka ion
heksaaminkobalt (II) tidak dapat teroksidasi menjadi ion heksaaminkobalt (III).
DAFTAR PUSTAKA
Chang,R. 2003. Kimia Dasar: Konsep-Konsep Kimia Inti Edisi Ketiga Jilid I.
Jakarta: Erlangga
Petrucci, R.H.1985. Kimia Dasar: Prinsip dan Terapan Modern Edisi keempat
Jilid 3. Jakarta : Erlangga
JAWABAN PERTANYAAN