Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PROJECT

ELEKTRONIKA DASAR 1

DISUSUN OLEH:
1. SUSI MARIANA (RSA1C316001)
2. DODI SETIAWAN PUTRA (RSA1C316010)
3. UTARI PRISMA DEWI (RSA1C316008)

DOSEN PENGAMPUN:
FIBRIKA RAHMAT BASUKI, S.Pd., M.Pd.

PROGAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2017
1. JUDUL : TRANSISITOR SEBAGAI PENGUAT TEGANGAN
2. TUJUAN :
2.1 Dapat menghitung penguatan rangkaian dengan benar

3. DASAR TEORI
Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat,
pemotong (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau fungsi
lainnya. Transistor dapat berfungsi sebagai kran listrik, dimana berdasarkan
arus inputnya (BTT) atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan
pengalisran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya.
Pada umumnya transistor memiliki tiga terminal. Tegangan atau arus
yang dipasang disatu terminalnya mengatur arus yang lebih besar melalui 2
terminal lainnya. Transistor adalah komponen yang sangat penting dalam
dunia elektronika modern. Dalam rangkaian analog melingkupi pengeras
suara, sumber listrik stabil, dan penguat sinyal radio/ dalam rangkaian-
rangkaian digital,transistor digunakan sebagai saklar berkecepatan tinggi.
Beberapa transistor juga dapat dirangkai sedemikian rupa sehingga berfungsi
logic gate, memori, dan komponen-komponen lainnya. Cara kerja
semikonduktor pada dasarnya, transistor dan tabung vakum memiliki fungsi
yang serupa keduanya mengatur jumlah aliran arus listrik (Imam, 2013 : 96).
Menurut Emigawaty (2017 : 23-24) transistor merupakan ciri khas
komputer generasi kedua. Bahan bakunya terdiri atas 3 lapis, yaitu basic,
cellector, dan emitter. Transistor merupakan singkatan dari transfer resistor,
yang berarti dengan memengaruhi daya tahan antara dua dari tiga lapisan,
maka daya (resistor) yang ada pada lapisan berikutnya dapat pula
dipengaruhi.
Dengan demikian, fungsi transistor adalah sebagai penguat sinyal.
Sebagai komponen padat, transistor mempunyai banyak keunggulan seperti
misalnya tidak mudah pecah, tidak menyalurkan panas. Dengan demikian,
komputer yang ada menjadi lebih kecil dan lebih murah.
Beberapa contoh komputer generasi kedua adalah IBM serie 1400,
NCR 304, MARK IV, dan Honeywell Model 800.
Pada 1960-an, komputer komersial yang memanfaatkan transistor
dan digunakan secara luas mulai beredar dipasaran. Komputer IBM-7090
buatan Amerika serikat merupakan salah satu komputer komersial yang
memanfaatkan transistor.
Ciri-ciri komputer generasi kedua sebagai berikut:
1. Komponen telah menggunakan transistor
2. Ukuran fisiknya lebih kecil
3. Kecepatan prosesnya lebih cepat
4. Tidak cepat panas
5. Membutuhkan listrik yang lebih sedikit
6. Memori yang digunakan lebih besar
7. Telah menggunakan bahasa tingkat tinggi (high level language)
8. Sudah dapat digunakan untuk real time dan time sharing

3.1 Model Sinyal Kecil FET


FET dapat digunakan sebagai penguat sinyal kecil dengan impedansi
input yang sangat tinggi. Untuk melakukan analisis ac pada rangkaian
penguat FET diperlukan rangkaian ekivalen atau modelnya. Dengan analisis
ini dapat diperoleh beberapa parameter penguat seperti AV, Ai, Zi, dan Zo.
Rangkaian ekivalen ac (model ac) selalu JFET.
Parameter FET yang penting adalah transkonduktansnya atau gm.
Parameter gm merupakan perbandingan antara perubahan arus ID dan
perubahan tegangan VGS disekitar titik kerja dengan VDS konstan (Herman,
2002 :43-44).
The PNP transistors are shown in figure. These are consisting of a p-
type emitter, an n-type base and a-type collector, which are together from two
PN juction. In this amplifier circuit, voltages are spplied, so that emitter base
junction are forward-biased and the collector base junction is reverse-biased.
This means VCE >VBE. Common emitter circuit, co called because the
emitter is common on the input circuit on the left and the output circuit on the
right (Kumrey, 2016).
Cara mengoprasikan inverter sangat mudah hanya dengan
menghubungkan kedua konektor inputan pada katupan dan memposisikan
saklar pada posisi ON secara otomatis rangkaian langsung bekerja, namun
untuk menghasilkan tegangan keluaran diperlukan waktu pengisian muatan
pada kapasitor. Oleh karena itu alat harus selalu dalam kondisi ON bila
diperlukan untuk mengamankan alat dari padam listrik secara mendadak.
Hasil pengujian ini adalah merupakan hasil akhir dari perancangan
yang telah diimplementasikan. Seperti yang telah dijelaskan pada kondisi
sebelumnya pada perancangan awal akan menentukan hasil akhir. Jadi
perancangan yang telah dilakukan secara keseluruhan ditentukan oleh hasil
dari perencanaan (Muhammad, 2013).

4. ALAT DAN BAHAN


1. Resistor 106 Ω : 1 unit
2. Resistor 68k Ω : 1 unit
3. Resistor 15k Ω : 2 unit
4. Kapasitor 50 V/ 100 µF : 1 unit
5. Kapasitor 50 V/ 47 µF : 2 unit
6. Breadboard : 1 unit
7. Transistor : 1 unit

5. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Buatlah rangkaian common emmiter seperti gambar di bawah ini

2. Berikan tegangan Vcc sebesar 10 V (RB = 15 K, R = 106 dan 67k Ω),


potensiometer (RV) 10K, kapasitor (bagian basisi dalam emiter) adalah
47μF, kapasitor (bagian output) adalah 100μF, diperbolehkan
menggunakan nilai komponen yang berbeda mencatatkannya.
3. Pada potensiometer (RV) hubungkan hanya pada kaki-kaki 2 dan 3, atau
1 dan 2 kemudian kaki tersebut di hubungkan pada multimeter dan atur
potensiometer (RV) agar VCE bernilai 6 Volt
4. Ukur nilai tegangan VBE
5. Berikan sinyal input pada rangkaian berupa sinyal sinusoidal dengan
amplitudo input dari 50 mV samapai 250 mV dengan selang 50 mV
6. Ukur dan catat besarnya tegangan output dan input. Amati sinyal input
dan output, apakah terjadi perbedaan fasa atau tidak

6. HASIL
7. PEMBAHASAN
Percobaan yang kami lakukan yaitu transistor sebagai penguat
tegangan (common emitter). Transistor adalah suatu komponen aktif yang
dibuat dari bahansemikonduktor ada dua macam yaitu transistor dwikutub
(bipolar), transistor unipolar dan unijunction. Transistor sering digunakan
pada rangkaian untuk memperkuat isyarat artinya isyarat masukkan lemah
dan diubah menjadi isyarat kuat pada keluaran. Percobaan yang kami lakukan
yaitu menggunakan transistor bipolar junction transistor (BJT) dengan tipe
NPN. Setelah kami melakukan percobaan kami dapat mengidentifikasikan
karakteristik transistor sebagai penguat dengan benar, dapat membedakan
prinsip kerja dari transistor sebagai penguat denga transistor sebagai saklar,
dan kami juga dapat mengetahui cara menghitung penguat rangkaian degan
benar.
Saat melakukan praktikum transistor tipe NPN beroperasi secara
normal, maka bagian junction base emitter dalam keadaan panjar maju
(forward bias), sedangkan pada bagian junction base colector dalam keadaan
panjar mundur (reverse bias). Percobaan yang kami lakukan yaitu
menggunakan rangkaian penguat emiter ditanahkan (common emitter),
dengan sinyal AC. Dimana besar penguatan pada rangkaian (common
emitter) dapat dinyatakan dengan perbandingan antara tegangan output
dengan tegangan input.
Seperti yang kita ketahui bahwa transistor merupakan komponen
yang dapat memperbesar level sinyal keluaran sampai beberapa kali sinyal
masukan dan juga bisa digunakan untuk penguat arus, tegangan dan daya
sehingga komponen ini sangat tepat untuk project kami. Lalu dengan
tambahan beberapa resistor yang mana ketika komponen aktif transistor yang
memerlukan tegangan bias tertentu sedangkan tegangan power supply yang
dibutuhkan adalah 10 volt. Untuk memberikan tegangan basis transistor tidak
mungsin sama dengan sumber tegangan, maka dari itu diperlukan beberapa
resistor yang disusun sebagai pembagi tegangan dan arus agar menghasilkan
tegangan tertentu sehingga transistor dapat bekerja. Beberapa komponen
kapasitor juga diperlukan sebagai penyaring atau filter untuk meredam
tegangan ripple pada rangkaian sekaligus sebagai pelindung saklar dari
loncatan api pada saat terhubung terutama pada tegangan tinggi.
Untuk tegangan Vcc kami menggunakan 10 volt, untuk tegangan
basis dan tegangan emittor masing-masing yaitu 0,46 volt dan 9,82 volt.
Untuk tegangan masukkan yang didapat yaitu 0,7 volt. Sementara, untuk
tegangan luar maka boleh atau didapatkan yaitu 1,85 volt. Seperti yang
terlihat pada gambar hasil pada kontak tabel. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa semangkin besar tegangan masukkan yang digunakan maka keluar
(vout) yaitu semakin besar.
Ini merupakan hitungan dari pada hasil yang kami dapatkan:

RB = 15k Ω

RV = Rpotensio = 10k Ω

Maka, RBV = RB + RV

= 15k + 10k = 25k Ω

Untuk Tegangan Basis

𝑅𝐵
𝑉𝐵𝐵 = 𝑉𝑐𝑐
𝑅𝑉 + 𝑅𝐵

15𝑘
𝑉𝐵𝐵 = 10 = 6 𝑣𝑜𝑙𝑡
10𝑘 + 15𝑘

Untuk Arus Basis

𝑉𝐵𝐵 − 𝑉𝐵𝐸
𝐼𝐵 =
𝑅𝐵

6 𝑣 − 0,46 𝑣
𝐼𝐵 = = 3,7 𝑥 10−4 𝐴
15 𝑘

Untuk Arus Kolektor

𝑉𝐶𝐶 − 𝑉𝐶𝐸
𝐼𝑐 =
𝑅𝐶
10 𝑣 − 9,82 𝑣
𝐼𝐵 = = 1,8 𝑥 10−4
1𝑘

Untuk Tegangan Output dan Input

𝑉𝑜 1,85
𝐾𝑣 = = = 2,64
𝑉1 0,7

Percobaan ini, kami menggunakan penguat emitter ditanahkan.


Dimana penguat emitter ditanahkan yaitu penguat yang kaki emitter pada
transistor di groundkan, lalu kemudian input dimasukkan ke basis dan output
diambil pada kaki kolektor. Pada percobaan ini kami tidak melakukan
pengukuran arus basis dan arus kolektor, dimana kami menghitung arus basis
dan arus kolektor dengan secara teori.

Dari hasil praktikum yang kami dapatkan dapat disimpulkan bahwa


semangkin tingi hambatan yang digunakan atau yang dipasang pada
potensiometer, maka semangkin tinggi pula arus IC yang diproleh dan begitu
pula VCC. Dan untuk besar penguatan transistor pada penguat rangkaian
emitter dapat ditentukan dengan nilai pada tegangan keluaran (Vout) dibagi
dengan tegangan masukan (Vin).

8. KESIMPULAN
1. Penguat commen emitter adalah penguat yang kaki emitter transistor
digunkan, lalu input dmasukkan ke basis dan output diambil pada kaki
kolektor
2. Prinsip yang dipakai dalam transistor senagai penguat yaitu arus kecil
pada basis dipakai untuk mengontrol arus yang lebih besar yang doberika
ke kolektor melalui transistor tersebut
DAFTAR PUSTAKA

Kom, Emigawati. 2017. Pengantar Teknologi Informasi Konsep Dan Teori.


Yogyakarta : Andi

Kurmey dan Mahobia. 2016. Study And Performance Testing Of Transistor With
Common Emitter Amplifier Circuit. International Journal Of
Researchcranthalayah. 4 (8)

Muda, Imam. 2013. Elektronika Dasar. Malang : Gunung Samudra

Surjono, Herman Dwi. 2002. Elektronika Analog. Jakarta : Erlangga

Suyanto, Muhammad. 2013. Amplikasi Sistem Inverter 1 Fase Dengan Kapasitas


Beban 1200 WATT. Jurnal Teknologi Techniscientia. 6 (1) : 107
LAPORAN PROJECT

ELEKTRONIKA DASAR 1

DISUSUN OLEH:

1. SUSI MARIANA (RSA1C316001)

2. DODI SETIAWAN PUTRA (RSA1C316010)

3. UTARI PRISMA DEWI (RSA1C316008)

DOSEN PENGAMPUN:
FIBRIKA RAHMAT BASUKI, S.Pd., M.Pd.

PROGAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2017

Anda mungkin juga menyukai