Anda di halaman 1dari 13

OSMOREGULASI

(Penentuan toleransi salinitas optimum media melalui pengukuran tingkat


penurunan bobot tubuh organisme akuatik)
Tri Lestari (C14170098)*

Manajemen Sumberdaya Perairan


Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Institut Pertanian Bogor
2019

Abstrak

Ikan air tawar dapat hidup diperairan yang memiliki nilai salinitas, namun dalam
toleransi yang optimum untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan tersebut. Proses
pengaturan konsentrasi cairan untuk menyeimbangkan air yang masuk kedalam tubuh
dengan sel atau organisme yang hidp, atau untuk mengatur tekanan osmotik dalam tubuh
organisme tersebut yang layak untuk kehidupan sehingga untuk melakukan proses
fisiologi dalam tubuh bejalan dengan normal yang sering disebut sebagai osmoregulasi.
Pengaturan tekanan osmotik melalui organ-organ tubuh organisme tersebut yaitu insang,
kulit, saluran pencernaan serta ginjal, melalu organ ini tekanan osmotik dalam tubuh ikan
dapat diatur. Dalam percobaan praktikum kali ini dilakukan pada ikan mas (Cyprinus
carpio) dan ikan nila (Oreochromis niloticus) dengan kadar salinitas 7ppt,14ppt, 21ppt,
dan 28ppt serta kontrol sebagai pembanding. Sedangkan dari hasil percobaan dapat
diketahui bahwa ikan-ikan tersebut yag diberikan perlakuan tidak memiliki pengaruh
yang besar, sedangkan pada penurunan bobot ikan terjadi pada perlakuan 14-28 ppt.

Kata kunci :Osmoregulasi, Organ tubuh, Salinitas.

Abstract

Freshwater fish can live in waters that have a salinity value, but in the optimum
tolerance for growth and survival of these fish. The process of regulating fluid
concentration to balance water entering the body with a cell or organism that is
hydrophobic, or to regulate the osmotic pressure in the organism's body that is feasible
for life so that the normal physiological processes in the body are often referred to as
osmoregulation. Regulating osmotic pressure through the organs of the organism, namely
gills, skin, digestive tract and kidneys, through these organs osmotic pressure in the body
of the fish can be regulated. In practical experiments this time was done on carp
(Cyprinus carpio) and tilapia (Oreochromis niloticus) with a salinity level of 7ppt, 14ppt,
21ppt, and 28ppt and control as a comparison. Whereas from the results of the
experiment it can be seen that the fish given the treatment did not have a large effect,
while the decrease in fish weight occurred in the treatment of 14-28 ppt.

Keywords: Osmoregulation, Organs, Salinity.

Latar Belakang
Menstabilkan tekanan osmotik antara lingkungan dan organisme akuatik
yang terdapat dalam lingkungan perairan, semetara itu ikan yang digunakan dalam
percobaan kali ini merupakan ikan nila dan ikan mas yang merupakan ikan air
tawar, namun ikan nila masih memiliki nilai toleransi terhadap kadar salinitas
dalam perairan dan ikan mas juga memiliki nilai toleransi terhadap kadar salinitas
tersebut, nilai toleransi ikan nila dengan kadar salinitas 10-15 ppt masih dapat
ditoleransi sedangkan jika lebih dari nilai kadar salinitas tersebut diduga akan
berakibat buruk untuk tingkat kelangsungan hidup ikan nila tersebut (Yulan et al.
2013). Menurut Qiang et al.(2013) menyatakan bahwa salinitas akan dapat
mempengaruhi pertumbuhan serta tingkat kelangsungan hidup pada ikan air
tawar, jika tidak memiliki nilai toleran terhadap salinitas yang cukup baik maka
ikan tersebut akan mati, nerneda dengan ikan mila dan ikan mas yang memiliki
nilai toleransi terhadap salinitas yang ada dalam perairan, serta akan berakibat
pada tekanan osmotik pada ikan. Ikan yang dapat hidup dalam perlakuan salinitas
kerap melakukan adaptasi yang cikup cepat disebabkan agar ikan dapat bertahan
hidup, meskipun akan mengganggu pertumbuhan serta tingkat kelangsungan
hidupnya bergantung juga dengan nilai suplai aer tawar yang masuk kedalam
perairan tersebut, serta air laut yang memiliki kadar salinitas yang masuk serta
dapat berdampak buruk bagi sebagian organisme lain dalam melakukan
perkembang biakan (Mulfizar et al.2012).

Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mendapatkan salinitas optimum bagi
pertumbuhan biota akuatik.

METODELOGI
Waktu dan Tempat
Praktikum Fisiologi Hewan Air dilaksanakan pada Senin, 11 Februari
2019 pukul 15.00 s/d 18.30 bertempat di Laboratorium Fisiologi Hewan
Air,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB University, Bogor, Jawa Barat.

Alat dan Bahan


Alat yang digunakan dalam praktikum ini ialah timbangan digital, gelas
ukur, ember, 5 buah akuarium. Aerator, stopwatch, lap/tissue, serta alat tulis.
Baha-bahan yang digunakan ialah ikan nila dan ikan mas.

Prosedur Kerja
Siapkan media yaitu akuarium sebanyak 4 buah dan 3 buah, untuk
memelihara ikan dengan salinitas yang berbeda yaitu antara kontrol, 7, 14, 21,
serta 28 ppt. Selanjutnya masukkan 3 ekor ikan nila dan ikan mas pada masing-
masing akuarium, timbang ikan sebelum dimasukkan pada media yang ada
didalam akuarium, berikan aerator pada media didalam akuarium, pengamatan
dilakukan setiap 15 menit sekali dalam waktu satu jam, berserta dengan adanya
tingkah laku ikan yang diberikan perlakuan, setelah dilakukan pengamatan dalam
waktu satu jam, amati lalu ikan ditimbang beratnya pada akhirnya, hitung
penurunan bobot ikan yang terjadi pada perlakuan yang berbeda, lalu hitung nilai
Survival Rate (SR).

Pengambilan Data
Tabel ini diambil pada saat melakukan percobaan yang dilakukan
kelompok 5 terhadap kekeruhan:
Tabel 1 parameter biologi ikan yang diambil
Parameter Satuan Alat/Metode Lokasi
Pengamatan
Kelangsungan Hidup (SR) % Perhitungan Laboratorium
Laju pertumbuhan spesifik % Perhitungan Laboratorium
(SGR)

Parameter yang Diukur


1. Kelangsungan hidup (Effendie 2002)

SR (%) = (Nt /No) × 100

Keterangan :
S = persentase udang uji yang hidup (%)
Nt = jumlah individu udang uji pada akhir penelitian (individu)
N0 = jumlah individu udang uji pada awal penelitian (individu)

2. Penurunan Bobot Relatif atau PBR selama percobaan

PBR= (Wt – Wo /Wo) × 100

Keterangan :
Wt = berat rata-rata pada akhir percobaan
Wo = berat rata-rata pada awal percobaan

Analisis Data
Data parameter biologi ikan nila dianalisis secara statistik menggunakan
sidik ragam (ANOVA) rancangan acak lengkap (RAL) yang diolah dengan
program Excel 2017 for Windows. Kemudian data dianalisis lanjut dengan uji
Tukey dengan tujuan mengetahui perbedaan diantara nilai tengah variabel (Steel
& Torrie 1991).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
1. Data Penurunan Bobot Relatif (PBR) Ikan Mas

16

14

12

10
PBR (%)

0
Kontrol 7 ppt 14 ppt 21 ppt 28 ppt
Perlakuan

Grafik 1 Penurunan bobot relatif terhadap perlakuan pada ikan mas.


Berdasarkan pada grafik diatas dapat diketahui bahwa penurunan bobot
ikan mas yang diberikan perlakuan salinitas dengan perlakuan yang berbeda yaitu
antra kontrol, 7ppt, 14ppt, 21ppt, dan 28 ppt. Memiliki hasil yang berbeda namun
pada perlakuan 14-28 ppt mendapatkan penurunan bobot yang sangat tinggi
sehingga dapat dikatakan bahwa bobot ikan mas yang diberikan perlakuan
tersebut mendapatkan penurunan yang signifikan.
2. Data Penurunan Bobot Relatif (PBR) Ikan Nila
14

12

10
PBR (%)

0
Kontrol 7 ppt 14 ppt 21 ppt 28 ppt
Perlakuan

Grafik 2 Penurunan bobot relatif terhadap perlakuan pada ikan nila.


Berdasarkan grafik diatas dapat diketahui penurunan bobot ikan nila, yang
diberikan perlakuan yang berbeda yaitu kontrol, 7ppt, 14ppt, 21ppt, dan 28ppt.
Dengan, hasil yang ini dapat diketahui penurunan bobot ikan nila yang yan paling
signifikan pada perlakuan 14ppt, diduga karena ikan stress sbelum mendapatkan
perlakuan sehingga membutuhkan wakt untuk beradaptasi, pada salinitas 7ppt
tidak adanya penurunan bobot ikan yang tinggi diduga ikan tersebut masih dapat
mentoleransi keadaan tersebut.

3.Data Survival Rate (SR) Ikan Mas


120

100
Survival Rate (%)

80

60

40

20

0
Kontrol 7 ppt 14 ppt 21 ppt 28 ppt
Perlakuan

Grafik 3 Survival Rate terhadap perlakuan pada ikan mas.


Berdasarkan grafik diatas dapat diketahui tingat kelangsungan hidup dari
ikan mas yang diberikan perlakuan kadar salinitas pada setiap akuarium kontrol,
7ppt, 14ppt, 21ppt, dan 28ppt.Namun, ikan mas masih dapat mentoleransi kadar
salinitas yang ada didalam media perairan, salinitas merupakan faktor eksterna;
secara biotik dan abiotik terhadap kelangsungan hidup ikan mas tersebut.

4.Data Survival Rate (SR) Ikan Nila


120

100
Survival Rate (%)

80

60

40

20

0
Kontrol 7 ppt 14 ppt 21 ppt
Perlakuan

Grafik 4 Survival Rate terhadap perlakuan pada ikan nila.


Berdasarkan pada grafik diatas, dapat diketahui bahwa tingkat
kelangsungan hidup ikan nila tidak berpengaruh pada tingkat kelangsungan
hidupnya, diduga ikan nila tersebut masih memiliki nilai yang dapat mentolerin
kadar salinitas tyang terdapat didala perairan tersebut, sehingga perlakuan yang
diberikan tidak berbeda nyata dan tidak berpengaruh.

Pembahasan
Perlakuan proses untuk menyeimbangkan keadaan antar tekanan didalam
tubuh organisme akuatik tersebut untuk menyeimbangkan antara air yang masuk
dan ion-ion yang ada didalam tubuhnya serta yang ada didalam lingkungan
akuatik tersebut, pengaturan osmoregulasi ini sangat mempengaruhi proses
metabolit pada ikan yang hidup dalam perairan tersebut ( Jing et al. 2016).
Salinitas dapat mempengaruhi kehidupan ikan nila, misalkan akan
mempengaruhi faktor fisiologis yang akan berpengaruh terhadap pertumbuhan
ikan, selain itu salinitas dapat mempengaruhi tekana osmotik terdhadap
pertumbuhan ikan nila tersebut, serta dapat terjadi secara tidak langsung maupun
akan terjadi secara langsung yang akan berpengaruh pada organisme akuatik
terhadap perubahan kualitas suatu perairan, sementara itu ikan nila memiliki
toleransi yang cukup tinggi terhadap salinitas, dengan adanya pengaruh pada
kadar salinitas akan mempengaruhi tekanan osmotik dalanm cairan tubuh dalam
ikan, unruk melakukan penyesuaian atau untuk mengatur kerja osmotik dalam
tubuh adar proses fisiologisnya dapat bejalan dengan normal ( Hasbullah et al
.2012). Sedangkan pada ikan mas (Cyprinus carpio) menurut Iswari et al.(2012)
menyatakan bahwa ikan ini dapat ditemukan pada perairan payau, walaupun ikan
ini termasuk ikan air tawar, dengan kisaran salinitas berada pada 25-30 ppt pada
air payau dan ikan mas masih dapat bertahan hidup dalam salinitas kisaran 9ppt.
Sementara itu ikan mas tersebut yang dibudidayakan pada air payau tidak pernah
terserang penyakit KHV, yang selama ini kerap kali menyerang ikan mas, diduga
dengan suhu tersebut virus tersebut tidak dapat berkembang pada salinitas
tersebut, dengan salinitas tersebut ikan dapat bertahan hidup karena kadar garam
dapat berungsi menurunkan tingkat stres osmotik degan agar mengurangi gesekan
osmotik antara tubuh ikan dan sekelilingnya, serta dapat mengurangi daya atau
tenaga yang dibutuhkan dalam bergerak.
Berdasarkan terhadap kandungan air yang terdapat didalam media tersebt,
maka semua organisme akan dapat merespon perubahan yang terjadi terhadap
lingkungan yang ditinggalinya, dalam hal ini dipengaruhi dengan parameter
kualitas air yang berbeda serta sesuai kemampuan ikan yang dapat meresspon
lingkungannya, baik respon secara fisiologis, respon biokomia, respon struktur
sel, maupun respo tingkah lakunya, perbedaan tersebt dapat terjadi pada
perbedaan salinitas (Arifin et al.2017).
Penurunan bobot ikan air tawar dalam suatu perairan diduga dapat
disebabkan oleh kadar salinitas yang turun, serta hal ini akan mnegakibatkan
terjadinya penurunan bobot ikan, serta harus adanya adaptasi secara perlahan dari
organisme tersebut. Kondisi ini akan meneyebabkan ikan stress dan akan
mengganggu konsumsi pakan yang lebih banyak dan akan berdampak pada
pertumbuhan ikan tersebut, serta jika sainitas meningkat dalam suatu perairan kan
mnegakibatkan energi dalam tubuh ikan juga akan menurun (Rayes et al.2013).
Pengaruh terhadap salinitas kepada organ tubuh ikan akan mendapatan
fungsi dengan baik dalam melakukan proses fisiologi pada organisme akuatik
tersebut, serta salinitas dapat mempengaruhi hormon pada biota akuatik yaitu
hormon gonadothropin, cortisol, insulin pertumbuhan serta tyroid. Hal ini akan
berakibatkan pada fase pertumbuhan pada organisme akuatik yang diberikan
perlakuan salinitas (Ardi et al.2016).
Menurut Royan et al (2014) menyatakan bahwa kelenjar adrenalin pada
ikan air tawar, akan mengakibatkan stres pada ikan air tawar tersebut karena
keadaan gula darah dalam tubuh ikan meningkat akibat adanya sekresi hormon
dari kelenjar adrenalin pada organisme akuatik, hal ini akan mengakibatkan ikan
air tawar cenderung mengabsorbsi air dari lingkungan, lalu ikan cenderung
kehilangan air dalam tubuh serta hal ini akan mengakibatkan pengeluaran energi
yang akan meningkat dalam memelihara osmoregulasi, dan akan adanya tekanan
oleh hormon dari lekenjar adrenalin dalam tubuh organisme air tawar.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakuakn dalam kadar salinitas bagi
ikan air tawar, akan memiliki tingkat respon yang berbeda pada setiap individu
ikan tersebut. Bergantung pada ikan yang diberikan perlakuan, pada percobaan
kali ini ikan nila dan ikan mas, ikan nila memiliki nilai toleransi yang cukup
optimum, begitu juga ikan mas yang memiliki nilai toleransi terhadap perlakuan
salinitas. Memiliki respon yang cukup baik terhadap perlakuan salitas yang
diberikan, penuranan bobot pada ikan mas dan ikan nila tidak memiliki pengaruh
yang cukup signifikan dalam tingkat kelangsungan hidup, sedangkan pada
penurunan bobot memiliki pengaruh nyata.

SIMPULAN
Simpulan
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakuakan, dapat diketahui bahwa
perbedaan salinitas dalam perairan akan mengakibatkan penurunan bobot relatif
pada ikan akan dipengaruhi secara nyata, sedangkan pada tingkat kelangsungan
hidupnya ikan yang hidup pada salinitas perlakuan tidak mempengaruhi.
Sedangakan dengan adanya sistem osmoregulasi pada ikan akan dapat
menyeimbangkan tekanan osmotik didalam tubuh ikan untuk mengatur perbedaan
tekanan.

Saran
Semoga praktikum kali ini dapat bermanfaat, serta praktikan dapat
diberikan kesehatan, serta alat praktikum dapat bertambah lengkap. Semoga
praktkan dan asisten praktikum dapat bekerjasama dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Ardi I, Eri S, Anang H, Ani W. 2016. Salinitas optimal untuk pendederan benih ikan
betutu (Oxyeleotris marmorata). Jurnal Riset Akuakultur.11(4):374-354.
Arifin O, Vitas A, Brata P. 2017. Ketahanan ikan tambakan (Helostoma temminckii)
terhadap beberapa parameter kualitas air dalam lingkungan budidaya. Jurnal
Riset Akuakultur.12(3):241-251.
Hasbullah D, Karim M, Zainuddin, Dody D.2012. Physiological performance of osmotic
work, survival, and growth rate of hybridized brackish nile tilapia (Orheochromis
niloticus) juveniles at various salinites. AACL Bioflux. 11(2):327-332.
Iswari R, Tri H, Hambali S, Anang H. 2012. Teknik pengendalian penyakit KHV pada
ikan mas (Cyprinus carpio) melalui manipulasi lingkungan dalam skla
laboratorium. J. Riset Akuakultur.7(3):477-484.
Jing X, Whitet, Luan J, Jiaot, Feit, Douglas A.2016. Evolutionary conservation of
candidate osmoregulation genes in plant pholoem sap-feeding insects. Insect
Molecular Biology. 25(3):251-258.
Mulfizar, Zainal A, Irma D. 2012. Hubungan panjang berat dan faktor kondisi tiga jenis
ikan yang tertangkap diperairan kuala gigieng, aceh besar, provinsi aceh. Depik.
1(1):1-9.
Qian J, Wang H, Kpundeh M, He J, Xu P. 2013. Effect of water temperature, salinity, and
their interaction on growth, plasma osmolality, and gill Na+, K+ -ATPase activity
in juvenile gift tilapia Oreochromis niloticus. Journal of Thermal Biology. 38:
331-338.
Rayes R, I Wayan S, Nanda D, Apri I. Pengaruh perubahan salinitas terhadap
pertumbuhan san sintasan ikan kakap putih (Lates calcarifer Bloch). Jurnal
KELAUTAN .6(1):47-56.
Royan F, Sri R, A.H Condro H. 2014. Pengaruh salinitas yang berbeda terhadap profil
darah ikan nila (Orheochromis niloticus). Journal of Aquaculture Management
and Technology.3(2):109-117.
Yulan A, Ida A, Ariesia A. 2013. Tingkat kelangsungan hidup benih ikan nila gift
(Orheochromis niloticus) pada salinitas yang berbeda. J.Fish.Sci.xv(2):78-82.
LAMPIRAN
Lampran 1 data ANOVA

ANOVA
Source of
Variation SS df MS F P-value F crit
Between
Groups 192.074 4 48.0185 0.672622 0.62587 3.47805
Within Groups 713.9 10 71.39

Total 905.974 14
F < Fcrit: Tolak H0
<Perlakuan perbedaan salinitas berpengaruh nyata terhadap nilai PBR>
ANOVA
Source of
Variation SS df MS F P-value F crit
Between
Groups 49.00605 4 12.25151 0.192619 0.936748 3.47805
Within Groups 636.0495 10 63.60495

Total 685.0556 14
F < Fcrit: Tolak H0
<Perlakuan perbedaan salinitas berpengaruh nyata terhadap nilai PBR>
ANOVA
Source of
Variation SS df MS F P-value F crit
Between
Groups 36000 4 9000 65535 #DIV/0! 3.47805
Within Groups 0 10 0

Total 36000 14
F > Fcrit: Gagal tolak H0
<Perlakuan perbedaan salinitas tidak berpengaruh nyata terhadap nilai SR>
ANOVA
Source of
Variation SS df MS F P-value F crit
Between Groups 0 4 0 65535 #DIV/0! 3.47805
Within Groups 0 10 0

Total 0 14
F > Fcrit: Gagal tolak H0
<Perlakuan perbedaan salinitas tidak berpengaruh nyata terhadap nilai SR>
Lampiran 2 Screenshoot Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai