Anda di halaman 1dari 3

TUGAS INDIVIDU PANCASILA

IMPLEMENTASI PANCASILA SILA KE 2


“KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB”

Disusun Oleh:
Claudia Clarasari Rantesalu
412018038

Universitas Kristen Satya Wacana


Salatiga
2019
Makna dari salah satu Butir-butir Pancasila Sila ke 2: “Gemar Melakukan
Kegiatan Kemanusiaan”
Arti gemar melakukan kegiatan kemanusiaan yaitu menolong atau memberi bantuan
kepada orang lain yang membutuhkan pertolongan kita, karena menolong sesama kita
manusia termasuk dari pengalaman sila Pancasila kedua. Sila kedua Pancasila yang berbunyi
“Kemanusiaan yang Adil dan Beradab” mempunyai pengertian bahwa bangsa Indonesia
sebagai mahluk ciptaan Tuhan YME yang wajib dijunjung tinggi harkat serta martabatnya
tanpa membeda-bedakan agama, suku ras dan budaya.
Menolong atau memberi bantuan kepada orang lain yang membutuhkan, merupakan
perwujudan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial yang wajib kita laksanakan.
Pancasila yang menyeru untuk berbagi juga harus diutamakan. Peri kemanusiaan jangan
sampai terabaikan. Sebab, Pancasila begitu antusias dalam mendorong rasa kepedulian yang
tinggi terhadap orang lain. Pancasila juga mengajarkan atau bahkan mengingatkan kita untuk
bersyukur atas nikmat-nikmat yang telah diberikan oleh yang Maha Esa. Tak hanya itu,
makna yang lain antara lain:
 Mengakui adanya harkat serta martabat manusia.
 Mengakui keberadaan manusia sebagai mahluk yang paling mulia diciptakan Tuhan.
 Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan keadilan.
 Mengembangkan sikap tenggang rasa agar tidak berbuat semena-mena terhadap
orang lain.
Beberapa contoh penerapan dalam kehidupan sehari-hari:
 Berteman dengan siapa saja tanpa membeda-bedakan ras, suku serta agama.
 Saling tolong menolong tanpa membeda-bedakan sesama manusia.
 Saling tolong menolong tanpa membeda-bedakan ras, suku, agama, tua, muda, kaya
maupun miskin.
 Menegakkan kebenaran dan keadilan sesama manusia.
 Tidak melakukan diskriminatif terhadap sesama manusia.

Peristiwa gempa dan tsunami yang terjadi di Palu, Donggala menjadi duka bagi kita
semua. Meskipun Palu erada ratusan atau ribuan kilometer dari tempat kita berada, tetapi
kita bisa merasakan kepedihan yang sama dengan para korban. Ada perasaan senasib dan
sependeritaan dengan mereka. Maka tidak heran, setelah mendengar kejadian ini banyak dari
masyarakat berlomba-lomba untuk mengulurkan tangannya. Membantu para korban dengan
segenap kemampuan yang dimiliki. Di jalan-jalan, muncul kelompok-kelompok yang
mengumpulkan donasi untuk Palu dan kelompok-kelompok yang langsung turun ke
lapangan untuk membantu proses evakuasi hingga tahap rehabilitas. Mereka bergerak
secepat kilat tanpa menunggu perintah. Semua dilakukan semata untuk menunjukkan
kepedulian terhadap sesama. Mereka yang berprofesi tenaga medias, membantu kesehatan
korban bencana. Orang-orang dengan latar belakang pendidikan, membuat sekolah darurat.
Para psikolog, membantu melakukan trauma healing, bahkan mereka yang tidak memiliki
kemapuan spesifik pun dapat berkontribusi untuk meringankan secara sukarela.
Maka tidak heran, di setiap lokasi bencana akan didapati beragam pihk yang
membantu. Semuanya itu menyatu dalam ikatan manusia. Kehadiran kelompok-
kelompokyang beragam di lokasi bencana menunjukkan bahwa bangsa Indonesia benar-
benar plural. Perbedaan etnis, kepercayaan, golongan tidak menjadi hambatan untuk berbuat
kebaikan. Sehingga menolong sesama bukan hanya tanggung jawab milik kelompok tertentu
saja.
Bencana dan respons yang dilakukan masyarakata Indonesia menunjukkan moral
Pancasila masih sangat lekat pada diri bangsa ini. Ada nilai kemanusiaan yang dapat dilihat
dari peristiwa ini yang terus-menerus dijaga dan dipertahankan oleh bangsa ini. Bahwa
ketika ada pihak lain yang terkena musibah, menjadi kewajiban bagi manusia lain untuk
menolongnya. Tolong-menolong adalah upaya kecil untuk menguatkan persatuan. Jika hal
initerus dirawat dan dijaga maka akan makin menguatkan persatuan serta makin
meningkatkan kualitas bangsa Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai