Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bimbimbangan dan konseling untuk anak usia dini sangat perlu dilakukan
karena berfungsi untuk karakteristik, pendekatan pengembangan, serta
pendekatan pengembangan program bimbingan dan konseling untuk anak usia
dini. Upaya mencerdaskan anak dilakukan dengan sedemikian mungkin, agar
anak tumbuh dan berkembang sebagai individu yang cerdas, baik secara
intelektual, emosional maupun spiritual. Secara dini pula orang dewasa perlu
memahami dan membantu membimbing anak agar berbagai aspek
perkembangan, seperti fase dan tugas perkembangan mereka dapat tumbuh
secara optimal.
Kegiatan bimbingan dan konseling untuk anak usia dini diarahkan untuk
membantu anak agar dapat bersosialisasi dengan teman-temannya disekolah.
Perkembangan dan pertumbuhan anak tersebut perlu difasilitasi agar dapat
tumbuh dan berkembang secara optimal. Salah satu layanan yang perlu
dilakukan dalam membantu perkembangan anak adalah kegiatan bimbingan
dan konseling yang merupakan bagian dari keseluruhan kegiatan pendidikan
selain kegiatan pengajaran dan pelatihan.
Maka dari penjelasan diatas, kami sebagai penulis tertarik membahasa
urgensi dan hakikat bimbingan dan konseling anak usia dini yang bertujuan
agara kita mampu memahami secara garis besar apa itu bimbingan konseling
untuk anak usia dini

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Bimbingan dan Konseling anak usia dini ?
2. Apa saja Prinsip Bimbingan dan Konseling anak usia dini?

C. Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah:
1. Untuk Mengetahui Pengertian Bimbingan dan Konseling Anak Usia Dini

1
2. Untuk Mengetahui Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling Anak Usia
Dini

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pegertian Bimbingan dan Konseling Anak Usia Dini

1. Pengertian Bimbingan

Bimbingan dan konseling merupakan terjemahan dari istilah guindance


counselling dalam bahasa inggris . Kata “guindance” berasal dari kata kerja to
guide yang mempunyai arti “ menunjukkan, membimbing, menuntun, ataupun
membantu”. (MANU, 2014)

Menurut Levefer dan MCDaniel (dalam Prayitno dan Amti 2004:94)


bimbingan adalah bagian dari proses pendidikan yang teratur dan sistematik
guna membantu pertumbuhan anak muda atas kekuatannya dalam menentukan
dan mengarahkan kehidupannya sendiri, yang pada akhirnya ia dapat
memperoleh pegalaman-pengalaman yang dapat memberikan sumbangan yang
berarti pada masyarakat. (Prof.Dr.H.Prayitno,Msc.Ed, 2015)

Bimbingan sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang


dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami
dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan
lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat, dan kehidupan pada umumya.

Sementara, Winkel (2005) (Prof.Dr.H.Prayitno,Msc.Ed, 2015)


mendefinsikan bimbingan:

1. Suatu usaha untuk melengkapi individu dengan pengetahuan, pengalaman


dan informasi tentang dirinya sendiri.
2. Suatu cara untuk memberikan bantuan kepada individu untuk memahami
dan mempergunakan secara efisien dan efektif segala kesempatan yang
dimiliki untuk perkembangan pribadinya.
3. Sejenis pelayanan kepada individu-individu agar mereka dapat menentukan
pilihan, menetapkan tujuan dengan tepat an menyusun rencana yang

3
realistis, sehingga mereka dapat menyesuaikan diri dengan memuaskan diri
dalam lgkua dimana mereka hidup.
4. Suatu proses pemberian bantuan pertolongan kepada individu dalam hal
memahami diri sendiri, menghubungkan pemahaman tentang dirinya
sendiri dengan lingkungan, memilih, menentukan dan menyusun rencana
sesuai dengan konsep dirinya sendiri. Bimbingan merupakan proses
pemberian bantuan (arahan, masukan) terhadap seseorang.

Dari beberapa definisi para ahli diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
bimbingan sama dengan pemberian bantuan kepada seseorang yang
membutuhkan bantuan untuk membantu seseorang mengatasi masalahya atau
mengungkapkan kemampuan yang dimilikinya. Bimbingan diberikan oleh
seorang ahli dibidangya kepada oang yang membutuhkan bimbingan. Dan
bimbingan juga dapat diartikan sebagai upaya pemberian bantuan kepada
peserta didik dalam rangka mencapai perkembangan yang optimal.

2. Pengertian Konseling

Pengertian konseling secara etimologis, istilah konseling berasal dari


bahasa latin yaitu “consilium” yag berarti dengan atau bersama yang dirangkai
dengan menerima atau memahami. Sedangkan dalam bahasa Anglo-Saxon,
istilah konseling berasal dari “ sellon” yang berarti “menyerahkan” atau
menyampaikan. (Prof.Dr.H.Prayitno,Msc.Ed, 2015)

Sebelumnya telah dijelaskan pengertian bimbingan selanjutnya akan


dijelaskan pegertian konseling, Walgito, (dalam Aqib 2012:29) mengemukakan
bahwa konseling adalah bantuan yang diberikan kepada individu dalam
memecahkan masalah kehidupannya dengan wawancara, dengan cara-cara
yang sesuai dengan keadaan individu yang dihadapi untuk mencapai
kesejahteraan hidupnya.

Menurut McDanial, (dalam Prayitno dan Amti 2004:100) konseling adalah


suatu rangkaian pertemuan langsung dengan individu yang ditujukan pada
pemberian bantuan kepadanya untuk dapat menyesuaikan dirinya secara lebih

4
efekif dengan dirinya sendiri dan dengan lingkungannya.
(Prof.Dr.H.Prayitno,Msc.Ed, 2015)

Maclen,(dalam Prayitno adan Amti 2004: 100) konseling adalah suatu


proses yang terjadi dalam hubungan tatap muka antara seorang individu yang
terganggu oleh karena masalah-masalah yang tidak dapat diatasinya sendiri
dengan seorang pekerja yang profesional,yaitu orang yang telah terlatih dan
berpengalaman membantu orang lain mencapai pemecahan-pemecahan
terhadap berbagai jenis kesulitan pribadi. (Prof.Dr.H.Prayitno,Msc.Ed, 2015)

Tolbert, (dalam Prayitno dan Amti 2004: 101), konseling adalah hubungan
pribadi yang dilakukan secara tatap muka antara dua orang dalam mana
konselor melalui hubungan itu dengan kemampuan-kemampuan khusus yang
dimilikinya, menyediakan situasi belajar. Dalam hal ini konseli dibantu untuk
memahami diri sendiri, keadaannya sekarang, dan kemungkinan
keadaannyamasa depan yang dapa ia ciptakan dengan menggunakan potensi
yang dimilikinya, demi untuk kesejahteraan pribadi maupun masyarakat. Lebih
lanjut konseli dapat belajar bagaimana memecahkan masalah-masalah dan
menemukan kebutuhan-kebutuhan yang akan datang.
(Prof.Dr.H.Prayitno,Msc.Ed, 2015)

3. Bimbingan dan konseling anak usia dini

Dengan melihat uraian tentang bimbingan dan konseling di atas, maka daat
dirumuskan tentang pengertian bimbingan dan konseling (BK) yaitu seragkaian
kegiatan berupa bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli pada konseling
dengan cara tatap muka, baik secara individu atau beberapa orang dengan
memberikan pengetahuan tambahan untuk mengatasi permasalahan yang
dialami olh konseli, dengan cara terus menerus dan sistematis. (Mubiar Agustin,
2000)

Berdasarkan pendapat para ahli tentang konsep bimbingan dan konseling


maka bimbingan dan konseling pada anak usia dini dapat diartikan sebagai
upaya bantuan yang dilakukan guru atau pendamping terhadap anak usia dini

5
agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal serta mampu
mengatasi permasalahan-permasalahan yang dihadapinya.

Adapun secara khusus layanan bimbingan dan konseling anak usia dini
untuk membantu mereka, yaitu : (Mubiar Agustin, 2000)

1. Lebih mengenal dirinya, kemampuannya, sifatnya, kebiasaan dan


kesenangannya.
2. Mengembangkan potensi yang dimilikinya.
3. Mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi.
4. Menyiapkan perkembangan mental dan sosial anak untuk masuk kelembaga
pendidikan selanjutnya.

Ditinjau dari sudut orang tua, kegiatan bimbingan dan konseling pada anak usia
dini dapat dilakukan untuk : (Mubiar Agustin, 2000)

1. Membantu orangtua agar mengerti, memahami dan menerima anak sebagai


individu.
2. Membantu orang tua dalam mengatasi gangguan emosi pada anak yang ada
hubungannya dengan situasi keluarga dirumah.
3. Membantu orangtua mengambil keputusan dalam memilih sekolah bagi
anaknya sesuai dengan taraf kemampuan kecerdasan, fisik dan indranya.
4. Memberikan informasi kepada orangtua untuk memecahkan masalah
kesehatan.

B. Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling Anak Usia Dini

Terkait dengan asas dan prinsip bimbingan dan konseling pada anak usia
dini. Syaodih,E 2003 menjelaskan bahwa pada pelaksanaan pelayanan bimbingan
untuk anak usia dini perlu diperhatikan prinsip-prinsipnya, yaitu (Mubiar Agustin,
2000) :

1. Bimbingan Bagian Penting dari Proses Pendidikan


Proses pendidikan bukanlah proses pengembangan segi intelektual
semata, melainkan proses pengembangan seluruh segi kepribadian anak baik

6
dari pengembangan totalitas kepribadiannya sebagai makhluk pribadi, sosial
maupun makhluk tuhannya.

2. Bimbingan Diberikan Kepada Semua Anak dan Bukan HanyaUuntuk


Anak yang Menghadapi Masalah.
Semua anak dididik memerlukan bantuan, baik yang tidak punya
masalah maupun yang mempunyai masalah. Anak yang tidak memiliki
masalah tetapi tetap diberikan bimbingan merupakan anak yang perlu
mengembanagkan kemampuan yang ada pada dirinya. Dan begitupun
sebaliknya, anak yang memiliki masalah tentu diberikan bimbingan yang
sangat ekstra agar anak tetap berkembang dengan baik dan kuat dalam
menghadapi apa yang ada didepan matanya.

3. Bimbingan Merupakan Proses Yang Menyatu Dalam Semua Kegiatan


Pendidikan
Bimbingan adalah salah satu kegiatan pendidikan disamping
pengajaran dan latihan. Kegiatan pendidikan disebuah pengajaran tidak dapat
dipisahkan oleh bimbingan. Ketika seorang guru melalukan sebuah
pengajaran disaat yang sama guru juga melakukan proses bimbingan dengan
menggunakan metode pembelaran yang digunakan dalam mengajar.

4. Bimbingan Harus Berpusat Pada Anak Yang Dibimbing


Seorang guru harus mampu memberikan pusat bimbingan sesuai pada
anak yang dibimbing. Guru tidak boleh memberikan bimbingan kepada anak.
Guru harus memahami secara dalam bagaimana karakteristik anak yang akan
dibimbingnya agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

5. Kegiatan Bimbingan Mencangkup Seluruh Kemampuan Pengembangan


Anak Yang Meliputi Kemampuan Fisik-motorik, Kecerdasan, Sosial
Maupun Emosional.
Bimbingan yang dilakukan untuk anak usia dini perlu berorientasi
pada semua aspek perkembangan anak. Tidak hanya berpusat pada satu aspek

7
saja. Adanya terhambatnya salah satu aspek perkembangan pada anak akan
mempengaruhi aspek-aspek lainnya.

6. Bimbingan Harus Dimulai Dengan Mengenal (Mengidentifikasi)


Kebutuhan-kebutuhan Yang Dirasakan Anak.
Bimbingan anak usia dini diawali dengan mengidentifikasi berbagai
kebutuhan dan keperluan anak masing-masing karena anak memiliki
kebutuhan dan keperluan yang berbeda-beda. Pemenuhan kebutuhan
dilakukan memalui proses bimbingan yang akan menunjang proses
perkembangan anak pada tahap selanjutnya.
7. Bimbingan Harus Fleksibel dan Sesuai Dengan Kebutuhan Serta
Perkembangan Anak.
Dengan adanya kebutuhan dan keperluan anak yang berbeda-beda
membuat guru perlu mendampingi anak secara fleksibel. Guru tidak bisa
memberikan kebutuhan yang sama pada setiap anak karena kebutuhan yang
berbeda tersebut.

8. Dalam Menyampaikan Permasalahan Anak Kepada Orang Tua


Hendaknya Menciptakan Situasi Aman dan Menyenangkan Sehingga
Memungkinkan Terjadinya Komunikasi Yang Wajar dan Terhindar
dari Kesalahpahaman.
Masalah yang dihadapi anak usia dini adalah masalah yang tidak
dapat lepasdari peran orangtua dirumah. Karena masalah anak sering kali
berhungungan dengan masala internal atau keluarga. Seorang guru harus
memberikan arahan yang baik kepada orang tua anak agar tidak ada
kesalahpahaman.

9. Dalam Melaksanakan Kegiatan Bimbingan Hendaknya Orangtua


Diikutsertakan Agar Mereka Dapat Mengikuti Perkembangan Dana
Memberikan Bantuan Kepada Anaknya Dirumah.
Kerja sama antara orangtua dan guru sangat diperlukan karena halikan
secara tep tersebut adalah salah satu keberhasilan dalam membimbing anak.

8
Penanganan yang dilakukan guru jika tanpa dukungan orangtua akan
membuat permasalahan yang dihadapi anak tidak dapat disecara tepat. Hal ini
dikarenakan adanya perbedaan perlakukan guru dn orang tua dirumah
terhadap anak. Perbedaan perlakukan akan menyulitkan anak untuk dapat
menyelesaikan masalah dnegan baik.

10. Bimbingan Dilakukan Seoptimal Mungkin Sesuai Dengan


Kemampuan yang Dimiliki Guru Sebagai Pelaksanan Bimbingan,
Apabila Masalah yang Terjadi Perlu Ditindaklanjuti Maka Guru
Pembimbinng Harus Mengkonsultasikan Kepada Sekolah danTtenaga
Ahli.
Setiap guru pasti memiliki keterbatasan, walaupun demikian
bimbingan tetap perlu dilakukan secara optimal mungkin. Guru perlu kerja
sama dengan dokter,psikolog, psikiater atau ahli lainnya yang adalah
hubungannya dengan masalah yang dihadapi anak. Hal ini diharapkan
permaalah pada diri anak akan teratasi dengan cepat dan baik.

11. Bimbngan Harus Diberikan Secara Berkelanjutan


Bimbingan yang dilakukan oada anak tidak berjangka waktu.
Bimbingan tidak dilakukan ketika anak memiliki masalah, tetapi perlu
dilakukan secara berkelanjutan dan berorientasi pada upaya membantu
perkembangan anak secara baik dan seoptimal mungkin

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Bimbingan konseling pada anak usia dini sangat diperlukan. Melihat
anak memiliki kecerdasaa melebihi orang dewasa maka sudah sepantasnya
kita mampu membimbing anak dengan baik dan tentunya ada kerjasama
guru dan orang tua dirumah.
B. Saran
Sebagai pendidik yang baik, sebaiknya kita mampu menguasai mata
kuliah ini agar nanti setelah jadi guru tidak kaget dan tidak perlu bersusah
payah mempelajari secara detail karena sudah belajar dicicil dari sekarang.

10
DAFTAR PUSTAKA

MANU, R. (2014, - -). BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1. HAKIKAT BIMBINGAN DAN KONSELING.
Retrieved from eprints.ung.ac.id: eprints.ung.ac.id

Mubiar Agustin, M. (2000). modul 1 hakikat bimbingan dan konseling untuk anak usia
dini. jakarta: universitas terbuka.

Prof.Dr.H.Prayitno,Msc.Ed, D. (2015). dasar-dasar bimbingan dan konseling. jakarta: PT


RINEKA CIPTA.

11

Anda mungkin juga menyukai