Makalah Integrasi Nasional
Makalah Integrasi Nasional
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
INTEGRASI NASIONAL
DOSEN PEMBIMBING
Ruri Nurul Aeni Wulandari, S.Pd, M.Pd
Disusun Oleh:
KELOMPOK 2
Rizal Rinaldi ( 17210314 )
Suciawan Hutomo ( 17210756 )
Hilman Romadhon ( 17210294 )
Erika Febriana ( 17210782 )
Lidya Wahyu Putri ( 17210780 )
Eva Kartika ( 17210762 )
JURUSAN MANAGEMEN
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI MAHARDIKA
SURABAYA
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
2 Solusi
Untuk mewujudkan integrasi nasional diperlukan keadilan kebijakan yang diterapkan
oleh pemerintah dengan tidak membedakan ras, suku, agama, bahasa, gender, dan
sebagainya. Sebenarnya upaya membangun keadilan, kesatuan, dan persatuan bangsa
merupakan bagian dari upaya membangun dan membina stabilitas politik disamping
upaya lain seperti banyaknya keterlibatan pemerintah dalam menentukan komposisi dan
mekanisme parlemen.
Adapun kebijakan yang diperlukan guna memperkukuh upaya integrasi nasional adalah
sebagai berikut :
a)Menanamkan nilai-nilai Pancasila, jiwa sebangsa dan setanah air dan rasa
persaudaraan, agar tercipta kekuatan dan kebersamaan di kalangan rakyat Indonesia.
b)Menghilangkan kesempatan untuk berkembangnya tindakan KKN.
c)Meningkatkan ketahanan rakyat dalam menghadapi usaha-usaha pemecahbelahan dari
ancaman luar.
d)Penyebaran dan pemasyarakatan wawasan kebangsaan dan implementasi butir-butir
Pancasila, dalam rangka mele starikan dan menanamkan kesetiaan kepada ideologi
bangsa.
e)Menumpas setiap gerakan separatis secara tegas dan tidak kenal kompromi.
f)Membentuk satuan sukarela yang terdiri dari unsur masyarakat, TNI dan Polri dalam
memerangi separatis.
Ketiga strategi tersebut terkait dengan seberapa jauh penghargaan yang diberikan atas
unsur-unsur perbedaan yang ada dalam masyarakat.Strategi asimilasi, akulturasi, dan
pluralisme masing-masing menunjukkan penghargaan yang secara gradual berbeda dari
yang paling kurang, yang lebih, dan yang paling besar penghargaannya terhadap unsur-
unsur perbedaan dalam masyarakat, di dalam upaya mewujudkan integrasi nasional
tersebut.
1. Strategi Asimilasi
Asimilasi adalah proses percampuran dua macam kebudayaan atau lebih menjadi satu
kebudayaan yang baru, di mana dengan percampuran tersebut maka masing-masing
unsur budaya melebur menjadi satu sehingga dalam kebudayaan yang baru itu tidak
tampak lagi identitas masing-masing budaya pembentuknya. Ketika asimilasi ini
menjadi sebuah strategi integrasi nasional, berarti bahwa negara mengintegrasikan
masyarakatnya dengan mengupayakan agar unsur-unsur budaya yang ada dalam negara
itu benar-benar melebur menjadi satu dan tidak lagi menampakkan identitas budaya
kelompok atau budaya lokal. Dengan strategi yang demikian tampak bahwa upaya
mewujudkan integrasinasional dilakukan tanpa menghargai unsur-unsur budaya
kelompok atau budaya lokal dalam masyarakat negara yang bersangkutan. Dalam
konteks perubahan budaya, asimilasi memang bisa saja terjadi dengan sendirinya oleh
adanya kondisi tertentu dalam masyarakat. Namun bisa juga hal itu merupakan bagian
dari strategi pemerintah negara dalam mengintegrasikan masyarakatnya, yaitu dengan
cara melakukan rekayasa budaya agar integrasi nasional dapat diwujudkan. Dilihat dari
perspektif demokrasi, apabila upaya yang demikian itu dilakukan dapat dikatakan
sebagai cara yang kurang demokratis dalam mewujudkan integrasi nasional.
2. Strategi Akulturasi
Akulturasi adalah proses percampuran dua macam kebudayaan atau lebih sehingga
memunculkan kebudayaan yang baru, di mana ciri-ciri budaya asli pembentuknya masih
tampak dalam kebudayaan baru tersebut. Dengan demikian berarti bahwa kebudayaan
baru yang terbentuk tidak “melumat” semua unsur budaya pembentuknya. Apabila
akulturasi ini menjadi strategi integrasi yang diterapkan oleh pemerintah suatu negara,
berarti bahwa negara mengintegrasikan masyarakatnya dengan mengupayakan adanya
identitas budaya bersama namun tidak menghilangkan seluruh unsur budaya kelompok
atau budaya lokal. Dengan strategi yang demikian tampak bahwa upaya mewujudkan
integrasi nasional dilakukan dengan tetap menghargai unsur-unsur budaya kelompok
atau budaya lokal, walaupun penghargaan tersebut dalam kadaryang tidak terlalu besar.
Sebagaimana asimilasi, proses akulturasi juga bisa terjadi dengan sendirinya tanpa
sengaja dikendalikan oleh negara. Namun bisa juga akulturasi menjadi bagian dari
strategi pemerintah negara dalam mengintegrasikan masyarakatnya. Dihat dari
perspektif demokrasi, strategi integrasi nasional melalui upaya akulturasi dapat
dikatakan sebagai cara yang demokratis dalam mewujudkan integrasi nasional karena
masih menunjukan pengharhaan terhadap unsur kelompok budaya lokal
3.Strategi Pluralis
Paham Pluralis merupakan paham yang menghargai terdapatnya perbedaan dalam
masyarakat. Paham Pluralis pada prinsipnya mewujudkan integrasi nasional dengan
memberi kesempatran pada segala unsur perbedaan yang ada dalam masyarakat untuk
hidup dan berkembang. Ini berarti bahwa dnegan strategi pluralis dalam mewujudkan
integrasi nasional negara memberi kesempatan kepada semua unsur keragaman dalam
negara. Baik suku, agama, buaya daerah, dan perbedaan-perbedaan lainnya untuk
tumbuh dan berkembang serta hidup berdampingan secara damai. Jadi Integrasi
nasional diwujudkan dengan tetap ,menghargai terdapatnya perbvedaan-perbedaan
dalam msyarakat. Hal ini sejalan dengan pandangan multikulturalisme bahwa setiap
unsur perbedaan memiliki nilai dan kedudukan yang sama, sehingga masing-masing
berhak mendapatkan kesempatan untuk berkembang.
2.7 Toleransi
1. Pengertian Toleransi
Kata toleransi dalam bahasa Belanda adalah “tolerantie” dan kata kerjanya
adalah “toleran”. Dalam bahasa Latin, “tolerare” artinya menahan diri, bersikap sabar
membiarkan orang berpendapat lain, dan berhati lapang terhadap orang-or ang yang
memiliki pendapat berbeda.
Toleran mengandung pengertian bersikap mendiamkan, adapun toleransi adalah suatu
sikap tenggang rasa kepada sesamanya. Bangsa Indonesia terdiri dari bermacam-macam
suku yang mempunyai kebudayaan sendiri-sendiri, memeluk agama dan menganut
kepercayaan yang berbeda-beda akan tetapi mereka tetap satu bangsa memiliki satu
tanah air dan memiliki bahasa persatuan. Semboyan kita yaitu Bhinneka Tunggal Ika
Sifat dasar bangsa Indonesia yang amat menonjol adalah sifat-sifat kekeluargaan,
musyawarah, percaya dan taat beriba dah kepada Tuhan, sifat ramah tamah, gotong
royong, suka menolong, dan toleransi adalah sifat yang harus kita miliki
Macam-macam Toleransi
Kebahagiaan dalam kehidupan manusia akan tercapai apabila didasarkan atas
keselarasan dan keseimbangan. Dalam kehidupan masyarakat Indonesia sikap hormat
menghormati antarpemeluk agama perlu dikembangkan sehingga keruku nan antarumat
beragama dapat terjalin dengan baik
Macam-macam toleransi, antara lain sebagai berikut :
1.1 Toleransi dalam pluralisme beragama
Agama merupakan suatu anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa, diperuntukkan bagi
kemaslahatan, kebaikan, dan kesejahteraan umat beragama. Pluralitas adalah kenyataan
yang diciptakan oleh Tuhan. Namun demikian, umat manusia harus menyadari dan
menerima kenyataan ini untuk saling melengkapi dan memperkaya pengalaman
kehidupan bagi umat manusia. Oleh karena itu, hidup rukun adalah tidak bertengkar
namun saling mengho rmati. Suasana seperti ini sangat kita butuhkan dalam masyarakat
dan menghindari sikap menang sendiri
1.2 Toleransi dalam pluralisme budaya
Kebudayaan menunjuk kepada sederetan sistem pengetahuan yang dimiliki bersama,
kebiasaan, nilai-nilai, peraturan, dan simbol yang berkaitan dengan tujuan seluruh
anggota masyarakat yang berinteraksi dengan lingkungan sosial dan lingkungan fisik.
Interaksi antara seni dan agama sudah lama menjadi kenyataan. Agama merupakan
sumber etika dan moralitas, seni adalah salah satu wahana yang paling tepat untuk
mempromosikan kehidupan beragama
1.3 Toleransi dalam pluralisme suku
Pluralisme dapat dikatakan merupakan pengejewantahan moto Bhinneka Tunggal Ika.
Mengembangkan pluralisme terbantahkan bahwa bangsa Indonesia terdiri dari banyak
suku, banyak pula subsuku pedalaman. Pluralisme akan tumbuh subur dan mewarnai
kehidupan bangsa Indonesia jika kedepannya prinsip-prinsip toleransi, persamaan di
muka hukum dan lain-lain ditetapkan seksama tanpa perduli asal dan warna terutama
solidarita s terhadap mereka yang lemah.
1.4 Toleransi mayoritas melindungi minoritas
Masyarakat kita sejak dulu biasa hidup dalam alam yang memiliki aneka ragam
kepercayaan. Sejak awal perkembangan peradabannya sudah tumbuh kepercayaan
kepada Tuhan, secara berturut-turut datanglah agama-agama yang sekarang banyak kita
kenal. Kedatangan agama tersebut tidak berarti kepercayaan dan agama yang sudah ada
sebelumnya hilang, tapi masih terus hidup dan berkembang. Semua agama dan
kepercayaan mengajark an kebaikan supaya mereka saling menghormati dan mencintai.
1.5 Toleransi manusia dalam hidup bermasyarakat
Manusia hanya akan mempunyai arti apabila bersama-sama dengan manusia lainnya di
dalam masyarakat. Tidak dapat dibayangkan jika manusia hidup sendiri tanpa orang
lain. Secara kodrati manusia disamping mempunyai kekuatan juga dilengkapi dengan
kelemahan manusia juga memiliki sifat yang baik dan kurang baik. Demi kelangsungan
dan kesejahteraan hidupnya manusia perlu mendapat bantuan atau kerjasama dengan
orang lain. Oleh sebab itu, manusia perlu hidup bermasyarakat.
2.Ancaman nonmiliter => ancaman yang tidak bersenjata tetapi jika dibiarkan itu akan
membahayakan bangsa.
Bentuk ancaman nonmiliter :
1. penyalahgunaan narkoba
2. korupsi, kolusi, nepotisme (KKN)
3. perusakan lingkungan
4. kemiskinan
5. kebodohan
6. lunturnya kesatuan dan persatuan bangsa
3.Selain itu ancaman juga dibedakan menjadi ancaman yang berasal dari dalam negeri
dan dari luar negeri
Ancaman dari dalam negeri berupa
1. kerusuhan
2. pemaksaan kehendak
3. pemberontakan bersenjata
4. keinginan untuk mengubah ideologi
2.15 Peran Serta Warga Negara Dalam Menjaga Persatuan dan Kesatuan Bangsa
Peran serta rakyat dalam keutuhan NKRI dapat dilakukan diberbagai lingkungan
kehidupan, baik lingkungan keluarga , masyarakat dan juga sekolah dengan cara
berbacam-macam dari yang paling mudah diterapkan hingga yang paling sulit untuk
diterapkan.
1. Di lingkungan keluarga
Contoh partisipasi di lingkungan keluarga antara lain sebagai berikut:
a)Melaksanakan kegiatan sehari-hari secara tertib dan teratur
b)Senantiasa rajin belajar bagi anggota keluarga yang masih bersekolah
c)Ikut menjaga harta benda keluarga
d)Patuh dan taat terhadap tata krama dan aturan keluarga
2. Di lingkungan masyarakat
Contoh partisipasi di lingkungan masyarakat antara lain sebagai berikut:
a)Melaksanakan kerja bhakti yang diadakan oleh kampung sesuai kemampuan
b)Melaksanakan kegiatan ronda malam bagi warga yang sudah dewasa
c)Membuang sampah pada tempatnya
d)Hidup rukun dengan semangat kekeluargaan dalam lingkungan keluarga
3.Di lingkungan sekolah
Contoh partisipasi di lingkungan sekolah antara lain sebagai berikut:
a)Menaati tata tertib yang berlaku di sekolah
b)Menggalang kerjasama antar teman tanpa memandang latar belakang agama, suku, ras
dan golongan
c)Hidup rukun dengan warga sekolah
d)Tidak membeda-bedakan teman dalam bergaul
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Masalah integrasi nasional merupakan persoalan yang dialami hampir semua negara,
terutama negara-negara yang usianya masih relatifmuda, termasuk Indonesia. Hal ini
disebabkan karena mendirikan negara berarti menyatukan orang-orang dengan segala
perbedaan yang ada menjadi satu entitas kebangsaan yang baru menyertai berdirinya
negara tersebut. Begitu juga negara Indonesia yang usianya masih relatif muda. Sejak
proklamasi kemerdekaan sampai sekarang negara Indonesia masih menghadapi
persoalan bagaimana menyatukan penduduk Indonesia yang didalamnya terdiri dari
berbagai macam suku, memeluk agama yang berbeda-beda, berbahasa dengan bahasa
daerah yang beranekaragam, serta memiliki kebudayaan daerah yang berbeda satu sama
lain, untuk menjadi satu entitas baru yang dinamakan bangsa Indonesia.
Pengalaman menunjukkan bahwa dalam perjalanan membangun kehidupan bernegara
ini, kita masih sering dihadapkan pada kenyataan adanya konflik atar kelompok dalam
masyarakat, baik konflik yangberlatarbelakang kesukuan, konflik antar pemeluk agama,
konflik karenakesalahpahaman budaya, dan semacamnya. Hal itu menunjukkan bahwa
persoalan integrasi nasional Indonesia sejauh ini masih belum tuntas perlu terus
dilakukan pembinaan. Walaupun harus juga disadari bahwa integrasi nasional dalam arti
sepenuhnya tidak mungkin diwujudkan, dan konflik di antara sesama warga bangsa
tidak dapat dihilangkan sama sekali. Tulisan ini akan memaparkan kondisi masyarakat
Indonesia yang diwarnai oleh berbagai macam perbedaan dan upaya mewujudkan
integrasi nasional dengan tetap menghargai terdapatnya perbedaan- perbedaan tersebut.
Dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika tersebut mempunyai peran terhadap bangsa
Indonesia yaitu agar menjadi bangsa yang berhasil mewujudkan integrasi nasional di
tengah masyarakatnya yang majemuk. Dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika
tersebut juga diharapkan sebagai landasan atau dasar perjuangan untuk mewujudkan
persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia agar dikenal di mata dunia sebagai bangsa
yang multikulturalisme
3.2 Saran
Bagi pembaca diharapkan agar mengetahui apakah Integrasi Nasional serta berbagai
faktor yang mempengaruhi dan pentingnya Integrasi Nasional Bagi Bangsa Indonesia.
Dengan mengetahui pentingnya Integrasi Nasional Bagi Bangsa Indonesia., diharapkan
kita bisa menjadi warga negara yang baik dan mampu melaksanakan proses
pemersatuan perbedaan perbedaan yang ada pada negara kita sehingga terciptanya
keserasian dan tidak adanya konflik dalam negara ini
DAFTAR PUSTAKA
Wibowo, I, 2000, Negara dan Mayarakat : Berkaca dari Pengalaman Republik Rakyat
Cina, gramedia, Jakarta.
Buku Panduan Kewarganegaraan Tahun 2014. Universitas Sriwijaya. UPT Mata Kuliah
Pengembangan Kepribadian.
Nikolas, (2007). Pentingnya integrasi nasional indonesia. (http://www.education-
penteingnya-integrasi-nasional.org/wiki)
Wibowo, I, 2000, Negara dan Mayarakat : Berkaca dari Pengalaman Republik Rakyat
Cina, gramedia, Jakarta.
Buku Panduan Kewarganegaraan Tahun 2014. Universitas Sriwijaya. UPT Mata Kuliah
Pengembangan Kepribadian.