TINJAUAN PUSTAKA
pasien.
dokter dan perawat merencanakan dan praktik bersama sebagai kolega, bekerja
berbagi nilai-nilai dan saling mengakui dan menghargai terhadap setiap orang
pasien dan kerja sama dalam manajemen dan pemberi layanan. Masing-masing
dengan alat komunikasi, tetapi tidak perlu hadir secara fisik pada saat tindakan
(ANA,1992).
elemen yang harus dimiliki oleh 2 pihak profesi yang bekerja sama. Elemen
Komunikasi yang efektif hanya dapat terjadi bila pihak yang terlibat berkomitmen
sebagai individu. Selain itu, mereka juga harus peka terhadap perbedaan gaya
Saling menghargai terjadi saat dua orang atau lebih menunjukkan rasa
hormat dan dapat memberikan apresiasi satu sama lain. Rasa percaya terbina saat
seseorang merasa percaya terhadap tindakan yang dilakukan oleh orang lain.
Saling menghargai dan rasa percaya keduanya menyiratkan proses dan hasil yang
verbal atau non verbal. Meskipun yang paling mempengaruhi komunikasi adalah
bahasa non verbal, kata merupakan alat yang sangat penting dalam komunikasi
bersama terhadap hasil. Untuk menemukan solusi, tim tersebut harus mengikuti
masalah. Pembuatan keputusan tim harus diarahkan untuk mencapai tujuan upaya
yang sering disebut visi mereka yakni kebutuhan klien (Siegler & Whitney, 2000).
Dokter
Registered nurse
Pasien
Gambar 1
Model Praktik Hierarkis
Pasien
Gambar 2
Model Praktik Kolaboratif
Pasien
Gambar 3
Pola Praktik Kolaboratif
Pola pertama merupakan model hirarkis (gambar 1), menekankan
komunikasi satu arah, kontak terbatas antara pasien dan dokter, dan dokter
merupakan tokoh yang dominan. Pola kedua merupakan model praktik kolaborasi
pada posisi utama dan membatasi hubungan antara dokter dan pasien. Model
ketiga pada gambar 3 agak mengubah pola tersebut. Pola ini lebih berpusat pada
pasien, dan semua pemberi pelayanan harus saling bekerja sama, juga dengan
satu dengan yang lain dan tak ada satu pemberi pelayanan yang mendominasi
ini karena kolaborasi yang dilakukan oleh dokter, perawat dan tenaga kesehatan
lainnya semuanya harus berorientasi kepada pasien (Siegler & Whitney, 2000).
Dalam situasi apapun, praktik kolaborasi yang baik harus dapat menyesuaikan diri
secara adekuat pada setiap lingkungan yang dihadapi sehingga anggota kelompok
dengan bidang keahlian yang berbeda yang dapat bekerja sama timbal balik
dengan baik, anggota kelompok harus bersikap tegas dan mau bekerja sama, dan
kombinasi pandangan dan keahlian yang diberikan oleh setiap anggota tim
tersebut.
1. Kontrol – kekuasaan
pasien tertentu. Sebelumnya kedua profesi ini harus tahu apa yang menjadi
dokter adalah dalam hal mendiagnosis, mengobati dan mencegah penyakit serta
melakukan prosedur pembedahan. Dalam hal ini dokter juga sering berkonsultasi
dalam memberi informasi yang akurat tentang keadaan pasien sangat membantu
baik kepada setiap anggota tim. Sepuluh Kewenangan dokter menurut UU Praktik
dan Praktek Perawat dalam Bab IV pasal 15 mengakatakan bahwa perawat dalam
harus sesuai dengan standar asuhan keperawatan yang ditetapkan oleh organisasi
masing masing profesi untuk menerima dan memberi pendapat, dari pihak
hanya mematuhi setiap perintah yang ditulis dokter dilembar rekam medis
(Polohindang, Rattu, Umboh, dan Tilaar (2012). Perawat sebagai salah satu
anggota tim kolaborasi membawa perspektif yang unik dalam interdisiplin tim.
kewenangan tertentu kepada perawat. Hal ini dapat terjalin dengan baik apabila
dokter maupun perawat membina komunikasi yang efektif. Dokter dan perawat
kemungkinan ini tidak ada maka mungkin saja ada informasi penting yang
2. Lingkup Praktik
masing pihak. Meskipun perawat dan dokter memiliki bidang praktik yang
terpisah dan berbeda sesuai dengan peraturan praktik perawat dan dokter, tapi ada
tugas-tugas tertentu yang harus dibina bersama. Maka dari itu perawat dan dokter
(Rumanti, 2009).
sebagai berikut :
Tabel 2.1 Tanggung jawab perawat , tanggung jawab dokter, tanggung jawab
bersama
TANGGUNG JAWAB TANGGUNG JAWAB TANGGUNG JAWAB
PERAWAT DOKTER BERSAMA
Pengawasan personil
kesehatan.
Tugas perawat secara umum adalah memenuhi kebutuhan dasar pasien, tugas
praktik klinis rutin misalnya memeriksa vital sign pasien. Perawat mampu secara
dan segera menghubungi dokter. Dalam hal ini koordinasi diperlukan untuk
(Rumanti, 2009).
3. Kepentingan Bersama
kolaborasi antara perawat dan dokter seringkali menanggapi dari sudut pandang
Perawat dan dokter harus menyadari bahwa kolaborasi bisa berhasil bila mereka
punya satu visi dan tujuan. Untuk itu kebutuhan untuk mengembangkan kembali
tujuan awal dan motivasi lebih penting dari sebelumnya (Lindeke & Sieckert,
2005).
orang, seperti lembaga atau pemerintah untuk mencapai tujuan tertentu (KBBI, .
profesi kesehatan yang lain untuk mencapai kualitas pelayanan kesehatan yang
semakin baik, semakin penting dan berkembang. Tentunya hal ini tidak bisa
dengan berbagai konflik. Namun kedua belah pihak harus terbiasa melihat bahwa
konflik adalah bagian alami dari kolaborasi. Konflik ini justru memberikan
kesempatan bagi pihak yang terlibat untuk duduk berdiskusi untuk mendapat
4. Tujuan Bersama
dan dapat membantu menentukan bidang tanggung jawab yang erat kaitannya
dokter memiliki tujuan bersama yang sama yaitu untuk kesembuhan pasien, untuk
penting dari perawat demikian juga sebaliknya. Profesi kedokteran dan profesi
menghargai dan saling membina pengertian. Daerah kerja yang tumpang tindih
harus dikerjakan bersama-sama bukan saling tarik menarik atau sebaliknya saling