Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“Perawatan Stroke”

Ruang 27 Rumah Sakit dr. Saiful Anwar Malang

Disusun oleh :
Universitas Brawijaya
STIKES Banyuwangi
Universitas Muhammadiyah Ponorogo

RUMAH SAKIT DR. SAIFUL ANWAR


MALANG
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik penyuluhan : Perawatan Stroke


Hari/Tanggal : Kamis, 28 Maret 2019
Waktu : 10.00-10.30
Sasaran : Pasien, keluarga pasien, dan pengunjung
Tempat : Ruang 27 RSSA
Penyuluh : Mahasiswa Universitas Brawijaya, STIKES Banyuwangi, dan
Universitas Muhammadiyah Ponorogo

A. Latar Belakang
Stroke merupakan salah satu penyakit yang di derita masyarakat sekarang ini.
Setiap tahun jumlah penderita stroke meningkat. Bukan hanya kaum berusia tua, mereka
yang berusia muda pun rentan lantaran pola hidup yang tak sehat. Yayasan Stroke
Indonesia (Yastroki) menyatakan Indonesia sebagai negara dengan jumlah penderita stroke
terbesar di Asia. Jika hal itu tidak diantisipasi, Yastroki memperkirakan, pada tahun 2020
penderita stroke di Indonesia bisa naik hingga dua kali lipat.
Rehabilitasi stroke merupakan bagian yang sangat penting dari upaya pemulihan
pada penderita pasca stroke. Rehabilitasi stroke dapat membantu penderita pasca stroke
dalam banyak hal yaitu membangun kekuatan, koordinasi, daya tahan atau ketahanan dan
rasa percaya diri. Pada rehabilitasi stroke penderita akan mempelajari beberapa hal seperti
cara bergerak, berbicara, berpikir dan bagaimana melakukan perawatan diri sendiri.
Rehabilitasi stroke dimulai tepat setelah serangan stroke berakhir dan keadaan atau kondisi
tubuh sudah stabil.

B. Tujuan Instruksional
1. Tujuan umum
Setelah diadakan penyuluhan diharapkan terjadi peningkatan pengetahuan peserta
tentang perawatan stroke
2. Tujuan khusus
Setelah mendapat penyuluhan, diharapkan peserta mampu dapat mengetahui:
a. Menjelaskan rehabilitasi pasca stroke
b. Menjelaskan pengertian ROM
c. Menjelaskan tujuan dan manfaat ROM
d. Mempraktikka gerakan dalam pelaksanaan latihan ROM
C. Materi Penyuluhan
1. Rehabilitasi pasca stroke
2. Pengertian ROM
3. Tujuan dan manfaat ROM
4. Gerakan dalam Pelaksanaan Latihan ROM

D. Pelaksanaan Kegiatan
1. Ceramah, tanya jawab, dan diskusi
2. Media dan alat bantu
 Leaflet
 PPT
 LCD
3. Waktu dan tempat
a. Tanggal : 28 Maret 2019
b. Pukul : 10.00 – 10.30 WIB (1x30 menit)
c. Tempat : Ruang 27 RSUD Dr. Saiful Anwar
4. Materi : Perawatan Stroke
5. Peserta : Pasien, keluarga, dan pengunjung ruang 27 RSSA
6. Pemateri : Mahasiswa STIKES Banyuwangi
7. Sesi Diskusi dan Tanya Jawab : Mahasiswa Universitas Brawijaya dan
Univeristas Muhammadiyah Ponorogo
8. Moderator : Mahasiswa Universitas Brawijaya
9. Kegiatan Belajar Mengajar : (lihat tabel 1)
10. Materi
(terlampir)
Tabel 1. Kegiatan Belajar Mengajar

No. Waktu Kegiatan Mengajar Kegiatan Peserta Metode Media

3 menit - Memperkenalkan diri - Menyambut


1. Ceramah
- Menjelaskan tujuan dari salam dan
penyuluhan mendengarkan
- Kontrak waktu
- Menyebutkan materi
yang akan diberikan
- Mengkaji pengetahuan
masyarakat tentang
perawatan stroke
2. 15 - Menjelaskan tentang  Mendengarkan Ceramah, Leaflet,
menit konsep dasar  Memperhatikan ppt
1. Rehabilitasi pasca  Berdiskusi
stroke
2. Pengertian ROM
3. Tujuan dan manfaat
ROM
4. Gerakan dalam
Pelaksanaan Latihan
ROM

- Memberikan  Memberikan Tanya


kesempatan peserta pertanyaan jawab
untuk memberikan
pertanyaan

3. 10 Evaluasi :  Mendengarkan Ceramah, Leaflet, ppt.


Menit Menanyakan pada peserta  Memperhatikan Tanya
tentang materi yang di  Berdiskusi jawab
berikan dan reinforcement
kepada peserta bila dapat
menjawab & menjelaskan
kembali pertanyaan / materi
4. 2 menit Terminasi :
Mengucapkan terimakasih
kepada peserta
Mengucapkan salam.

E. Evaluasi
1. Struktur
a. Peserta hadir tepat waktu ditempat penyuluhan
b. Peserta datang sesui dengan target (10 orang)
c. Tempat kegiatan penyuluhan sudah siap
d. Media yang digunakan untuk penyuluhan sudah siap
2. Proses :
a. Seluruh peserta penyuluhan memperhatikan dengan baik.
b. Seluruh peserta penyuluhan mengikuti rangkaian pendidikan kesehatan dari
awal sampai akhir.
c. Seluruh peserta penyuluhan terlihat antusias mengikuti kegiatan pendidikan
kesehatan.
d. Peserta penyuluhan berperan aktif di dalam kegiatan pendidikan kesehatan dan
terjadi proses tanya jawab dengan baik.
3. Hasil
b. Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan peserta diharapkan mengerti dan
memahami tentang :
1. Rehabilitasi pasca stroke
2. Pengertian ROM
3. Tujuan dan manfaat ROM
4. Gerakan dalam Pelaksanaan Latihan ROM

F. Materi (terlampir)
G. Daftar Pustaka
Beebe, JA & Lang, CE. 2009. Active range of motion predicts upper extremity function
three months post-stroke. Stroke. 40 (5).
Hardwick, DD & Lang, CE. 2012. Scapular and humeral movement patterns of people
with stroke during range of motion exercises. Journal Neurol Physical
Therapy. 35 (1).
Henger, Barbara R. (2003). Asuhan Keperawatan : Suatu Pendekatan Proses
Keperawatan. Jakarta: EGC.
Hudak, C.M. Gallo, B.M. (1996). Keperawatan Kritis. Pendekatan holistic Edisi VI
volume II. Jakarta: EGC.
Mansjoer, dkk. (2000).Kapita Selekta Kedokteran.Jakarta: Media Aesculapius
Muttaqin, Arif (2008). Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Persyarafan. Jakarta: Salemba Medika.
Potter, P.A, Perry, A.G. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep,Proses,
dan Praktik Edisi 4. Jakarta: EGC.
Suratun, 2008. Klien Gangguan sistem Muskuloskeletal. Seri Asuhan Keperawatan.
Jakarta: EGC.
MATERI PENYULUHAN
PERAWATAN STROKE

1. Rehabilitasi Pasca Stroke


Rehabilitasi sebenarnya dimulai di rumah sakit sesegera mungkin setelah stroke.
Pada pasien yang stabil, rehabilitasi dapat dimulai dalam waktu dua hari setelah stroke
telah terjadi, dan harus dilanjutkan sebagai diperlukan setelah keluar dari rumah sakit.
Lamanya rehabilitasi stroke tergantung pada tingkat keparahan dan komplikasi stroke.
Sementara beberapa penderita stroke dapat cepat sembuh, sedangkan ada beberapa
penderita stroke yang membutuhkan waktu jangka panjang untuk rehabilitasi stroke,
mungkin berbulan-bulan atau bertahun-tahun, setelah mendapat serangan stroke.
Menurut WHO, tujuan rehabilitasi penderita stroke adalah:
- Memperbaiki fungsi motorik, wicara, kognitif dan fungsi lain yang terganggu.
- Readaptasi sosial dan mental untuk memulihkan hubungan interpesonal dan
aktivitas sosial.
- Dapat melaksanakan aktivitas kehidupan sehari-hari.
Pemilihan jenis terapi yang diperlukan disesuaikan dengan kondisi pasien dan apa
yang dibutuhkan supaya pasien dapat mandiri. Rehabilitasi tidak dapat menyembuhkan
efek-efek yang ditimbulkan akibat serangan stroke, namun dapat membantu penderita
untuk mengoptimalkan fungsi tubuhnya.
Tim rehabilitasi medis, yang terdiri dari dokter spesialis rehabilitasi medis, perawat,
fisioterapis, terapis wicara, terapis okupasi, dokter spesialis gizi dan psikiater, akan
melakukan pengkajian dan menentukan perencanaan terapi yang sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan pasien.
Terapi dimulai secara bertahap, yaitu berlatih mulai dari duduk, berdiri, dan berjalan
sendiri. Pasien juga dilatih melakukan kegiatan sehari-hari seperti mandi, makan, buang
air, berpakaian dan berdandan.
Beberapa latihan yang dapat diberikan kepada pasien stroke sebagai berikut:
1. Program latihan di tempat tidur
2. Program latihan duduk
3. Program latihan berdiri dan berjalan
4. Program latihan keseimbangan dan berdiri
5. Terapi Wicara

Perawatan bersama dengan Tim Rehabilitasi sejak awal bertujuan sebagai berikut:
a. Pada fase awal (akut) terutama adalah pencegahan komplikasi yang
ditimbulkan akibat tirah baring (bedrest ) lama, seperti :
- Mencegah ulkus dekubitus (luka daerah yang punggung/pantat yang
selalu mendapat tekanan saat tidur)
- Mencegah penumpukan sputum (dahak) untuk mencegah infeksi
saluran pernapasan
- Mencegah kekakuan sendi
- Mencegah atrofi otot (pengecilan massa otot)
- Mencegah hipotensi ortostatik,
b. Pada fase lanjut (rehabilitasi)
- Meminimalkan gejala sisa (sequelae) dan kecacatan akibat stroke
- Memaksimalkan kemandirian dalam perawatan diri dan aktivitas sehari-
hari
- Kembali ke pekerjaan (back to work) sehingga diharapkan dapat
berperan aktif dalam kehidupan seperti sedia kala

2. Pengertian Latihan Fisik Range of Motion (ROM)


Latihan range of motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan untuk
mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan
menggerakan persendian secara normal dan lengkap untuk meningkatkan massa
otot dan tonus otot (Potter, 2005). ROM dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
a. ROM Aktif
ROM aktif yaitu gerakan yang dilakukan oleh seseorang (pasien) dengan
menggunakan energi sendiri. Perawat memberikan motivasi, dan membimbing
klien dalam melaksanakan pergerakan sendiri secara mandiri sesuai dengan
rentang gerak sendi normal (klien aktif). Hal ini untuk melatih kelenturan dan
kekuatan otot serta sendi dengan cara menggunakan otot-ototnya secara aktif.
Sendi yang digerakkan pada ROM aktif adalah sendi di seluruh tubuh dari
kepala sampai ujung jari kaki oleh klien sendri secara aktif (Suratun, 2008)
b. ROM Pasif
ROM Pasif yaitu gerakan tubuh dengan energi yang dikeluarkan untuk
latihan berasal dari orang lain (perawat) atau alat mekanik. Perawat
melakukan gerakan persendian klien sesuai dengan rentang gerak yang
normal (klien pasif). Indikasi latihan pasif adalah pasien semikoma dan tidak
sadar, pasien dengan keterbatasan mobilisasi tidak mampu melakukan
beberapa atau semua latihan rentang gerak dengan mandiri, pasien tirah
baring total atau pasien dengan paralisis ekstremitas total (Suratun, 2008).
Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan
persendian dengan menggerakkan otot orang lain secara pasif misalnya
perawat mengangkat dan menggerakkan kaki pasien. Sendi yang digerakkan
pada ROM pasif adalah seluruh persendian tubuh atau hanya pada
ekstremitas yang terganggu dan klien tidak mampu melaksanakannya secara
mandiri.
Prinsip Dasar Latihan diantaranya adalah, ROM harus diulang sekitar 8
kali dan dikerjakan minimal 2 kali sehari, ROM dilakukan perlahan dan hati-
hati agar tidak melelahkan pasien, dalam merencanakan program latihan
ROM, perhatikan umur pasien, diagnosis, tanda vital, dan lamanya tirah
baring, bagian-bagian tubuh yang dapat dilakukan ROM adalah leher, jari,
lengan, siku, bahu, tumit, kaki, dan pergelangan kaki, ROM dapat dilakukan
pada semua persendian atau hanya pada bagian-bagian yang dicurigai
mengalami proses penyakit (Suratun, 2008).

3. Tujuan dan Manfaat Latihan Range of Motion (ROM)


Adapun tujuan dari ROM (Range Of Motion), yaitu :
1. Meningkatkan atau mempertahankan fleksibiltas dan kekuatan otot.
2. Mempertahankan fungsi jantung dan pernapasan.
3. Mencegah kekakuan pada sendi.
4. Merangsang sirkulasi darah.
5. Mencegah.kelainan bentuk, kekakuan dan kontraktur.
Manfaat dari ROM (Range Of Motion), yaitu :
1. Menentukan nilai kemampuan sendi tulang dan otot dalam melakukan
pergerakan.
2. Mengkaji tulang, sendi, dan otot.
3. Mencegah terjadinya kekakuan sendi
4. Memperlancar sirkulasi darah.
5. Memperbaiki tonus otot.
6. Meningkatkan mobilisasi sendi.
7. Memperbaiki toleransi otot untuk latihan.
(Beebe, 2009; Hardwick, 2012)

4. Gerakan dalam Pelaksanaan Latihan Range Of Motion (ROM)


Ada berbagai macam gerakan ROM, yaitu :
1. Fleksi, yaitu berkurangnya sudut persendian.
2. Ekstensi, yaitu bertambahnya sudut persendian.
3. Hiperekstensi, yaitu ekstensi lebih lanjut.
4. Abduksi, yaitu gerakan menjauhi dari garis tengah tubuh.
5. Adduksi, yaitu gerakan mendekati garis tengah tubuh.
6. Rotasi, yaitu gerakan memutari pusat dari tulang.
7. Eversi, yaitu perputaran bagian telapak kaki ke bagian luar, bergerak
membentuk sudut persendian.
8. Inversi, yaitu putaran bagian telapak kaki ke bagian dalam bergerak
membentuk sudut persendian.
9. Pronasi, yaitu pergerakan telapak tangan dimana permukaan tangan
bergerak ke bawah.
10. Supinasi, yaitu pergerakan telapak tangan dimana permukaan tangan
bergerak ke atas.
11. Oposisi, yaitu gerakan menyentuhkan ibu jari ke setiap jari-jari tangan pada
tangan yang sama.
Menurut Potter & Perry (2005), ROM terdiri dari gerakan pada
persendian sebagai berikut :
1. Leher, Spina, Serfikal
Gerakan Penjelasan Rentang
Fleksi Menggerakan dagu menempel ke dada, rentang 45°
Ekstensi Mengembalikan kepala ke posisi tegak, rentang 45°
Hiperektensi Menekuk kepala ke belakang sejauh rentang 40-45°
mungkin,
Fleksi lateral Memiringkan kepala sejauh mungkin rentang 40-45°
sejauh mungkin kearah setiap bahu,
Rotasi Memutar kepala sejauh mungkin dalam rentang 180°
gerakan sirkuler,

2. Bahu
Gerakan Penjelasan Rentang
Fleksi Menaikan lengan dari posisi di samping rentang 180°
tubuh ke depan ke posisi di atas
kepala,
Ekstensi Mengembalikan lengan ke posisi di rentang 180°
samping tubuh,
Hiperektensi Mengerkan lengan kebelakang tubuh, rentang 45-60°
siku tetap lurus,
Abduksi Menaikan lengan ke posisi samping di rentang 180°
atas kepala dengan telapak tangan
jauh dari kepala,
Adduksi Menurunkan lengan ke samping dan rentang 320°
menyilang tubuh sejauh mungkin,
Rotasi dalam Dengan siku pleksi, memutar bahu rentang 90°
dengan menggerakan lengan sampai
ibu jari menghadap ke dalam dan ke
belakang,
Rotasi luar Dengan siku fleksi, menggerakan rentang 90°
lengan sampai ibu jari ke atas dan
samping kepala,
Sirkumduksi Menggerakan lengan dengan lingkaran rentang 360°
penuh,

3. Siku
Gerakan Penjelasan Rentang
Fleksi Menggerakkan siku sehingga lengan rentang 150°
bahu bergerak ke depan sendi bahu
dan tangan sejajar bahu,
Ektensi Meluruskan siku dengan menurunkan rentang 150°
tangan,

4. Lengan bawah
Gerakan Penjelasan Rentang
Supinasi Memutar lengan bawah dan tangan rentang 70-90°
sehingga telapak tangan menghadap
ke atas,
Pronasi Memutar lengan bawah sehingga rentang 70-90°
telapak tangan menghadap ke bawah,

5. Pergelangan tangan
Gerakan Penjelasan Rentang
Fleksi Menggerakan telapak tangan ke sisi rentang 80-90°
bagian dalam lengan bawah,
Ekstensi Mengerakan jari-jari tangan sehingga rentang 80-90°
jari-jari, tangan, lengan bawah berada
dalam arah yang sama,
Hiperekstensi Membawa permukaan tangan dorsal ke rentang 89-90°
belakang sejauh mungkin,
Abduksi Menekuk pergelangan tangan miring ke rentang 30°
ibu jari,
Adduksi Menekuk pergelangan tangan miring ke rentang 30-50°
arah lima jari,

6. Pinggul
Gerakan Penjelasan Rentang
Fleksi Mengerakan tungkai ke depan dan rentang 90-120°
atas,
Ekstensi Menggerakan kembali ke samping rentang 90-120°
tungkai yang lain,
Hiperekstensi Mengerakan tungkai ke belakang rentang 30-50°
tubuh,
Abduksi Menggerakan tungkai ke samping rentang 30-50°
menjauhi tubuh,
Adduksi Mengerakan tungkai kembali ke
posisi media dan melebihi jika rentang 30-50°
mungkin,
Rotasi Memutar kaki dan tungkai ke arah
rentang 90°
dalam tungkai lain,
Rotasi luar Memutar kaki dan tungkai menjauhi
rentang 90°
tungkai lain.

7. Lutut
Gerakan Penjelasan Rentang
Fleksi Mengerakan tumit ke arah belakang rentang 120-130°
paha,
Ekstensi Mengembalikan tungkai kelantai, rentang 120-130°
8. Mata kaki
Gerakan Penjelasan Rentang
Dorsofleksi Menggerakan kaki sehingga jari-jari rentang 20-30°
kaki menekuk ke atas,
Plantarfleksi Menggerakan kaki sehingga jari-jari rentang 45-50°
kaki menekuk ke bawah,

9. Kaki
Gerakan Penjelasan Rentang
Inversi Memutar telapak kaki ke samping rentang 10°
dalam,
Eversi Memutar telapak kaki ke samping rentang 10°
luar,

10. Jari-Jari Kaki


Gerakan Penjelasan Rentang
Fleksi Menekukkan jari-jari kaki ke bawah, rentang 30-60°
Ekstensi Meluruskan jari-jari kaki, rentang 30-60°
Abduksi Menggerakan jari-jari kaki satu rentang 15°
dengan yang lain,
Adduksi Merapatkan kembali bersama-sama, rentang 15°

Anda mungkin juga menyukai