TH 2014
FPIK UNMUH-PNK ISSN 2338 - 1833
ABSTRAK
Transportasi ikan hidup merupakan suatu metode pengangkutan ikan dalam kondisi hidup
dengan kemasan dan cara tertentu. transportasi ikan hidup sistem kering merupakan hal yang baru,
Pada transportasi ikan hidup sistem kering perlu dilakukan proses pemingsanan terlebih dahulu.
Pengunaan suhu rendah dapat mengurangi stress, mengurangi kecepatan metabolisme dan konsumsi
oksigen. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui suhu pembiusan optimum secara langsung
terhadap tingkat kelulusan hidup ikan tengadak (Barbonymus schwanenfeldii) dalam transportasi
tanpa media air (sistem kering). Rancangan penelitian menggunakan metode eksperimen dengan
Rancangan Acak Lengkap (RAL), yang terdiri dari 4 perlakuan, yaitu suhu 7oC–8oC, 9oC–10oC,
11oC–12oC, 13oC–14oC dengan 3 ulangan. Sebagai unit percobaan calon induk tengadak selama
proses penelitian berlangsung. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada masa induksi suhu tercepat
untuk memingsankan ikan tengadak adalah 7oC–8oC dengan waktu 119 detik. untuk kelangsungan
hidup yang paling lama pada suhu 13oC–14oC selama 6 jam. Suhu yang optimum untuk pengangkutan
ikan tengadak calon induk adalah suhu 13oC–14oC.
ABSTARCT
Transport of live fish is a method of transporting live fish in the packaging and condition
specific way. transport of live fish dry system is a new thing, On the transport of live fish dry system is
necessary to advance the process of passing out. The use of low temperatures can reduce stress,
reduce the metabolic rate and oxygen consumption. The purpose of this study was to determine the
optimum temperature of anesthesia directly to the graduation rates of fish life tengadak (barbonymus
schwanenfeldii) in the medium of transport with water (dry system). The study design using
experimental methods with completely randomized design (CRD), which consists of 4 treatments,
namely temperature 7oC–8oC, 9oC–10oC, 11oC–12oC, 13oC–14oC with 3 replications. As a
prospective parent tengadak experimental units during the study. The results showed that the
induction period to stun fish fastest temperature is 7oC–8oC tengadak with time 119 seconds. for the
longest survival at temperatures of 13oC–14oC for 6 hours. The optimum temperature for fish
transportation tengadak brood temperature is 13oC–14oC.
39
JURNAL RUAYA VOL. 2. TH 2014
FPIK UNMUH-PNK ISSN 2338 - 1833
Pendahuluan
Transportasi ikan hidup merupakan suatu dapat menurunkan aktifitas dan tingkat
metode pengangkutan ikan dalam kondisi konsumsi oksigen ikan (Coyle et al. 2004).
hidup dengan kemasan dan cara tertentu. Pada imotilisasi ikan dengan suhu rendah,
Transportasi ikan hidup terbagi dua, yakni suhu diturunkan sedemikian rupa sehingga
sistem basah dan sistem kering. Pada diperoleh kondisi ikan dengan aktivitas ikan
transportasi sistem basah, media dituntutsama seminimal mungkin akan tetapi masih dapat
dengan tempat hidup ikan sebelumnya yaitu hidup dengan sehat setelah mengalami
air dan oksigen. Sedangkan transportasi sistem pembugaran kembali (Wibowo 1993).
kering merupakan transportasi yang tidak
menggunakan air sebagai media transportasi, Suatu percobaan yang dilakukan oleh Novesa
namun demikian bisa membuat lingkungan (2012) suhu pembiusan terbaik bawal air
atau wadah dalam keadaan lembab. Sistem tawar secara bertahap adalah 12–14oC dengan
basah terbagi atas dua metode, yakni metode waktu pembusan 30 menit, Pratisari (2010)
terbuka dan metode tertutup (Berka, 1986 tingkat kelulusan hidup ikan nila yang dibius
dalam Purwaningsih 1998). pada suhu 9–10oC lebih tinggi dibandingkan
dengan ikan nila yang dibius pada suhu 7–9oC
Saat ini transportasi ikan hidup sistem kering dan 6–7oC.
semakin berkembang terutama untuk
crustacea, tetapi untuk ikan masih merupakan Ikan tengadak merupakan salah satu ikan
hal yang baru dan belum berkembang di endemik yang berasal dari pulau Kalimantan
masyarakat. Pada transportasi ikan hidup (Huwoyon et al., 2010). Ikan tengadak masih
sistem kering perlu dilakukan proses memiliki kekerabatan yang dekat dengan ikan
penanganan atau pemingsanan terlebih tawes dan ikan nilem, karena ketiganya masih
dahulu. Kondisi ikan yang tenang akan termasuk kedalam satu familia yakni
mengurangi stress, mengurangi kecepatan cyprinidae (Cholik et al., 2005). Akan tetapi,
metabolisme dan konsumsi oksigen. Pada secara morfometrik ikan tengadak asal
kondisi ini tingkat kematian selama kalimantan berbeda dengan ikan tawes asal
transportasi rendah sehingga memungkinkan jawa barat dan sedikit memiliki kesamaan
jarak transportasi dapat lebih jauh dan dengan tengadak albino asal jawa barat
kapasitas angkut dapat meningkat. Metode (Kusmini et al., 2010).
pemingsanan ikan dapat dilakukan dengan
cara menggunakan zat anestesi atau dapat juga Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
menggunakan penurunan suhu. suhu pembiusan optimum secara langsung
terhadap tingkat kelulusan hidup ikan
Imotilisasi dapat dilakukan salah satunya tengadak (barbonymus schwanenfeldii) dalam
dengan menggunakan suhu rendah transportasi tanpa media air (sistem kering).
(Kurniawan, 2012). Suhu air yang rendah
keberhasilan penerapan teknik pembiusan
untuk ditransportasikan dalam keadaan hidup
METODE PENELITIAN tanpa media air.
Ikan tengadak yang akan dibius diseleksi Kotak styrofoam kosong terlebih dahulu diberi
terlebih dahulu kondisi fisik dan es batu dalam kantong plastik sebanyak
kesehatannya, karena akan mempengaruhi kurang lebih 0,5 kg. Media busa dingin sesuai
40
JURNAL RUAYA VOL. 2. TH 2014
FPIK UNMUH-PNK ISSN 2338 - 1833
41
JURNAL RUAYA VOL. 2. TH 2014
FPIK UNMUH-PNK ISSN 2338 - 1833
12 beberapa ikan sudah mulai aktif 149 detik ikan sudah tergeletak didasar
berenang akuarium dengan operculum yang bergerak
15 semua ikan sudah aktif berenang lambat.
42
JURNAL RUAYA VOL. 2. TH 2014
FPIK UNMUH-PNK ISSN 2338 - 1833
43