Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
15
tegangannya dengan trafo distribusi menjadi sistem tegangan
rendah, yaitu 220/380 Volt.
Sistem distribusi daya listrik meliputi semua sistem
Jaringan Tegangan Menengah (JTM) 20 kV dan semua Jaringan
Tegangan Rendah (JTR) 220/380 V hingga ke meter-meter
pelanggan. Pendistribusian daya listrik dilakukan dengan
menggunakan kawat-kawat distribusi melalui penghantar udara.
Dimana setiap jaringan distribusi pada lokasi tertentu dipasang
trafo-trafo distribusi untuk menurunkan level tegangan dari
tegangan menengah. Dari trafo-trafo distribusi tersebut daya
disalurkan menuju pelanggan listrik baik rumah tangga di
pemukiman maupun pelanggan listrik komersial seperti industri.
Hal ini dinamakan distribusi sekunder.
16
b. Saluran Distribusi AC (Alternating Current) menggunakan
sistem tegangan bolak-balik.
3.2.3 Menurut Jenis/Tipe Konduktor
Menurut jenis konduktornya, sistem distribusi dibedakan
menjadi tiga, yaitu :
a. Saluran udara, dipasang pada udara terbuka dengan bantuan
support (tiang) dan perlengkapannya, dibedakan atas:
Saluran kawat udara, bila konduktornya telanjang, tanpa
isolasi pembungkus.
Saluran kabel udara, bila konduktornya terbungkus
isolasi.
b. Saluran Bawah Tanah, dipasang di dalam tanah, dengan
menggunakan kabel tanah (ground cable).
c. Saluran Bawah Laut, dipasang di dasar laut dengan
menggunakan kabel laut (submarine cable).
Untuk sistem distribusi Kudus menggunakan saluran
distribusi AC dan menggunakan jenis konduktor saluran udara.
Berikut adalah gambar Jaringan Distribusi Kudus kota
17
Gambar 3.1 Sistem jaringan tipe radial
b. Sistem Ring (loop)
Bila pada titik beban terdapat dua alternatip saluran berasal
lebih dari satu sumber. Jaringan ini merupakan bentuk tertutup,
disebut juga bentuk jaringan "loop". Susunan rangkaian
penyulang membentuk ring, yang memungkinkan titik beban
dilayani dari dua arah penyulang, sehingga kontinyuitas
pelayanan lebih terjamin, serta kualitas dayanya menjadi lebih
baik, karena rugi tegangan dan rugi daya pada saluran menjadi
lebih kecil.
18
spindle, yang biasanya terdiri atas maksimum 6 penyulang dalam
keadaan dibebani, dan satu penyulang dalam keadaan kerja tanpa
beban. Saluran 5 penyulang yang beroperasi dalam keadaan
berbeban dinamakan "working feeder" atau saluran kerja, dan
satu saluran yang dioperasikan tanpa beban dinamakan "express
feeder". Fungsi "express feeder" dalam hal ini selain sebagai
cadangan pada saat terjadi gangguan pada salah satu "working
feeder", juga berfungsi untuk memperkecil terjadinya drop
tegangan pada sistem distribusi bersangkutan pada keadaan
operasi normal.
19
Gambar 3.4 Sistem jaringan tipe cluster
3.2.5 Menurut Tipe Pengawatan Sistem Distribusi
Ditinjau dari cara pengawatannya, saluran distribusi AC
dibedakan atas beberapa macam tipe, dan cara pengawatan ini
bergantung pula pada jumlah fasanya, yaitu :
1. Sistem satu fasa dua kawat 120 Volt
2. Sistem satu fasa tiga kawat 120/240 Volt
3. Sistem tiga fasa empat kawat 120/208 Volt
4. Sistem tiga fasa empat kawat 120/240 Volt
5. Sistem tiga fasa tiga kawat 240 Volt
6. Sistem tiga fasa tiga kawat 480 Volt
7. Sistem tiga fasa empat kawat 240/416 Volt
8. Sistem tiga fasa empat kawat 265/460 Volt
9. Sistem tiga fasa empat kawat 220/380 Volt
Sistem jaringan tegangan menengah yang digunakan dan
diterapkan pada jaringan distribusi PT.PLN APJ Kudus sama
dengan yang diterapkan di seluruh area distribusi Jawa Tengah
dan Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu menggunakan sistem tiga
fasa empat kawat 220/380 V, dengan konfigurasi bintang yang
satu kawat merupakan netral.
20
Gambar 3.5 Sistem distribusi tiga fasa empat kawat 220/380 V [2]
21
bawah tanah lebih mahal dibandingkan saluran udara dan juga
sulitnya menentukan titik lokasi gangguan jika terjadi gangguan.
Berikut merupakan keuntungan dan kerugian pemakaian kabel
bawah tanah adalah :
Tidak terpengaruh oleh bahaya petir, badai, tertimpa pohon.
Tidak mengganggu pemandangan, nilai estetikanya tinggi
Investasi lebih mahal
Penyambungan lebih sulit
Kapasitas elektro statis lebih besar
22
bawah laut (submarine cable) dan saluran kabel tanah.
(underground line).
23
1. Inti besi
Inti besi berfungsi untuk membangkitkan fluksi yang
timbul karena arus listrik dalam belitan atau kumparan
trafo. Bahan inti terdiri dari lempengan-lempengan baja
tipis, hal ini dimaksudkan utuk mengurangi panas yang
diakibatkan oleh arus eddy (eddy current).
2. Kumparan Primer dan Kumparan Sekunder
Kawat yang berbentuk kumparan yang terisolasi dengan
baik antar kumparan maupun inti besi. Bila salah satu
dari kumparan diberikan tegangan maka akan
membangkitkan fluks pada inti serta menginduksi
kumparan lainya sehingga pada kumparan sisi lain akan
timbul tegangan.
3. Minyak trafo
Belitan primer dan sekunder pada inti besi pada trafo
terendam minyak trafo, hal ini dimaksudkan agar panas
yang terjadi pada kedua kumparan dan inti trafo
berkurang. Selain itu minyak trafo juga digunakan
sebagai isolasi kumparan dan inti besi.
4. Bushing
Pada ujung kedua trafo baik primer maupun sekunder,
keluar batang konduktor yang terisolasi. Sebagai
penyekat antar kumparan dengan body badan trafo.
5. Tangki
Bagian-bagian trafo yang terendam minyak trafo berada
dalam tangki.
24
Transformator 2 (step-down)
Kapasitas : 500 kVA; 6.1 kV/380 V
Transformator 3 (step-down)
Kapasitas : 500 kVA; 6.1 kV/380 V
Transformator 4 (step-down)
Kapasitas : 500 kVA; 6.1 kV/380 V
Transformator 5 (step-down)
Kapasitas : 500 kVA; 6.1 kV/380 V
Transformator 6a (step-down)
Kapasitas : 500 kVA; 6.1 kV/380 V
Transformator 6b (step-down)
Kapasitas : 200 kVA; 6.1 kV/380 V
Transformator 7 (step-down)
Kapasitas : 200 kVA; 6.1 kV/380 V
Transformator 8 (step-down)
Kapasitas : 630 kVA; 6.1 kV/380 V
Transformator 9 (step-down)
Kapasitas : 630 kVA; 6.1 kV/380 V
Transformator 10 (step-down)
Kapasitas : 200 kVA; 6.1 kV/380 V
Transformator 11 (step-down)
Kapasitas : 400 kVA; 6.1 kV/380 V
Transformator 12 (step-down)
Kapasitas : 400 kVA; 6.1 kV/380 V
Transformator 13 (step-down)
Kapasitas : 6300 kVA; 6.1 kV/380 V
Transformator 14 (step-down)
Kapasitas : 200 kVA; 6.1 kV/380 V
Transformator 15 (step-down)
Kapasitas : 200 kVA; 6.1 kV/380 V
Transformator Step-up
Kapasitas : 1600 kVA; 0,4 kV/6,1 kV
Transformator Step-up
Kapasitas : 800 kVA; 0,4 kV/6,1 kV
Transformator Step-up
Kapasitas : 630 kVA; 0,4 kV/ 6,1 kV
25
3.8 Generator Set
Genset atau kepanjangan dari generator set adalah sebuah
perangkat yang berfungsi menghasilkan daya listrik. Disebut
sebagai generator set dengan pengertian adalah satu set peralatan
gabungan dari dua perangkat berbeda yaitu engine dan generator
atau alternator. Engine sebagai perangkat pemutar sedangkan
generator atau alternator sebagai perangkat pembangkit listrik.
Engine dapat berupa perangkat mesin diesel berbahan bakar solar
atau mesin berbahan bakar bensin, sedangkan generator atau
alternator merupakan kumparan atau gulungan tembaga yang
terdiri dari stator ( kumparan statis ) dan rotor (kumparan
berputar).
Genset dapat dibedakan dari jenis engine penggeraknya,
dimana kita kenal tipe-tipe engine yaitu engine diesel dan engine
non diesel /bensin. Engine diesel dikenali dari bahan bakarnya
berupa solar, sedangkan engine non diesel berbahan bakar bensin
premium.
Di pasaran, genset dengan engine non diesel atau berbahan
bakar bensin biasa diaplikasikan pada genset berkapasitas kecil
atau dalam kapasitas maksimum 10.000 VA atau 10 kVA,
sedangkan genset diesel berbahan bakar solar diaplikasikan pada
genset berkapasitas > 10 kVA. Hal ini dikarenakan tenaga yang
dihasilkan oleh diesel lebih besar daripada engine non diesel,
dimana cara kerja pembakaran diesel yang lebih sederhana yaitu
tanpa busi, lebih hemat dalam pemeliharaan, lebih responsif dan
bertenaga. Selain itu untuk aplikasi industri dimana bahan bakar
diesel (solar) lebih murah daripada bensin (gasoline).
Dalam aplikasi kita akan jumpai bahwa genset terdiri dari
genset 1 phasa atau 3 phasa. Pengertian 1 phasa atau 3 phasa
adalah merujuk pada kapasitas tegangan yang dihasilkan oleh
genset tersebut. Tegangan 1 phasa artinya tegangan yang
dibentuk dari kutub L yang mengandung arus dengan kutub N
yang tidak berarus, atau berarus Nol atau sering kita kenal
sebagai Arde atau Ground. Sedangkan tegangan 3 phase dibentuk
dari dua kutub yang bertegangan. Genset tiga phasa
menghasilkan tiga kali kapasitas genset 1 phasa. Pada sistem
kelistrikan PLN kita, kapasitas 3 phasa yang dihasilkan untuk
aplikasi rumah tangga adalah 380 Volt, sedangkan kapasitas 1
phasa adalah 220 Volt.
26
Genset dapat digunakan sebagai sistem cadangan listrik
atau "off-grid" (sumber daya yang tergantung atas kebutuhan
pemakai). Genset sering digunakan oleh rumah sakit dan industri
yang membutuhkan sumber daya yang mantap dan andal (tingkat
keandalan pasokan yang tinggi), dan juga untuk area pedesaan
yang tidak ada akses untuk secara komersial dipasok listrik
melalui jaringan distribusi PLN yang ada.
27
yang tinggi (± 30 atm), sehingga temperatur di dalam silinder
naik. Dan pada saat itu bahan bakar disemprotkan dalam silinder
yang bersuhu dan bertekanan tinggi melebihi titik nyala bahan
bakar sehingga bahan bakar yang diinjeksikan akan terbakar
secara otomatis. Penambahan panas atau energi senantiasa
dilakukan pada tekanan yang konstan.
Tekanan gas hasil pembakaran bahan bakar dan udara
akan mendorong torak yang dihubungkan dengan poros engkol
menggunakan batang torak, sehingga torak dapat bergerak bolak-
balik (reciprocating). Gerak bolak-balik torak akan diubah
menjadi gerak rotasi oleh poros engkol (crank shaft). Dan
sebaliknya gerak rotasi poros engkol juga diubah menjadi gerak
bolak-balik torak pada langkah kompresi.
Berdasarkan cara menganalisa sistim kerjanya, motor diesel
dibedakan menjadi dua, yaitu motor diesel yang menggunakan
sistim airless injection (solid injection) yang dianalisa dengan
siklus dual dan motor diesel yang menggunakan sistim air
injection yang dianalisa dengan siklus diesel (sedangkan motor
bensin dianalisa dengan siklus otto).
Perbedaan antara motor diesel dan motor bensin yang nyata
adalah terletak pada proses pembakaran bahan bakar, pada motor
bensin pembakaran bahan bakar terjadi karena adanya loncatan
api listrik yang dihasilkan oleh dua elektroda busi (spark plug),
sedangkan pada motor diesel pembakaran terjadi karena
kenaikan temperatur campuran udara dan bahan bakar akibat
kompresi torak hingga mencapai temperatur nyala. Karena
prinsip penyalaan bahan bakarnya akibat tekanan maka motor
diesel juga disebut compression ignition engine sedangkan motor
bensin disebut spark ignition engine.
28
1. Sistem Start Manual
Sistem start ini dipakai untuk mesin diesel dengan daya
mesin yang relatif kecil yaitu < 30 PK. Cara untuk
menghidupkan mesin diesel pada sistem ini adalah dengan
menggunakan penggerak engkol start pada poros engkol atau
poros hubung yang akan digerakkan oleh tenaga manusia. Jadi
sistem start ini sangat bergantung pada faktor manusia sebagai
operatornya.
2. Sistem Start Elektrik
Sistem ini dipakai oleh mesin diesel yang memiliki daya
sedang yaitu < 500 PK. Sistem ini menggunakan motor DC
dengan suplai listrik dari baterai/accu 12 atau 24 volt untuk
menstart diesel. Saat start, motor DC mendapat suplai listrik dari
baterai atau accu dan menghasilkan torsi yang dipakai untuk
menggerakkan diesel sampai mencapai putaran tertentu. Baterai
atau accu yang dipakai harus dapat dipakai untuk menstart
sebanyak 6 kali tanpa diisi kembali, karena arus start yang
dibutuhkan motor DC cukup besar maka dipakai dinamo yang
berfungsi sebagai generator DC.
Pengisian ulang baterai atau accu digunakan alat bantu
berupa battery charger dan pengaman tegangan. Pada saat diesel
tidak bekerja maka battery charger mendapat suplai listrik dari
PLN, sedangkan pada saat diesel bekerja maka suplai dari battery
charger didapat dari generator. Fungsi dari pengaman tegangan
adalah untuk memonitor tegangan baterai atau accu. Sehingga
apabila tegangan dari baterai atau accu sudah mencapai 12/24
volt, yang merupakan tegangan standarnya, maka hubungan
antara battery charger dengan baterai atau accu akan diputus oleh
pengaman tegangan.
3. Sistem Start Kompresi
Sistem start ini dipakai oleh diesel yang memiliki daya
besar yaitu > 500 PK. Sistem ini memakai motor dengan udara
bertekanan tinggi untuk start dari mesin diesel. Cara kerjanya
yaitu dengan menyimpan udara ke dalam suatu botol udara.
Kemudian udara tersebut dikompresi sehingga menjadi udara
panas dan bahan bakar solar dimasukkan ke dalam Fuel Injection
Pump serta disemprotkan lewat nozzle dengan tekanan tinggi.
29
`````Akibatnya akan terjadi pengkabutan dan pembakaran di
ruang bakar. Pada saat tekanan di dalam tabung turun sampai
batas minimum yang ditentukan, maka kompressor akan secara
otomatis menaikkan tekanan udara di dalam tabung hingga
tekanan dalam tabung mencukupi dan siap dipakai untuk
melakukan starting mesin diesel.
30
Sakelar PMT ini dapat digunakan untuk memutus arus
sampai 10kA dan pada rangkaian bertegangan sampai 500 kV.
Pada saat kontak dipisahkan, busur api akan terjadi didalam
minyak, sehingga minyak menguap dan menimbulkan
gelembung gas yang menyelubungi busur api, karena panas yang
ditimbulkan busur api, minyak mengalami dekomposisi dan
menghasilkan gas hydrogen yang bersifat menghambat produksi
pasangan ion. Oleh karena itu, pemadaman busur api tergantung
pada pemanjangan dan pendinginan busur api dan juga
tergantung pada jenis gas hasil dekomposisi minyak.
31
Circuit Breaker), pada tipe ini minyak berfungsi sebagai peredam
loncatan bunga api listrik selama terjadi pemutusan kontak dan
sebagai isolator antara bagian-bagian yang bertegangan dengan
badan, jenis PMT ini juga ada yang dilengkapi dengan alat
pembatas busur api listrik.
2. Sakelar PMT dengan sedikit menggunakan minyak (Low oil
Content Circuit Breaker), pada tipe ini minyak hanya
dipergunakn sebagai peredam loncatan bunga api listrik,
sedangkan sebagai bahan isolator dari bagian-bagian yang
bertegangan digunakan porselen atau material isolasi dari jenis
organic.
32
Gambar 3.7 Pemadaman busur api pada pemutus daya udara hembus
33
daya listrik. Generator sinkron dapat berupa generator sinkron
tiga fasa atau generator sinkron AC satu fasa tergantung dari
kebutuhan.
Pada dasarnya konstruksi dari generator sinkron adalah
sama dengan konstruksi motor sinkron, dan secara umum biasa
disebut mesin sinkron. Ada dua struktur kumparan pada mesin
sinkron yang merupakan dasar kerja dari mesin tersebut, yaitu
kumparan
yang mengalirkan penguatan DC (membangkitkan medan
magnet, biasa disebut sistem eksitasi) dan sebuah kumparan
(biasa disebut jangkar) tempat dibangkitkannya GGL arus bola-
balik.
Hampir semua mesin sinkron mempunyai belitan GGL
berupa stator yang diam dan struktur medan magnit berputar
sebagai rotor. Kumparan DC pada struktur medan yang berputar
dihubungkan pada sumber DC luar melaui slipring dan sikat
arang, tetapi ada juga yang tidak mempergunakan sikat arang
yaitu sistem “brushless excitation”.
34
Sementara untuk daya dibawah 10 MVA dan kecepatan rendah
maka digunakan rotor kutub sepatu.
Arus DC disuplai ke rangkaian medan rotor dengan dua cara:
1. Menyuplai daya DC ke rangkaian dari sumber DC
````eksternal dengan sarana slip ring dan sikat.
2. Menyuplai daya DC dari sumber DC khusus yang
````ditempelkan langsung pada batang rotor generator
````sinkron.
35
tetap. Pada mesin tipe ini medan magnet diletakkan pada stator
(disebut generator kutub eksternal / external pole generator) yang
mana energi listrik dibangkitkan pada kumparan rotor. Hal ini
dapat menimbulkan kerusakan pada slip ring dan karbon sikat,
sehingga menimbulkan permasalahan pada pembangkitan daya
tinggi.
Untuk mengatasi permasalahan ini, digunakan tipe
generator dengan kutub internal (internal pole generator), yang
mana medan magnet dibangkitkan oleh kutub rotor dan tegangan
AC dibangkitkan pada rangkaian stator. Tegangan yang
dihasilkan akan sinusoidal jika rapat fluks magnet pada celah
udara terdistribusi sinusoidal dan rotor diputar pada kecepatan
konstan. Tegangan AC tiga fasa dibangkitan pada mesin sinkron
kutub internal pada tiga kumparan stator yang diset sedemikian
rupa sehingga membentuk beda fasa dengan sudut 120°.
36
sikat untuk menghasilkan medan magnet merupakan eksitasi
daya rendah. Jika rotor menggunakan magnet permanen, maka
tidak slip ring dan sikat karbon tidak begitu diperlukan.
Di mana:
fe = frekuensi listrik (Hz)
nr = kecepatan putar rotor = kecepatan medan magnet (rpm)
p = jumlah kutub magnet
Oleh karena rotor berputar pada kecepatan yang sama
dengan medan magnet, persamaan diatas juga menunjukkan
hubungan antara kecepatan putar rotor dengan frekuensi listrik
yang dihasilkan. Agar daya listrik dibangkitkan tetap pada
frekuensi 50Hz atau 60 Hz, maka generator harus berputar pada
kecepatan tetapdengan jumlah kutub mesin yang telah
ditentukan. Sebagai contoh untuk membangkitkan 60 Hz pada
mesin dua kutub, rotor arus berputar dengan kecepatan 3600
rpm. Untuk membangkitkan daya 50 Hz pada mesin empat
kutub, rotor harus berputar pada 1500 rpm.
37
yang mana:
c = konstanta mesin
n = putaran sinkron
φ = fluks yang dihasilkan oleh IF
38
yang mana:
Ea = tegangan induksi pada jangkar
V = tegangan terminal output
Ra = resistansi jangkar
Xs = reaktansi sinkron
39
Rangkaian ekuivalen generator sinkron perfasa ditunjukkan pada
gambar di bawah ini.
40
Gambar 3.13 Karakteristik tanpa beban
41
Ketika terminal generator dihubung singkat maka tegangan
terminal adalah nol. Impedansi internal mesin adalah:
42
Gambar 3.15 Diagram fasor (a) Faktor daya satu (b) faktor daya
tertinggal (c) faktor daya mendahului
43
(VFL). Keadaan ini memberikan gambaran batasan drop
tegangan yang terjadi pada generator, yang dinyatakan sebagai
berikut.
44
tadi, dapat dilihat dari lampu tersebut. Bentuk hubungan operasi
paralel generator sinkron dengan lampu sinkronoskop
diperlihatkan pada gambar di bawah ini.
45
3.9.10 Generator di Pusdiklat Migas Cepu
Power Plant di PUSDIKLAT MIGAS Cepu menggunakan
tenaga diesel dengan bahan baku solar. Digunakan 9 buah
generator yang terdiri dari 8 buah generator tetap dan 1 buah
generator dimobil.
Data mengenai generator tersebut adalah:
1.) 4 buah generator berkapasitas masing-masing 1000 kVA (G1,
G5, G8, dan G9)
Merk : Cummin’s, Amerika
Putaran : 1500 rpm
Jumlah silinder : 12
Jumlah valve : 48
Frekuensi : 50 Hz
Phasa : 3
Power factor : 0,8
Tegangan : 611 kV (1 unit) dan 400 Volt
(3 unit)
2.) 3 buah generator berkapasitas masing-masing 820 kVA (G2,
G3, dan G4)
Merk : MAN, Jerman
Putaran : 500 rpm
Jumlah silinder : 6
Jumlah valve : 24
Frekuensi : 50 Hz
Phasa : 3
Power factor : 0,8
Tegangan : 6,1 kV
3.) 2 buah generator berkapasitas masing-masing 400 kVA (G6
dan G7)
Merk : Mitsubitsi, Jepang
Putaran : 1500 rpm
Jumlah silinder : 6
Jumlah valve : 24
Frekuensi : 50 Hz
Phasa : 3
Power factor : 0,8
46
Tegangan : 400 Volt
Beban puncak terjadi pada jam 10-12 siang yaitu 1.8 – 2
MW/hari dan beban minimum terjadi pada jam 6-7 pagi yaitu
800 – 900 kW/hari. Untuk menanggung beban tersebut
digunakan 5 -6 genset sedangkan yang lainnya standby.
Pemakaian bahan bakar untuk genset ini adalah 8000 – 10.000
lt/hari dan minyak pelumas sebanyak 40 – 80 liter/hari.
47
apabila parameter yang diamankan melebihi
batasannormal/setting maka tugas ATS adalah melepas hubungan
arus listrik ke beban sedangkan AMF bertugas untuk
memberhentikan kerja mesin.
Apabila generator yang dijalankan beroperasi dengan baik,
berikutnya ATS bertugas memindahkan sambungan dari
sebelumnya yang tersambung dengan pln dipindahkan secara
otomatis ke sisi generator sehingga aliran listrik bisa tersambung
ke sisi pengguna.
Apabila kemudian pln kembali normal, selanjutnya ATS
bertugas untuk mengembalikan jalurnya dengan memindahkan
switch kembali ke sisi utama dan untuk kemudian disusul dengan
tugas AMF untuk memberhentikan kerja mesin diesel tersebut,
demikian seterusnya semua sistim kontrol dikendalikan secara
otomatis berjalan dengan sendirinya.
48
3.11 Beban Terpasang di Pusdiklat Migas Cepu
49