LP Halu New Banget

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

HALUSINASI

A. Definisi
Halusinasi adalah persepsi yang salah atau persepsi sensori yang tidak sesuai dengan
kenyataan seperti melihat bayangan atau suara suara yang sebenarnya tidak ada. (Yudi
Hartono;2012;107)

B. Etiologi
Gangguan halusinasi dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti (Biologis, Psikologis dan
Sosial)
1. Biologis
Gangguan perkembangan dan fungsi otak dapat menimbulkan gangguan seperti :
a. Hambatan perkembangan khususnya korteks frontal,temporal dan citim limbic.
Gejala yang mungkin timbul adalah hambatan dalam belajar,daya ingat dan berbicara
b. Pertumbuhan dan perkembangan individu pada pranatal,perinatal neonatus dan kanak
kanak.
2. Psikologis
Keluarga,pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi respon psikologis diri
klien,sikap atau keadaan yang dapat mempengaruhi ganguan orientasi realitas adalah
penolakan atau kekerasan dalam hidup klien. Penolakan dapat dirasakan dari
keluarga,pengasuh atau teman yang bersikap dingin,cemas,tidak peduli atau bahkan
terlalu melindungi sedangkan kekerasan dapat bisa berupa konflik dalam rumah tangga
merupakan lingkungan resiko gangguan orientasi realitas.
3. Sosial Budaya
Kehidupan sosial budaya dapat pula mempengaruhi gangguan orientasi realitas seperti
kemiskinan,konflik sosial,budaya,kehidupan yang terisolir disertai stres yang menumpuk.
.(Yudi Hartono;2012;108)
C. Jenis-jenis Halusinasi
Beberapa jenis halusinasi ini sering kali menjadi gejala penyakit tertentu,seperti
skizofrenia.Namun terkadang juga dapat disebabkan oleh penyalahgunaan narkoba
,demam,depresi atau demensia,berikut ini jenis jenis halusianasi yang mungkin saja
mengintai pikiran manusia.
1. Halusinasi Pendengaran (Audio)
Ini adalah jenis halusinasi yang menunjukan persepsi yang salah dari
bunyi,musik,kebisingan atau suara.Mendengar suara ketika tidak ada stimulus
pendengaran adalah jenis yang paling umum dari halusinasi audio pada penderita
gangguan mental.Suara dapat didengar baik di dalam kepala maupun di luar kepala
seseorang dan umumnya dianggap lebih parah ketika hal tersebut datang dari luar
kepala,suara bisa datang berupa suara wanita maupun suara pria yang akrab atau tidak
akrab.Pada penderita skizofrenia gejala umum adalah mendengarkan suara suara dua
orang atau lebihyang berbicara pada satu sama lain,ia mendengar suara berupa kritikan
atau komentar tentang dirinya ,prilaku atau pikirannya.
2. Halusinasi Penglihatan
Ini adalah sebuah persepsi yang salah pada pandangan.isi dari halusinasi dapat berupa
apa saja tetapi biasanya orang atau tokoh seperti manusia.Misalnya,seseorang merasa ada
orang berdiri di belakangnya.
3. Halusinasi Pengecapan (Gustatorius)
Ini adalah sebuah persepsi yang salah mengenai rasa.biasanya pengalaman ini tidak
menyenangkan.Misalnya seorang individu mungkin mengeluh telah mengecap rasa
logam secara terus menerus.Jenis halusinasi ini sering terlihat di beberapa gangguan
medis seperti epilepsi dibandingkan pada gangguan mental.
4. Halusinasi Penciuman (Olfaktori)
Halusinasi ini melibatkan berbagai bau yang tidak ada.bau ini biasanya tidak
menyenangkan seperti mau muntah ,urin,feses asap atau daging busuk .Kondisi ini juga
sering disebut sebagai Phantosmia dan dapat diakibatkan oleh adanya kerusakan saraf di
bagian indra penciuman.Kerusakan mungkin ini mungkin disebabkan oleh
virus,trauma,tumor otak atau paparan zat zat beracun atau obat obatan.
5. Halusinasi Sentuhan (Taktil)
Ini adalah sebuah persepsi atau sensasi palsu terhadap sentuhan atau suatu yang terjadi di
dalam atau pada tubuh .Halusinasi sentuhan ini umumnya merasa seperti ada suatu yang
merangkak di bawah atau pada kulit.
6. Halusinasi Somatik
Ini mengacu paX CASda saat seseorang mengalami perasaan tubuh mereka merasakan
nyeri yang parah misalnya akibat mutilasi atau pergeseran sendi.pasien juga melaporkan
bahwa ia juga mengalami penyerahan oleh hewan pada tubuh mereka seperti ular
merayap dalam perut. (Yudi Hartono;2012;109)

D. Rentang Respon Halusinasi

E. Proses Terjadinya Masalah


Pada gangguan jiwa, halusinasi pendengaran merupakan hal yang paling sering terjadi,dapat
berupa suara suara bising atau kata kata yang dapat mempengaruhi perilaku sehingga dapat
menimbulkan respon tertentu seperti berbicara sendiri,marah,atau berespon lain yang
membahayakan diri sendiri orang lain dan lingkungan. (Yudi Hartono ;2012;108)
Tahap halusinasi, yaitu
1. Sleep desorder
Sleep desorder adalah halusinasi tahap awal seseorang sebelum muncul halusinasi.
a. Karakteristik :
Seseorang merasa banyak masalah,ingin menghindar dari lingkungan takut diketahui
orang lain bahwa dirinya banyak masalah.
b. Perilaku :
Klien susah tidur dan berlangsung terus menerus sehingga terbiasa menghayal dan
menganggap hayalan awal sebagai pemecah masalah.
2. Comforthing
Comforthing adalah halusinasi tahap menyenangkan.cemas sedang.
a. Karakteristik :
Klien mengalami perasaan yang mendalam seperti cemas,kesepian,rasa
bersalah,takut,dan mencoba untuk berfokus pada pikiran yang menyenangkan untuk
meredakan cemas.
b. Perilaku :
Klien terkadang tersenyum,tertawa sendiri,menggerakan bibir tanpa suara,pergerakan
mata yang cepat respon verbal yang lambat,diam dan berkonsentrasi.
3. Condeming
Condeming adalah tahap halusinasi menjadi menjijikan : Cemas berat.
a. Karakteristik :
Pengalaman sensori menjijikan dan menakutkan. Klien mulai lepas kendali dan
mungkin mencoba untuk mengambil jarak dirinya dengan sumber yang presepsikan.
Klien mungkin merasa dipermalukan oleh pengalaman sensori dan menarik diri dari
orang lain.
b. Perilaku :
Ditandai dengan meningkatnya tanda tanda sistem syaraf otonom akibat ansietas
otonom seperti peningkatan denyut jantung,pernafasan dan tekanan darah,rentang
perhatian dengan lingkungan berkurang dan terkadang asyik dengan pengalaman
sendori dan kehilangan kemampuan membedakan halusinasi dan realita.
4. Controling
Controling adalah tahap pengalaman halusinasi yang berkuasa : Cemas berat
a. Karakteristik :
Klien berhenti menghentikan perlawanan terhadap halisinasi dan menyerah pada
halusinasi trsebut.
b. Perilaku :
Perilaku klien taat pada perintah halusinasi,sulit berhubungan dengan orang
lain,respon perhatian terhadap lingkungan berkurang,biasanya hanya beberapa detik
saja.
5. Conquering
Concuering adalah tahap halusinasi panik umumnya menjadi melebur dalam halusinasi
a. Karakteristik :
Pengalaman sensori menjadi mengancam jika mengikuti perintah halusinasi.
b. Perilaku :
Perilaku panik,resiko tinggi mencederai,bunuh diri atau membunuh orang lain.
(Yudi Hartono ;2012;108)

F. Tanda Gejala
Tanda gejala bagi klien yang mengalami halusinasi adalah sebagai berikut:
1. Bicara,senyum dan tertawa sendiri.
2. Mengatakan mendengar suara.
3. Merusak diri sendiri/orang lain/lingkungan.
4. Tidak dapat membedakan hal yang nyata dan yang mistis.
5. Tidak dapat memusatkan konsentrasi.
6. Pembicaraan kacaw terkadang tidak masuk akal.
7. Sikap curiga dan bermusuhan.
8. Menarik diri,menghindar dari orang lain,.
9. Sulit membuat keputusan
10. Ketakutan.
11. Mudah tersinggung.
12. Menyalahkan diri sendiri/orang lain.
13. Tidak mampu memenuhu kebutuhan sendiri.
14. Muka merah kadang pucat.
15. Ekspresi wajah tegang.
16. Tekanan darah meningkat.
17. Nadi cepat.
18. Banyak keringat.
(Yudi Hartono ;2012;109)

G. Akibat Halusinasi
Akibat dari halusinasi adalah resiko mencederai diri sendiri,orang lain dan lingkungan.ini
diakibatkan karena klien berada di bawah halusinasinya yang meminta dia untuk melakukan
sesuatu hal diluar kesadarannya. (Iskandar;2012;56)

H. Mekanisme Koping Penderita Gangguan Halusinasi


Sumber koping mempengaruhi respon individu dalam menanggapi stressor: pada halusinasi
terdapat 3 mekanisme koping yaitu a. With Drawal : Menarik diri dan klien sudah asik
dengan pelaman internalnya b. Proyeksi : Menggambarkan dan menjelaskan persepsi yang
membingungkan c. Regresi : Terjadi dalam hubungan sehari hari untuk memproses masalah
dan mengeluarkan sejumlah energi dalam mengatasi cemas. (Iskandar;2012;58)

I. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada pasien halusinasi dengan cara :
1. Menciptakan lingkungan yang terapeutik Untuk mengurangi tingkat kecemasan
,kepanikan dan ketakutan pasien akibat halusinasi sebaiknya pada permulaan dilakukan
secara individu dan usahakan terjadi kontak mata jika perlu pasien di sentuh atau
dipegang.
2. Melaksanakan program terapi dokter Sering kali pasien menolak obat yang diberikan
sehubungan dengan rangsangan halusinasi yang di terimanya.pendekatan sebaiknya
secara persuasif tapi nstruktif.perawat harus mengamati agar obat yang diberikan betul di
telanya serta reaksi obat yang diberikan.
3. Menggali permasalahan pasien dan membantu mengatasi masalah yang ada Setelah
pasien lebih kooperatif dan komunikatif,perawat dapat menggali masalah pasien yang
merupakan penyebabab timbulnya halusinasi serta membantu mengatasi masalah yang
ada.
4. Memberi aktifitas kepada pasien Pasien di ajak mengaktifkan diri untuk melakukan
gerakan fisik,misalnya berolahraga,bermain,atau melakukan kegiatan untul menggali
potensi keterampilan dirinya.
5. Melibatkan keluarga dan petugas lain dalam proses perawatan Keluarga pasien dan
petugas lain sebaiknya diberitahu tentang data pasien agar ada kesatuan pendapat
kesinambungan dalam asuhan keperawatan. (Budi ana dkk;2011;147)

J. Pohon Masalah
RPK

Halusinasi

ISOS

K. Diagnosa Keperawatan
Perubahan persepsi sensori : Halusinasi
Tujuan umum : Pasien dapat mengontrol halusinasi yang di alaminya.
Tujuan khusus :
a. Pasien dapat membina hubungan saling percaya.
b. Pasien dapat mengetahui halusinasinya.
c. Pasien dapat mengontrol halusinasinya.
d. Pasien dapat dukungan dari keluarga dalam mengpntrol halusinasinya.
e. Pasien dapat menggunkan obat dengan benar.
(Iskandar dkk:2012:63)

L. Rencana Asuhan Keperawatan


1. Pertemuan 1 :
Pasien dapat mengenal halusinasi&mengontrol halusinasi dengan menghardik
a. Sapa pasien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
b. Perkenalkan nama perawat
c. Tanya nama lengkap dan panggilan pasien
d. Jelaskan tujuan pertemuan
e. Tunjukan sikap empati dan menerima klien apa adanya
2. Pertemuan 2 :
Pasien dapat mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap
a. Diskusikan dengan pasien tentang pengalihan suara
b. Ajarkan klien tentang bagaimana memulai percakapan dengan orang lain
c. Anjurkan klien untuk rutin melakukan itu bila suara mulai muncul
3. Pertemuan 3 :
Pasien dapat melakukan latihan aktifitas
a. Diskusikan dengan klien tentang kegiatan apa yang bisa dilakukan
b. Ajarkan klien melakukan aktifitas yang telah didiskusikan
c. Anjurkan klien untuk melakukan aktifitas tersebut secara rutin
d. Diskusikan efek setelah melakukan aktifitas tersebut
4. Pertemuan 4 :
Pasien dapat mengontrol halusinasi dengan patuh minum obat.
a. Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang dosis,frekuensi dan manfaat obat
b. Anjurkan klien minta sendiri obat pada perawat dan merasakan manfaatnya
c. Anjurkan klien bicara dengan dokter tentang manfaat dan efek samping obat yang
dirasakan
d. Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi 5.Bantu klien menggunakan
obat dengan prinsip benar
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN SESI I MENGENAL
HALUSINASI & MENGONTROL HALUSINASI DENGAN MENGHARDIK

A. Proses Keperawatan
1. Keadaan klien
a. Data subjektif :
1) Pasien mengatakan makanan disajikan sudah diracun
2) Pasien mengatakan mendengar suara-suara ada orang yang akan membunuhnya
dengan memberikan racun dimakanan.
b. Data objektif :
1) Pasien terlihat murung
2) Pasien tampak tidak rapih, berbau dan rambut acak-acakan
3) Pasien tampak sering tertawa-tawa sendiri dan bercakap-cakap sendiri
4) Pasien terkadang marah-marah tanpa sebab
5) Pasien sering menyendiri di sudut ruangan atau mondar-mandir tanpa tujuan
6) Pasien tidak komunikatif (Saat interaksi pasien banyak menunduk, kontak mata
minimal, mudah beralih dan suara keras serta tinggi).
2. Diagnosa keperawatan
Gangguan persepsi sensori : Halusinasi
3. Tujuan dilakukannya tindakan
Klien mampu :
a. Membina hubungan saling percaya
b. Mengenal halusinasi dan mampu mengenal halusinasi dengan cara menghardik
4. Tindakan keperawatan
a. Membina hubungan saling percaya
b. Membantu klien menyadari gangguan sensori persepsi halusinasi
c. Melatih klien cara mengontrol halusinasi

B. Strategi Komunikasi Terapeutik


1. Orientasi
a. Salam terapeutik
Selamat pagi nona perkenalkan nama saya Tya Sekar biasa dipanggil Tya, saya
mahasiswa keperawatan Poltekkes Kemenkes Jakarta III. Saya akan merawat nona
dari jam 7 sampai jam 2 siang nanti. Apa benar nona bernama nona B?/ Iya benar
sus./Bagaimana perasaan nona hari ini? Saya lihat dari tadi nona terlihat sering
tertawa-tawa sendiri, bercakap-cakap sendiri. Ada apa?/ Saya sering dengar orang
ngomong sama saya, kayak tadi sus./ Bagaimana kalau kita berbincang tentang yang
sering nona alami agar saya mengetahui keadaan nona, kira-kira nona mau berapa
lama berbincang dengan saya?/ 30 menit aja sus, soalnya habis itu saya mau makan
pagi./ Baik kalau begitu, dimana nona mau berbincang? Bagaimana kalau disini saja?.
b. Kerja
Baik kita mulai ya nona, tadi nona bilang nona sering mendengar sesuatu?/Iya sus./
Bagaimana wujudnya?/ Dia enggak keliatan sus, tapi suaranya kedengeran./ Apa yang
sering dia bicarakan ke nona?/ Dia bilang dia mau bunuh saya dengan racun di semua
makanan saya./ Apa nona sering mendengarnya atau hanya sewaktu-waktu?/ Sering
sus./ Kapan paling sering nona mendengarnya?/ Setiap saya sedang berdiam diri sus./
Berapa kali sehari nona mendengarnya dan pada keadaan apa? Apakah saat nona
sedang sendiri?/ Kira-kira 5x/hari sus, terkadang saat saya sedang sendiri, terkadang
juga saat saya sedang bersama orang lain./ Apa yang nona rasakan saat mendengar
suara itu?./Saya takut dan kesal sus kenapa suaranya tidak hilang-hilang./ Apa yang
ibu lakukan saat dengar suara itu?/ Saya lakukan apapun yang bisa buat suara itu
hilang sus./ Bagaimana kalau kita belajar cara-cara untuk mencegah suara-suara itu
muncul?./ Iya sus, saya mau./ Caranya sebagai berikut, saat suara itu muncul, nona
langsung menutup kedua telinga dengan tangan lalu bilang “pergi pergi saya tidak
mau mendengar,jangan ganggu saya.”, begitu diulang sampai suara itu tak terdengar
lagi, Sekarang coba ibu peragakan./Begini sus (sambil memeragakan)/ Nah begitu,
bagus. Terus di coba lagi ya nona, nona sudah pintar melakukannya./
c. Terminasi
Bagaimana perasaan ibu setelah kita berbincang dan latihan tadi?/ Saya sekarang jadi
tau sus cara gimana mengontrol suara itu kalau muncul./ Sekarang coba nona ulangi
cara tadi yang kita pelajari./ (Pasien mengulangi.)/ Iya bagus. Kegiatan ini bisa
dimasukkan ke dalam jadwal latihan ya nona/ Baiklah, kalau suara-suara tadi muncul,
silahkan coba cara yang saya sudah ajarkan tadi. Bagaimana kalau kita buat jadwal
latihan lagi?/Boleh sus./ Nona mau bertemu lagi kapan? Bagaimana kalau besok?/
Boleh sus./ Baik, berapa lama kita mau latihan?/ Gimana kalau 20 menit sus./ Baik
kalau begitu, besok kita akan melakukan latihan kedua yaitu latihan bercakap-cakap
ya nona.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN SESI II MENGONTROL
HALUSINASI DENGAN BERCAKAP-CAKAP

A. Proses Keperawatan
1. Keadaan Klien :
a. Data Subjektif
1) Klien mengatakan bahwa masih mendengar suara pria
2) Klien mengatakan suara itu muncul ketika klien sedang berdiam diri
3) Klien mengatakan sudah mulai latihan menghardik
b. Data Subjektif
1) Klien terlihat menutup telinga nya
2) Klien terlihat sedikit cemas
2. Diagnosa Keperawatan :
Gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran
3. Tujuan dilakukannya tindakan
Klien mampu :
a. Mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap
4. Tindakan Keperawatan
a. Mengajarkan klien latihan bercakap-cakap

B. Strategi Komunikasi Terapeutik


1. Orientasi
Selamat pagi nona, masih ingat dengan saya? Coba bisa sebutkan siapa nama
saya?/Suster Tya kan?/ Iya benar. Bagaimana kabarnya nona hari ini? Apa nona masih
sering mendengar suara-suara itu?/ Masih sus./ Apa nona masih ingat dengan latihan
yang kemarin?/ Masih sus./ Bisa nona contohkan kembali bagaimana cara menghardik
apabila suara itu muncul?/ (Pasien memeragakan)/ Bagus sekali nona. Sekarang, sesuai
dengan janji kita kemarin, sekarang kita akan melakukan latihan yang kedua ya nona,
yaitu dengan latihan bercakap-cakap.
2. Kerja
Caranya adalah jika nona mulai mendengar suara-suara, langsung saja nona cari teman
untuk diajak berbicara, bisa perawat, tenaga kesehatan dan teman yang mau
mendengarkan nona berbicara. Contohnya begini: Ayo ngobrol dengan saya. Bisa ibu
praktekkan?/ (Pasien mempraktekkan apa yang telah diajarkan oleh perawat)/ Bagus,
begitu nona. Aktifitas ini bisa dimasukkan ke jadwal latihan ya nona. Bila di sekitar ibu
tidak ada orang dan suara itu muncul, ibu bisa mempraktekkan latihan kita yang
kemarin./ Iya sus.
3. Terminasi
Bagaimana perasaan nona setelah melakukan latihan ini?/ Saya jadi mengerti ada banyak
cara untuk mengatasi suara-suara itu ketika muncul sus./ Jadi apabila nona mendengarkan
suara itu apa yang ibu lakukan?/ Saya bisa menghardik suara itu atau mengobrol dengan
orang lain sus./ Iya nona sangat benar. Baik kalau begitu untuk latihan selanjutnya besok,
kita akan melakukan latihan aktivitas ya nona. Kira-kira nona ingin melakukan latihan
jam berapa ya besok?/ Besok pagi saja sus, gimana?/ Baik kalau begitu. Sampai bertemu
besok ya nona.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN SESI III MELAKUKAN
LATIHAN AKTIVITAS

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
a. Data Subjekif
1) Klien mengatakan klien masih mendengar suara tetapi mulai jarang
2) Klien mengatakan suara itu muncul ketika klien sedang berdiam diri
3) Klien mengatakan sudah mulai latihan menghardik, dan bercakap-cakap
b. Data Objektif
4) Klien terlihat menutup telinganya
5) Klien terlihat sedikit cemas
2. Diagnosa keperawatan :
Gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran
3. Tujuan dilakukannya tindakan :
Klien mampu :
a. Mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan
4. Tindakan keperawatan :
a. Mengajarkan klien melakukan kegiatan

B. Strategi Komunikasi Terapeutik


1. Orientasi
Selamat pagi nona, apa nona masih ingat dengan saya? Bisa sebutkan siapa nama saya?/
Ingat dong Suster Tya kan?/ Iya benar nona./ Bagaimana kabar nona hari ini? Apa nona
masih sering mendengar suara-suara aneh itu?/ Masih sus, tapi udah gak sesering
kemarin./ Bisa ibu contohkan kembali bagaimana cara menhgardik apabila suara-suara
itu muncul?/(Pasien mempraktikan cara menghardik suara-suara)/Bagus ibu, terus
diperthanakan ya. Sesuai dengan janji kita kemarin sekrang kita akan melakukan latihan
aktifitas.
2. Kerja
Nona biasanya kalau pagi-pagi sehabis bangun tidur kegiatan apa yang dilakukan?/Saya
biasanya bengong dulu sus./ Apakah nona sudah bisa merapihkan tempat tidur sendiri?/
Belum sus, biasanya tempat tidur saya diberesin./ Kalau begitu, saya ajarkan ya nona
bagaimana cara merapihkan tempat tidur, pertama kita mulai tarik sprei nya ke ujung-
ujung tempat tidur ya nona, lalu kita lipat selimutnya seperti ini, setelah melipat selimut
kita taruh bantal dan bantal guling di atas kasurnya, nanti setiap sehabis bangun tidur
nona langsung merapihkan tempat tidur sendiri ya nona.
3. Terminasi
Bagaimana perasaan nona setelah melakukan latihan ini?/ Saya senang nanti setiap
bangun tidur ada yang bisa saya kerjakan sus./ Jadi untuk mengalihkan perhatian nona
mendengar suara itu nona bisa merapihkan tempat tidur nona./ Baik nona, besok kita
akan melakukan latihan keempat yaitu latihan minum obat teratur. Bagaimana nona?/
Baik sus./ Baik, sampai bertemu besok ya nona.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN SESI IV MENGONTROL
HALUSINASI DENGAN PATUH MINUM OBAT

A. Proses Keperawatan
1. Keadaan klien :
a. Data Subyektif :
1) Klien mengatakan klien masih mendengar suara tetapi sudah jarang
2) Klien mengatakan suara itu muncul ketika klien sedang berdiam diri
b. Data Obyektif :
1) Klien sudah mulai tidak mondar-mandir dan marah tanpa sebab
2) Klien terlihat sedikit cemas
3) Penampilan klien terlihat lebih rapi
2. Diagnosa Keperawatan :
Gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran
3. Tujuan dilakukannya tindakan :
Klien mampu :
a. Minum obat dengan teratur
4. Tindakan Keperawatan :
a. Mengajarkan klien cara minum obat secara teratur

B. Strategi Komunikasi Terapeutik


1. Orientasi
Selamat siang nona, bagaimana perasaannya siang ini?/ Baik sus./ Apakah suara-suara
nya masih muncul?/ Masih sus tapi sudah sangat jarang./ Apakah nona sudah
menggunakan 3 cara yang telah kita pelajari apabila suara-suara itu keluar?/ Sudah sus./
Apakah pagi ini nona sudah minum obat?/ Sudah sus./ Baik nona, sesuai janji kita
kemarin, hari ini kita akan mendiskusikan tentang obat-obatan yang nona minum, kita
diskusi selama 15 menit ya nona sambil menunggu makan siang.
2. Kerja
Nona, apakah nona tahu obat yang nona konsumsi? Atau warna obat-obatnya?/ Tidak sus,
saya tidak memperhatikan./ Jadi obat yang warna orange itu namanya (chlorpromazine,
CPZ), obat yang warnanya putih itu (Tpyhexilpendil, THP) dan obat yang berawarna
pink itu (Haloperidol, HLP)./Oh begitu sus, saya baru tau./ Berapa kali nona minum obat
dalam sehari?/ 3x sehari sus saya minum obat./ Bagaimana perasaan ibu setelah minum
obat?/Saya merasa tenang sus setelah minum obat./ Iya nona benar sekali, obat itu
membuat nona lebih jarang mendengar suara-suara. Oleh karena itu nona harus minum
obatnya secara rutin.
3. Terminasi
Bagaimana perasaan nona setelah kita berbincang mengenai aturan minum obat?/ Saya
jadi tahu sus pentingnya minum obat./Baik, jadi terus dirutinkan ya nona minum obatnya.
Dan untuk besok saya akan menanyakan beberapa manfaat yang ibu rasakan dari
serangkaian latihan kita. Apakah ibu bersedia?/ Boleh sus, siang aja ya sus setelah makan
siang./ Baik ibu. Sampai bertemu besok.

Anda mungkin juga menyukai