DISUSUN OLEH :
1
SATUAN ACARA PENYULUHAN
III.Materi
Terlampir
IV. Metode
1. Talk Show / Ceramah
2. Demo
3. Tanya Jawab
V. Media
1. Leaflet
2. Materi
3. Proyektor (LCD)
2
c) Pendataan peserta penyuluhan tersusun rapi
d) Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan sudah
dilakukan dengan rapi sebelumnya.
2. Evaluasi Proses
a) Peserta antusias terhadap materi penyuluhan yang diberikan
b) Peserta tidak ada yang pulang mendahului sebelum acaranya
selesai
c) Raut muka peserta tampat tidak bosan
d) Peserta bisa berkomunikasi aktif dengan pemberi materi, yaitu
dengan bisa memberikan pertanyaan kepada pemateri
mengenai hal yang kurang dimengerti dan juga bisa menjawab
sedikit pertanyaan dari pemateri terkait dengan penerimaan
materi yang disampaikan
e) Peserta dapat mendemokan dan mempraktikan bagaimana cara
perawatan kaki dan senam kaki yang benar.
3. Evaluasi Hasil
a) Peserta bisa mengerti pengertian dan penyebab kaki diabetes,
bagaimana merawat, mencegah kaki diabetes yang benar.
b) Keluarga bisa memberikan bantuan terkait pelaksanaan
perawatan dan senam kaki yang benar.
3
pencegahan primer dan
perawatan kaki
4. Menjelaskan bagaimana
melakukan senam kaki
diabetes dan apa saja yang
boleh dan tidak boleh
dilakukan
3. 09.25 – 10 menit 1. Tanya Jawab
2. Memberikan kesempatan Bertanya kepada
09.35
peserta untuk bertanya pemateri dan
3. Mengevaluasi dengan cara
menjawab pertanyaan
menanyakan kembali
pemateri
mengenai materi yang telah
diberikan tadi.
5. 09.35 – 5 menit 4. Terminasi
5. Mengucapkan terima kasih Mendengarkan
09.40
kepada peserta atas peran
peserta Menjawab Salam
6. Mengucapkan salam
penutup
4
Materi Penyuluhan
5
menyadarkan kita akan adanya bahaya pada kaki, misalnya rasa sakit saat
tertusuk paku atau rasa panas saat terkena benda – benda panas. Kaki
diabetes dengan kematian jaringan saraf akan mengalami gangguan
sensorik, motorik dan otonomik.
Kematian jaringan saraf sensorik ditandai dengan perasaan pada
baal atau kebal, kurang berasa terutama ujung kaki terutama terhdap rasa
panas, dingin dan sakit terkadang disertai rasa pegal dan nyeri pada kaki.
Kematian jaringan saraf motorik ditandai dengan kelemahan system otot,
otot mengecil, mudah lelah, kram otot, kelainan bentuk kaki, ibu jari
seperti palu dan sulit mengatur keseimbangan tubuh. Gangguan saraf
otonomik ditandai dengan kulit menjadi kering, pecah – pecah dan
tampak mengkilat karena kelenjar keringat di bawah kuliut berkurang.
3. Adanya Infeksi
Penurunan sirkulasi atau aliran darah pada kaki, akan menghambat
proses penyembuhan luka, akibatnya kuman masuk kedalam luka dan
terjadi infeksi. Peningkatan kadar gula darah akan menghambat kerja
leukosit ( sel darah putih ) dalam mengatasi infeksi, luka menjadi ulkus
gangrene dan terjadi perluasan infeksi sampai ke tulang. Kaki
mengalami ulkus gangrene luas sulit untuk diatasi, yang memerlukan
tindakan amputasi.
6
cairan atau nanah, yang merupakan tanda awal dari masalah. Ulkus harus
segera diobat dan harus segera dirujuk ke pusat kesehatan.
a) Contoh kapalan
c) Contoh melepuh
7
3. Kulit Kaki Retak dan Luka kena Kutu air
Kerusakan syaraf dapat menyebabkan kulit sangat kering bersisik,
retak dan pecah – pecah, teruatama pada sela – sela jari kaki. Kulit kaki
yang pecah, memudahkan berkembangnya infeksi jamur dikenal dengan
kutu air, yang dapat berlanjut menjadi ulkus gangrene.
c. Contoh Kutil
8
4. Radang Ibu Jari Kaki
Pemakaian sepatu yang terlalu sempit dapat menimbulkan luka
pada jari – jari kaki, kemudian terjadi peradangan. Adanya neuropati dan
peradangan yang lain pada ibu jari kaki menyebabkan terjadinya bentuk
ibu jari kaki seperti martil. Kejadian ini dapat juga disebabkan adanya
kelaianan anatomic yang dapat menimbulkan titik tekan abnormal pada
kaki. Kadang – kadang pembedahan diperlukan untuk mencegah
komplikasi ke tulang.
9
11. Periksa apakah ada kulit retak atau melepuh
12. Periksa apakah ada luka dan tanda – tanda infeksi ( bengkak,
kemerahan, hangat, nyeri, darah atau cairan lain yang keluar dari
luka dan bau ).
4. Gunting kuku kaki lurus mengikuti bentuk normal jari kaki, tidak terlalu
pendek atau terlalu dekat dengan kulit, kemudian kikir agar kuku tidak
tajam. Bila penglihatan kurang baik, mintalah pertolongan orang lain
untuk memotong kuku atau mengikir kuku setiap dua hari sekali.
10
5. Hindarkan terjadi luka pada jaringan sekitar kuku. Bila kuku keras sulit
untuk dipotong, rendam kaki dengan air hangat ( 37 0C ) selama sekitar 5
menit, bersihkan dengan sikat kuku, sabun dan air bersih.
6. Bersihkan kuku setiap hari pada waktu mandi dan berikan krim pelembab
kuku.
7. Pakai alas kaki sepatu atau sandal untuk melindungi kaki agar tidak terjadi
luka, juga di dalam rumah. Jangan menggunakan sandal jepit karena dapat
menyebabkan lecet di sela jari pertama dan kedua.
8. Gunakan sepatu atau sandal yang baik yang sesuai dengan ukuran dan
enak untuk dipakai, dengan ruang dalam sepatu yang cukup untuk jari –
jari. Pakai kaos kaki / stocking yang pas dan bersih terbuat dari bahan
yang mengandung katun.
9. Syarat sepatu yang baik untuk kaki diabetes adalah :
a) Periksa sepatu sebelum dipakai, apakah ada kerikil, benda –
benda tajam seperti jarum dan duri.
b) Lepas sepatu setiap 4 – 6 jam serta gerakkan pergelangan
dan jari – jari kaki agar sirkulasi darah tetap baik terutama
pada pemakaian sepatu baru.
c) Bila menggunakan sepatu baru, lepaskan sepatu setiap 2
jam kemudian periksa keadaan kaki.
10. Bila ada luka kecil, obati luka dan tutup dengan pembalut bersih. Periksa
apakah ada tanda – tanda radang.
11. Segera menghubungi tenaga kesehatan jika kaki mengalami luka.
12. Periksa ke layanan kesehatan secara rutin.
11
sirkulasi darah dan memperkuat otot-otot kecil kaki dan mencegah terjadinya
kelainan bentuk kaki. Selain itu dapat meningkatkan kekuatan otot betis, otot
paha, dan juga mengatasi keterbatasan pergerakan sendi.
Kaki diabetes yang mengalami gangguan sirkulasi darah dan neuropati
dianjurkan untuk melakukan latihan jasmani atau senam kaki sesuai dengan
kondisi dan kemampuan tubuh. Senam kaki dapat membantu memperbaiki
sirkulasi darah dan memperkuat otot – otot kecil kaki dan mencegah
terjadinya kelainan bentuk kaki. Selain itu dapat meningkatkan kekuatan otot
betis dan otot paha dan juga mengatasi keterbatasan gerak sendi.
1. Indikasi
Senam kaki ini dapat diberikan kepada seluruh penderita Diabetes
mellitus dengan tipe 1 maupun 2. Namun sebaiknya diberikan sejak
pasien didiagnosa menderita Diabetes Mellitus sebagai tindakan
pencegahan dini.
2. Kontraindikasi
a) Klien mengalami perubahan fungsi fisiologis seperti dipsnu atau
nyeri dada.
b) Orang yang depresi, khawatir atau cemas.
3. Hal yang Harus Dikaji
a) Lihat Keadaan umum dan keadaran pasien
b) Cek tanda-tanda Vital sebelum melakukan tindakan
c) Cek Status Respiratori (adakan Dispnea atau nyeri dada)
d) Perhatikan indikasi dan kontraindiikasi dalam pemberian tindakan
senam kaki tersebut
e) Kaji status emosi pasien (suasanan hati/mood, motivasi)
4. Tindakan Senam Kaki
a) Persiapan Alat
a. Kertas Koran 2 lembar
b. Kursi (jika tindakan dilakukan dalam posisi duduk)
c. Sarung tangan
b) Persiapan Klien
a. Kontrak Topik
b. Waktu, tempat dan tujuan dilaksanakan senam kaki
c) Persiapan lingkungan
a. Ciptakan lingkungan yang nyaman bagi pasien
b. Jaga privasi pasien
d) Prosedur Pelaksanaan :
a. Perawat cuci tangan
b. Jika dilakukan dalam posisi duduk maka posisikan pasien
duduk tegak diatas bangku dengan kaki menyentuh lantai
12
c. Dengan meletakkan tumit dilantai, jari-jari kedua belah kaki
diluruskan keatas lalu dibengkokkan kembali kebawah
seperti cakar ayam sebanyak 10 kali
13
f. Jari-jari kaki diletakkan dilantai. Tumit diangkat dan buat
gerakan memutar dengan pergerakkan pada pergelangan kaki
sebanyak 10 kali.
14
l. Letakkan sehelai koran dilantai. Bentuk kertas itu menjadi
seperti bola dengan kedua belah kaki. Kemudian, buka bola
itu menjadi lembaran seperti semula menggunakan kedua
belah kaki. Cara ini dilakukan hanya sekali saja.
1. Lalu robek koran menjadi 2 bagian, pisahkan kedua
bagian koran.
2. Sebagian koran di sobek-sobek menjadi kecil-kecil
dengan kedua kaki
3. Pindahkan kumpulan sobekan-sobekan tersebut
dengan kedua kaki lalu letakkan sobekkan kertas
pada bagian kertas yang utuh.
4. Bungkus semuanya dengan kedua kaki menjadi
bentuk bola.
15
7. Jangan menggunakan sepatu berhak tinggi dan atau ujung sepatu
lancip
8. Jangan menyilangkan kaki terlalu lama
9. Jangan menggunakan obat – obat tanpa anjuran dokter untuk
menghilangkan “ mata ikan ”
10. Jangan gunakan silet atau pisau untuk membersihkan kuku kaki
11. Jangan membiarkan luka kecil di kaki.
12. Periksakan segera ke dokter apabila terlihat :
a. Kaki bengkak
b. Ada perubahan warna kuku, ibu jari, atau bagian dari kaki
c. Nyeri dan cekot-cekot pada kaki
d. Ada kulit yang pecah mengeras atau corns
e. Ada kulit yang pecah, luka atau melepuh
f. Bintik-bintik merah di bawah corn atau callus.
DAFTAR PUSTAKA
Kumala, Poppy. Dkk. 1998. Kamus Saku Kedokteran DORLAND. Edisi 25.
Jakarta : EGC.
Mansjoer,Arif. Dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi III. Jakarta : Media
Aesculaptus FKUI.
Smeltzer, SC dan Bare, BG. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner and Suddarth. Jakarta : EGC.
16
Soegondo, Sidartawan. Dkk. 2009. Penatalaksanaan Diabetes Mellitus
Terpadu. Edisi Kedua. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
Sudoyo,Aru W. Dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi V. Jakarta :
Interna Publishing.
17