Anda di halaman 1dari 4

PENGUKURAN EPIDEMIOLOGI

Untuk mengetahui kejadian dan pola suatu penyakit atau permasalahan yang terjadi di masyarakat
digunakan alat atau metode yang dapat dipakai sebagai tolak ukur atau indikator. Alat ukur yang
sering dipakai adalah rasio (ratio) dan rate. Rasio atau proporsi digunakan untuk membandingkan
frekuensi suatu penyakit atau masalah pada dua kelompok individu atau lebih, misalnya frekuensi
penyakit demam berdarah pada kelompok A dan B. Sedangkan, rate dipakai untuk menyatakan
frekuensi distribusi suatu penyakit atau suatu peristiwa yang terjadi di masyarakat, misalnya jumlah
kematian penduduk di kota Surabaya karena demam berdarah adalah 20 orang per 1000 penduduk.

Rate adalah pernyataan numerik, yang menggunakan sebuah rumus untuk menghitung frekuensi
suatu kejadian yang berasal dari pembagian jumlah kasus (pembilang) dengan jumlah populasi total
yang mengalami kejadian tersebut (penyebut atau populasi berisiko), kemudian hasilnya dikalikan
100, 1.000, atau 10.000 (suatu konstanta) untuk mnegetahui jumlah kasus yang terjadi pada unit
populasi tersebut.

Jumlah kasus
Rate x 1.000
Populasi di area dalam periode waku tertentu

Rasio adalah hubungan angka, tingkatan, atau penjumlahan yang terbentuk antara dua hal;
hubungan yang kuat dalam hal jumlah atau tingkatan di antara dua hal serupa, misalnya 25 laki-laki
terhadap 30 perempuan. Karena sifanya yang lebih umum, rasio merupakan angka relatif yang
menunjukan tingkatan suatu kejadian yang berkaitan dengan kejadian lain. Semua rate dapat
dianggap rasio, tetapi rasio belum tentu rate. Dalam epidemiologi, rasio kurang brmanfaat
dibandingkan rate karena elemen waktu dihilangkan sehingga hasilnya lebih umum (G.D Friedman,
2000).

Proporsi adalah suatu bentuk persentase, sementara persentase merupakan tipe khusus proporsi.
Dalam epidemiologi, jumlah orang yang saat itu mengalami penyakit atau kondisi dibandingkan
dengan keseluruhan jumlah orang yang pernah mengalami penyakit atau kondisi itu disebut
proporsi. Jika dinyatakan dalam perbandingannya dengan populasi secara keseluruhan, hal itu
disebut rate. Dalam epidmiologi salah satu rasio yang digunakan adalah rasio kematian bayi, yang
umumnya dinyatakan sebagai jumlah kematian bayi dibandingkan dengan jumlah kelahiran hidup.
Total jumlah angka kematian akibat penyebab tertentu dapat dinyatakan sebagai suatu proporsi dari
semua kematian, tetapi tidak untuk semua kelahiran.

Pengukuran Angka Penyakit (Morbiditas)

Pengukuran frekuensi penyakit dititikberatkan pada angka kesakitan dan angka kematian yang
terjadi pada masyarakat. Pengukuran angka kesakitan relatif leih sulit dibandingkan dengan angka
kematian.

Incidence rate
Incidence rate dari suatu penyakit merupakan jumlah kasus baru yang terjadi
dikalangan penduduk selama periode waktu tertentu. Rumus yang
digunakan:

Jumlah kasus suatu penyakit selama periode terhenti


x1.000
Populasi yang mempunyai risiko tertular penyakit yang sama
Attack rate
Bila penyakit terjadi secara mendadak dan orang yang menderita dalam
jumlah besar seperti keracunan makanan, maka formula yang dipakai untuk
menhitung adalah attack rate. Rumus yang digunakan:
Jumlah orang yang sakit
x 1.000
Populasi yang mempunyai risiko

Prevalence rate
Prevalence rate merupakan frekuensi penyakit lama dan baru yang terjadi pada
suatu masyarakat pada periode tertentu. Bila prevalence rate ditentukan pada
suatu period, misalnya pada bulan juli 2006, maka disebut sebagai point
prevalence rate. Tetapi jika ditentukan dalam periode tertentu misalnya satu
tahun (1 januari 2007 – 31 desember 2007) maka disebut sbg prevalence rate.
Rumus yang digunakan:

Jumlah orang yang menderita penyakit pd periode tertentu


x 1.000
Jumlah penduduk seluruhnya

Pengukuran Angka Kematian (Mortalitas)


Pengukuran angka kematian jauh lebih mudah jika dibandingkan dengan pengukuran angka
kesakitan, karena kejadiannya sudah pasti dan lebih mudah untuk mendapatkan datanya dari
sumber-sumber yang pasti. Angka kematian yang sering digunakan adalah angka kematian kasar,
angka kematian bayi, angka kematian ibu, angka kasus fatal, dan angka kematian neonatal.

Angka Kematian Kasar


Angka kematian kasar merupakan jumlah seluruh kematian selama satu
tahun berjalan bagi jumlah penduduk pertengahan tahun. Rumus yang
digunakan:

Jumlah seluruh kematian


x 1.000
Pertengahan tahun
Angka Kematian Bayi
Angka kematian bayi merupakan indikator penting dalam menilai status
kesehatan masyarakat yang meliputi keadaan tingkat ekonomi, sanitasi, gizi,
pendidikan, dan fasilitas kesehatan yang terdapat di suatu negara. Rumus yang
digunakan:

Jumlah kematian bayi<1 tahun


x 1.000
Jumlah kelahiran hidup pada tahun yang sama

Angka Kematian Ibu


Angka kematian ibu pada proses kehamilan merupakan indikator penting
pelayanan obstetrik dan keberhasilan program keluarga berencana. Rumus
yang digunakan:

Jumlah kematian ibu pada proses kehamilan, kelahiran, dan nifas


x 1.000
Jumlah kelahiran hidup pada tahun yang sama

Angka Kasus Fatal


Angka kasus fatal merupakan presentasi angka kematian karena penyakit
tertentu yang dipakai untuk menentukan derajat keganasan atau kegawatan
penyakit tersebut. rumus yang digunakan:

Jumlah kematian akibat suatu penyakit


x 1.000
Jumlah seluruh kasus penyakit yang sama

Angka Kematian Neonatal


Angka kematian neonatal adalah jumlah kematian bayi berumur kurang dari
empat minggu atau 28 hari /1000 kelahiran hidup. Rumus yang digunakan:

Jumlah kematian bayi<28 hari


x 1.000
Jumlah kelahiran hidup pada tahun yang sama
Angka Kematian Pascaneonatal
Angka kematian pascaneonatal diperlukan untuk menelusuri kematian di negara
belum berkembang, terutama pada wilayah tempat bayi meninggal pada tahun
pertama kehidupannya akibat malnutrisi, defisiensi nutrisi, dan penyakit infeksi.
Rumus yang digunakan:

Jumlah kematian bayi usia 28 hari −1 tahun


x 1.000
Jumlah kelahiran hidup ditahun yang sama

DAFTAR PUSTAKA
Efendi, Ferry & Makhfud. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik
Dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai