Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keperawatan komunitas merupakan salah satu cabang ilmu keperawatan yang
diterapkan untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat. Perawat
komunitas dapat memberikan pelayanan keperawatan kepada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat dengan menggunakan proses pendekatan keperawatan.
Salah satu sasaran keperawatan komunitas adalah kelompok khusus yang ada di
masyarakat. Keperawatan kelompok khusus merupakan sekelompok masyarakat atau
individu yang mengalami keadaan fisik, mental maupun sosial budaya dan
ekonominya perlu mendapatkan bantuan, bimbingan, pelayanan kesehatan dan asuhan
keperawatan, karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan mereka dalam memelihara
kesehatan dan keperawatan terhadap dirinya sendiri.
Remaja merupakan salah satu kelompok khusus yang menjadi sasaran utama dalam
melakukan asuhan keperawatan kelompok khusus. Remaja mempunyai banyak
masalah yang dialaminya antara lain bau badan, jerawat, nyeri haid, dan lain-lain.
Selain itu, Remaja merupakan masa dimana seorang anak beranjak menjadi dewasa
dan mulai mencoba hal-hal yang baru, yang mungkin saja dapat mepengaruhi
kesehatan remaja tersebut. Kelompok remaja yang dipilih dalam melakukan asuhan
keperawatan kelompok khusus ini yaitu siswa-siswi SMK Analis Kesehatan Tunas
Medika Cipayung Jakarta Timur, sebanyak 90 siswa. SMK Analis Kesehatan Tunas
Medika berada didaerah cipayung, Jakarta Timur RW.04 dan belum terjangkau oleh
pihak puskesmas.
Di dalam memberikan asuhan keperawatan kelompok khusus ini, perawat memiliki
peran penting di dalamnya yaitu sebagai care provider dalam memberikan asuhan
keperawatan secara langsung kepada remaja, sebagai edukator dalam memberikan
penyuluhan kesehatan dan motivator dalam memberikan motivasi agar remaja selalu
menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat dalam lingkungan sekolah maupun
lingkungan sekitar.
Melalui diadakannya Praktik Belajar Lapangan (PBL) kelompok khusus yang
dilakukan di SMK Analis Kesehatan Tunas Medika Kelurahan Cipayung, Kecamatan
Cipayung, Jakarta Timur selama 2 minggu (periode 9 - 20 April 2018) diharapkan
mahasiswa mampu memberikan konstribusi dalam meningkatkan derajat kesehatan
remaja. Praktik lapangan ini juga merupakan salah satu program pengembangan
kesehatan di SMK Analis Kesehatan Tunas Medika yang dilakukan melalui kerja
sama lintas program dan lintas sektor dalam rangka peningkatan kesehatan dan
memelihara terhadap remaja.
Maka dari itu laporan ini di buat sebagai salah satu bukti praktik belajar lapangan
mahasiswa Poltekkes Kemenkes Jakarta III pada periode 9 – 20 April 2018.

B. Tujuan Praktik Lapangan


1. Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan pengalaman belajar lapangan, mahasiswa diharapkan
mampu menerapkan asuhan keperawatan pada kelompok khusus Remaja yang
mengalami masalah kesehatan sesuai dengan karakteristik kelompok khusus SMK
Analis Kesehatan Tunas Medika di RW. 04, Kelurahan Cipayung, Kecamatan
Cipayung, Jakarta Timur.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari praktik ini yaitu
a. Memberikan gambaran mengenai data kesehatan di SMK Analis Tunas
Medika Kelurahan Cipayung, Kecamatan Cipayung.
b. Memberikan gambaran hasil pelaksanaan kegiatan Praktik Belajar Lapangan
Kelompok Khusus di SMK Analis Tunas Medika Kelurahan Cipayung,
Kecamatan Cipayung.
c. Sebagai bahan masukan bagi puskesmas Kecamatan Cipayung dalam
mengembangkan program kesehatan bagi remaja.
d. Sebagai bahan evaluasi Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Jakarta III
untuk meningkatkan program praktik dimasa yang akan datang.
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep dasar kelompok khusus: Remaja


1. Kelompok khusus
Kelompok khusus adalah sekelompok masyarakat yang karena keadaan fisik,
mental, maupun sosial budaya dan ekonominya perlu mendapatkan bantuan,
bimbingan pada pelayanan kesehatan dan asuhan keperawatan karena
ketidakmampuan dan ketidaktahuan mereka dalam memelihara kesehatan dan
keperawatan terhadap dirinya sendiri (Anderson, E. T, 2007).

2. Tujuan Kelompok Khusus


a. Tujuan Umum
Meningkatkan kemampuan dan derajat kesehatan kelompok terutama pada
remaja untuk dapat menolong diri sendri (self care) dan tidak tergantung kepada
pihak lain.
b. Tujuan Khusus
Meningkatkan kemampuan kelompok khusus pada remaja dalam hal:
1) Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan kelompok khusus
pada remaja sesuai dengan macam, jenis, dan tipe kelompok.
2) Menyusun perencanaan asuhan keperawatan atau kesehatan yang mereka
hadapi berdasarkan permasalahan yang terdapat dikelompok remaja.
3) Penanggulangan masalah kesehatan dan keperawatan yang remaja hadapi
berdasarkan rencana yang telah di susun bersama-sama.
4) Meningkatkan kelompok khusus pada remaja dalam memelihara kesehatan
mereka sendiri.
5) Mengurangi ketergantungan kelompok khusus pada remaja dari pihak lain
dalam pemeliharaan dan perawatan diri sendiri.
6) Meningkatkan produktivitas kelompok khusus untuk lebih banyak berbuat
dalam rangka meningkatkan kemampuan mereka sendiri.
7) Memperluas jangkauan pelayanan kesehatan dan keperawatan dalam
menunjang fungsi puskesmas dalam rangka pengembangan pelayanan
kesehatan masyarakat.

3. Sasaran
Ada dua sasaran pokok pembinaan kelompok khusus yaitu melalui institusi-
institusi yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan terhadap kelompok
khusus dan pelayanan kelompok khusus di masyarakat yang telah terorganisir
secara baik atau melalui posyandu yang di tunjukan untuk ibu hamil, bayi, dan
anak balita terhadap kelompok-kelompok khusus dengan ciri khas tertentu
misalnya kelompok usia lanjut, kelompok penderita berpenyakitan menular dan
sebagainya.

4. Pelayanan Kelompok Khusus


Dilakukan melalui kelompok-kelompok yang terorganisir dengan melibatkan
peran serta aktif kelompok, melalui pembentukan kader kesehatan sekolah
diantara kelompok tersebut yang telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan
oleh puskesmas.

5. Perawatan Kelompok Khusus


Upaya di bidang keperawatan kelompok khusus pada remaja yang ditunjukan
kepada kelompok-kelompok individu dengan mempunyai kesamaan jenis
kelamin, umur, permasalahan kesehatan dan kesehatan serta rawan terhadap
masalah tersebut yang dilaksanakan secara terorganisir dengan tujuan
meningkatkan kemampuan kelompok dan derajat kesehatannya, mengutamakan
upaya promotif dan preventif dengan tidak melupakan upaya kuratif dan
rehabilitatif kepada kelompok-kelompok yang ada diremaja, diberikan oleh
tenaga kesehatan dengan pendekatan pemecahan masalah melalui proses
keperawatan.

6. Jenis-Jenis Kelompok Khusus


a. Kelompok Bayi dan balita
Bayi adalah sebutan untuk anak usia anak 0 sampai 1 tahun dan makhluk
hidup baru saat dilahirkan dari rahim ibu. Balita adalah istilah umum bagi
anak usia 1 sampai tiga tahun (balita) dan anak pra-sekolah 3-5 tahun. Saat
usi balita, anak masih tergantung penuh pada orangtua untuk melakukan
kegiatan penting, seperti mandi, buang air dan makan.
b. Kelompok Anak Pra Sekolah
Adalah anak yang berusia 3 sampai 6 tahun yang mempunyai berbagai
macam potensi. Potensi-potensi itu dirangsang dan dikembangkan agar
pribadi anak tersebut berkembang secara optimal (Supartini, 2004).
c. Kelompok Anak Sekolah anak sekolah adalah periode yang sangat
menentukan kualitas seseorang manusia dewasa nantinya. Didalam periode
ini didapatkan banyak permasalahan kesehtan yang sangat menentukan
kualitas anak dikemudian hari masalah kesehatan tersebut meliputi kesehatan
umum gangguan perkembangan gangguan perilaku dan gangguan belajar
(Widodo, 2005 dalam anonim).
d. Kelompok Remaja
Remaja adalah suatu fase perkembangan antara anak-anak dan masa dewasa,
berlangsung antara usia 12-21 tahun. Masa remaja terdiri dari masa remaja
awal usia 12-15 tahun, masa remaja pertengahan usia 15-18 tahun, dan masa
remaja akhir usia 18-21 tahun (Monks, et all 2002).
e. Kelompok Ibu hamil
Ibu hamil adalah didapatkan tanda tanda pasti kehamilan yaitu denyut jatung
jani (djj) dan dapat didengar dengan stetoskop pada minggu 17-18, dapat
dipalpasi (yang harus ditemukan adalah bagian-bagian janin jelas pada
minggu ke 22 dan gerakan janin dapat dirasakan dengan jelas setlah minggu
ke 24) dan juga ultrasonografi (USG) pada minggu ke 6 (kusmiyati, et all
2008.p.97).
f. Kelompok Lansia
Menurut World Health Organisation (WHO) lansia adalah seseorang yang
telah memasuki usia 60 tahun keatas. Lansia merupakan kelompok pada
manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya.
7. Ruang Lingkup
Menurut (Anderson, E.T, 2007) Ruang lingkup praktik keperawatan kelompok
khusus meliputi tiga level pencegahan yaitu:
a. Pencegahan primer:
1) Peningkatan pola hidup bersih dan sehat.
a) Penkes Pola Hidup Bersih Sejat
b) Gizi seimbang
c) Cara mengatasi stress
d) Pola istirahat yang cukup/teratur
e) Olahraga secara teratur
f) Pemeliharaan kesehatan perseorangan
2) Demonstrasi keterampilan hidup sehat.
a) Latihan kognitif atau daya ingat
b) Aktivitas fisik
c) Stimulasi tumbuh kembang
3) Meningkatkan keamanan lingkungan.
4) Program imunisasi.
b. Perncegahan sekunder:
1) Melakukan skrining kesehatan tentang TB, BB, TD, IMT, tingkat
depresi, fungsi kognitif, kadar gula darah, dll dan rujuan kasus.
2) Melakukan tindakan pencegahan terhadap masalah kesehatan agar tidak
bertambah berat.
3) Penanganan masalah-masalah kedaruratan dalam kelompok.
4) Penanganan awal awal masalah kesehatan yang umum terjadi pada
kelompok khusus.
5) Melakukan follow up kasus.
c. Pencegahan tersier:
1) Menunjang upaya pemulihan pasca sakit dengan mengurangi kelemahan
klien dan memelihara klien tetap berfungsi misalnya: mengajarkan diit
dan perawatan kaki pada DM, pembelajaran pergerakan pada
penyembuhan pasca injury.
2) Konseling.

8. Implementasi
Strategi implementasi asuhan keperawatan kelompok khusus terdiri dari:
a. Pemberdayaan
Pemberdayaan kelompok dilakukan dengan mendayagunakan potensi yang
ada dalam kelompok. Dalam pemberdayaan kelompok diperlukan proses
aktif dari anggota kelompok dimana setiap orang mempunyai hak dan
kekuatan yang sama untuk membuat keputusan yang mempengaruhi
hidupnya.
b. Pendidikan kesehatan
Untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kelompok tentang
kesehatan maka perlu dilakukan pendidikan kesehatan dan pelatiham.
Pendidikan kesehatan yang dilakukan disesuaikan dengan kebutuhan
kelompok.
c. Kemitraan
Kemitraan adalah hubungan kerjasama antara dua pihak atau lebih
berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling memberi mamfaat untuk
mencapai tujuan. Kerjasama dengan segenap komponen masyarakat
sangatlah penting dan dimulai dari perkembangan, perencanaan, keputusan,
pembagian tanggungjawab, negosiasi hingga melakukan evaluasi.
d. Proses kelompok
Strategi intervensi dalam kegiatan kelompok mempunyai banyak keuntungan
dibandingkan bila dilakukan secara individu kerana kesehaatan individu
dapat dipengaruhi oleh orang yang ada disekitarnya. Keuntungan dalam
bekerja kelompok adalah meningkatnya efesiensi dengan memanfaatkan
keahlian dan kemampuan anggota. Pengembangan kelompok swabantu
merupakan salah satu strategi dalam melaksanakan implementasi merupakan
salah satu strategi dalam melaksanakan implementasi asuhan keperawatan
kelompok. Kelompok swabantu merupakan salah satu bentuk upaya
kesehatan bersumberdaya masyarakat yang dibentuk oleh masyarakat
berdasarkan inisiatif dan kebutuhan masyrakat. Kegiatan ini dilakukan secara
berkala oleh masyarakat dibawah bimbingan dan pengawasan petugas dan
sektor terkait termasuk petugas puskesmas.
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN KELOMPOK KHUSUS

B. Pengkajian Keperawatan Kelompok Khusus pada Remaja


1. Berdasarkan hasil pengumpulan data kesehatan kelompok remaja di SMK Analis
Kesehatan Tunas Medika di Kecamatan Cipayung yang telah dilakukan pada tanggal
10 April 2018 Jumlah siswa SMK Tunas Medika sebanyak 90 siwa yang telah di
lakukan skrining didapatkan sejumlah siswa dengan gizi kurang sejumlah 20%,
didapatkan sejumlah siswa dengan gizi berlebih sejumlah 25,9%, didapatkan sejumlah
siswa yang memiliki riwayat gastritis sejumlah 21,1%, didapatkan sejumlah siswa
yang memiliki gejala anemia sebanyak 33%, menu makan dikantin tidak mencakup
makanan dengan gizi seimbang, didapatkan data siswa terbiasa sarapan setiap hari
dengan jumlah 34%, dan didapatkan sejumlah siswa yang mengalami hipotensi
sejumlah 1,1.Jumlah perilaku seksual beresiko pada siswi SMK sebanyak 8,2%,
jumlah perilaku seksual beresiko pada siswa smk sebanyak 3,5% ,sikap asertif yang
tidak baik didapat pada siswi sebanyak 45,9%, Jumlah siswa yang mengalami
masalah bau badan sebanyak 10%, jumlah siswa yang mengalami masalah gigi
berlubang dan kotor sebanyak 18,2%, jumlah siswa yang memiliki riwaayat
kesehatan: gastritis sebanyak 21,1%, typhoid sebanyak 1,2%, asma sebanyak 1,2%,
jumlah siswi yang mengalami masalah jerawat sebanyak 13,6%, ventilasi udara
kurang memadai, dan adanya jentik nyamuk disekitar sekolah.

C. Diagnosa Keperawatan
Dari hasil pengkajian kesehatan yang dilakukan dapat dirumuskan diganosa keperawatan
sesuai dengan data yang ada adalah sebagai berikut: masalah gizi pada remaja, masalah
perilaku seksual beresiko, dan resiko tinggi penurunan derajat kesehatan remaja pada
kelompok siswa siswi di SMK Analis Kesehatan Tunas Medika.

D. Perencanaan Keperawatan
Pada diagnosa keperawatan resiko meningkatnya angka penyimpangan perilaku remaja
pada kelompok remaja di SMK Analis Kesehatan Tunas Medika ditentukan
perencanaannya yaitu berikan penyuluhan tentang remaja dan pubertas, dan pelatihan
P3K. Perencanaan selanjutnya pada diagnosa terjadinya penurunan derajat kesehatan
remaja pada kelompok remaja di SMK Analis Kesehatan Tunas Medika yaitu berikan
penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Sekolah dan perawatan pubertas
pada remaja, dan pelatihan P3K. Untuk diagnosa gizi pada remaja melakukan pendidikan
kesehatan gizi pada remaja, pada diagnosa ke tiga dengan masalah perilaku seksual
beresiko melakukan Latihan sikap asertif pada siswa SMK Analis Kesehatan Tunas
Medika.

E. Implementasi Keperawatan
Implementasi dilakukan pada tanggal 17 April 2018 dengan responden sebanyak 55
siswa yang terdiri dari laki-laki 11 siswa dan perempuan 44 siswa SMK Analis Tunas
Medika . Kegiatan penyuluhan kesehatan ini diadakan dalam dua sesi pada kelas XI dan
kelas X. Kegiatan sesi pertama dimulai pada pukul 09.00 WIB dengan diawali
pembukaan oleh Rahajeng dengan salam, memperkenalkan diri, menyampaikan tujuan
kegiatan dan kontrak waktu. Pada pukul 09.05 WIB dilanjutkan dengan penyampaian
materi Gizi Seimbang Bagi Remaja di isi dengan pemberian pretest setelah itu, diisi
penyampaian materi dan memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya kemudian,
dilanjutkan kembali dengan post test. Pada pukul 09.25 WIB dilanjutkan kembali
penyampaian materi tentang PHBS, yang di isi kembali dengan pemberian pretest setelah
itu, diisi penyampaian materi dan memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya
kemudian, dilanjutkan kembali dengan post test. Kemudian pada pukul 09.45 WIB
dilanjutkan kembali dengan penyampaian materi tentang Masalah Pubertas Bagi Remaja,
yang di isi kembali dengan pemberian pretest setelah itu, diisi penyampaian materi dan
memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya kemudian, dilanjutkan kembali
dengan post test. Pada penyampaian materi ini diakhiri pukul 10.00 WIB dikarenakan
adanya KBM pada siswa kelas XI. Selanjutnya, dilakukan kembali penyampaian materi
kepada siswa kelas XI pada pukul 12.15 WIB tentang Latihan Asertif Bagi Remaja,
yang di isi dengan pemberian pretest setelah itu, diisi penyampaian materi kemudian,
diberikan simulasi role play latihan asertif oleh mahasiswa kemudian, memberikan
kesempatan siswa untuk mengulangi simulasi latihan asertif tersebut dan memberi
kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan dilanjutkan kembali dengan post test.
Setelah itu, pada pukul 12.35 WIB dilanjutkan kembali penyampaian materi tentang
Penanganan Nyeri Haid bagi Remaja Putri SMK Analis Tunas Medika, yang di isi
kembali dengan pemberian pretest setelah itu, diisi penyampaian materi dan memberi
kesempatan kepada siswa untuk bertanya kemudian, dilanjutkan kembali dengan post
test. Selanjutnya, pada pukul 12.55 WIB dilaksanakan kembali pemberian materi tentang
Pengenalan UKS pada Siswa SMK Analis Tunas Medika, yang di isi kembali dengan
pemberian pretest setelah itu, diisi penyampaian materi dan memberi kesempatan kepada
siswa untuk bertanya kemudian, dilanjutkan kembali dengan post test. Di akhiri penutup
oleh Rahajeng. Setelah itu, pada pukul 12.00 WIB dilaksanakan latihan P3K kepada
pengurus UKS dengan jumlah 8 siswa yaitu penanganan awal pada siswa yang pingsan
disekolah, kemudian penanganan awal pada luka, dan penangan awal pada siswa yang
muntah.
Pada sesi kedua pukul 13.30 WIB kepada siswa kelas X. Di awali pembukaan oleh
Khoirin Nida dengan salam, memperkenalkan diri, menyampaikan tujuan kegiatan dan
kontrak waktu. Kemudian di laksanakan kembali penyampaian materi pukul 13.35
tentang Latihan Asertif Bagi Remaja, yang di isi dengan pemberian pretest setelah itu,
diisi penyampaian materi kemudian, diberikan simulasi role play latihan asertif oleh
mahasiswa kemudian, memberikan kesempatan siswa untuk mengulangi simulasi latihan
asertif tersebut dan memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan dilanjutkan
kembali dengan post test. Setelah itu, pada pukul 13.50 WIB dilanjutkan kembali
penyampaian materi tentang Penanganan Nyeri Haid bagi Remaja Putri SMK Analis
Tunas Medika, yang di isi kembali dengan pemberian pretest setelah itu, diisi
penyampaian materi dan memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya kemudian,
dilanjutkan kembali dengan post test. Selanjutnya, pada pukul 14.10 WIB dilaksanakan
kembali pemberian materi tentang Pengenalan UKS pada Siswa SMK Analis Tunas
Medika, yang di isi kembali dengan pemberian pretest setelah itu, diisi penyampaian
materi dan memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya kemudian, dilanjutkan
kembali dengan post test. Kemudian, pada pukul 14.30 WIB dilanjutkan dengan
penyampaian materi Gizi Seimbang Bagi Remaja di isi dengan pemberian pretest setelah
itu, diisi penyampaian materi dan memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya
kemudian, dilanjutkan kembali dengan post test. Pada pukul 14.50 WIB dilanjutkan
kembali penyampaian materi tentang PHBS, yang di isi kembali dengan pemberian
pretest setelah itu, diisi penyampaian materi dan memberi kesempatan kepada siswa
untuk bertanya kemudian, dilanjutkan kembali dengan post test. Kemudian pada pukul
15.10 WIB dilanjutkan kembali dengan penyampaian materi tentang Masalah Pubertas
Bagi Remaja, yang di isi kembali dengan pemberian pretest setelah itu, diisi
penyampaian materi dan memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya kemudian,
dilanjutkan kembali dengan post test. Selanjutnya, diakhiri dengan penutup yang
disampaikan oleh Khoirin Nida.

F. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi yang dilakukan terhadap asuhan keperawatan kelompok khusus pada remaja di
SMK Analis Tunas Medika untuk menilai ketercapaian tujuan dengan hasil pada
kelompok remaja yaitu dapat memahami dan menjelaskan kembali tentang kebutuhan
gizi seimbang pada remaja, perilaku hidup bersih dan sehat, kesehatan reproduksi,
latihan perilaku asertif, pelatihan KKS dan pengenalan UKS, dan penanganan disminore.
Pada kegiatan tersebut dilakukan pre test dan post test. Untuk kebutuhan gizi seimbang
pada remaja sebelum diberikan pendidikan kesehatan persentase siswa dengan jawaban
benar 55% dan 45 % menjawab salah. Namun setelah dilakukan pendidikan kesehatan
diberikan post test terjadi peningkatan yaitu dengan nilai jawaban benar 100%. Untuk
perilaku hidup sehat dan bersih sebelum dilakukan penyampaian materi persentase siswa
dengan jawaban benar 45% dan 55% menjawab salah. Setelah dilakukan penyampaian
materi persentase siswa dengan jawaban benar sebanyak 91% dan 9% menjawab salah.
Untuk kesehatan reproduksi pada saat pretest persentase siswa dengan jawaban benar
80% dan menjawab salah 20%. Selanjutnya untuk perilaku asertif sebelum diberikan
pendidikan kesehatan persentase siswa dengan jawaban benar sebanyak 79% dan 21%
menjawab salah. Setelah dilakukan pendidikan kesehatan terhadap siswa, persentase
siswa dengan jawaban benar 95% dan 5% menjawab salah. Pengenalan KKS dan UKS
terhadap siswa pada saat pretest persentase siswa dengan jawaban benar 27% dan yang
menjawab salah 73%, sedangkan setelah diberikan materi dan pelatihan 100% siswa
mampu menjawab dengan benar. Selanjutnya dalam pengenalan disminore persentase
siswa dengan jawaban benar 79% dan menjawab salah 21%, Setelah diberikan
pendidikan kesehatan persentase siswa yang menjawab dengan benar yaitu 100%.
Dari nilai tersebut kami menyimpulkan bahwa pengetahuan tentang kebutuhan gizi
seimbang pada remaja, perilaku hidup bersih dan sehat, masalah pubertas, latihan asertif,
pelatihan KKS dan pengenalan UKS dan penanganan disminore telah meningkat. Selain
itu kelompok remaja siswa SMK Analis Tunas Medika juga dapat menjelaskan kembali
materi yang sudah diberikan dengan baik dan benar serta dapat mengulang beberapa
simulasi pelatihan yang diberikan.
BAB IV

PEMBAHASAN DAN RENCANA TINDAK LANJUT

Pada bab ini, akan membahas mengenai faktor pendukung, faktor penghambat, alternative
penyelesaian masalah, dan rencana tindakan lanjut (RTL) dari kegiatan PBL yang telah
dilakukan di SMK Analis Kesehatan Tunas Medika, Kelurahan Cipayung, Kecamatan
Cipayung.
A. Pembahasan
1. Faktor Pendukung
Selama proses PBL yang dilakukan di SMK Analis Kesehatan Tunas Medika,
Kelurahan Cipayung, Kecamatan Cipayung, mahasiswa mendapatkan beberapa
faktor pendukung. Faktor pendukung adalah sebagai berikut.
a. Adanya partisipasi yang besar dari pihak SMK Analis Kesehatan Tunas Medika
berupa penyediaan sarana dan prasarana yang sangat membantu dalam
pelaksanaan kegiatan.
b. Dukungan dari pihka sekolah khususnya kepala sekolah SMK Analis Kesehatan
Tunas Medika dalam pelaksanaan kegiatan dan memfasilitasi setiap kegiatan
yang dilaksanakan di sekolah terutama dalam pergerakan siswa dan penyediaan
fasilitas.
c. Dewan guru, Ka. Kurikulum, PJ UKS sekolah, staf sekolah, dan pihak
puskesmas yang kopperatif sangat mendukung dan membantu kelompok dalam
melaksanakan seluruh kegiatan dengan memberikan data.
d. Respon siswa/i di SMK Analis Kesehatan Tunas Medika yang sangat ramah dan
kooperatif sehingga seluruh kegiatan dapat berjalan dengan lancar.

2. Faktor Penghambat
Selain faktor pendukung dalam proses PBL Kelompok Khusus yang dilakukan
selanjutnya di SMK Analis Kesehatan Tunas Medika, Kelurahan Cipayung,
Kecamatan Cipayung juga mendapatkan beberapa faktor penghambat. Faktor
penghambat tersebut antara lain sebagai berikut.
a. Sasaran pekerjaan yang direncanakan tidak sesuai dengan target.
b. Waktu yang kurang mencukupi untuk melakukan pendataan lebih lengkap.
c. Waktu kedatangan yang telah ditentukan tidak sesuai.
d. Lingkungan kurang kondusif, karena tempat untuk pelaksanaan demonstrasi dan
jumlah siswa/i yang mengikuti demonstrasi tidak seimbang.
e. Ruang kelas di kelas X SMK Analis Kesehatan Tunas Medika tampak sempit.
3. Alternatif Penyelesaian Masalah
a. Melakukan koordinasi dengan pihak puskesmas dan sekolah sebagai tempat
untuk dilakukannya PBL di SMK Analis Kesehatan Tunas Medika.
b. Memberikan informasi berupa leaflet, powerpoint dari materi yang telah
disampaikan oleh tim penyuluhan.
c. Berkoordinasi dengan pihak sekolah memfasilitasi sarana dalam kegiatan
penyuluhan.
B. Rencana Tindak Lanjut
NO. MASALAH KEGIATAN YANG EVALUASI ANALISA TINDAK LANJUT PENANGGUNG
KEPERAWATAN TELAH JAWAB
DILAKUKAN
1 Gizi pada remaja 1. Memberikan 1. Dari seluruh jumlah 1. Faktor Pendukung 1. Bagi pihak 1. Pihak
pendidikan siswa di SMK a. Adanya puskesmas Puskesmas
kesehatan tentang Analis Kesehatan partisipasi yang melakukan 2. Kepala
gizi pada remaja Tunas Medika besar dari pihak pemeriksaan HB Sekolah SMK
diantaranya : remaja yang hadir SMK Analis dan pemberian Analis
a. Pengertian 70% ( 63 remaja ) Kesehatan Tunas tablet vitamin Fe Kesehatan
gizi dalam kegiatan Medika berupa 2. Bagi pihak sekolah Tunas Medika
seimbang penyuluhan penyediaan menyediakan menu 3. Kader
pada remaja kesehatan sarana dan makanan di kantin Kesehatan di
b. Prinsip gizi 2. Selama proses prasarana yang yang sesuai dengan sekolah SMK
pada remaja penyuluhan sangat membantu kebutuhan nutrisi Analis
c. Faktor yang kesehatan dalam remaja di sekolah Kesehatan
mempengaru siswa/siswi yang pelaksanaan SMK Analis Tunas Medika
hi gizi hadir aktif bertanya kegiatan Kesehatan Tunas
remaja dan mengikuti acara b. Dukungan dari Medika
d. Masalah gizi penyuluhan pihak sekolah 3. Bagi kader
pada remaja kesehatan sampai khususnya kepala kesehatan di
e. Pola makan selesai. sekolah SMK sekolah
yang baik Analis Kesehatan mengadakan
bagi remaja Tunas Medika sarapan bersama
dalam setiap 1-2 dalam
pelaksanaan seminggu.
kegiatan dan
memfasilitasi
setiap kegiatan
yang
dilaksanakan di
sekolah terutama
dalam pergerakan
siswa dan
penyediaan
fasilitas
c. Pembimbing
yang selalu
memberikan
semangat,
mendukung , dan
membimbing
dalam setiap
kegiatan.
d. Siswa/siswi yang
hadir untuk
mengikuti
penyuluhan
kesehatan tentang
gizi pada remaja
e. Media
powerpoint dan
proyektor yang
di sediakan untuk
informasi gizi
pada remaja yang
di sampaikan
pada remaja
2. Faktor
a. Dalam kegiatan
penyuluhan
kesehatan
beberapa siswa
dstang terlambat
sehingga acara
yang telah di
susun tidak sesuai
dengan rencana
yang telah di buat
b. Kondisi ruangan
yang panas
sehingga
membuat
kegiatan
penyuluhan ini
kurang kondusif
dan remaja
terlihat kurang
nyaman
c. Tidak tersedianya
pengeras suara
2 Perilaku seksual 1. Memberikan 1. Jumlah remaja yang 1. Faktor pendukung 1. Pihak puskesmas 1. Pihak
beresiko penyuluhan hadir dalam kegiatan a. Dukungan dari a. Memberikan puskesmas
kesehatan tentang penyuluhan pihak sekolah pendidikan 2. Guru BP
Asertifitas bagi kesehatan tentang khususnya guru kesehatan bagi
remaja diantara latihan asertif yang remaja tentang
nya : sebanyak 60 remaja menyediakan seksual bebas
a. Pengertian 2. Jumlah remaja yang fasilitas kelas dan di remaja dan
latihan Asertif hadir dalam waktu sehingga masalah
b. Jenis perilaku Demonstrasi cara terlaksananya kesehatan
asertif latihan asertifitas kegiatan ini. akibat seksual
c. Tujuan latihan sebanyak 60 remaja b. Kehadiran bebas di
asertif 3. Remaja dapat siswa/siswi remaja
d. Manfaat latihan mendemonstrasikan dalam kegiatan 2. Pihak sekolah
asertif latihan asertifitas pendidikan a. Memperhatikan
e. Kategori kesehatan ini kegiatan siswa
perilaku asertif tentang latihan setelah kegiatan
f. Ciri-ciri asertif sekolah selesai
individu yang c. Tidak tersedianya
asertif pengeras suara
2. Mendemonstrasi 2. Faktor penghambat
asertifitas pada a. Waktu yang di
remaja gunakan pada
kegiatan ini
adalah ketika jam
istirahat sehingga
beberapa
siswa/siswi
sambil menikmati
makan siang
sehingga kurang
kondusif
b. Kegiatan
penyuluhan ini di
dalam kelas
sehingga Kondisi
ruangan kelas
yang sempit dan
panas
c. Tidak tersedianya
pengeras suara

3 Resiko tinggi 1. Memberikan 1. Jumlah remaja yang 1. Faktor pendukung 1. Pihak Puskesmas 1. Pihak
penurunan derajat pendidikan hadir dalam kegiatan a. Dukungan dari a. Memberikan puskesmas
kesehatan pada kesehatan tentang penyuluhan pihak sekolah pelatihan bagi 2. Pihak kepala
remaja PHBS pada remaja kesehatan tentang khususnya kepala guru terkait sekolah
terdiri dari : masalah pubertas sekolah SMK dengan 3. Penanggung
a. Pengertian pada remaja Analis Kesehatan masalah Jawab UKS
PHBS di sebanyak 60 remaja Tunas Medika kesehatan
sekolah 2. Selama proses dalam reproduksi
b. Manfaat PHBS penyuluhan pelaksanaan remaja
di sekolah kesehatan remaja kegiatan dan b. Melakukan
c. Sasaran PHBS yang hadir aktif memfasilitasi skrining
di sekolah bertanya dan setiap kegiatan kesehatan
mengikuti acara yang secara rutin
2. Memberikan penyuluhan dilaksanakan di minimal 3
pendidikan kesehatan sampai sekolah terutama bulan sekali
kesehatan tentang selesai dalam pergerakan c. Melaksanakan
perawatan pubertas 3. Jumlah remaja yang siswa dan pendidikan
pada remaja terdiri hadir dalam penyediaan kesehatan
dari : Demonstrasi cara fasilitas tentang
a. Mengatasi melakukan b. Adanya kesehatan
jerawat pada Pertolongan Pertama kerjasama dari remaja
remaja Pada Kecelakaan guru mengajar minimal 3
b. Mengatasi bau (P3K) yang telah bulan
badan pada 4. Siswa/siswi kelas x memberikan 2. Bagi pihak sekolah
remaja dan xi uang menjadi waktunya untuk a. Mengadakan
c. Menjaga tim uks yang hadir kelompok layanan
kebersihan dapat melakukan konsultasi dan
genetalia ( laki- mendemonstrasikan penyuluhan pemberian
laki dan ( P3K ) yang sudah kesehatan informasi
perempuan ) diajarkan c. Siswa/siswi yang mengenai
3. Memberikan hadir untuk masalah
pendidikan mengikuti kesehatan
kesehatan tentang penyuluhan yang sering
nyeri haid bagi kesehatan tentang terjadi di
remaja putri terdiri perawatan remaja
dari : masalah pubertas b. Memfasilitasi
a. Pengertian nyeri dan kadar perlengkapan
haid kesehatan di kesehatan di
b. Penyebab sekolah UKS
terjadinya nyeri d. Hadirnya tim
haid UKS 4 orang dari
c. Tanda dan kelas 10 dan 4
gejala kelas dari kelas
d. Pengobatan 11 total 8 siswa
terapi medis dan yang mengikuti
non medis pelatihan
e. Mendemonstrasi Pertolongan
kan kompres Pertama Pada
hangat untuk Kecelakaan
terapi non medis (P3K)
pada remaja 2. Faktor penghambat
putri a. Kegiatan di
4. memberikan lakukan di
pendidikan ruangan kelas
kesehatan tentang yang terlihat
Kader kesehatan di sempit sehingga
sekolah terdiri dari : panas dan kurang
a. pengertian UKS kondusif
b. dasar kebijakan b. Untuk kegiatan
UKS P3K dilakukan di
c. pola pembinaan ruang
UKS perpustakaan
d. perlunya UKS yang sempit dan
e. tujuan UKS panas sehingga
5. Melakukan latihan siswa/siswi yang
P3K pada tim UKS mengikuti
di sekolah SMK pelatihan kurang
Analis Kesehatan konsentrasi
Tunas Medika c. Tidak tersedianya
terdiri dari : pengeras suara
a. Pertolongan
pertama ketika
Pingsan
b. Pertolongan
pertama
penanganan
Luka
c. Pertolongan
pertama ketika
Muntah.
BAB V

PENUTUP

Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran dari asuhan keperawatan pada kelompok khusus
di SMK Analis Kesehatan Tunas Medika Kelurahan Cipayung, Kecamatan Cipayung,
Kota Jakarta Timur.

A. Kesimpulan
1. Asuhan Keperawatan kelompok khusus yang dilakukan pada Praktik Belajar
Lapangan mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan Poltekkes Kemenkes
Jakarta III dengan sasaran kelompok bayi balita, anak sekolah, remaja, ibu
hamil, pekerja dan lansia.
2. Pengkajian keperawatan pada kelompok khusus dilakukan dengan
mengumpulkan data, baik dari data primer maupun data sekunder. Data yang
sudah didapatkan kemudian dianalisa, sehingga dapat diketahui masalah
keperawatan di SMK Analis Kesehatan Tunas Medika Kelurahan Cipayung,
Kecamatan Cipayung, Kota Jakarta Timur. Kemudian beberapa masalah
kesehatan yang diprioritaskan dan rencana keperawatan yang akan dilakukan.
3. Masalah keperawatan yang ditemukan kelompok khusus: Remaja diantaranya
resiko tinggi penurunan kesehatan gizi remaja, perilaku seksual beresiko, masalah
kesehatan gizi remaja di SMK Analis Kesehatan Tunas Medika Kelurahan
Cipayung, Kecamatan Cipayung, Kota Jakarta Timur.
4. Tindakan keperawatan yang dilakukan melibatkan partisipasi aktif dari pihak
penangguangjawab UKS Puskesmas Kecamatan Cipayung dan Pihak SMK
Analis Kesehatan Tunas Medika. Kegiatan yang dilakukan berupa skrining
kesehatan berupa pemeriksaan fisik, pengisian kuesioner, melakukan penyuluhan
kesehatan tentang gizi seimbang pada remaja, penyuluhan latihan tindakan
asertif, penyuluhan PHBS, penyuluhan pubertas pada remaja dan penyuluhan
serta pelatihan UKS.
5. Evaluasi terhadap tindakan keperawatan yang telah dilakukan yaitu terjadi
peningkatan pengetahuan para siswa-siswi SMK Analis Kesehatan Tunas Medika
terhadap masalah kesehatan yang dialami, dan peningkatan keterampilan hidup
sehat serta adanya partisipasi aktif siswa-siswi SMK Analis Kesehatan Tunas
Medika selama kegiatan penyuluhan.
6. walaupun ditemukan beberapa faktor penghambat dalam pelasanaan kegiatan,
namun dapat diatasi dengan baik dengan aanya dukungan yang besar dari
berbagai pihak diantaranya pihak sekolah SMK Analis Kesehatan Tunas Medika,
pihak penanggungjawab UKS, dan pihak puskesmas.

B. Saran
1. Untuk Puskesmas Kecamatan Cipayung
a. Diharapkan pihak puskesmas dapat melatih kader UKS dalam
penanganan P3K agar dapat memberikan pertolongan pertama dan
memberikan penyuluhan kesehatan kepada siswa-siswi SMK Analis
Kesehatan Tunas Medika.
b. Memberikan penyuluhan kesehatan untuk masalah kesehatan yang ada
dan untuk meningkatkan pengetahuan siswa-siswi SMK Analis
Kesehatan Tunas Medika dalam meningkatkan PHBS.
c. Menindaklanjuti pembinaan siswa-siswi yang beresiko pada siswa-
siswi SMK Analis Kesehatan Tunas Medika.
d. melaksanakan skrining kesehatan secara rutin pada kelompok khusus:
Remaja yang beresiko.

2. Untuk Pihak Sekolah SMK Analis Kesehatan Tunas Medika


a. Mengadakan layanan konsultasi dan pemberian informasi tentang
masalah kesehatan pada remaja.
b. Mengembangkan dan meningkatkan program UKS di sekolah.
c. Memberikan penyuluhan mengenai PHBS, Gizi, Tindakan asertif dan
perilaku seksual beresiko.

Anda mungkin juga menyukai