LAPORAN BENGKEL
KUBIKEL & TRAFO DISTRIBUSI
ANGGOTA KELOMPOK :
Muhammad Nur Azikin Akib 321 16 027
Muhammad Fadly 321 16 031
Adyatma Wijaya 321 16 035
Muhammad Fauzan Sudirman 321 16 044
KELAS : 3B D3 Teknik Listrik
Allhamdulillah, puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan berkat
dan rahmat-Nya, sehingga laporan bengkel ini dapat terselesaikan pada waktu yang telah
ditentukan.
Ucapan terima kasih tak hentinya penyusun haturkan kepada pihak – pihak yang
membantu dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan kegiatan bengkel ini, terutama
para dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk menuntun dan
mendidik penulis dalam proses pembelajaran di bengkel serta pihak – pihak yang ikut
serta membantu dalam kegiatan bengkel.
Penulis mengharapkan agar laporan ini dapat bermanfaat bagi rekan – rekan pembaca.
Pada proses penyusunan laporan lengkap ini penulis sadar masih terdapat beberapa
kesalahan, kekeliruan atau belum sempurna yang tidak diketahui oleh penulis sendiri.
Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari pembaca, sangat penulis harapkan
demi kesempurnaan laporan ini.
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... i
ABSTRAK ......................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 2
1.3 Tujuan ................................................................................................... 2
BAB II TEORI DASAR .................................................................................... 3
A. Definisi ................................................................................................. 3
B. Fungsi ................................................................................................... 3
C. Jenis ...................................................................................................... 4
D. Komponen – Komponen ...................................................................... 4
BAB III Pembahasan .......................................................................................... 22
3.1 Alat dan Bahan ....................................................................................... 22
3.2 Single Line Diagram .............................................................................. 23
3.2 Langkah Kerja ........................................................................................ 23
3.2 Analisa ................................................................................................... 26
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
baru dalam bidang kelistrikan, khususnya sistem jaringan listrik, banyak sekali ditawarkan
suatu metode kontrol yang efektif dan mudah untuk diimplementasikan. Perkembangan
yang semakin pesat ini, menuntut seorang mahasiswa khususnya mahasiswa Teknik Listrik
Politeknik Negeri Ujung Pandang untuk dapat lebih mengenal bidang tersebut.
Praktikum Bengkel Listrik Catu Daya merupakan suatu mata kuliah yang
wajib dilakukan oleh setiap mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Program Studi Teknik
Listrik Politeknik Negeri Ujung Pandang sebagai salah satu persyaratan kelulusan pada
semester V.
Dalam pelajaran ilmu kelistrikan terdapat hubungan timbal balik antara teori
dan praktek. Hubungan timbal balik ini merupakan kaitan yang sangat erat, dimana
pengetahuan yang kita dapatkan dalam teori haruslah kita praktekkan, Karena dengan
praktek akan membantu kita untuk mengetahui dan mengerti serta mampu melaksanakan
sama di Industri dengan menerapkan materi yang didapatkan dalam perkuliahan yang
artinya terjadi proses timbal balik antara teori dengan praktek. Mahasisiwa diharapkan
dapat bekerja dengan terampil, disiplin, kreatif dan tekun dalam menyelesaikan Jobnya.
2. Rumusan Masalah
1. Apa fungsi dari setiap peralatan / bahan pada kubikel?
2. Bagaimana cara mengoperasikan kubikel?
3. Bagaimana cara melakukan pengukuran tahanan isolasi dan pembumian?
3. Tujuan
BAB II
TEORI DASAR
A. Pengertian Kubikel
dari sumber tenaga listrik, Kubikel istilah umum yang mencangkup peralatan
logam rakitan pabrik untuk arus bolak-balik dengan tegangan pengenal diatas 1 kV
sampai dengan dan termasuk 35 kV, untuk pasangan dalam dan pasangan luar ,
B. Fungsi Kubikel :
(busbar)
C. Jenis Kubikel :
a. Kubikel Incoming : berfungsi sebagai penghubung dari sisi sekunder trafo daya
ke busbar 20 kV. Tegangan 20 kV dari sisi sekunder trafo masuk ke dalam busbar
c. Kubikel Pemakaian sendiri (Trafo PS) : sebagai penghubung dari busbar ke beban
d. Kubikel Kopel (bus kopling) : sebagai penghubung antara rel 1 dan rel 2.
jaringan.
f. Kubikel Bus Riser / Bus Tie (Interface) : sebagai penghubung antar sel.
2.1.1 Busbar
Dilengkapi alat peredam busur api sehingga posisi alat kontak ( buka tutup) harus
dilakukan Dalam keadaan tidak berbeda. Bisa terpasang pada sisi kabel incoming gardu
2.1.4 Heater
Untuk memanaskan ruang terminal kabel agar kelembabannya terjaga. keadaan ini
diharapkan dapat mengurangi efek corona pada terminal kubikel tersebut, besarnya
tegangan heater 220 V sumber tegangan berasal dari trafo distribusi.
Gambar 2.4 Heater
2.1.5 Transformator Arus (CT)
Mengkonversi besaran arus pada sistem tenaga listrik dari besaran primer menjadi
daya ke busbar 20 kV. Tegangan 20 kV dari sisi sekunder trafo masuk ke dalam
1. Busbar Compartment
D. Status Indikasi
Untuk menandai adanya tegangan (20 kv) pada sisi kabel, baik berasal dari
sisi lain kabel tersebut atau berasal dari busbar sebagai akibat alat hubung
pemutar kontak
F. Panel Depan
dan wattmeter. Selain itu, kubikel ini juga dilengkapi dengan alat proteksi,
seperti fuse.
2. Busbar Compartment
A. Busbar
B. Solefuse
D. Panel Depan
E. Voltage Transformer
MCB
Pengoperasian pembumian
pemutar kontak
5. Panel Belakang
2.2.3 Kubikel Outgoing
2. Busbar Compartment
Pengoperasian pembumian
pemutar kontak
Untuk menandai adanya tegangan (20 kv) pada sisi kabel, baik berasal dari
sisi lain kabel tersebut atau berasal dari busbar sebagai akibat alat hubung
4. CB Compartment
Name plate
Cast resin chamber ( Main contact & Arc contact ) yang berisi gas SF6
Gambar 2.10 Cast Resin Chamber
Sebagai pemutus penghubung aliran listrik dan sebagai peredam busur api
Relai arus lebih adalah suatu relai yang bekerja berdasarkan adanya kenaikan
arus yang melebihi suatu nilai pengamanan tertentu dan dalam waktu tertentu,
sehingga rele ini dapat dipakai sebagai pola pengamanan arus lebih. Adapun single
line diagram relay dapat dilihat pada gambar 2.6.
REL
PT
UFR
PMT
KWH A
kV
Untuk menandai adanya tegangan 20 kV pada sisi kabel, baik berasal dari sisi lain
kabel tersebut atau berasal dari busbar sebagai akibat alat hubung dimasukkan, lampu
indikator menyala dikarenakan adanya arus kapasitip yang dihasilkan oleh kapasitor
pembagi tegangan. Kubikel jemis PMT lampu indikator digunakan untuk menandai posisi
alat hubungnya dengan dua warna yang berbeda untuk posisi masuk atau keluar. Sumber
listrik untuk lampu indikator berasal dari sumber arus searah (DC) yang dihubungkan
dengan kontak bantu yang bekerja serempak dengan kerja poros penggerak alat hubung
utama.
Sakelar utama (sakelar tegangan menengah) harus tidak dapat dioperasikan jika:
Pintu Kubikel dalam keadaan terbuka.
Sakelar pembumian dalam keadaan tertutup.
Sakelar pembumian harus tidak dapat ditutup jika sakelar utama dalam keadaan
tertutup
Penguncian
Pada kubikel terdapat suatu sekering tegangan menengah yang sering disebut
sebagai solefuse. Rating tegangannya bisa mencapai 34 kV, dan mampu bekerja pada arus
31.5 kA. Solefuse ini digunakan untuk melindungi trafo tegangan dari gangguan. Bentuk
Solefuse ditunjukkan pada gambar 2.5.
Tahanan isolasi adalah tahanan yang terdapat diantara dua kawat saluran (kabel)
yang diisolasi satu sama lain atau tahanan antara satu kawat saluran dengan tanah (ground).
Pengukuran tahanan isolasi digunakan untuk memeriksa status isolasi rangkaian dan
perlengkapan listrik, sebagai dasar pengendalian keselamatan. Pada kubikel, mengetahui
besarnya tahanan isolasi merupakan hal yang penting untuk menentukan apakah peralatan
tersebut dapat dioperasikan dengan aman. Isolasi yg dimaksud adalah isolasi antara bagian
yang bertegangan dengan bertegangan maupun dengan bagian yang tidak bertegangan
seperti body / ground.
Pada Pengukuran tahanan isolasi trafo dilakukan untuk memperoleh hasil
(nilai/besaran) tahanan isolasi belitan / kumparan trafo tenaga antara bagian yang diberi
tegangan (fasa) terhadap badan (Case) maupun antar belitan primer, dan sekunder. Bentuk
fisik dari alat ukur tahanan isolasi dapat dilihat pada gambar 2.7.
Gambar 2.14. Alat ukur tahanan isolasi pada kubikel (Metrel MI 3200 TeraOhm 10 kV)
Reset
Passwords Clear
Parameter Setting Lampt Test LCD
Protection setting
Gambar 2.15.Protection and Measuring Relay
2.4.2 Fungsi
SEPAM 1000 + tersedia dalam lima variasi yang meliputi fungsi relay paling
umum pelindung: diantaranya :
PEMBAHASAN
1. ALAT
1. Kabel 1 buah
3. Kabel 3 buah
4. Megger 1 set
6. Obeng 1 set
2. BAHAN
NO BAHAN JUMLAH
V
GENSET 380V
380 V
TRAFO
AMF
PLN 380V 20 KV
C. LANGKAH KERJA
1. PENGOPERASIAN KUBIKEL
Setelah semua panel dalam keadaan terhubung atau ON maka selanjutnya pada
panel DM1A (ougoing) putar anak kunci A pada rumah kunci A lalu pindahkan ke
rumah kunci C.
Selanjutnya pada panel DM1A closing Circuit Breaker yang di lakukan secara
manual menggunakan charging spring dengan menarik tuas berulang kali sampai
muncul indikasi bahwa CB dalam kondisi charging lalu pencet tombol ON untuk
closing CB.
Melepas scunt kabel fasa pada kubikel di bagian incoming. Pada saat melepasnya
Mengatur tegangan input pada Megger. Pada pengukuran yang dilakukan tegangan
V.
Setelah semua pengukuran pada komponen kubikel selesai maka komponen yang
3. PEMELIHARAAN KUBIKEL
outgoing).
Setelah semua panel dalam keadaan ground maka selanjutnya membuka pintu
Mengecek keadaan fuse, PMT, transformator metering apakah masi dalam kondisi
baik atau tidak, namun dalam pengecekan harus hati-hati dikarenakan masi
aktifnya heater.
Setelah selesai perawatan maka menutup pintu panel dengan cara mengangkat
lalu memutar ke arah kiri ke titik 0 sehingga posisi kembali seperti semula.
1. Incoming
b. Spesifikasi Incoming
2. Metering
a. Trafo Arus
c. Alat Pengukuran
d. Spesifikasi Metering
a. Trafo Tegangan
C untuk menghubungkan CB
Q1 merupakan kunci untuk menghubungkan kubikel dengan sistem pembumian, hal ini
Pada job ini, kami melakukan pengukuran terhadap tahanan isolasi trafo step up 20kV.
Pada job Kubikel dilakukan pengambilan data pada tahanan isolasi trafo step up 20kV baik itu
(220V/380V)
S-Body
T-Body
N-Body
Sekunder R-Body
S-Body
T-Body
Primer- Teg.Rendah- LV-HV
Sekunder Teg.Menengah
Tabel 3.5 Hasil Pengujian Tahanan Isolasi kabel dari Panel ATS/AMF ke Trafo Distribusi
1 R-S
2 R-T
3 S-T
4 R-G
5 S-G
6 T-G
Pada saat melakukan pengukuran tahanan isolasi antara fasa (P) dan netral (N), hal pokok
yang perlu diperhatikan adalah memutus atau membuka semua alat pemakai arus yang
terpasang secara paralel pada saluran tersebut, seperti lampu-lampu, motormotor, voltmeter,
mengetahui kebenaran sambungan yang ada pada instalasi. Jika terjadi sambungan yang salah
Sedangkan untuk pengujian tahanan isolasi antara jaringan instalasi dengan tanah/ground
(G), hal pokok yang perlu diperhatikan adalah memasang semua alat pemakai arus yang
terpasang secara paralel pada saluran tersebut, seperti lampu-lampu, motormotor, voltmeter,
Saat ingin melakukan pengukuran lebih baik menggunakan daya baterainya saja karena
dapat membangkitkan tegangan tinggi yang lebih stabil. Pada dasarnya pengukuran tahanan
isolasi belitan trafo adalah untuk mengetahui besar nilai kebocoran arus (leakage current)
yang terjadi pada isolasi belitan atau kumparan primer, sekunder atau tertier. Kebocoran arus
yang menembus isolasi peralatan listrik memang tidak dapat dihindari. Oleh karena itu, salah
satu cara meyakinkan bahwa trafo cukup aman untuk diberi tegangan adalah dengan
Kebocoran arus yang memenuhi ketentuan yang ditetapkan akan memberikan jaminan
bagi trafo itu sendiri sehingga terhindar dari kegagalan isolasi. Insulation tester banyak
jenisnya (merk dan type Insulation Tester), masing-masing memiliki spesifikasi yang berbeda
antara yang satu dengan yang lainnya. Mulai dari type sederhana, menengah sampai dengan
yang canggih. Display (tampilannya) juga banyak ragamnya, mulai dari tampilan analog, semi
digital dan digital murni. Pada panel kendali (Front Panel) ada yang sangat sederhana, namun
ada pula yang super canggih. Tapi seluruhnya memiliki prinsip kerja yang sama.
Kubikel diposisikan dalam keadaan netral, semua bagian kubikel dihubungkan dengan
Setelah kubikel dalam kondisi standby, semua peralatan dalam keadaan terbuka,
hal ini disebabkan karena apabila incoming di ON-kan terlebih dahulu akan berbahaya,
Dalam menghubungkan Q1 terlebih dahulu dipastikan tidak ada orang yang berada di
Pada saat outgoing dan metering sudah terpasang selanjutnya incoming sudah bisa di-
Kunci C untuk membuka pengunci CB dengan jaringan distribusi, sehingga pada saat
tombol ON ditekan, maka CB akan ON dan tegangan akan mengalir dari kubikel ke
jaringan distribusi.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Setelah melakukan kegiatan praktikum Bengkel Listrik Catu Daya job kubikel, maka
1. Kubikel ialah suatu perlengkapan atau peralatan listrik yang berfungsi sebagai
pengendali, penghubung dan pelindung serta membagi tenaga listrik dari sumber
tenaga listrik.
2. Pengukuran tahanan isolasi pada kubikel dan transformator menggunakan alat ukur
insulation tester. Dimana pengukuran dilakukan antara fasa ke fasa, fasa ke netral dan
fasa ke grounding.
3. Pengujian tegangan tembus minyak trafo dilakukan pada suatu alat khusus. Dimana
pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kelayakan minyak trafo untuk digunakan.
4. Pemeliharaan kubikel dan transformator digunakan untuk menghindari masalah yang
timbul dari komponen itu sendiri maupun masalah yang timbul akibat kesalahan
manusia.
4.1 Saran
2. Pada saat praktek di bengkel sebaiknya praktikan benar-benar dan memanfaatkan waktu
yang diberikan untuk memahami job yang diberikan mengingat waktu yang diberikan
sangat terbatas.
DAFTAR PUSTAKA
Mahardi Andi, 2010. Pemeliharaan Peralatan Hubung Bagi (Kubikel) 20kv Pelanggan
Besar. Universitas Diponegoro : Semarang