Budaya Politik
Budaya Politik
Pengertian Budaya Politik – Dalam menjalani kehidupan berpolitik dalam suatu negara,
warga negara harus bekerja secara optimal sesuai dengan kemampuan dan cita-cita negara. Di
Indonesia, ada berbagai tipe budaya politik yang dianut warga negara dalam mengapresiasikan
cita-citanya. Budaya politik tersebut menjadi khazanah khas bangsa Indonesia dalam kehidupan
politik di Indonesia.
Budaya politik yang baik adalah budaya yang mampu mendorong partisipasi warga
negara dalam keseluruhan kehidupan secara politik.
1. Orientasi individu yang diperoleh dari pengetahuannya yang luas maupun sempit.
2. Orientasi yang dipengaruhi oleh perasaan keterlibatan, keterikatan, taupun penolakan.
3. Orientasi yang bersifat menilai terhadap objek dalam peristiwa politik
Dari pendapat tersebut dapat diartikan bahwa budaya politik adalah persepsi warga negara yang
diaktualisasikan dalam pola sikap terhadap masalah politik dan peristiwa politik yang terjadi
sehingga berdampak terhadap pembentukan struktur dan proses kegiatan politik masyarakat
maupun pemerintahan karena sistem politik merupakan hubungan antara manusia yang
menyangkut soal kekuasaan, aturan, dan wewenang.
1. menghindari sikap angkuh, mau menang sendiri, mementingkan diri dan kelompok, adu
kekuatan, keras kepala, ekstrem, dan meremehkan orang lain atau kelompok.
2. Membina dan membiasakan sikap perilaku demokratis, kekeluargaan, musuawarah,
saling mengalah, toleransi dan tenggang rasa.
Budaya politik partisipan dapat diterapkan dalam setiap lingkungan kehidupan, seperti lingkunga
keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, dan yang lebih luas lagi adalah
lingkungan negara. Sebagai warga negara yang baik, setiap orang tentunya dituntut untuk dapat
meningkatkan kemampuan dan selalu berperan aktif dalam setiap kehidupan. Hal yang dapat
dilakukan adalah berperan aktif dalam kehidupan demokrasi.
1. Pendidikan Politik
Suatu proses dialog antara pembeli dan penerima pesan, melalui proses ini, para anggota
masyarakat mengenal dan mempelajari nilai, norma, dan simbol politik negaranya dari berbagai
pihak dalam sistem politik, seperti sekolah, pemerintah, dan partai politik.
2. Indoktrinasi Politik
Proses sepihak ketika penguasa memobilisasi dan memanipulasi warga masyarakat untuk
menerima nilai, norma, dan simbol yang dianggap pihak yang berkuasa, melalui berbagai forum
pengarahan yang penuh paksaan psikologis, dan latihan penuh disiplin. Partai politik dalam
sistem politik totaliter melaksanakan fungsi indoktrinasi politik.
Sosialisasi yang baik adalah melalui jalan pendidikan politik karena dapat mendorong
masyarakat untuk mengubah dari budaya politik parokial-kaula menjadi budaya politik
partisipan. Budaya politik partisipan membutuhkan partisipasi yang aktif dari anggota
masyarakat.
Di era reformasi, partisipasi politik merupakan sebuah keharusan yang dibuka lebar-lebar dan
telah menjadi tuntutan dari masyarakat itu sendiri. Apalagi dalam suatu negara demokrasi,
bentuk pemerintah dibangun dari, oleh dan untuk rakyat. Dengan kata lain, keterlibatan dan
partisipasi aktif anggota masyarakat dalam membangun sudah mutlak keberadaannya.
“Partisipasi politik adalah kegiatan seorang atau sekelompok orang untuk ikut secara aktif
dalam kehidupan politik, yaitu dengan jalan memilih pemimpin negara dan secara langsung
atau tidak langsung memengaruhi kebijakan pemerintah (public policy)”
Dari uraian tersebut, dapat ditafsirkan bahwa partisipasi politik adalah segala kegiatan orang
atau sekelompok orang dalam suatu kegiatan politik yang dapat memengaruhi kebijakan-
kebijakan pemerintah, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Partisipasi tidak lain merupakan kegiatan yang dilakukan oleh warga negara baik secara individu
maupun kolektif atas dasar keinginan sendiri atau dorongan dari pihak lain. tujuannya
memengaruhi keputusan politik yang akan diambil oleh pemerintah agar keputusan tersebut
menguntungkannya atau tidak merugikannya.