Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOFISIKA

ALIRAN FLUIDA DALAM INFUS KE DALAM PEMBULUH DARAH

Oleh :

Body Pasca Yonatha 16312241037

Rizka Aulia 163122440

Novita Kumala Asri 163122440

JURUSAN PENDIDIKAN IPA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2018
A. Tujuan

1. Menghitung massa jenis, laju volume, dan koefisien viskositas fluida dalam
transfusi infus

2. Mengetahui pengaruh perbedaan ketinggian fluida terhadap laju aliran fluida

3. Mengetahui pengaruh perbedaan massa jenis fluida terhadap laju aliran


fluida

B. Dasar Teori

1. Pengertian fluida
Fluida adalah zat yang mengalir termasuk gas dan zat cair. Zat cair meliputi air, darah,
asam H2SO4, dll. Zat gas meliputi udara, oksigen, nitrogen,CO2,dan sebagainya. Selain itu
Fluida adalah zat-zat yang berubah bentuk secara kontinyu atau terus menerus bila terkena
tegangan. geser, berapapun kecilnya tegangan geser itu (Ł). (Soedrajat, 2011)
Tegangan Geser (Ł) = F / A
Dimana :
F = Gaya geser
A = Luas Permukaan
Fluida terdiri dari 2 macam yaitu :
Zat Cair (Liquid) Zat cair tidak mudah dimampatkan (Incompressible)
Zat GasGas mudah dimampatkan (Compressible)
Adapun sifat-sifat dari zat cair yaitu:
1. Molekul-molekul terikat secara longar namun tetap berdekatan.
2. Tekanan yang terjadi oleh karena ada gaya gravitasi bumi yang bekerja terhadapnya.
3. Tekanan terjadi secara tegak lurus pada bidang.

2. Viskositas
Viskositas adalah kekentalan, viskositas sangat mempengaruhi sifat-sifat fluida. Contoh
benda yang di viskos (kental) adalah madu, sirup, aspal cair. Sedangkan fluida
yangviskositasnya kecil adalah air, alkohol, udara. Fluida yang viskositasnya kecil lebih mudah
mengalir bila dibandingkan dengan fluida yang viskositasnya besar.Viskositas dengan gas
meningkat dengan naiknya temperatur. Naiknya temperature akan terjadi perpindahan
molekul-molekul yang padat, cair, naiknya temperature akan menutunkan kohesi. (Wihantoro,
2006)

3. Persamaan Bernoulli
Prinsip Bernoulli adalah sebuah istilah di dalam mekanika fluida yang menyatakan
bahwa pada suatu aliran fluida, peningkatan pada kecepatan fluida akan menimbulkan
penurunan tekanan pada aliran tersebut. Prinsip ini sebenarnya merupakan penyederhanaan dari
Persamaan Bernoulli yang menyatakan bahwa jumlah energi pada suatu titik di dalam suatu
aliran tertutup sama besarnya dengan jumlah energi di titik lain pada jalur aliran yang sama.
Persamaan Bernoulli berlaku untuk aliran taktermampatkan (incompressible flow) dan untuk
fluida termampatkan (compressible flow). Aliran tak-termampatkan adalah aliran fluida yang
dicirikan dengan tidak berubahnya besaran kerapatan massa (densitas) dari fluida di sepanjang
aliran tersebut. Contoh fluida taktermampatkan adalah: air, berbagai jenis minyak dan emulsi.
Adapun aliran termampatkan adalah aliran fluida yang dicirikan dengan berubahnya besaran
kerapatan massa (densitas) dari fluida di sepanjang aliran tersebut. (Sosrodarsono, 2008).
Bernoulli telah berhasil menurunkan rumus dengan persyaratan-persyaratan atau pendekatan
khusus yaitu :
1. Zat cair tanpa adanya geseran dalam (cairan tidak viscous)
2. Zat cair mengalir secara stasioner (tidak berubah) dalam hal kecepatan, arah maupun
besarnya(selalu konstan).
3. Zat cair mengalir secara steady yaitu mengalir melalui lintasan tertentu.
4. Zat cair tidak termampatkan (incompressible) melalui sebuah pembuluh dan
mengalir sejumlahcairan yang sama besarnya (continuitas)
Berdasarkan persyaratan di atas dan berdasarkan hokum kinetik diperoleh rumus :
1/2ρV2+ P + ρḡh = konstan
ρ = massa jenis zat cair
P = tekanan
V = volume

4. Hukum Poiseulle
Hukum poiseulle menyatakan bahwa cairan mengalir melalui suatu pipa akan
berbandinglangsung dengan penurunan tekanan sepanjang pipa dan pangkat empat jari-jari pipa.
Jika suatu fluida mengalir mulus dalam suatu pembuluh sepanjang ( L) dan jari-jari (r ).Maka
debit alirannya adalah:
Q=πr4(P1-P2)/8ηL
D=debit aliran
r =jari-jari pembuluh.
(P1-P2)= Selisih tekanan fluida.
η= Viskositas (kekentalan) fluida
L= Panjang pembuluh
Satuan viskositas = n s/m2

Dari hukum poiseuille terlihat adanya hubungan sebagai berikut :


a. Debit berbanding lurus dengan pangkat empat jari-jari pembuluh.
b. Debit berbanding lurus dengan selisih tekanan fluida
c. Debit berbanding terbalik dengan vikositas fluida
d. Debit berbanding terbalik dengan panjang pembuluh

Dalam konteks medis, hukum ini dapat diterapkan untuk mengkaji hubungan antara
debit alirandarah dengan jari-jari pembuluh darah, tekanan darah dan vikositas darah. Jari-jari
pembuluhdapat diubah-ubah dengan menganti pembuh dari berbagai ukuran. Selish rekanan
fluidamerupakan selisih tekanan hidrostatik fluida pada posisi lubang pancuran dan pada
posisipermukaan fluida bejana berpancuran. Jika selisih tinggi fluida pada kedua posisi itu
adalah h, maka selisih tekanan hidrostatis, P = ρgh dimana ρ adalah masa jenis
fluida, g adalah percepatan gravitasi dah h adalah tinggi fluida.Viskositas fluida dapat di
ubah-ubah dengan menggati kosentrasi larutan fluida.untuk itu dalam percobaan ini, air akan
ditambahkan sirup dengan berbagai kosentrasi. (Suharto, 2004).

C. Metodologi Percobaan

1. Waktu dan tempat

Waktu : Rabu, 20 Februari 2012

Tempat : Laboratorium IPA FMIPA UNY

2. Alat dan bahan

 Air

 Garam

 Gelas Ukur
 Kantong/Botol Infus

 Jarum Suntik

 Selang Infus

 Penggaris

 Penjepit

 Stopwatch

3. Langkah Kerja

a) Menyiapkan alat dan bahan

b) Memasang jarum-selang pada botol atau kantong fluida

c) Menimbang gelas ukur kosong yang akan digunakan untuk menampung


fluida

d) Mengukur panjang jarum.

e) Memasukkan jarum ke dalam gelas ukur kosong

f) Mencatat ketinggian permukaan fluida dalam botol terhadap lubang jarum

g) Membuka penjepit agar fluida keluar perlahan

h) Mencatat waktu yang diperlukan untuk memperoleh fluida dengan volume


tertentu

i) Menimbang gelas ukur yang berisi fluida, agar mengetahui massa fluida

D. Hasil Percobaan

1) Variasi h (tinggi)

h1 (Ketinggian): 45 cm

No. t (menit) v (ml)

1. 1 1,6

2. 2 2,7

3. 3 3,8
4. 4 5,0

5. 5 6,0

h2 (Ketinggian): 35 cm

No. t (menit) v (ml)

1. 1 1

2. 2 1,6

3. 3 2,0

4. 4 2,4

5. 5 3,0

h3 (Ketinggian): 25 cm

No. t (menit) v (ml)

1. 1 0,4

2. 2 0,7

3. 3 1,1

4. 4 1,5

5. 5 1,8
2) Variasi konsentrasi

Massa gelas ukur kosong: 29,51 gram

h (Ketinggian): 42cm

Konsentrasi: 0

Massa air: 4,96 gram

No. t (menit) v (ml)

1. 1 1,2

2. 2 2,3

3. 3 3,4

4. 4 4,1

5. 5 4,8

Konsentrasi: 0,03

Massa air: 4,22 gram

No. t (menit) v (ml)

1. 1 0,8

2. 2 1,6

3. 3 2,6

4. 4 3,2

5. 5 4,0
Konsentrasi: 0,06

Massa air: 4,27 gram

No. t (menit) v (ml)

1. 1 1,3

2. 2 2,0

3. 3 2,8

4. 4 3,4

5. 5 4,0

ANALISIS DATA

1) Variasi h (tinggi)

h (ketinggian): 45 cm

m 4,96
ρ1 =   1,03 g / ml
v 4,8

P = ρgh = 0,00103 x 9,8 x 0,45 = 0,00454 kg/m3

 r 4 ( p1  p 2)
Q=
8L

6  0,0054 (0,00454)

300 8 0,038

  1,31x109

h (ketinggian): 35 cm

m 4,96
ρ2 =   1,03 g / ml
v 4,8
P = ρgh = 0,00103 x 9,8 x 0,35 = 0,00353 kg/m3

 r 4 ( p1  p 2)
Q=
8L

3  0,0054 (0,00353)

300 8 0,038

  2,93x109

h (ketinggian): 25 cm

m 4,96
ρ3 =   1,03 g / ml
v 4,8

P = ρgh = 0,00103 x 9,8 x 0,25 = 0,00252 kg/m3

 r 4 ( p1  p 2)
Q=
8L

1,8  0,0054 (0,00252)



300 8 0,038

  4,88x109

2) Variasi Konsentrasi

h=42 cm =0,42m

Konsentrasi: 0

m 4,96
ρ1 =   1,03 g / ml
v 4,8

P = ρgh = 0,00103 x 9,8 x 0,42 = 0,00424 kg/m3


 r 4 ( p1  p 2)
Q=
8L

4
4,8  0,005 (0,00424)

300 8 0,038

  1,71x109

Konsentrasi: 0,03

m 4,22
ρ2 =   1,05 g / ml
v 4,0

P = ρgh = 0,00105 x 9,8 x 0,42 = 0,00432 kg/m3

 r 4 ( p1  p 2)
Q=
8L

4  0,005 4 (0,00432)

300 8 0,038

  2,06x1010

Konsentrasi: 0,06

m 4,27
ρ3 =   1,06 g / ml
v 4,0

P = ρgh = 0,00106 x 9,8 x 0,42 = 0,00436 kg/m3

 r 4 ( p1  p 2)
Q= 
8L

4  0,005 4 (0,00432)

300 8 0,038

  2,079x1010
E. Pembahasan

Laporan Praktikum Biofisika yang berjudul Aliran Fluida dalam Transfusi


Darah atau Infus ke Dalam Pembuluh Darah dengan tujuan untuk menghitung
massa jenis, laju volume, dan koefisien viskositas fluida dalam transfusi darah
atau infus. Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 20 Februari 2019 pukul
11.10-12.50 WIB di Laboratorium IPA 2 FMIPA UNY.

Alat dan bahan yang digunakan yaitu kantong fluida(botol infus) sebagai
tempat fluida, statif sebagai penyangga, jarum selang, gelas ukur digunakan
untuk mengukur volume fluida yang menetes dari botol infus, neraca analitik
digunakan untuk menimbang massa garam, gelas ukur kosong, dan gelas ukur
yang berisi fluida, penggaris untuk mengukur ketinggian permukaan fluida dalam
botol terhadap lubang jarum, stopwatch untuk mengukur waktu yang diperlukan
untuk memperoleh fluida dengan volume tertentu, garam digunakan untuk
memberi variasi massa jenis pada fluida, pengaduk untuk mengaduk fluida, dan
gelas beaker sebagai wadah fluida yang akan diberi garam.

Adapun langkah percobaan yang dilakukan yaitu memasang jarum


selang pada botol atau kantong fluida, kemudian menggantung botol atau kantung
fluida pada ketinggian tertentu, lalu menimbang gelas ukur kosong yang akan
digunakan untuk menampung fluida, setelah itu mengukur panjang jarum dan
diameter lubang jarum (dalam percobaan ini lubang jarum adalah 0,55 mm),
kemudian memasukkan jarum dalam gelas ukur kosong, setelah itu mencatat
ketinggian permukaan fluida dalam botol atau kantong fluida terhadap lubang
jarum, lalu membuka penjepit putar perlahan-lahan agar fluida keluar dari lubang
jarum tetes demi tets (15 tetes kira-kira setara dengan 1 ml), kemudian mencatat
waktu yang diperlukan untuk memperoleh fluida dengan volume tertentu dan
mencatat volume fluida dalam gelas ukur. Setelah itu menimbang gelas ukur yang
berisi fluida sehingga massa fluida dapat dihitung. Pada percobaan ini dilakukan
2 kali dengan variasi ketinggian dan variasi massa jenis. Pada variasi ketinggian
menggunakan ketinggian 45cm, 35 cm, dan 25 cm sedangkan variasi massa jenis
menggunakan air biasa, air garam konsentrasi 0,03 M dan air garam konsentrasi
0,06 M
Pada percobaan 1, praktikan menggunakan 3 macam variasi ketinggian
yaitu 45 cm, 35 cm, dan 25 cm dengan jenis fluida yang sama yaitu air.
Kemudian dihitung volume fluida yang menetes pada gelas ukur dalam waktu 5
menit (300 sekon). Pada ketinggian 45 cm diperoleh volume fluida sebesar 65ml,
ketinggian 35 cm diperoleh volume fluida sebesar 3 ml, dan ketinggian 25 cm
diperoleh volume fluida sebesar 1,8 ml. Kemudian praktikan menghitung laju
volume atau debit dari ketiga larutan tersebut dengan menggunakan rumus

ហੈ�ʡ婢
Q= ܽ ݇�

Setelah dilakukan perhitungan diperoleh laju volume dari masing-masing


larutan sebesar 0,02ml/s untuk larutan dengan ketinggian 45cm, 0,01ml/s untuk
larutan dengan ketinggian 35 cm dan 0,006ml/s untuk larutan dengan ketinggian
25cm. Dilihat dari hasil perhitungan tersebut terjadi perbedaan laju volume antara
air dengan ketinggian 45cm, 35 cm, dan 25 cm. Hal tersebut disebabkan oleh
perbedaan ketinggian saluran infus.

Laju volume fluida yang dihasilkan akan semakin besar jika posisi
peletakan botol infuse juga semakin tinggi. Berdasarkan literature yang ada
dikatakan laju aliran volume akan semakin tinggi jika peletakan botol infus
semakin tinggi. Semakin tinggi zat cair dalam wadah, maka akan semakin besar
juga tekanan zat cair itu, sehingga makin besar juga tekanan zat cair pada dasar
wadahnya.

Pada percobaan 2, praktikan menggunakan 3 macam variasi yaitu air biasa,


air garam dengan konsentrasi 0,03 M dan air garam dengan konsentrasi 0,06 M
yang dihitung volumenya berdasarkan waktu yang telah ditetapkan yaitu 300
sekon. Jenis ketiga larutan tersebut yaitu air biasa dengan lama waktu 300 sekon
diperoleh fluida dengan volume 4,8ml dan massa air 4,96 gram; air garam
konsentrasi 0,03M dengan lama waktu 300 sekon diperoleh fluida dengan volume
4 ml dan massa air 4,229 gram, serta air garam konsentrasi 0,06 M dengan lama
waktu 300 sekon diperoleh fluida dengan volume 4 ml dan massa air 4,279 gram.

Setelah dianalisis datanya, didapatkan hasil sebagai berikut.

1. Massa Jenis Fluida


Setelah konsentrasi pada ketiga larutan sudah diketahui, kemudian
praktikan menghitung massa jenis larutan yang digunakan. Massa jenis adalah
pengukuran massa setiap satuan volume benda. Semakin tinggi massa jenis suatu
benda, maka semakin besar pula massa setiap volumenya. Menghitung massa
jenis pada analisis data menggunakan rumus berikut ini :

ρ = m/V

Pada hasil perhitungan bagian analisis data menunjukkan bahwa massa


jenis air yang digunakan oleh praktikan sebesar 1,03 g/ml. Kemudian untuk
massa jenis air garam dengan konsentrasi 0,03M sebesar 1,05 g/ml dan untuk
massa jenis pada air garam dengan konsentrasi 0,06M yaitu sebesar 1,069 g/ml.

2. Laju Volume Fluida

Kemudian praktikan menghitung laju volume atau debit dari ketiga larutan
tersebut. laju volume atau debit dianalisis dengan menggunakan rumus berikut

Q = Volume/Waktu

Setelah dilakukan perhitungan, didapatkan laju volume dari masing-masing


larutan yaitu untuk larutan air sebesar 0,016ml/s, untuk air garam dengan
konsentrasi 0,03M sebesar 0,0133 ml/s dan untuk air garam dengan
konsentrasi 0,06M sebesar 0,0133 ml/s. Dilihat dari hasil perhitungan tersebut,
terjadinya perbedaan laju volume antara air biasa, air garam dengan konsentrasi
0,03M dan air garam dengan konsentrasi 0,06M.

Dalam percobaan ini air dikategorikan fluida tak viskos atau fluida yang
dapat mengalir dengan mudah, sedangkan larutan garam merupakan fluida viskos
atau fluida yang tidak mengalir dengan mudah. Pada percobaan ini laju volume
fluida pada air garam dengan konsentrasi 0,03 M dengan laju volume fluida pada
air garam dengan konsentrasi 0,06 M memiliki nilai yang sama. Hal ini
disebabkan oleh perbedaan konsentrasi garamnya. Hal ini tidak sesuai dengan
teori bahwa air yang tidak ada komponen yang terlarut menyebabkan laju
volumenya besar. Larutan garam memiliki zat terlarut yang berupa garam
menyebabkan laju volumenya lebih kecil daripada air. Adapun faktor yang
menyebabkan terjadinya kesalahan tersebut yaitu masih terdapatnya air pada
gelas ukur ketika akan mengukur volume tetesan pada jarum infus sehingga
volume air yang terbaca menunjukkan hasil yang sama yaitu 4 ml.

3. Tekanan Fluida

Praktikum ini menjelaskan mengenai cara kerja dari infus. Cara kerja dari
infus merupakan salah satu aplikasi dari tekanan zat cair.Tekanan adalah gaya
normal per satuan luas. Satuan SI untuk tekananan adalah pascal (Pa): 1 Pa= 1
N/m2. Dimana massa jenis fluida adalah ρ, ketinggian permukaan fluida dalam
kantong atau botol adalah h di atas posisi jarum dan g merupakan percepatan
gravitasi maka tekanan fluida dapat dirumuskan:

P=ρ.g.h

Tekanan yang disebabkan oleh fluida ketika masuk jarum tersebut


sebanding dengan ketinggian permukaan fluida di atas jarum. Pemasangan infus
harus memperhatikan tekanan darah pasien. Dimana tekanan infus harus lebih
tinggi dari tekanan darah pasien agar cairan infus mengalir ke dalam tubuh pasien.
Jika tekanan darah pasien lebih besar dari tekanan cairan infus maka yang terjadi
darah pasien akan mengalir melalui selang infus menuju kantong infus.

Hasil analisis data pada praktikum ini menghasilkan tekanan, ketinggian


yang pertama atau h1 menghasilkan tekanan sebesar 0,00454 kg/m3 dan untuk
ketinggian kedua atau h2 menghasilkan tekanan sebesar 0,00353 kg/m3 dan
ketinggian h3 menghasilkan tekanan sebesar 0,00252 kg/m3. Pada air garam
dengan konsentrasi 0,03M diperoleh P sebesar 0,00432 kg/m3. Untuk air garam
dengan konsentrasi 0,06 M diperoleh P sebesar 0,00436 kg/m3. Dari perolehan
data tersebut terlihat bahwa tekanan zat cair pada ketiga larutan tersebut
berbeda-beda yang dikarenakan massa jenis dari ketiga larutan tersebut juga
berbeda. Tekanan fluida yang dihasilkan akan semakin besar jika posisi peletakan
botol infuse juga semakin tinggi. Hal ini sesuai dengan teori bahwa semakin
tinggi penempatan posisi kantong infus, maka laju aliran volumenya juga akan
semakin tinggi. Semakin tinggi zat cair dalam wadah, maka akan semakin besar
tekanan zat cair itu, sehingga makin besar juga tekanan zat cair pada dasar
wadahnya.

4. Koefisien Viskositas
Viskositas dari suatu cairan adalah salah satu sifat cairan yang menentukan
besarnya perlawanan terhadap gaya geser. Viskositas terjadi karena interaksi
antara molekul-molekul cairan (Mochtar,1990).

Viskositas (kekentalan) fluida menggambarkan ketahanan fluida terhadap


renggangan geser. Dalam fluida Newtonian, gaya viskos sebanding dengan
dengan laju renggangan. Bila fluida mengalir dalam sebuah pipa silinder yang
berjari-jari R dan panjang L, laju volume total diberiakan oleh persamaan
poiseuille:

݇ η

Sehingga, ketika jarum pada infus mempunyai panjang L, jari-jari pada


lubang jarum adalah r dan berada pada posisi horizontal. Jika koefisien viskositas
fluida adalah η dan perbedaan tekanan adalah (p1-p2), dengan Q adalah laju
volume aliran, yaitu volume fluida yang melewati suatu titik per satuan waktu
maka persamaan Poisseuille dapat dituliskan sebagai berikut :

π ( − )
η=

Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan praktikan, nilai


koefisien viskositas ketiga larutan tersebut berbeda-beda.Hal ini disebabkan oleh
tegangan geser dan tegangan tarik yang keduanya merupakan tahanan
fluida .Untuk larutan air nilai koefisien viskositas sebesar 1,7 x 10-9 , untuk air
garam dengan konsentrasi 0,03 M diperoleh koefisien viskositas sebesar 2,06 x
10-9 , dan untuk air garam dengan konsentrasi 0,06 M diperoleh koefisien
viskositas sebesar 2,079 x 10-9. Nilai viskositas berbanding lurus dengan
konsentrasi larutan. Suatu larutan dengan konsentrasi tinggi akan memiliki
viskositas yang tinggi pula, karena konsentrasi larutan menyatakan
banyaknya partikel zat yang terlarut tiap satuan volume. Semakin
banyak partikel yang terlarut, gesekan antar partikel semakin tinggi dan
viskositasnya semakin tinggi pula.Jika nilai viskositas tinggi maka kecepatan
fluida dalam mengalir semakin kecil. Hal ini dikarenakan molekul-molekul yang
bergesekan akan sama besar sehingga gesekan itu sangat menghambat laju aliran
fluida. Dalam literatur dikatakan bahwa semakin kecil tegangan viskositas maka
akan akan mudah jatuh atau mengalir dan sebaliknya jika koefisien viskositasnya
besar maka sulit untuk jatuh atau mengalir.

F. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan oleh praktikan dapat
disimpulkan bahwa bahwa massa jenis air sebesar 1,03 g/ml, massa jenis air
garam dengan konsentrasi 0,03 M sebesar 1,05 g/ml, massa jenis air garam
dengan konsentrasi 0,06 M sebesar1,069 g/ml. Laju volume fluida atau debit
rata-rata pada air sebesar 0,016ml/s, laju volume fluida atau debit rata-rata air
garam dengan konsentrasi 0,03 M sebesar 0,0133 ml/s, laju volume fluida atau
debit rata-rata air garam dengan konsentrasi 0,06 M sebesar 0,0133 ml/s .
Koefisien viskositas air sebesar 1,7 x 10-9, koefisien viskositas rata-rata air garam
dengan konsentrasi 0,03 M sebesar 2,06 x 10-9 , koefisien viskositas rata-rata air
garam air garam dengan konsentrasi 0,06 M sebesar 2,079 x 10-9.

G. Daftar Pustaka

Soedradjat, S. 2011. Mekanika Fluida dan Hidrolika.Nova. Bandung : ITB Press.

Sosrodarsono. 2008. Hidrologi Untuk Pengairan. Jakarta : Penerbit Pradnya.

Suharto. 2004. Dinamika dan Mekanika untuk Perguruan Tinggi. Jakarta : Rineka
Cipta.

Wihantoro. 2006. Fisika Dasar Universitas. Purwokerto Universitas Jenderal


Soedirman.

Anda mungkin juga menyukai