Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM EPIDEMIOLOGI

“Mengolah Data Menggunakan Aplikasi ArcView”

Dosen Pembimbing :
Marlik, S.Si.,M.Si

Penyusun :
Aisyah Nur Firdaus
P27833117006
DIII/Semester 3 Kelas A

PRODI KESEHATAN LINGKUNGAN SURABAYA


POLTEKKES KEMENKES SURABAYA
TAHUN AJARAN 2018/2019
Prosedur Kerja
1. Menjalankan Program ArcView
a. Instalasi
Sebelum melakukan pengolahan data di aplikasi ArcView sebaiknya
melakukan instalisasi terlebih dahulu yaitu dengan cara berikut,
1. Mengunduh program ArcView di website
2. Jika sudah mendapatkan program aplikasi ArcView, maka double klik pada
file intallernya
3. Installer ArcView akan mengekstrak file program ke komputer
4. Setelah proses ekstraksi selesai, muncul kotak dialog ArcView Setup
5. Klik tombol Next
6. Selanjutnya muncul konfirmasi tentang lokasi folder untuk tempat
menginstall
7. Secara default, installer ArcView telah memilihkan lokasi folder
8. Anda dapat mengubah lokasi folder dengan mengklik tombol Browse
9. Proses instalasi akan berlangsung beberapa saat, tergantung spesifikasi
komputer yang digunakan
10. Setelah proses instalasi selesai akan muncul kotak dialog konfirmasi
11. Klik tombol Finish
b. Membuka Program ArcView
Ada beberapa cara untuk mulai menjalankan program ArcView
1. Dari menu START pilih All Programs, lalu pilih ArcView>ArcView
2. Dari Desktop double click ikon ArcView

3. Lalu klik OK
4. Klik Yes lalu muncul add theme > pilih folder yang berisi peta yang akan
digunakan

5. Klik pada kotak yang sudah diberi tanda panah diatas

6. Klik Open theme table > pilih Start Editing pada menu theme
7. Kemudian akan tampil jendela, pada jendela bagian akhir yang terdapat
data 0 hapus dengan menekan klik Edit > Delete Field
c. Data terakhir yaitu polly
1. Lalu tambahkan data dengan klik pada Edit > Add Field
Ganti nama Field sesuai dengan nama yang diingikan > Oke
 Klik menu edit sebelum entry data seperti yang terdapat tanda panah
 Letakkan kursor pada row yang akan dientry data

 Klik Theme > Stop Editing


 Lalu klik ikon tersebut (pada panah) untuk mengurutkan data

 Jika data sudah urut lalu blok daerah yang diinginkan dengan menekan
Shift > klik pada daerah yang diinginkan

 Akan muncul tampilan seperti ini


 Lalu klik minimize
 Klik New >Add Theme

 Pilih file dengan nama yang sama seperti file yang sudah dikerjakan
seperti pada tanda panah

 Akan muncul tampilan yang sama seperti peta yang sudah dikerjkan tadi
Klik Theme > Convert to Shapefile
Lalu Tentukan penyimpanan file yang akan dikerjakan, klik Yes

Akan muncul tampilan seperti ini


 Klik 2 kali pada kolom kotak seperti pada tanda bawah
Akan muncul tampilan seperti ini
Lalu atur dengan cara
Legend type > Graduated Colour
Classification Field > ISPA
Clasify > 3
Colour Ramps : sesuai dengan keinginan
Statitic > OK

Klik Apply
Tampilan seperti ini
Klik pada theme > autolabel
Label fields > Desa > Use theme’s text label placement properly> OK
Lalu akan muncul tampilan nama – nama desa

 Klik lagi pada gambar peta yang pertama


Klik theme > convert to shapefile
Pilih tempat penyimpanan untuk file yang akan dikerjakan > klik Yes
 Klik 2 kali pada file yang baru
Legend type > Dot
Classification Field > Debu
Dot legend 1 dot > 5.000000
Statistic > OK
Klik Apply

Setelah muncul tampilan seperti ini


 Lalu klik theme >auto label
Label field > desa
Label fields > Desa > Use theme’s text label placement properly> OK
Lalu akan muncul tampilan nama – nama desa
Prosedur Pembuatan Peta ISPA
1. Klik kolom kotak pada ISPA Kecamatan Bulak
Klik View > layout > tamplate manager > landscape inset > new layout > Oke

Akan muncul tampilan seperti ini


2. Jika tidak muncul inset seperti pada gambar ini maka pada gambar inset tersebut klik 2
kali > view 1
Beri judul sesuai dengan peta
Untuk mengubah judul klik 2 kali pada judul lalu tulis judul > OKE
3. Jika peta sudah sesuai dengan yang diinginkan maka klik file > export lalu pilih lokasi
penyimpanan file dan beri nama file untuk list files of type > JPEG > OK
Prosedur Pembuatan Peta Debu
1. Klik kolom kotak Ispa
Klik View > layout > tamplate manager > landscape inset > new layout > Oke
Jika tidak muncul inset seperti pada gambar ini maka pada gambar inset tersebut klik 2
kali > view 1
2. Beri judul sesuai dengan peta
Untuk mengubah judul klik 2 kali pada judul lalu tulis judul > OKE

3. Jika peta sudah sesuai dengan yang diinginkan maka klik file > export lalu pilih
lokasi penyimpanan file dan beri nama file untuk list files of type > JPEG > OK
Prosedur Pembuatan Peta Ispa dan Debu
1. Klik kolom kotak pada ISPA Bulak dan Debu Bulak
Klik View > layout > tamplate manager > landscape inset > new layout > Oke
2. Jika tidak muncul inset seperti pada gambar ini maka pada gambar inset tersebut
klik 2 kali > view 1
3. Beri judul sesuai dengan peta
Untuk mengubah judul klik 2 kali pada judul lalu tulis judul > OKE
4. Jika peta sudah sesuai dengan yang diinginkan maka klik file > export lalu pilih
lokasi penyimpanan file dan beri nama file untuk list files of type > JPEG > OK
Tampilan Peta ISPA dan Debu
HASIL
1. Tampilan Peta ISPA Di Kecamatan Bulak

Penjelasan :
Peta diatas menunjukkan bahwa penderita penyakit ISPA di kecamatan Bulak
kota surabaya pada tahun 2018, daerah yang berwarna gelap mengartikan daerah
yang banyak terdapat penderita, sehingga pada kecamatan bulak ini masih lebih
banyak orang yang tidak terkena penyakit Ispa.
2. Tampilan Peta DEBU Di Kecamatan Bulak
Penjelasan : pada peta tersebut menunjukkan bahwa kadar debu pada kecamatan
Bulak kota Surabaya tahun 2018 terdapat 4 desa dimana desa yang memeiliki
kadar debu paling banyak adalah desa sukolilo dimana hal ini dapat memicu akan
tingginya resiko penyaki Ispa pada daerah tersebut.

3. Tampilan Peta ISPA dan DEBU Di Kecamatan Bulak

Penjelasan : peta diatas menunjukkan bahwa terdapat 5 desa di kecamatan Bulak kota
Surabaya tahun 2018, yakni desa kedung cowel, desa Bulak, desa Kenjeran, Desa Komplek
Kenjera, dan desa sukolilo. Jumlah populasi yang paling tinggi adalah di desa Komplek
Kenjeran yakni sebanyak 260-396 populasi, dan daerah yang memiliki populasi etrendah
adalah desa kedung cowek yakni sebesar 157-207 populasi.

4.Tampilan Peta ISPA Di Kecamatan Kota Surabaya

Penjelasan : peta diatas menunjukkan jumlah populasi di kota surabaya dengan perbedaan
warna, yakni warna kuning jumlah penderita ialah 0-112 populasi seperti pada daerah sukolilo
dan sekitarnya, kemudian untuk warna oranye jumlah penderita ialah 113-276 populasi seperti
pada daerah kenjeran dan sekitarnya , sedangkan untuk warna merah jumlah penderita ialah
277-477 populasi seperti pada daerah benowo dan sekitarnya.

5.Tampilan Peta DEBU Di Kota Surabaya

Penjelasan : peta diatas menunjukkan bahwa kadar debu yang terdapat di kota surabaya
adalah paling banyak pada daerah bubutan dan sekitarnya. Hal ini menunjukkan tingginya
tingkat resiko warga pada daerah tersebut terkena penyakit Ispa. Sedangkan kecamatan di
kota Surabaya yang memiliki kadar debu paling rendah adalah daerah karangpilang dan
sekitarnya.

6.Tampilan Peta ISPA dan DEBU Di Kota Surabaya

Penjelasan : berdasarkan peta diatas menunjukkan bahwa populasi di kota surabaya tahun
2018 terdiri dari 31 kecamatan. jumlah populasi ditunjukkan dengan perbedaan warna, yakni
warna kuning jumlah penderita ialah 0-112 populasi seperti pada daerah sukolilo dan
sekitarnya, kemudian untuk warna oranye jumlah penderita ialah 113-276 populasi seperti
pada daerah kenjeran dan sekitarnya , sedangkan untuk warna merah jumlah penderita ialah
277-477 populasi seperti pada daerah benowo dan sekitarnya. kemudian kadar debu yang
terdapat di kota surabaya adalah paling banyak pada daerah bubutan dan sekitarnya. sehingga
daerah benowo dan sekitarnya memiliki tingkat resiko penyakit ispa paling tinggi di kota
Surabaya, dan daerah yang memuliki resiko oaling rendah akan resiko penyakit ispa adalah
daerah karang pilang dan sekitarnya.

Anda mungkin juga menyukai