Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem endokrin terdiri dari kelenjar endokrin tanoa duktus yang tersebar
diseluruh tubuh. Meskipun kelenjar-kelenjar endokrin secara anatomis tidak
berhubungan namun secara fungsional kelenjar-kelenjar tersebut membentuk suatu
sistem.Semua kelenjar endokrin melaksanakan fungsinya dengan mengeluarkan
hormone ke dalam darah dan terdapat banyak interaksi fungsional diantara berbagai
kelenjar endokrin.
Adapun fungsi keseluruhan sistem endokrin adalah sebagai berikut :
1) Mengatur metabolisme organic serta keseimbangan H2O dan
elektrolit, yang secara kolektif penting dalam mempertahankan lingkungan
internal yang konstan
2) Menginduksi perubahan adaptif untuk membantu tubuh
menghadapi situasi stress
3) Mendorong tumbuh kembang yang lancer dan berurutan
4) Mengontrol reproduksi
1.2 Rumusan masalah
1. Menjelaskan tentang Anatomi dan Fisiologi sistem endokrin
2. Menjelaskan tentang biokimia endokrin
3. Menjelaskan tentang hormone-hormon yang dihasilkan endokrin

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui struktur dan fungsi tubuh yang berkaitan dengan sistem
endokrin melalui anatomi dan fisiologi sistem endokrin
2. Agar kita dapat mengetahui istilah-istilah yang kurang dipahami dalam
bioimia endokrin.
3. Untuk mengetahui hormone-hormon yang dihasilkan endokrin

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Anatomi dan Fisiologi dan biokimia

System endokrin adalah suatu system yang bekerja dengan perantaraan zat-zat
kimia (hormon) yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin.Kelenjar endokrin merupakan
kelenjar buntu (sekresi interna) yang mengirim hasil sekresinya langsung masuk ke
dalam darah dan cairan limfe, beredar dalam jaringan kelenjar tanpa melewati duktus
(saluran).Hasil sekresinya disebut hormon, dan excresi hormonnya ke cairan intrasel
(tidak langsung ke pembuluh darah). Hormone ini masuk ke dalam darah dan dibawa
oleh system peredaran darah ke seluruh bagian tubuh.Sistem endokrin terdiri dari
kelenjar-kelenjar endokrin dan bekerja sama dengan system saraf, mempunyai peranan
penting dalam pengendalian kegiatan organ-organ tubuh. Meskipun darah menyebarkan
hormone ke seluruh tubuh namun hanya sel sasaran tertentu yang dapat berespon
terhadap masing-masing hormone, karena hanya sel sasaran yang memiliki reseptor
untuk mengikat hormone tertentu.Jadi setelah dikeluarkan, hormone mengalir dalam
darah ke sel sasaran di tempat yang jauh, tempat bahan ini mengatur atau mengarahkan
fungsi tertentu.
Kelenjar endokrin yang terdapat didalam tubuh adalah sebagai berikut :
 Kelenjar yang seluruhnya kelenjar endokrin
 Hypophysis (Glandula pituitaria)
 Glandula thyreoidea
 Glandula parathyreoidea
 Thymus
 Glandula pinealis
 Glandula suprarenalis
 Organ- organ yang dilengkapi dengam kumpulan sel-sel endokrin
Selain menjalankan tugas tertentu organ ini juga mengeluarkan hormone dari
bagian endokrinnya. Organ yang termasuk kedalam kelompok ini adalah :

2
 Pulau-pulau Langerhans di dalam pancreas
 Organ reproduksi atau gonad :
 Ovarium pada perempuan
 Testis pada laki-laki
 Gaster dari intestinal

I. HYPOPHYSIS
Kelejar hipofisis atau pituitaryadalah suatu kelenjar endokrin yang terletak di
dasar tengkorak (sela tursika) fossa os sfenoid. Besarnya kira-kira 10x13x6 mm dan
beratnya sekitar 0,5 gram. Kelenjar ini memegang peranan penting dalam menyekresi
hormone dari semua organ endokrin (sebagai pengatur), kegiatan hormone yang lain, dan
mempengaruhi pekerjaan kelenjar yang lain. Hipofisis dihubungkan dengan hipotalamus
oleh sebuah tangkai penghubung tipis.Fungsi hipofise dapat diatur oleh sususnan saraf
pusat melalui hypothalamus yang dilakukan oleh sejumlah hormone yang dihasilkan
hipotalamus.Hormone-hormon yang mengatur fungsi hipofise disebut hipophysiotropic
hormone dihasilkan ole sel-sel neorosekretori yang terdapat dalam hipotalamus.
Kelenjar hipofise mempunyai dua lobus, yaitu lobus anterior, dan lobus posterior.
1. Lobus anterior (adenohipofise), berasal dari kantong rathke ( dua tulang rawan ) yang
menempel pada jaringan otak lobus posterior , menghasilkan sejumlah hormone yang
bekerja sebagai pengendali produksi dari semua organ endokrin yang lain.
a. Hormon somatotropik ( growth hormone). Hormon pertumbuhan yang berfungsi
merangsang pertumbuhan tulang, jaringan lemak, dan visera penting pada
individu yang masih muda untuk pertumbuhan. Efek langsung ( efek anti-insulin)
memerlukan adanya kortisol untuk meningkatkan lipolysis dan glukosa darah.
Efek tidak langsung merangsang hati untuk membentuk somatomedin (
sekelompok peptida) untuk meningkatkan pertumbuhan tulang rawan dan
kerangka serta meningkatkan sintesis protein meningkatkan poliferasi sel.
Pengaturan sekresi GH dikendalikan oleh system saraf pusat. Stress, gerak badan,
suhu dingin, anesthesia, pembedahan, dan perdarahan akan meningkatkan sekresi.
b. Hormon tirotropik, thyroid stimulating hormone (TSH) mengendalikan kelenjar
tiroid dalam menghasilkan hormone tiroksin. Sel-selnya besar dan berbentuk

3
polyhedral mengandung granula kecil yang berdiameter 50-100 nm. Fungsinya
menstimulasi pembesaran tiroid, menambah uptake yodium, dan menambah
sintesis tiroglobulin. Hormone-hormon dari kelenjar tiroid menyebabkan
menurunnya jumlah sel-sel tirotropik yang merupakan reseptor terhadap thyroid
releasing factor (TRF) menyebabkan menurunnya sekresi hormone TSH.
c. Hormon adrenokortikotropik ( ACTH) mengendalikan kelenjar suprarental dalam
menghasilkan kortisol yang berasal dari korteks kelenjar suprarenal. Selnya
mengandung granul sekretori berdiameter 375-550 nm, merupakan yang terbesar
ditemukan dalam sel-sel hipofisis. Se l ini menyintesis hormone ACTH dan beta
lipoprotein, diproduksi dan disimpan dalam sel basophil hipofise anterior,
mempunyai efek terhadap supraren dan ekstraadrenal.
d. Hormon gonadotropin , menghasilkan :
- Follicle stimulating hormone (FSH) yang memiliki fungsi berbeda pada
wanita dan pria. Pada wanita, hormone ini merangsang pertumbuhan dan
perkembangan folikel ovarium, tempat berkembangnya ovum atau sel telur.
Hormone ini juga mendorong sekresi hormone estrogen dan ovarium. Pada
pria FSH diperlukan untuk produksi sperma.
- Luteinzing hormone (LH) juga berfungsi berbeda pada wanita dan pria. Pada
wanita LH berperan dalam ovulasi dan luteinisasi (yaitu, pembentukan korpus
luteum penghasil hormone di ovarium setelah ovulasi). LH juga mengatur
sekresi hormone-hormon seks wanita, estrogen dan progesterone, oleh
ovarium. Pada pria hormone ini merangsang sel interstisium leydig di testis
untuk mengeluarkan hormone seks pria, testosterone, sehingga hormone ini
memiliki nama alternative interstitial cell-stimulating hormone (ICSH)
- Prolactin (PRL) meningkatkan perkembangan payudara dan produksi susu
pada wanita. Fungsinya pada pria belum jelas, meskipun bukti menunjukan
bahwa hormone ini mungkin merangsang produksi reseptor LH di testis.
Selain itu, studi-studi terakhir mengisyaratkan bahwa prolactin mungkin
meningkatkan system imun dan menunjang pembentukan pembuluh darah
baru di tingkat jaringan pada kedua jenis kelamin – kedua efek ini sama sekali
tidak berkaitan dengan perannya dalam fisiologi reproduksi.

4
2. Lobus Posterior (neurohipofisis)
Lobus posterior hipofise terdiri dari jaringan saraf dan karenanya juga dinamai
neurohipofisis, berasal dari evaginasi atau penonjolan dasar ventrikel otak ketiga,
menghasilkan dua macam hormone :
- Vasopresin atau arginen vasopressin (APV), hormone anti-diuretik (ADH)
yang bekerja melalui reseptor-reseptor tubulus distal ginjal, menghemat air,
mengonsentrasi urine dengan menambah aliran osmotic dari lumina-lumina ke
intestinum medular yang membuat kontraksi otot polos. Dengan demikian
ADH memelihara konstannya osmolaritas dan volume cairan dalam tubuh.
- Oksitosin merangsang kontraksi otot polos uterus untuk membantu
mengeluarkan janin selama persalinan, dan hormone ini juga merangsang
penyemprotan (ejeksi) susu dari kelenjar mamaria (payudara) selama
menyusui. Sekresi oksitosin ditingkatkan oleh refleks-refleks yang terpicu
ketika bayi menghisap payudara. Selain kedua efek fisiologik utama tersebut,
oksitosin terbukti juga mempengaruhi berbagai perilaku, terutama perilaku
ibu. Sebagai contoh, hormon ini meningkatkan ikatan batin antara ibu dan
bayinya.
-
II. KELENJAR TIROID
Kelenjar tiroid merupakan kelenjar yang terletak di dalam leher bagian bawah
melekat pada tulang laring, sebelah kanan depan trakea, dan melekat pada dinding
laring. Kelenjar ini terdiri dari dua lobus (lobus dekstra dan lobus sinsitra ), saling
berhubungan, masing-masing lobus tebalnya 2 cm, panjang 4 cm, dan lebar 2,5 cm.
kelenjar tiroid menghasilkan hormone tiroksin.Pembentukan hormone tiroid
bergantung pada jumlah yodium eksogen yang masuk ke dalam tubuh sumber utama
untuk memelihara keseimbangan yodium dalam makanan dan air minum.
Struktur mikroskopis kelenjar ini terdiri dari folikel seperti kelenjar asiner, berdinding
selapis sel, bila sedang aktif berbentuk kuboid yang tinggi.Bila sedang istirahat sel ini
pipih bagian tengah asiner terisi koloid senyawa tiroglobulin, tirosin dan hormone
tiroksin pada lenjar tiroid.Sekresi hormone tiroid memerlukan bantuan TSH untuk
endositosiskoloid oleh mikrovili, enzim proteolitik untuk memecahkan ikatan

5
hormone T3 (triiodothyronine) dan T4 (tetraidothyronine) dari trigobulin dan
melepaskan T3 dan T4 ke peredaran darah.
Distribusi dalam plasma terikat pada protein plasma proteinbound iodine (PBI),
sebagian besar PBI T4, sebagian kecil PBI T3 terikat pada protein jaringan yang
bebas dalam keadaan keseimbangan. Reaksi yang diperlukan untuk sintesis dan
sekresi hormone tiroid :
1. Transport yodium dari plasma ke dalam tiroid dan lumen dari folikel- folikel,
proses ini dibantu oleh thyrotrop stimulating hormone (TSH).
2. Dalam kelenjar yodium tiroid dioksidasi sehingga menjadi yodium yang aktif dan
dibantu oleh TSH.
3. Idiotirosin mengalami perubahan kondensasi oksidatif dengan bantuan
peroksidase. Reaksi ini terjadi dalam molekul triglobulin membentuk idiotironin
di antaranya T4 (tetraiodotironin) dan T3 (triidotironin) yang terikat pada tirosin,
dalam kelenjar tirod dalam bentuk tirosin.
4. Tahap terakhir, pelepasan iodotironin bebas ke dalam darah. Setelah triglobulin
dipecah melalui hidrolisis, T4 dan T3 dalam kelenjar tiroid dapat lepas dalam
darah.

Efek T3 dan T4 :
1. Kalorigenik :
a. Meningkatkan konsumsi oksigem di semua jaringan kecuali pada orang
dewasa (otak, limpa, hipofisis, anterior, testes, uterus, dan kelenjar limfe)
b. Bergantung pada banyak katekolamin
c. Merangsang metabolism zat dalam sel glikogenolisis dalam sel hati
katabolisme protein dan lemak pada tulang dan otot.
d. Meningkatkan produksi panas.
2. Pertumbuhan dan perkembangan :
a. Merangsang sekresi growth hormone (GH)
b. Memperkuat efek GH
c. Mempengaruhi sel-sel saraf, perkembangan mental pada anak balita dan
janin.

6
Sel-sel dari folikel tiroid menyebabkan yodium dalam bentuk yodida
yang diserap dari pembuluh kapiler terdapat di sekeliling setiap folikel.Yodida
yang diserap akan bergabung dengan protein membentuk tiroglobulin yang
akan disekresi ke dalam lumen dari setiap folikel dan membentuk koloid.
Tirogobulin diuraikan oleh enzim proteolitis menjadi tiroksin, merupakan
salah satu hormone dari kelenjar tiroid. Di dalam pembuluh darah tiroksim
akan berkaitan dengan molekul protein

a. Fungsi Hormon Tiroid :


1. Mempengaruhi pertumbuhan dan maturasi (pematangan) jaringan
tubuh, penggunaan energy total.
2. Mengatur kecepatan metabolism tubuh dan memengaruhi beberapa
reaksi metabolic dalam tubuh.
3. Menambah sintesis asam ribonukleus (RNA) dan protein, suatu
aksi yang mendahului meningginya basal metbolisme.
4. Dalam konsentrasi tinggi, balans nitrogen negative dan sintesis
protein berkurang.
5. Menambah produksi panas dan menyimoan energy pada
konsentrasi hormone tiroid yang tinggi.
6. Absropsi intestinal glukosa bertambah lancer oleh hormone tiroid,
memungkinkan factor toleransi glukosa yang abnormal sering,
ditemukan pada hipertiroidsme.

b. Fungsi Tiroksin :
1. Tiroksin mempengaruhi proses okdidasi dalam tubuh sehingga
memengaruhi metabolism didalam tubuh.
2. Tiroksin berperan penting dalam pertumbuhan pada masa
kanak-kanak dan perkembangan mental
3. Koloid yang terdapat dalam gelembung tiroid menjadi tempat
penyimpanan yodium untuk pertumbuhan.

7
4. Tiroksin mempengaruhi stimulais system saraf.
5. Tiroksin memelihara kesehatan kulit dan rambut

Produksi yang berlebihan


Produksi yang berlebihan (pada orang dewasa) mengakibatkan
penyakit tiroroksikosis, peyakit ini juga dikenal dengan nama
penyakit grave. Gejala penyakit tiroksikosis antara lain :
1. Nilai metabolisme basal tinggi
2. Suhu tubuh meningkatkan dan produksi keringat bertambah
3. Jumlah denyut nadi meningkat
4. Timbul rasa terharu, gugup, atau ketakutan
5. Bola mata menonjol (eksoftalmus)
6. Napsu makan biasanya baik, tetapi penderita menjadi lebih
kurus.

Produksi yang Kurang

1. Pada orang dewasa


Mengakibatkan penyakit miksedema dengan gejala-gejala:
badan gemuk walaupun nafsu makan jauh berkurang; kulit
menjadi kasar dan seolah-olah bengkak atau sembab ;
kehilangan kecerdasan otak; nilai metabolism basal
menjadi rendah.
2. Pada anak-anak
Menimbulkan kretinisme.Anak-anak yang menderita
kretinisme kurang akal dan bodoh seta pertumbuhan
terhambat.

III. KELENJAR PARATIROID


Kelenjar paratiroid terletak diatas selaput yang membungkus kelenjar
tiroid.Terdapat dua pasang (4 buah) terletak di belkaang tiap lobus dari kelenjar

8
tiroid, dua sebelah kiri dan dua sebelah kanan.Besarnya setiap kelenjar kira-kira
5x5x3 mm dengan berat antara 25-30 mg berat keseluruhan lebih kurang 120 mg.
Kelenjar tiroid menghasilkan hormone paratiroksin yaitu suatu peptida, terdiri
dari 84 asam amino. Dalam melaksanakan kerjanya kelenjar tiroid diatur dan diawasi
secara langsung oleh kelenjar hipofise. Produksi hormone paratiroid akan meningkat
apabila kadar kalsium di dalam plasma menurun dalam keadaan fisiologis normal.
Kadar kalsium dalam plasma berada dalam pengawasan homeostatic dalam batas
yang sangat sempit.Pengawasan ini dipengaruhi oleh perubahan diet setiap hari dan
pertukaran mineral antara tulang dengan darah.
Mineral lain selain kalsium yang mempengaruhi fungsi kelenjar paratiroid
adalah magnesium di dalam darah atau sebaliknya.
Fungsi kelenjar paratiroid :
1. Memelihara konsentrasi ion kalsium plasma dalam batas yang sempit
meskipun terdapat variasi-variasi yang luas
2. Mengontrol ekskresi kalsium dan fosfor oleh ginjal, mempunyai efek
terhadap reabsorbsi tubuler dari kalsium dan sekresi fosfor
3. Mempercepat absorpsi kalsium di intestinum.
4. Jika pemasukan kalsium berkurang, hormone paratiroid menstimulasi
resorpsi tulang sehingga menambah kalsium dalam darah.
5. Dapat menstimulasi transpor kalsium dan fosfat melalui membrane dari
mitokondria

Fungsi Ion Kalsium :

1. Penting dalam cairan intrasel dan ekstrasel\


2. Komponen utama dalam tulang
3. Penting dalam pembekuan darah dan kegiatan berbagai system enzim
4. Penglepasan kalsiu (Ca) intrasel untuk mengaktifkan sel ( proses sekresi
dan kontraksi otot)
5. Kalsium ekstrasel mengadakan perubahan kecil pada konsentrasi untuk
perubahan kepekaan sel (hipokalsemia) yang menimbulkan epilepsy dan
tetani.

9
IV. THYMUS
Kelenjar timus terletak dalam rongga mediastinum di belakang os sternum, di
dalam rongga toraks, kira-kira setinggi bifukasi trachea.Warnanya kemerah-merahan
dan terdiri dari dua lobus. Pada bayi baru lahir sangat kecil dan beratnya kira-kira 10
gram, ukurannya bertambah setelah masa remaja antara 30-40 gram dan setelah
dewasa akan mengerut.
Kelenjar timus menginduksi diferensiasi sel induk limfosit yang mampu
berpartisipasi dalam reaksi kekebalan. Di antara bukti tentang adanya aktivasi
endokrin pada timus ialah kenyataan bahwa timus peka terhadap hormone
tiroid.Mengecilnya ukuran timus sementara kedewasaan kelamin tercapai disebabkan
oleh hambatan yang diberikan oleh steroid gonald. Steroid adrenal juga menghambat
timus, pengaruh ini dipakai sebagai parameter untuk kortikosteroid
Kelenjar timus adalah suatu sumber dari sel yang mempunyai kemampuan
imunologis. Sumber hormone timus mempersiapkan proliferasi dan maturasi sel-sel
yang mempunyai kemampuan potensial imunologis dalam jaringan lain. Setelah
dewsa pertumbuhan akan berkurang sehingga mengurangi aktivitas kelamin.
Fungsi kelenjar timus :
1. Suatu sumber sel yang mempunyai kemampuan imunologis.
2. Sumber hormone timik yang mempersiapkan proloferasi dan maturasi sel-
sel yang mempunyai kemampuan potensial imunologis dalam banyak
jaringan lain.
3. Mengurangi aktivitas kelamin.

Kelainan pada kelenjar timus :

1. Hiperplasia : ditandai dengan adanya limfoid folikel di dalam medula.


Dalam keadaan normal, tidak terdapat folikel limfoid. Ini merupakan
kelainan autoimun, reaksinya mempengaruhi daya imun.

10
2. Tumor timoma :Neoplasmanya adalah sel epitel, ada yang jinak da nada
yang ganas, mempunyai sel epitel neoplastic. Tumot menekan alat
sekelilingnya menimbulkan sesak napas, batuk, dan nyeri menelan.
V. KELENJAR SUPRARENALIS
Kelenjar suprarenalis atau adrenal berbentuk ceper terdapat pada bagian atas
dari ginjal.Beratnya kira-kira 5-9 gram berjumlah dua buah sesuai dengan jumlah
ginjal.Kelenjar ini terdiri dari dua bagian yaitu bagian luar (Korteks) yang berasal
dari sel-sel mesodermal, bagian dalam disebut medula yang berasal dari sel-sel
ectodermal.Berdasarkan perbedaan dari zat yang dihasilkan, fungsi dan peranan
dalam mengatur kehidupan sel di dalam tubuh juga berbeda.
Bagian korteks menghasilkan hormone-hormon yang dikatagorikan sebagai
hormone steroid, sedangkan bagian medula menghasilkan katekolamim.
Kelenjar suprarenalis dibagi atas :
1. Korteks adrenal. Bagian luar berwarna kekuning-kuningan yang
menghasilkan kortisol, disebut korteks yang terdiri dari sel-sel epitel yang besar
berisi lipoid yang disebut foam cells, terdiri ari zona glomerulosa( lapisan luar),
zona fasikulata ( lapisn tengah yang paling besar) , zona retikularis (lapisan
dalam langsung yang mengelilingi medulla). Pemeliharaan struktur tubuh dan
aktivitas sekresi dari korteks suprarenal dipengaruhi oleh hormone
adrenokortikotropin (ACTH) dari lobus anterior hipofise. Korteks adrenal
menghasilkan hormone :
a. Kortikosteroid (kortikoid), mengandung struktur dasar nucleus. Faal
dari kostikostiroid memproduksi sekitar 30 jenis kortikostiroid, tetapi
hanya beberapa yang mempunyai aktivitas biologis yang jelas.
Pengaturan sekresi glukokortikoid, sekresinya dirangsang oleh ACTH
dari adenohipofise melalui pengaruh trofiknya ACTH,
mempertahankan struktur dan perdarahan korteks adrenal terutama
zona fasikulata dan zona retikularis. Sekresi ACTH diatur oleh :
1) Menakisme umpan balik negative kortisol dan kortikosteron
langsung pada produksi ACTHdi adenohipofisis melalui
hipotalamus.

11
2) Sekresi ACTH pagi hari meningkat dan menurun pada malam
hari.
3) Sters meningkatkan sekresi ACTH dan sekresi kortisol.

Fungsi glukokortikoid :

1) Meningkatkan kegiatan metabolism berbagai zar dalam tubuh:


meningkatkan glikogenesis dan glikogenesis di dalam sel hati,
meningkatkan katabolisme protein terutama di otot dan tulang,
meningkatkan sintesis GNA dan RNA di dalam sel hati,
menahan ion Na dan ion Cl, meningkatkan sekresi ion K di
ginjal, meningkatkan lipolysis jaringan perifer, deposit lemak
di abdomen, leher, dan wajah.
2) Menurunkan ambang rangsang neuron-neuron susunan saraf
pusat
3) Menggiatkan sekresi asam lambung.
4) Menguatkan efek noradrenalin terhadap pembuluh darah,
merendahkan permeabilitas dinding pembuluh darah.
5) Menurunkan daya tahan tubuh terhadap infeksi, menghambat
pembentukan antibody
6) Menghambat penglepasan histamine dalam reaksi alergi,
seringkali dipakai untuk mengatasi syok anafilatik bersama
dengan pemberian adrenalin
b. Mineralokortikoid
Hormone mineralkortikoid terdiri atas aldosterone dan
deoksikortikosteron ( DOC ). Kedua hormone ini berperan penting
dalam keseimbangan elektrolit dan air di dalam tubuh.
Kadar natrium dalam darah ditentukan dan kalium yang berlebihan
dibuang melalui urine.
c. Hormon kelamin
Korteks adrenal juga menghasilkan sedikit hormone kelamin pada
laki-laki dan perempuan untuk pertumbuhan dan perkembangan sifat

12
kelamin.Hormone tersebut adalah androgen, estrogen dan
progesterone.Kadar hormone yang dihasilkan sedikit sehingga tidak
memberikan dampak yang buruk. Namun jika kadar hormone tersebut
bertambah, sifat kelamin sekunder akan berubah.
i. Sekresi berlebihan pada masa anak-anak keadaan ini akan
mempercepat perkembangan kelamin atau perkembangan
tersebut terjadi lebih awal dari pada biasa dan anak tersebut
akan mencapai masa pubertas lebih awal daripada seharusnya.
ii. Sekresi berlebih pada masa dewasa.
Keadaan ini biasanya terjadi karena kelebihan hormone
androgen (Hormon laki-laki) pada perempuan. Perempuan
tersebut akan menunjukan sifat laki-laki, misalnya tumbuh
janggut dan kumis. Kondisi seperti ini dikenal sebagai
virilisma.

2. Medula
Terdiri dari sel-sel yang menghasilkan hormone epinefrin dan hormone
norepinefrin yang mengandung sel-sel ganglion simpatis dan kelenjar medula
adrenal.Kelenjar medula adrenal dapat membentuk dan melepaskan adrenalin di
samping noradrenalin.Dalam medula adrenal norepinefrin dibuha oleh enzim
yang dirangsang oleh kortisol.Pada dasarnya katekolamin (adrenallin) dan
noradrenalin terbentuk melalui suatu hidroksilasi dan dekarboksilasi asam amino
fenilanin dan tirosin.Tirokisn ditanspor ke dalam sel untuk menyekresi
katekolamin ditosin.
Fungsi epinefrin dan norepinefrin :
a. Terhadap system kerdiovaskuler ( jantung )
i. Epinefrin menyebabkan vasodilatasi arteriole dari otot tulang dan
vasokontriksi arteriole dari kulit. Sebagai stimulus untuk aksi
jantung, menambah frekuensi dan kontraksi otot jantung, dan
memperbesar curah jantung.

13
ii. Norepinefrin vasokontriksi dan hormone ini menyebabkan
tekanan darah meninggi, sangat berguna untuk memperbaiki
keadaan syok yang bukan disebabkan oleh perdarahan.
b. Terhadap otot polos dari visera. Epinefrin menyebabkan relaksasi oto
polos gaster, usus, dan vesika urinaria, otot polos bronkus sehingga
sebagai terapi serangan asam bronchial.
c. Efek metabolic epinefrin :
i. Dalam hepar menstimulasi pemecahan glikogen, suatu aksi yang
menaikan kadar gula darah melalui penambahan (adenosine
monofosfat) AMP
ii. Dalam otot menambah pemecahan glikogen juga melalui
penambahan AMP
iii. Dalam jaringan lemak mempunyai efek lipolysis yang mengakibatkan
pelepasan asam amino dan gliserol dalam darah. Asam lemak
sebagai bahan pembakar dalam otot dan di hati untuk
gluconeogenesis.
iv. Dalam pancreas menghalangi pelepasan insulin
v. Keadaan darurat epinefrin dipakai untuk melepas asam lemak dari
jaringan menjadi bahan pembakar dalam otot, mobilisasi glukosa
dengan menambah glikogenolisis dan gluconeogenesis dalam
hepar, dan mengurangi uptake glukosa dalam otot, mengurangi
pelepasan insulin menghindarkan pemakaian glukosa oleh jaribgab
perifer sehingga dipakai oleh system saraf sentral.

VI. KELENJAR PIENALIS


Kelenjar pienalis (epifise) ini terdapat dalam ventrikel otak, berbentuk kecil dengan
warna merah seperti sebuah cemara.Kelenjarna menonjol dari mensefalon ke atas dan
ke belakang kolikus superior.Fungsinya belum diketahui dengan jelas. Kelenjar in
menghasilkan sekresi interna dalam membantu pancreas dn kelenjar kelamin berperan
penting dalam mengatur aktivitas seksual dan reproduksi manusia.

14
Glandula pienalis diatur oleh isyarat syaraf yang ditimbulkan oleh cahaya yang
terlihat oleh mata, menyekresi melatonin, dan zat lain yang serupa melewati aliran
darah atau cairan ventrikel III ke glandula hipofise anterior menghambat sekresi
hormone gonadotropin, dan gonad menjadi terhambat lalu berinvolusi
Mekanisme kerja insulin :
1. Meningkatkan transport glukosa dalam sel/jaringan tubuh
2. Meningkatkan transport asam amino ke dalam sel
3. Meningkatkan sintesis protein di orak dan hati
4. Menghambat kerja hormone yang sensitive terhadap lipase dan meningkatkan
sintesis lipida.
5. Meningkatkan pengambilan kalsium dari cairan sekresi.

VII. KELENJAR PANKREAS (Pulau Langerhans)


Pancreas adalah suatu alat tubuh yang agak panjang terletak retroperitoneal dalam
abdomen bagian atas, di depan vertebrae lumbalis I dan II. Kepala pancreas terletak
dekat kepala duodenum, sedangkan ekornya sampai ke lien.Pancreas mendapat darah
dari arteri linealis dan arteri mesenterika superior.
Pancreas menghasilkan dua kelenjar aitu kelenjar endokrin dan kelenjar eksokrin. -
Diantara sel-el eksokrin di seluruh pancreas tersebar kelompok-kelompok atau
“pulau”, sel endokrin yang dikenal sebagai pulau (islets) Langerhans. Pulau-pulu
Langerhans berbentuk oval tersebar di seluruh pancreas. Dalam tubuh manusia
terdapat 1-2 juta pulau-pulau Langerhans yang dibedakan atas granulasi dan
pewarnaan, setengan dari sel ini menyekresi hormone insulin
Dalam tubuh manusia normal pulau Langerhans menghasilkan empat jenis sel :
1. Sel-sel A (alfa) sekitar 20-40 % memproduksi glucagon menjadi factor
hiperglikemik, mempunyai anti-insulin aktif
2. Sel-sel B (beta) 60-80% fungsinya membuat insulin
3. Sel-sel D 5-15 % membuat somatostatin
4. Sel-sel F 1% mengandung dan menyekresi pankreatik polipeptida.

Insulin merupakan protein kecil terdiri dari dua rantai asam amino, satu sama lainnya
dihubungkan oleh ikatan disulfide. Sebelum dapat berfungsi ia harus berikatan
15
dengan protein reseptor yang besar dalam membrane sel. Sekresi insulin dikendalikan
oleh kadar glukosa darah.

Mekanisme kerja insulin :

1) Insulin meningkatkan transport glukosa ke dalam sel/jaringan tubuh kecuali otak,


tubulus ginjal, mukosa usus halus, dan sel darah merah. Masuknya glukosa adalah
suatu proses difusi, karena perbedaan konsentrasi glukosa bebs antara luar sel dan
dalam sel
2) Meningkatkan transport asam amino ke dalam sel.
3) Meningkatkan sintesis protein di otak dan hati.
4) Menghambat kerja hormone yang sensitive terhadap lipase, meningkatkan sintesis
lipida.
5) Meningkatkan pengambilan kalsium dari cairan sekresi.

Kekurangan insulin dapat menyebabkan kelainan yang dikenal dengan diabetes


mellitus, yang mengakibatkan glukosa tertahan di luar sel (cairan ekstraseluler),
mengakibatkan sel jaringan mengalami kekurangan glukosa/ energy dan akan
merangsang glikogenolisis di sel hati dan sel jaringan.

VIII. KELENJAR KELAMIN


Kelenjar gonad yaitu testis pada pria dan ovarium pada wanita, mempunyai fungsi
endokrin dan reproduksi.Sebagai kelenjar endokrin, testis menghasilkan hormone
seks yaitu androgen dan sperma.Sedangkan ovarium menghasilkan estrogen dan
progesterone serta memproduksi sel telur.
Gonad dan kelenjar-kelenjar aksesori pada waktu lahir mempunyai ukuran yang lebih
kecil dan tidak berfungsi. Pada masa pubertas kelenjar gonad menjadi aktif dan sifat
kelamin sekunder mulai Nampak, terjadi peningkatan sekresi gonadotropin ( FSH dan
LH) yang merangsnag perkembangan dan produksi kelenjar Gonad. Peningkatan
sekresi FSH dan LH disebabkan kepekaan hipotalamus terhadap inhibisi (hambatan)
steroid menurun.
Fungsi reproduksi pria dapat dibagi menjadi tiga golongan :

16
1) Spermatogenesis untuk pembentukan sperma
2) Pelaksanaan keja seksual
3) Pengaturan fungsi seksual pria oleh berbagai hormon ( fungsi endokrin )yang
berhubungan dengan fungsi reproduksi, efek hormone seks pria pada organ seks
tambahan, metabolisme sel dan fungsi tubuh lain.
1. Testis :
Testis meghasilkan beberapa hormone seks pria yang bersama-sama dinamakan
androgen. Salah satu diantaranya adalah testoteron yang lebih banyak dan lebih
kuat dari yang lainnya, serta bertanggungjawab pada efek hormone pria.
Testosterone dibentuk oleh sel interstisial leyding yang terletak pada interstisial
antara tubulus seminalis. Sekresi androgen (Hormon seks pria) , misalnya kelenjar
adrenal menyekrsi androgen dalam keadaan normal tidak menyebabkan sifat
maskulinisasi yang bermakna.
Fungsi Endokrin testis :
1) Testis janin dapat menurun hingga trimester ke -3 kehamilan, mensintesis
androgen pada minggu ke-6 sampai 8 (maksimum minggu 11-18),
menghasilkan testosterone.
2) Pada janin testosterone diperlukan untuk diferensiasi genitalia interna dan
eksterna laki-laki.
3) Pada pria dewasa untuk perkembangan dan memperthankan ciri-ciri seks
sekunder pria serta spermatogenesis.

Testoteron bertanggung jawab untuk perkembangan sifat kelamin sekunder bagi


laki-laki. Sifat ini termasuk :

1) Perubahan pada larynx – suara menjadi pecah dan lebih dalam ( suara laki-
laki)
2) Pertumbuhan rambut di bagian muka ( janggut dan kumis), dan rambut ketiak
serta pelvis.
3) Sifat pembentukan tubuh mengambil bentuk susunan laki-laki
4) Organ kelamin laki-laki membesar.

17
2. Ovarium :
Hormone perempuan yang dihasilkan dalam ovarium adalah estrogen dan
progesterone .
1) Estrogen :
Estrogen alami yang menonjol adalah estradiol.Ovarium hanya membuat
estradiol yang merupakan produk degradasi steroid-steroid pada wanita yang
tidak hamil.Selama kehamilan estrogen diproduksi oleh plasenta.Estrogen
beredar terikat pada protein plasma.Urine wanita hamil banyak mengandung
estrogen yang dihasilkan oleh plasenta. Mekanisme aksi estrogen mengatur
ekspresi gen tertentu dalam sel yang bekerja sebagai sasaran. Khasiat
umumnya sebagai perangsang DNA melalui RNA sehingga terjadi
peningkatan sintesis protein. Khasiat khususnya :
a. Serviks : produksiestradiol meningkatkan fase folikuler sekresi getah
serviks dalam mengubah konsentrasi getah pada saat ovulasi.
b. Vagina : estradiol menyebabkan perubahan selaput vagina, meningkatkan
produksi getah dan odar glikogen, meningkatkan produksi asam laktat
nilai pH menjadi rendah sehingga memperkecil terjadinya infeksi,
mempersiapkan spermatozoa dalam genitalia wanita agar dapar menembus
selubung ovum.

2) Progesteron :
LSH dari hypophysis menstimulasi seksresi progesterone.Sturuktur yang
menghasilkan progesteron adalah corpus luteum yang berasal dari folikel de
graff. Progesteron merupakan hormone yang bertanggung jawab pada masa
kehamilan.Hormone ini menyebabkan terjadinya kehamilan dan
mengembangkan pertumbuhan plasenta.
Pada perempuan hamil sumber progesterone pada tahap awal kehamilan
(hingga bulan keempat) adalah corpus luteum.Setelah itu sumber progesterone
adalah sel-sel didalam plasenta.

18
Hormone kelamin perempuan dan laki-laki adalah hormone penting dan yang
dapat digunakan sebagai obat pada beberapa penyakit.

2.2 BIOKIMIA SISTEM ENDOKRIN

A. Kimia system endokrin

Klasifikasi dan Fungsi Hormon


Berdasarkan hakikat kimianya, hormon dapat diklasifikasikan menjadi 3, yaitu hormon
peptida dan protein, steroid, dan turunan tirosin. Zat kimia lain yang kerjanya menyerupai
hormon antara lain bradikinin, eritropuitin, histamin, kinin, renin, prostaglandin, dan hormon
thymic.
Sifat Hormon
Semua hormon umumnya memperlihatkan adanya kesamaan sifat, yakni:
1. Hormon polipeptida biasanya disintesis dalam bentuk prekursor yang belum aktif
(prohormon), contohnya proinsulin.
2. Sejumlah hormon dapat berfungsi dalam konsentrasi yan sangat rendah dan sebagian
hormon berumur pendek.
3. Beberapa jenis hormon (misalnya adrenalin) dapat segera bereaksi dengan sel sasaran,
sedangkan hormon yang lain (contohnya estrogen dan tiroksin) bereaksi secara lambat.
4. Pada sel sasaran, hormon akan berikatan dengan reseptornya
5. Hormon kadang-kadang memerlukan pembawa pesan kedua.
Organ Endokrin
1. Kelenjar Pituitari
Kelenjar pituitari ini dikenal sebagai master of glands (raja dari semua kelenjar) karena
pituitari itu dapat mengkontrol kelenjar endokrin lainnya. Sekresi hormon dari kelenjar pituitari
ini dipengaruhi oleh faktor emosi dan perubahan iklim. Pituitari dibagi 2 bagian, yaitu anterior
dan posterior. (Oehlmann, 2003).
2. Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid adalah salah satu dari kelenjar endokrin terbesar pada tubuh manusia.
Kelenjar ini dapat ditemui di leher. Kelenjar ini berfungsi untuk mengatur kecepatan tubuh
membakar energi, membuat protein dan mengatur kesensitifan tubuh terhadap hormon lainnya.
Kelenjar tiroid dapat distimulasi dan menjadi lebih besar oleh epoprostenol.

19
3. Kelenjar Paratiroid
Ada 2 jenis sel dalam kelejar paratiroid, ada sel utama yang mensekresi hormon paratiroid
(PTH) yang berfungsi sebagai pengendali keseimbangan kalsium dan fosfat dalam tubuh melalui
peningkatan kadar kalsium darah dan penuurunan kadar fosfat darah dan sel oksifilik yang
merupakan tahap perkembangan sel chief. (Oehlmann, 2003).
4. Timus
Kelenjar timus merupakan kelenjar yang bertanggungjawab dalam pertumbuhan manusia.
Kelenjar timus bahkan sangat berpengaruh pada saat usia pertumbuhan. Kelenjar timus berfungsi
untuk pertumbuhan. Bila kekurangan kelenjar timus akan menderita kretinisme (kekerdilan) dan
bila kelebihan menimbulkan gigantisme (raksasa). (Oehlmann, 2003).
5. Adrenalin
Kelenjar adrenal atau kelenjar anak ginjal (kelenjar supra renal) terletak di atas ginjal
bagian kiri dan kanan. Bagian luar dari kelenjar adrenal berwarna kekuningan yang
menghasilkan kortisol yang disebut korteks dan bagian medula yang menghasilkan adrenalin
atau epinefrin dan non adrenalin atau nor eprinefrin.
6. Pankreas
Kelenjar pankreas termasuk golongan kelenjar endokrin. Ada beberapa kelompok sel
pada pankreas yang dikenal sebagai pulau langerhans. Bagian ini berfungsi sebagai kelenjar
endokrin yang menghasilkan hormone insulin. Hormone insulin berfungsi mengatur konsentrasi
glukosa dalam darah.
7. Gonad
Kelenjar kelamin (kelenjar gonad) adalah kelenjar endokrin yang memproduksi dan
mengeluarkan steroid yangmengatur pembangunan tubuh dan mengendalikan karakteristik
seksual sekunder. Gonad adalah organ yang memproduksi sel kelamin.
Metabolisme Sistem Endokrin
Sistem endokrin terdiri dari kelenjar-kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin merupakan
sekelompok susunan sel yang mempunyai susunan mikroskopis sangat sederhana. Kelompok ini
terdiri dari deretan sel-sel, lempengan atau gumpalan sel disokong oleh jaringan ikat halus yang
banyak mengandung pembuluh kapiler. Kelenjar endokrin mensekresi substansi kimia yang
langsung dikeluarkan ke dalam pembuluh darah. Sekresinya disebut hormon. Hormon yaitu
penghantar (transmitter) kimiawi yang dilepas dari sel-sel khusus ke dalam aliran darah.

20
Selanjutnya hormon tersebut dibawa ke sel-sel target (responsive cells) tempat terjadinya efek
hormon.
Bila ditilik dari struktur kimianya maka hormon dapat kita katagorikan sebagai berikut :
o Protein.
o Peptida.
o Asam amino.
o Steroid.
o Asam lemak.

Kinerja Sistem Endokrin


Untuk dapat memperlihatkan efek biologis, suatu hormon harus berinteraksi dengan sel
sasaran melalu reseptor khusus bagi hormon tersebut. reseptor hormon khusus ini disebut
reseptor hormon. Interaksi hormon dengan sel sasaran biasanya terjadi melalui pembentukan
kompleks hormon reseptor, umumnya berupa molekul protein besar. Reseptor tesebut hanya
akan berikatan dengan hormon tertentu atau analognya, yaitu senyawa lain yang mempunyai
gugus fungsional sangat mirip satu sama lain.
Reseptor Pada Membran
Reseptor pada hormone pada suatu sel dapat terletak pada membrane atau sitoplasma.
Pada membrane biasanya merupakan reseptor hormone protein atau peptide. Apabila sudah
sampai dekat sel sasaran, hormone akan segera berikatan dengan reseptornya dan membentuk
kompleks hormone-reseptor. Pembentukan ini melalui mekanisme yang serupa dengan
penggabungan antara anak kunci dan gemboknya. Kompleks hormone-reseptor selanjutnya akan
memicu serangkaian reaksi biokimia yang menimbulkan tanggapan hayati.

Reseptor pada Sitoplasma (Reseptor Sitosilik)


Selama dalam peredaran darah, hormone selalu berikatan sengan pengembannya. Pada
suatu saat, hormone aka terlepas dan masuk ke sel sasaran. Dalam sipolasma sel sasaran harus
berkombinasi denganreseptor khusus sehingga menghasilkan kompleks hormone-reseptor yang
aktif. Komples tersebut memiliki daya afinitas yang tinggi terhadap DNA sehingga setelah
masuk ke inti akan berkombinasi dengan DNA. Hal ini mengawali transkripsi DNA. (Isnaeni,
2010)

21
Kelenjar Endokrin Dan Hormon Yang Dihasilkan

Dalam tubuh manusia ada tujuh kelenjar endokrin yang sangat penting yaitu, kelenjar hipofisis,
paratiroid, tiroid, kelenjar adrenalin (anak ginjal), pancreas, ovum, dan testis.

image.jpg700×300 83.7 KB

Gambar Kelenjar Endokrin

1. Kelenjar Hipofisis

Kelenjar hipofisis (pituitary) juga disebut master of gland atau kelenjar pengendali karena
menghasilkan hormone-hormone yang mengatur kinerja hormone lain. Terletak didasar
tengkorak, di dalam fossa hipofisis tulang sfenoid. Kelenjar ini berbentuk bulat dan berukuran
kecil dengan diameter 1,3 cm. Hipofisis dibagi menjadi hipofisis bagian anterior, hipofisis
bagian tengah (pars intermedia), dan hipofisis bagian posterior.

Gambar Hormon yang dihasilkan pada Kelenjar Hipofisis

22
1. Hipofisis Lobus Anterior

Hormon yang dihasilkan lobus Anterior antara lain :

 Hormon pertumbuhan (Growth Hormone / GH)


Hormon pertumbuhan berfungsi untuk merangsang pertumbuhan tulang, terutama tulang pipa
dan otot. Kekurangan hormon ini pada anak-anak akan menghambat pertumbuhan
(kerdil/kretinisme), jika kebanyakan akan menyebabkan pertumbuhan raksasa (gretinisme). Jika
kelebihan saat dewasa akan menyebabkan pertumbuhan tidak seimbang antara tulang jari tangan,
kaki, rahang, ataupun tulang hidung.
 Prolaktin (PRL) atau Lactogenic Hormone (LTH)
Prolaktin (PRL) berfungsi untuk membantu kelenjar dan memelihara sekresi susu oleh kelenjar
susu.
 Hormon Tirotropin (Thyroid Stimulating Hormone)
Hormon Tirotropin berfungsi untuk mengontrol pertumbuhan dan perkembangan kelenjar
gondok serta merangsang sekresi insulin.
 Adrenocorticorotripic Hormone (ACTH)
Adrenocorticorotripic Hormone (ACTH) berfungsi untuk mengontrol pertumbuhan dan
perkembangan aktivitas kulit ginjal dan merangsang kelenjar adrenal untuk mensekresikan
glukokortiroid (hormone yang dihasilkan untuk metabolism karbohidrat).
 Hormon Gonadotropin pada wanita
1. Folicle Stimulating Hormone (FSH), berfungsi untuk merangsang pematangan folikel
dalam ovarium, menghasilkan estrogen.
2. Luteinizing Hormone (LH), berfungsi untuk mempengaruhi pematangan folikel dalam
ovarium, menghasilkan progestron.
 Hormon Gonadotropin pada pria
1. FSH, berfungsi untuk merangsang terjadinya spermatogenesis (proses pematangan
sperma)
2. Intersitial Cell Stimulating Hormone (ICSH), berfungsi untuk merangsang sel-sel
intersitial testis untuk memproduksi testosterone dan androgen.

2. Hipofisis Bagian Tengah (Pars Media)

23
Hormon yang dihasilkan Hipofisis Bagian Tengah (Pars Media) adalah :

 Melanosit Stimulating Hormone (MSH)


Melanosit Stimulating Hormone (MSH) berfungsi untuk mempengaruhi warna kulit individu
dengan cara menyebarkan butiran-butiran melanin, apabila hormone ini banyak dihasilkan maka
kulit akan menjadi hitam.

3. Hipofisis Lobus Posterior

Hormon yang dihasilkan lobus posterior antara lain :

 Oksitosin
Oksitosin berfungsi untuk menstimulasi kontraksi otot polos pada Rahim wanita selama proses
kelahiran
 Hormon ADH
Hormon ADH berfungsi untuk menurunkan volume urine dan meningkatkan tekanan darah
dengan cara penyempitan pembuluh darah.

Banyak sedikitnya cairan yang masuk akan dideteksi oleh hipotalamus. Jika cairan (plasma)
dalam darah sedikit maka hipofisis akan mensekresikan ADH untuk melakukan reabsorpsi
sehingga darah mendapatkan cairan dari reaksi tersebut. Dengan demikian kadar cairan (plasma)
dalam darah dapat kembali seimbang.

2. Kelenjar Tiroid

Gambar Kelenjar Tiroid dan hormon yang dihasilkan

Tiroid merupakan kelenjar-kelenjar yang terdiri dari folikel-folikel dan terletak di depan trakea.
Struktur: terdiri atas sejumlah besar vesikel yang dibatasi oleh epitelium silinder, mendapat
persediaan darah berlimpah-limpah dan yang disatukan oleh jaringan ikat. Sel itu mengeluarkan

24
secret cairan yang bersifat lekat yaitu koloida tiroid (yang mengandung zat senyawa yodium).
Zat aktif yang utama dari senyawa yodium ialah hormone tiroxin.

Kekurangan yodium dalam makanan dalam jangka waktu yang lama akan mengakibatkan
pembesaran gondok sebanyak 15x. Kelenjar tiroid menghasilkan dua macam hormone, yaitu
tiroksin (T4) dan triodontiroin (T3)

Hormon Dari Kelenjar Tiroid antara lain :

 Tiroksin, berfungsi untuk mengatur metabilisme, pertumbuhan, perkembangan dan kegiatan


system saraf.
 Triodontironin, berfungsi untuk mengatur metabilisme, pertumbuhan, perkembangan dan
kegiatan system saraf.
 Kalsitonin, berfungsi untuk menurunkan kalsium dalam darah dengan mempercepat absorpsi
kalsium oleh tulang|

Jenis Penyakit Kelenjar Tiroid

1. Hipertiroidisme : Bila kelenjar tiroid kurang mengeluarkan secret pada waktu bayi
mengakibatkan suatu keadaan yang dikenal sebagai kretinisme (hambatan pertumbuhan
mental dan fisik). Pada orang dewasa mengakibatkan mixudema; proses metabolic
mundur, kulitmenjadi tebal dan kering, rambut rontok dan menjadi jarang.
2. Hipersekresi : kecepatan metabolism naik dan suhu dapat lebih tinggi dari normal. Pasien
turun beratnya, gelisah dan mudah marah, kecepatan denyut nadi naik dan kegagalan
jantung.

3. Kelenjar Paratiroid

image.jpg700×300 76.7 KB

25
Gambar Kelenjar Paratiroid dan hormon yang dikeluarkan

Kelenjar paratiroid adalah empat kelenjar-kelenjar seukuran kacang polong yang berlokasi pada
kelenjar tiroid di leher. Terletak disetiap sisi kelenjar tiroid yang terdapat di dalam leher, kelenjar
ini berjumlah 4 buah yang bersusun berpasangan yang menghasilkan hormon pada tiroksin.
Masing-masing melekat pada bagian posterior kelenjar tiroid. Salah satu dari jenis sel ini
mensekresi hormone parathormon.

Pharathormon berfungsi untuk mengatur ion kalsium dari usus, ekskresi kalsium pada ginjal dan
ekskresi pelepasan tulang. Hormon paratiroid meningkatkan kalsium darah dengan cara
merangsang reabsorpsi kalsium di ginjal dan dengan cara induksi sel-sel tulang osteoklas untuk
merombak matriks bermineral pada osteoklas dan pada tulang sejati, dan melepaskan kalsium ke
dalam darah. Jika kekurangan hormone ini akan menyebabkan kekejangan yang disebut tetanus.
Jika kelebihan maka akan berakibat kadar kalsium dalam darah meningkat, hal ini dapat terjadi
endapan kapur pada ginjal.

Struktur Kelenjar Paratiroid

Kelenjar paratiroid menempel pada bagian anterior dan posterior kedua lobus kelenjar tiroid oleh
karenanya kelenjar paratiroid berjumlah empat buah. Kelenjar ini terdiri dari dua jenis sel yaitu
chief cells dan oxyphill cells. Chief cells merupakan bagian terbesar dari kelenjar paratiroid,
mensintesa dan mensekresi hormon paratiroidatau parathormon disingkat PTH.

Fungsi Kelenjar Paratiroid

1. Mengatur metabolism fosfor


2. Mengatur kadar kalsium darah

4. Kelenjar Adrenalin (Anak Ginjal)

26
image.jpg700×244 80.7 KB

Gambar Kelenjar Adrenalin

Kelenjar ini berbentuk bola, menempel pada bagian atas ginjal. Setiap ginjal ada satu kelenjar
adrenal dan dibagi atas dua bagian, yaitu bagian luar (korteks) dan bagian dalam (medulla).
Korteks suprarenal berasal dari jaringan mesodermis. Hormon terpenting disekresikan oleh
kortex adrenal adalah hidroktison, aldosterone, dan kortikosteron. Pada korteks diidentifikasi tiga
zona jaringan terpisah, yaitu :

1. Zona Glomerulosa
2. Zona Fasikulata
3. Zona Retikularis

Hormon Dari Anak Ginjal

 Bagian korteks adrenal:


1. Mineralokortikoid, berfungsi untuk mengontrol metabolism ion anorganik.
2. Glukokortikoid, berfungsi untuk mengontrol metabolism glukosa.
 Bagian Medula Adrenal

Adrenalin (epinefrin) dan noradrenalin, Kedua hormone tersebut bekerja sama dalam hal :

1. Dilatasi bronkiolus
2. Vasokonstraksi pada arteri
3. Vasodilatasi pembuluh darah dan otak
4. Mengubah glikogen menjadi glukosa dalam hati.
5. Gerak peristaltik

27
5. Kelenjar Kelamin (Ovum dan Testis)

Regulasi Hormon di Ovarium

image.jpg700×300 90.9 KB

Gambar Hormon di Ovarium

Ovarium merupakan kelenjar kelamin wanita yang berfungsi menghasilkan sel telur, hormone
estrogen dan progestron Sekresi estrogen dihasilkan oleh folikel de Graaf yang dirangsang oleh
FSH. Estrogen berfungsi menimbulkan dan mempertahankan tanda-tanda kelamin sekunder pada
wanita. Misalnya perkembangan pinggul, payudara, serta kulit menjadi halus. Progesteron
dihasilkan oleh korpus luteum yang dirangsang oleh LH. Progesteron berfungsi mempersiapkan
dinding agar siap menerima sel telur yang telah dibuahi. Plasenta membentuk estrogen dan
progesterone selama kehamilan guna mencegah FSH dan LH.

Regulasi Hormon Jantan

Gambar Hormon Jantan

28
Testis mensekresikan hormone testosterone yang berfungsi merangsang pematangan sperma
(spermatogenesis) dan pembentukan tanda-tanda kelamin pria. Seperti tumbuhnya rambut kumis,
rambut dada, dan jakun, dada terlihat bidang, suara semakin membesar. Sekresi hormone
tersebut dirangsang oleh ICTH yang dihasilkan oleh hepofisis bagian anterior.

2.3 Fungsi Umum Sistem Endokrin

 Membedakan system syaraf pussat dan system syaraf reproduktif pada janin yang
sedang berkembang.
 Menstimulasi urutan perkembaangan
 Mengkoordinasikan system reproduksi
 Memelihara linhkungan internal optimal
 Melakukan respons korektif dan adatif ketika terjadi stimulasi darurat.

Dalam menjaga kadar gula dalam darah tetap dalam jumlah yang konstan, tubuh melakukan
proses glikogenesis, glikogenolisis, dan glukoneogenesis. Proses-proses tersebut dikendalikan
oleh sekresi hormon-hormon tertentu di dalam tubuh. Hormon tersebut akan memicu kerja
enzim-enzim yang berperan dalam membentuk glikogen, memecah glikogen, ataupun
membentuk glukosa.

Glikogenesis
Glikogenesis adalah pembentukan glikogen dari glukosa. Apabila terjadi peningkatan kadar
glukosa dalam darah (misalnya beberapa saat setelah makan) maka pankreas akan mensekresikan
hormon insulin yang akan menstimulasi penyimpanan glukosa dalam bentuk glikogen di dalam
hati dan otot. Hormon insulin akan menstimulasi enzim glikogen sintase untuk memulai proses
glikogenesis.
Glikogenolisis
Glikogenolisis merupakan proses pemecahan molekul glikogen menjadi glukosa. Apabila tubuh
dalam keadaan lapar, tidak ada asupan makanan, kadar gula dalam darah menurun, gula
diperoleh dengan memecah glikogen menjadi glukosa yang kemudian digunakan untuk
memproduksi energi.Dalam glikogenolisis, glikogen yang disimpan dalam hati dan otot dipecah
menjadi glukosa-1-fosfat kemudian diubah menjadi glukosa-6-fosfat. Glukogenolisis diatur oleh

29
hormon glukagon yang disekresikan pancreas dan epinefrin (adrenalin) yang disekresikan
kelenjar adrenal. Kedua hormon tersebut akan menstimulasi enzim glikogen fosforilase untuk
memulai glikogenolisis dan menghambat kerja enzim glikogen sintase (menghentikan
glikogenesis).
Glukoneogenesis
Glukoneogenesis adalah proses sintesis (pembentukn) glukosa dari sumber bukan karbohidrat.
Molekul yang umum sebagai bahan baku glukosa adalah asam piruvat, namun oxaloasetat dan
dihidroxiaseton fosfat dapat juga menjalani proses glukoneogenesis. Asam laktat, beberapa asam
amino dan gliserol dapat dikonversi menjadi glukosa. Glukoneogenesis hampir mirip dengan
glikolisis dengan proses yang dibalik, hanya beberapa tahapan yang membedakannya dengan
glikolisis. ATP dibutuhkan dalam tahapan glukoneogenesis.

30
BAB III
PENUTUP

3.1.Kesimpulan
Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan
memadukanfungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk
mempertahankanhomeostasis tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling berhubungan, namun
dapatdibedakan dengan karakteristik tertentu.Sistem endokrin memiliki fungsi untuk
mempertahankan hemoestatis, membatumensekresikan hormon-hormon yang bekerja dalam
sistem persyarafan, pengaturan pertumbuhan dan perkembangan dan kontrol perkembangan
seksual dan reproduksi.

3.2 Saran
Pada sistem endokrin ditemukan berbagai macam gangguan dan kelainan, baik
karena bawaan maupun karena faktor luar, seperti virus atau kesalahan mengkonsumsi makanan.
Untuk itu jagalah kesehatan anda agar selalu dapat beraktivitas dengan baik.

31

Anda mungkin juga menyukai