Segala puji dan syukur kepada Allah SWT. Yang masih memberikan kita
kesempatan untuk menimba ilmu dan menikmati karunianya yang telah
memberikan banyak sekali kenikmatan hidup, kenikmatan dunia yang sangat
banyak. Terimakasih kepada orang tua dan sahabat yang seayun langkah dan
seiring bahu dalam menegakkan agama Allah SWT dan memberi semangat baru
untuk melangkah kehidup yang lebih baik. Dengan seribu kebaikan yang
membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang berilmu pengetahuan.
Dalam melengkapi tugas ini kami mengangkat makalah ini dengan judul
“hukum kodifikasi”. Dalam penulisan makalah penulis sangat menyadari bahwa
makalah ini sangat jauh dari sempurna. Karena kita tau kesempurnaan hanya
milik yang maha kuasa
saya hanya berharap makalah ini dapat bermafaat bagi banyak orang dan
membantu untuk ilmu baru dan wawasan lebih banyak lagi mengenai ”hukum
kodifikasi”. Kami juga memberi step-step Bab pendahualuan , isi , dan penutup
sehigga membantu mempermudah pencarian pembaca.
Sekian kata pengantar ini kami tatarkan .semoga bermafaat dan diterima
dengan baik. Karen kami hanyalah manusia biasa yang masih banyak harus
belajar kami juga mengharapkan kritik dan saran untuk membangun kualitas
yang lebih baik lagi.
i
DAFTAR ISI
Kata pengantar.......................................................................................................i
Daftar isi...............................................................................................................ii
I. Pendahuluan...........................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................1
C. Tujuan Penulis..................................................................................2
II. PEMBAHASAN....................................................................................2
A. Definisi hukum kodifikasi................................................................2
B. Kodifikasi hukum pendata internasional..........................................2
C. Sejarah kodifikasi hukum pidana indonesia.....................................4
D. Perkembangan hukum kodifikasi.....................................................5
E. Macam-macam bentuk hukum kodifikasi........................................7
F. Macam-macam pembagian hukum...................................................9
G. Sistematika hukum kodifikasi........................................................12
H. Tujuan kodifikasi hukum...............................................................14
III. PENUTUPAN
A. Rangkuman...............................................................................................16
B. Kesimpulan...............................................................................................16
C. Daftra pusaka............................................................................................18
ii
I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang
hukum adalah sistem yang terpenting dalam pelaksanaan atas
rangkaian kekuasaan kelembagaan.mengatur dan memberi ketertiban dari
bentuk penyalahgunaan kekuasaan dalam bidang politik, ekonomi dan
masyarakat dalam berbagai cara dan bertindak, sebagai perantara utama
dalam hubungan sosial antar masyarakat terhadap kriminalisasi dalam
hukum pidana,
hukum pidana yang berupayakan cara negara dapat menuntut
pelaku dalam konstitusi hukum menyediakan kerangka kerja bagi
penciptaan hukum, perlindungan hak asasi manusia dan memperluas
kekuasaan politik serta cara perwakilan mereka yang akan dipilih.
Administratif hukum digunakan untuk meninjau kembali keputusan
dari pemerintah,
sementara hukum internasional mengatur persoalan antara
berdaulat negara dalam kegiatan mulai dari perdagangan lingkungan
peraturan atau tindakan militer. filsuf Aristotle menyatakan bahwa
"Sebuah supremasi hukum akan jauh lebih baik daripada dibandingkan
dengan peraturan tirani yang merajalela."
Kodifikasi Hukum adalah pembukuan jenis-jenis hukum tertentu
dalam kitab undang-undang secara sistematis dan lengkap yang berunsur
dari suatu kodifikasi Jenis-jenis hukum tertentu, Sistematis, danLengkap.
tujuan Kodifikasi Hukum tertulis untuk memperoleh Kepastian
hukum, Penyederhanaan hukum, dan Kesatuan hukum.
B. Rumusan masalah
1. definisi hukum kodifikasi
2. Kodifikasi Hukum Perdata Internasional
3. Sejarah Kodifikasi Hukum Pidana di Indonesia
4. perkembangan kodifikasi hukum
5. macam-macam pembagian hukum
6. sistematika kodifikasi hukum
7. tujuan hukum kodifikasi
C. tujuan penulisan
adapun tujuan kami dalam menyusun makalah ini tidak hanya
untuk memenuhi tugas tetapi juga memberi manfaat baru bagi
pemimba ilmu lainnya , khususnya untuk mereka yang ingin belajar
atau kurang paham tentang hukum kodifikasi dan macam macam dasar
hukum.
J. PEMBAHASAN
2. Kodifikasi tertutup
Kodifikasi tertutup adalah semua hal yang menyangkut permasalahannya
dimasukan ke dalam kodifikasi atau buku kumpulan peraturan.Dulu kodifikasi
tertutup masih bisa dilaksanakan bahkan tentang bidang suatu hukum lengkap
dan perkasanya perubahan kehendak masyarakat mengenai suatu bidang hukum
agak lambat. Sekarang nyatanya kepeningan hukum mendesak agar dimana-
mana yang dilakukan adalah Kodifikasi Terbuka.
F. Macam-macampemagian hukum
Ada beberapa pembagin hukum di indonesia seperti.
a. Pembagian Hukum Menurut Asas Pembagiannya
Walaupun hukum itu terlalu luas sekali sehingga orang tak dapat
membuat definisi singkat yang meliputi segala-galanya, namun dapat juga
hukum itu dibagi dalam beberapa golongan hukum menurut beberapa
asas pembagian sebagai berikut :
secara umum tujuan dari adanya kodifikasi pada era modern ialah ,
1) Untuk mendesain dan menyimplifikasi perbedaan peraturan perundangan
menjadi satu kumpulan dengan maksud memudahkan para praktisi
hukum;
2) membuat sistematisasi hukum materil serta unifikasi hukum, sehingga
antar pengaturan saling berhubungan;
3) membentuk suatu sistem hukum yang baru berdasarkan fundamental
politik hukum, sehingga masing-masing lembaga hukum saling
mendukung untuk tercapainya kesatuan sistem.
Adapun tujuan kodifikasi daripada hukum tertulis adalah untuk
memperoleh :
1. Kepastian hukum
Kepastian hukum merupakan pertanyaan yang hanya bisa dijawab secara
normatif, bukan sosiologis. Kepastian hukum secara normatif adalah ketika
suatu peraturan dibuat dan diundangkan secara pasti karena mengatur secara
jelas dan logis.
Jelas dalam artian tidak menimbulkan keragu-raguan (multi-tafsir) dan
logis dalam artian ia menjadi suatu sistem norma dengan norma lain sehingga
tidak berbenturan atau menimbulkan konflik norma.
Konflik norma yang ditimbulkan dari ketidakpastian aturan dapat
berbentuk kontestasi norma, reduksi norma atau distorsi norma.
Pemikiran mainstream beranggapan bahwa kepastian hukum merupakan
keadaan dimana perilaku manusia, baik individu, kelompok, maupun organisasi,
terikat dan berada dalam koridor yang sudah digariskan oleh aturan hukum.
Secara etis, padangan seperti ini lahir dari kekhawatiran yang dahulu kala
pernah dilontarkan oleh Thomas Hobbes bahwa manusia adalah serigala bagi
manusia lainnya (homo hominilupus).
Manusia adalah makhluk yang beringas yang merupakan suatu ancaman.
Untuk itu, hukum lahir sebagai suatu pedoman untuk menghindari jatuhnya
korban. Konsekuensi dari pandangan ini adalah bahwa perilaku manusia secara
sosiologis merupakan refleksi dari perilaku yang dibayangkan dalam pikiran
pembuat aturan. Barangkali juga pernah dilakukan untuk mengelola
keberingasan para koboy Amerika ratusan tahun lalu.
Perkembangan pemikiran manusia modern yang disangga oleh
rasionalisme yang dikumandangkan Rene Descarte (cogito ergo sum),
fundamentalisme mekanika yang dikabarkan oleh Isaac Newton serta empirisme
kuantitatif yang digemakan oleh Francis Bacon menjadikan sekomponen
manusia di Eropa menjadi orbit dari peradaban baru.
Pengaruh pemikiran mereka terhadap hukum pada abad XIX nampak
dalam pendekatan law and order (hukum dan ketertiban). Salah satu pandangan
dalam hukum ini mengibaratkan bahwa antara hukum yang normatif (peraturan)
dapat dimauti ketertiban yang bermakna sosiologis. Sejak saat itu, manusia
menjadi komponen dari hukum berbentuk mesin yang rasional dan terukur
secara kuantitatif dari hukuman-hukum yang terjadi karena pelanggarannya.
Pandangan mekanika dalam hukum tidak hanya menghilangkan
kemanusiaan dihadapan hukum dengan menggantikan manusia sebagai sekrup,
mor atau gerigi, tetapi juga menjauhkan antara apa yang ada dalam idealitas
aturan hukum dengan realitas yang ada dalam masyarakat. Idealitas aturan
hukum tidak selalu menjadi fiksi yang berguna dan benar, demikian pula dengan
realitas perilaku sosial masyarakat tidak selalu mengganggu tanpa ada aturan
hukum sebelumnya.
Ternyata law and order menyisakan kesenjangan antara tertib hukum
dengan ketertiban sosial. Law and order kemudian hanya cukup untukthe order
of law, bukan the order by the law.
*(law dalam pengertian peraturan/legal).
Jadi kepastian hukum adalah kepastian aturan hukum, bukan kepastian
tindakan terhadap atau tindakan yang sesuai dengan aturan hukum. Karena frasa
kepastian hukum tidak mampu menggambarkan kepastian perilaku terhadap
hukum secara benar-benar.
2. Penyederhanaan hukum
Simple dan sederhana, tidak bersifat ambigu, mudah dipahami, pasal tidak
terlalu banyak, sehingga tidak menimbulkan persepsi yang beragam pula
Cara penyederhanaan hukum adalah dengan cara mengikuti aturan teknis dalam
UU yang bersangkutan, yakni UU no 12 tahun 2011
3. Kesatuan hukum
Jika suatu hukum membahas tentang suau perkara, maka perkara itu saja yang
dibahas, tidak melebar ke perkara yang lainnya
K. PENUTUP
a. Rangkuman
8. Unsur-unsur kodifikasi:
o Jenis hukum tertentu
o Sistematis
o Lengkap
9. Berikut Macam – Macam Pembagian Hukum
Pembagian Hukum Menurut Asas Pembagiannya
o Pembagian hukum Menurut Sumbernya
o Pembagian hukum Menurut bentuknya
o Pembagian hukum Menurut Tempat berlakunya
o Pembagian hukum Menurut waktu berlakunya,
o Pembagian hukum Menurut fungsinya/cara mempertahankannya
o Hukum Formal (Hukum Proses, Hukum Acara, atau Hukum Objektif )
o Pembagian hukum Menurut wujudnya
o Pembagian hukum Menurut Isinya
o Hukum Publik (Hukum Negara)
b. Kesimpulan