Anda di halaman 1dari 6

38

Vol. 3 No. 3 April 2018 ISSN : 2089-4228

PENGARUH PEMERIKSAAN OS PEDIS PROYEKSI


ANTEROPOSTERIOR (AP) DENGAN ARAH SINAR TEGAK LURUS 0ᵒ
DAN AXIAL 10ᵒ TERHADAP HASIL RADIOGRAF OSSA TARSAL

Farida Wahyuni1), Abdurrohman1) , Yuke Ima Novitasari1)


1)
Program Studi DIII Radiodiagnostik Dan Radioterapi, STIKes Widya Cipta Husada
Email: fwahyuni77@gmail.com

ABSTRACT
Examination technique of os pedis AP (anteroposterior) usually performed
to patients with dislocation and fracture Cases. Pedis Examination evaluated a joints
Space and the bones of pedis , examination technique of os pedis AP projection at several
hospitals usually using the beam direction perpendicular 0ᵒ. This research Purpose to
determine the difference of the beam direction 0ᵒ and the angular beam direction 10ᵒ
toward the ossa tarsal radiograph on os pedis examination . Variabel Independent of this
research is the agular beam direction 10ᵒ and perpendicular 0ᵒ, the variable dependent is
ossa tarsal radiograph results. This Research used experiment research on sample with
suspected fracture Cases. The Conclusions from this research is Obtained ossa tarsal
radiograph with angular beam direction 10ᵒ shown the joints space more open 78,3% and
ossa tarsal anatomy more seen clearly 70% than the beam direction perpendicular 0ᵒ.

Keywords :pedis, anteroposterior, tarsal joint , ossa tarsal.

ABSTRAK

Teknik Pemeriksaan os pedis AP (anteroposterior) biasanya dilakukan pada


pasien-pasien dengan kasus dislokasi dan fraktur. Pada pemeriksaan pedis yang
dievaluasi adalah celah sendi dan tulang-tulang pedis, teknik pemeriksaan os pedis
dengan proyeksi AP di beberapa rumah sakit biasanya menggunakan arah sinar tegak
lurus 0o. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pada penggunaan arah
sinar 0o dan arah sinar menyudut 10o terhadap radiograf ossa tarsal dengan pemeriksaan
os pedis .Variabel bebas yaitu arah sinar menyudut 10o dan tegak lurus 0o, variabel terikat
yaitu hasil radiograf ossa tarsal. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian
eksperimen menggunakan sampel dengan klinis suspect fraktur. Kesimpulan dari
penelitian ini diperoleh hasil gambaran radiograf ossa tarsal pada penggunaan 10o
menampakkan celah sendi lebih terbuka 78,3% dan anatomi ossa tarsal yang lebih jelas
70% dari pada penggunaan arah sinar tegak lurus 0 o.

Kata kunci : pedis, anteroposterior, tarsal joint, ossa tarsal.

PENDAHULUAN menggunakan sinar-x untuk


menegakkan diagnosis [1].
Pemeriksaan radiologi merupakan Kasus yang sering terjadi pada
pemeriksaan yang dapat digunakan pemeriksaan pedis yaitu fraktur. Fraktur
untuk kelainan patologis maupun adalah putusnya kontinuitas jaringan
traumatis dalam membantu dokter tulang yang bisa disebabkan oleh
menentukan diagnosis, salah satunya kondisi fisiologis maupun patologis.
yaitu pemeriksaan foto pedis. Fraktur fisiologis terjadi karena trauma
Pemeriksaan pedis adalah tata cara berat atau trauma ringan yang terus
memeriksa pedis (tulang kaki) dengan menerus, misalnya saat terjatuh karena
39

Vol. 3 No. 3 April 2018 ISSN : 2089-4228

kecelakaan lalu lintas. Fraktur patologis Kriteria radiograf tampak gambaran AP


terjadi karena adanya penyakit yang dari ossa tarsal, ossa metatarsal, ossa
mendasari sehingga tulang menjadi phalanx [5].
keropos atau tidak kuat, misalnya pada Permasalahan yang akan dibahas
penderita osteoporosis [2]. Secara garis dalam penelitian ini adalah apakah ada
besar fraktur dapat dibagi ke dalam 3 pengaruh arah sinar pada hasil radiograf
jenis, yaitu : ossa tarsal dengan pemeriksaan os pedis
1. Fraktur tertutup / close fracture proyeksi AP 0ᵒ dan AP axial 10ᵒ dengan
yaitu jenis fraktur yang tidak tujuan untuk mengetahui perbandingan
disertai dengan luka pada bagian antara menggunakan arah sinar tegak
luar permukaan kulit tidak rusak lurus 0ᵒ dan axial 10ᵒ pada hasil
atau masih utuh, sehingga bagian radiograf ossa tarsal.
tulang yang patah tidak
berhubungan dengan bagian luar. METODE PENELITIAN
2. Fraktur terbuka / open fracture
yaitu suatu kondisi patah tulang Desain Penelitian yang akan
yang disertai dengan luka pada dilakukan oleh peneliti termasuk dalam
daerah tulang yang patah, namun jenis penelitian eksperimen. Penelitian
tidak semua fraktur terbuka ini bertujuan untuk melakukan
membuat tulang terihat menonjol perbandingan kondisi antara dua
keluar. perlakuan apakah terdapat perbedaan
3. Fraktur Kompleksitas yaitu jika atau tidak, jika terdapat perbedaan
terjadi dua keadaan contohnya pada kondisi manakah yang lebih baik untuk
bagian extremitas terjadi patah digunakan. Pada penelitian ini penulis
tulang dan pada sendinya juga akan membandingkan hasil radiograf
terjadi dislokasi [3]. antara penggunaan arah sinar vertikal
Pemeriksaan os pedis menurut axial 10ᵒ dan tegak lurus 0ᵒ dengan
[4], untuk proyeksi AP menggunakan proyeksi anteroposterior (AP) terhadap
arah sinar tegak lurus 0ᵒ atau axial 10ᵒ. ossa tarsal. Sampel yang digunakan
Tujuan menggunakan AP axial 10ᵒ, CR dalam penelitian diekspose 2 kali
akan tegak lurus dengan metatarsal yang dengan arah sinar yang berbeda, yaitu
mengakibatkan berkurangnya menggunakan arah sinar axial 10ᵒ dan
foreshortering dan tarsometatarsal joint tegak lurus dengan kaset 0ᵒ dengan
space pada bagian midfoot terlihat lebih proyeksi anteroposterior (AP) untuk
baik dengan penyudutan 10ᵒ ke arah melihat kejelasan ossa tarsal. Dari hasil
calcaneus. Sedangkan pada umumnya radiograf pemeriksaan os pedis yang
dilapangan untuk pemeriksaan foto telah dilakukan selanjutnya akan dinilai
pedis proyeksi AP menggunakan arah oleh dua dokter spesialis radiologi
sinar 0ᵒ tegak lurus dengan kaset [4]. menggunakan lembar kuisioner.
Teknik pemeriksaan os pedis Kemudian dari lembar kuisioner tersebut
dengan menggunakan proyeksi AP axial nantinya akan diolah lebih lanjut oleh
menurut [5], yaitu posisikan pasien peneliti sehingga menghasilkan tujuan
terlentang atau duduk. Kaki difleksikan yang ingin dicapai.
dan telapak kaki menghadap meja Teknik pengumpulan data
pemeriksaan. Posisi objek telapak kaki menggunakan beberapa metode
menempel kaset. Kaset horisontal diatas pengumpulan data yaitu: hasil radiograf,
meja pemeriksaan. Arah sinar vertikal lembar kuisioner dan dokumentasi.
bersudut 10o ke arah kalkaneus. Titik Variabel dalam penelitian ini
pusat pada metatarsal ke-3, FFD 130 menggunakan variabel bebas yaitu
cm, menggunakan kaset 24 x 30 cm. penggunaan arah sinar tegak lurus 0ᵒ dan
Faktor eksposi dengan tegangan tabung axial 10ᵒ pada pemeriksaan os pedis
46 kV dan kuat arus waktu 25 mAs. proyeksi AP. Sedangkan variabel
40

Vol. 3 No. 3 April 2018 ISSN : 2089-4228

terikatnya yaitu hasil radiograf. Analisis 4. Persiapan alat dan bahan :


data dari data yang telah didapat dari a. Pesawat radiografi konvesional
hasil radiograf, hasil kuisioner yang dengan spesifikasi sebagai berikut
menggunakan parameter diantaranya Merk : Thosiba
tingkat kejelasan anatomi ossa tarsal Kapasitas: 500 mA, max 150 kV
yang terdiri dari calcaneus, talus, Tipe : Thosiba Rotanode
navicular, cuboideum, cuneiformis, dan b. CR (computed radiography)
tingkat terbukanya celah sendi tarsal c. Komputer
joint. Kemudian data dari hasil d. Printer
pengisian lembar kuisioner akan diolah
dalam bentuk tabel. Selanjutnya metode Hasil ukur dari penelitian ini adalah
pengolahannya dari tabel tersebut celah sendi terbuka, kurang terbuka
dihitung persentasenya oleh peneliti untuk tarsal joint space dan tampak
sehingga dapat ditarik kesimpulan dan jelas, tampak kurang jelas untuk ossa
saran. tarsal. Adapun gambaran celah sendi
dan kejelasan tulang dapat dilihat pada
HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1.

Penatalaksanaan pada pemeriksaan Tabel 1: Analisis penilaian radiograf


radiografi os pedis sebagai berikut : penelitian ossa tarsal
Sampel pada penelitian ini
berjumlah 5 pasien dengan jenis kelamin N Uraian Kriteria Keterangan
laki-laki, dengan kriteria foto pedis AP. o Radiograf
Data yang diperoleh dalam penelitian ini 1 Membuka Celah sendi
adalah data hasil dokumentasi yang terbuka apabila
selanjutnya dilakukan pengolahan dan pertemuan dua
analis data dari dokumentasi dengan tulang tidak
mengukur data kemudian dapat ditarik menumpuk dari
kesimpulan. Teknik sampling yang ujung tulang
digunakan oleh peneliti yaitu accidental satu dengan
tulang lainya
sampling dimana setiap anggota dari dan
Arah sinar
populasi memiliki kesempatan dan 100 menimbulkan
peluang yang sama untuk dijadikan celah. Gambar
sampel. Maka dari itu diambil 5 sampel lingkaran pada
dari jumlah populasi yang ada. talonavicular
Sebelum melaksanakan pemeriksaan joint terlihat
pedis AP, radiografer meminta surat terbuka.
permintaan foto yang dibawa oleh 2 Kurang Celah sendi
pasien, setelah itu pasien dipanggil terbuka kurang terbuka
keruang foto. Berikut langkah–langkah apabila
pertemuan
dalam pemeriksaan tersebut :
ujung dari ke
1. Identifikasi pasien dua tulang
2. Memberikan penjelasan kepada sebagian
pasien mengenai teknik pemeriksaan menumpuk
yang akan dilakukan. menimbulkan
3. Persiapan Pasien Arah sinar 00 celah yang
Tidak ada persiapan khusus dalam kurang jelas.
pemeriksaan ini, kecuali semua Gambar
benda yang dapat menimbulkan lingkaran pada
artefak yang berada pada atau sekitar talonavicular
joint terlihat
daerah yang diperiksa harus
kurang terbuka.
dilepaskan
41

Vol. 3 No. 3 April 2018 ISSN : 2089-4228

3 Tampak Tulang joint


jelas dikatakan 4 Cuneoc 6 60% 4 40%
tampak jelas uboid
apabila struktur joint
tulang tersebut 5 Calcan 10 100% 0 0%
dapat eocubo
dievaluasi. id joint
Gambar 6 Intercu 7 70% 3 30%
lingkaran pada neifor
Arah sinar os cuneiform m joint
100 medial terlihat Jumlah 47 78,3 13 21,6
jelas. % %
4 Tampak Tulang
kurang dikatakan Tabel 3: Tabel data hasil kuisioner
jelas kurang jelas hasil radiograf tarsal joint arah sinar 0o
apabila tulang
tersebut kurang Arah Sinar 00
jelas untuk
dievaluasi. N Celah Terbuka Kurang
Gambar o sendi terbuka
lingkaran pada Fre prose Fre prose
os cuneiform kue ntase kue ntase
Arah sinar 00 medial terlihat nsi nsi
kurang jelas. 1 Cuneon 5 50% 5 50%
avicula
r joint
2 Talona 6 60% 4 40%
Dari pelaksanaan mengenai teknik vicular
pemeriksaan radiografi os pedis pada joint
hasil radiograf ossa tarsal dengan 3 Coboid 3 30% 7 70%
menggunakan arah sinar menyudut ke eonavic
arah cranial 10o dan arah sinar tegak ular
lurus 0o dengan klinis suspect fraktur joint
4 Cuneoc 5 50% 5 50%
yang telah dilakukan, diperoleh data
uboid
dalam menampakkan anatomi ossa joint
tarsal dan tarsal joint seperti gambar 5 Calcan 4 40% 6 60%
berikut: eocubo
id joint
Tabel 2: Tabel data hasil kuisioner 6 Intercu 6 60% 4 40%
hasil radiograf tarsal joint arah sinar 10o neiform
joint
Arah Sinar 10 0 Jumlah 29 48,3 31 51,6
N Celah Terbuka Kurang % %
o sendi terbuka
Fre prose Fre prose Tabel 4 : Tabel data hasil kuisioner
kue ntase kue ntase tingkat kejelasan radiograf anatomi ossa
nsi nsi tarsal arah sinar 10o
1 Cuneo 9 90% 1 10%
navicul Arah Sinar 10o
ar joint
2 Talona 8 80% 2 20% N Tulang Jelas Kurang jelas
vicular o
joint Fre prose Fre prose
3 Coboid 7 70% 3 30% kue ntase kue ntase
eonavi nsi nsi
cular 1 Calcan 0 0% 10 100%
42

Vol. 3 No. 3 April 2018 ISSN : 2089-4228

eus sinar tegak lurus 0o, sedangkan didalam


teori menyatakan bahwa pemeriksaan
2 Talus 6 60% 4 40%
pedis lebih baik menggunakan
3 Navicul 10 100% 0 0% penyudutan arah sinar 10o. Maka penulis
ar ingin mengetahui pengaruh pemeriksaan
4 Cuboid 10 100% 0 0% pedis dengan menggunakan penyudutan
10o dan membandingkan dengan
5 Cuneifo 9 90% 1 1%
rm pemeriksaan pedis dengan tanpa
Jumlah 35 70% 15 30% penyudutan. Pasien yang diambil
sebagai sampel yaitu berjumlah 5 orang
pasien, dengan diberikan dua perlakuan
Tabel 5: Tabel data hasil kuisioner yaitu menggunakan arah sinar
tingkat kejelasan radiograf anatomi ossa penyudutan arah sinar 10o dan tegak
tarsal arah sinar 0o lurus 0o .
Berdasarkan tabel tersebut hasil
Arah Sinar 00
radiograf dari pemeriksaan radiografi
N Tulang Jelas Kurang jelas ossa tarsal didapatkan bahwa dengan
o menggunakan arah sinar 10o akan
Fre prose Fre prose
kue ntase kue ntase didapatkan celah sendi pada tarsal joint
nsi nsi lebih terbuka dan anatomi ossa tarsal
1 Calcan 0 0% 10 100% lebih jelas dari pada menggunakan arah
eus sinar tegak lurus 0o.
2 Talus 5 50% 5 50%
Hasil persentase perbandingan 10o
3 Navicul 10 100% 0 0% dan 0o dapat dilihat pada gambar sebagai
ar
4 Cuboid 10 100% 0 0% berikut :

5 Cuneifo 2 20% 8 80%


rm
Jumlah 27 54% 23 46%

Pembahasan. Prosedur pemeriksaan


pedis proyeksi AP di instalasi radiologi
dr. Saiful Anwar Malang menggunakan
posisi tiduran atau duduk di atas meja
atau brangkat. Teknik pemeriksaan
dengan menggunakan posisi tiduran Gambar 1 : Grafik hasil radiograf
yaitu dengan posisi pasien tiduran di tarsal joint terhadap tingkat terbukanya
atas meja pemeriksaan, posisi objek celah sendi
sejajar dengan kaset dan seluruh objek
menempel ke kaset sehingga gambar
radiograf dapat dievaluasi dan tidak
terpotong pada batas atas, samping dan
bawah, central point tepat pada
pertengahan proksimal metatarsal,
dengan menggunakan faktor eksposi
tegangan sebesar 50 kV, dengan arus
waktu 5 mAs, focus film distance
100cm.
Berdasarkan hasil pengamatan
dilapangan, pada umumnya untuk
pemeriksaan os pedis menggunakan arah
43

Vol. 3 No. 3 April 2018 ISSN : 2089-4228

Gambar 2 : Grafik hasil radiograf ossa penyudutan arah sinar 10o, dikarenakan
tarsal terhadap tingkat kejelasan tarsal joint lebih terbuka dan anatomi
anatomi ossa tarsal lebih jelas untuk dievaluasi
Anatomi ossa tarsal yang memiliki
jika terjadi fraktur.
persentase kejelasan tinggi yaitu
navicular dan cuboid terlihat jelas REFERENSI
dengan persentase 100% pada
penggunaan arah sinar 10 dan 0o,o
[1] Pearce, E.C. 2009. Anatomi dan
sedangkan celah sendi yang
Fisiologi Untuk Paramedis.
mendapatkan persentase tinggi pada
Jakarta : PT Gramedia.
terbukanya tarsal joint yaitu [2] Malueka, Ghazali Rusdy, 2008.
calcaneocuboid joint dengan Radiologi Diagnostik, Yogyakarta;
penggunaan arah sinar 10o mendapatkan Pustaka Cendikia Press.
100% terbuka. Anatomi ossa tarsal yang [3] Rasad, Jahriar. 2005. Radiologi
memiliki persentase kejelasan terendah Diagnostik Edisi Kedua. Jakarta
adalah calcaneus yaitu mendapatkan : Balai penerbit FKUI.
0%, sedangkan celah sendi yang [4] Bontrager, K.L., 2014. Text Book
mendapatkan nilai persentase terendah Of Radiographic Positioning and
pada terbukanya tarsal joint adalah Related Anatomy, Fifth Edition,
cuneocuboid joint pada penggunaan arah The Mosby, St, Louis.
sinar 10o yaitu mendapatkan 60% dan [5] Bushong, S.C., 2013, Radiologic
cuboideonavicular joint penggunaan
Science for Technologist:
Physics, Biology, and
arah sinar 0o yaitu mendapatkan 30%.
Protection, 10th edition, Elsevier
Health Scienes, Amerika.
SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan penelitian pengaruh


sinar terhadap hasil radiograf ossa tarsal
pada pemeriksaan pedis proyeksi AP
dapat ditarik kesimpulan bahwa
Diperoleh hasil gambaran pada
penggunaan 10o menampakkan celah
sendi lebih terbuka dan anatomi ossa
tarsal yang lebih jelas dari pada
penggunaan arah sinar tegak lurus 0o,
dengan hasil prosentase pada
penggunaan arah sinar 10o celah sendi
78,3% terbuka dan 21,6% kurang
terbuka, anatomi ossa tarsal 70% jelas
dan 30% kurang jelas, penggunaan arah
sinar 0o celah sendi didapatkan 48,3%
terbuka dan 51,6% kurang terbuka,
anatomi ossa tarsal 54% jelas dan 46%
kurang jelas.
Pada teknik pemeriksaan pedis
proyeksi AP sebaiknya digunakan

Anda mungkin juga menyukai