Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun oleh :
NAMA : ERNAWATI
NPM : 1810305025
ROMBEL 1
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TIDAR
2018
A. Judul Paktikum
Gerak pada lintasan lurus
B. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah :
1. Mahasiswa mampu menghitung besar percepatan sebuah benda yang
bergerak pada lintasan lurus.
2. Mahasiswa mampu menentukan besar koefisien gerak statis dan kinetis
pada dua buah benda yang berinteraksi.
C. Landasan Teori
Posisi dan Perpindahan
Posisi suatu benda titik dinyatakan dengan koordinat x yag dapat berharga
negatif, nol, atau positif. Umumnya digambarkan suatu sumbu, dalam hal
ini sumbu –x dimana bila benda terletak di sebelah kiri titik nol maka nilai
posisinya adalah negatif, bila tepat terletak pada titik nol maka posisinya
nol, dan bila terletak di sebelah kanan titik nol maka posisinya adalah
posistif. Atura ini tidaklah baku (dapat pula dengan definisi sebalikya)
akan tetapi umum digunakan. Jadi posisi suatu benda titik yang diberi
indeks i dituliskan sebagai
xi.
Perpindahan antara dua buah posisi adalah selisih antara posisi kedua
dengan posisi pertama. Bila posisi pertama diberi indeks i dan kedua diberi
indeks f maka perpindahan dari posisi pertama ke posisi kedua adalah
∆x = xf −xi
Keterangan:
a = percepatan (m/s2)
t = selang waktu (s)
s = jarak tempuh (m)
Keterangan:
a = percepatan benda (m/s2)
N = gaya normal (N)
m = massa benda (kg)
α = sudut yang dibentuk gaya terhadap bidang datar
Gaya gesek adalah gaya yang berarah melawan gerak benda atau
arah kecenderungan benda akan bergerak. Gaya gesek sifatnya selalu
melawan gaya yang cenderung menggerakkan benda. Karena itu arah gaya
gesek selalu berlawanan dengan arah kecenderungan gerak benda. pada
benda yang diam maka gaya gesek yang bekerja adalah gaya gesek statis
(fs = μsN) sedangkan pada benda yang bergerak, gaya gesek yang bekerja
adalah gaya gesek kinetik (fk = μkN). Dengan demikian, besar koefisien
gesek statis dan kinetik tersebut dapat kita tentukan dengan menggunakan
T khususnya Hukum I dan II Newton.
Untuk benda yang diam di atas bidang miring maka besar percepatannya
adalah nol, sehingga berlaku Hukum I Newton sebagai berikut.
ΣFY = 0
N – w cos θ = 0
N – mg cos θ = 0
N = mg cos θ ………. Pers. (1)
ΣFX = 0
w sin θ – fs = 0
mg sin θ – μsN = 0
karena N = mg cos θ, maka
mg sin θ – μs(mg cos θ) = 0
mg sin θ – μsmg cos θ = 0
μsmg cos θ = mg sin θ
mg sin θ
μs =
mg cos θ
Karena sin θ/cos θ = tan θ, maka μs = tan θ
Untuk benda yang mula-mula diam diatas bidang miring kemudian
bergerak ke bawah sejajar bidang, maka pada benda berlaku Hukum II
Newton sebagai berikut.
ΣFY = ma
N – w cos θ = ma
N – mg cos θ = ma
Karena tidak ada gerak dalam arah vertikal, maka a = 0 sehingga
N – mg cos θ = 0
N = mg cos θ
ΣFX = ma
w sin θ – fk = ma
mg sin θ – μkN = ma
karena N = mg cos θ, maka
mg sin θ – μk(mg cos θ) = ma
mg sin θ – μkmg cos θ = ma
μkmg cos θ = mg sin θ – ma
g sin θ – a
μk =
g cos θ
Atau bisa kita tuliskan sebagai berikut.
a
μk = tan θ - g cos
θ
D. Berhadapan dengan masalah
Andi bekerja sebagai teknisi di sebuah pabrik susu kemasan. Sistem
pengepakan di lakukan oleh mesin. Mekanisme rangkaian kerja sistem
pengepakan dapat dilihat pada Gambar 1.
F. Kegiatan Eksperimen
d. Pembahasan
Perdasaran data pengamatan dan analisis data percobaan gerak lurus
berubah beraturan yang telah kami lakukan, dapt diamati pada tabel diatas
bahwa dalam mencari sebuah percepatan ada faktor-faktor yang
mempengaruhinya yaitu ketinggian dari lintasan bidang miring tersebut.
Semakin tinggi bidang miring dan semakin besar massa benda maka waktu
benda yang diperlukan untuk sampai ke dasar bidang miring akan lebih cepat.
Seperti pada eksperimen I dengan sudut kemiringan 300 , ketinggian 0,4 m
serta massa benda 0,1649 kg, waktu yang ditempuh untuk mencapai dasar
bidang miring adalah 0,5 sekon saja. Dibandingkan dengan massa benda yang
lebih ringan meskipun dengan ketinggian dan sudut yang sama seperti benda
yang memiliki massa 0,353 kg memerukan waktu sebanyak 0,79 s untuk bisa
mencapai dasar bidang miring. Besar sudut kemiringan sangat berpengaruh
terhadap percepatan yang diperoleh. Koesisien gesek statis dipengaruhi oleh
besarnya sudut kemiringannya, semakin besar sudut yang dipakai akan
menghasilkan koefisien gaya statis semakin besar sehingga mampu untuk
membuat benda bergerak dan berjalan dengan cepat ketika diluncurkan pada
bidang miring. Koefisien gaya statik yang paling besar adalah disudut 45
derajat. Koefisien gesek kinetik dipengaruhi oleh besarnya sudut, percepatan,
gaya grafitasi.
Cara untuk memperoleh sudutkemiringan dapat dilakukan dengan rumus
trigonometri antara sisi segitiga, seperti mengukur ketinggian dan panjang
garis horisontal atau lebarnnya. Menentukan sudut minimal dapat dicari
dengan mengukur tinggi dan panjang bidang miring (rumus trigonometri).
𝑣
Percepatan dapat dicari dengan rumus a = atau kecepatan dibagi waktu.
𝑡
Jawaban :
1. yang pertama merupakan turunan yang berhubungan dengan kecepatan,
waktu dan percepatan :
Δv=at
v−v0=at
v=v0+at
yang kedua merupakan turunan dari :
Δx= vt
V = v0+v Maka :
2
x−x0= v0+v t
2
x−x0=v0+v0+at t
2
x=x0+v0t+1/2at2
yang ketiga :
t=v−v0
a
Kita substitusi persamaan waktu ke dalam persamaan posisi
x−x0=v0t+1/2at2
x−x0=v0(v−v0)+1/2a(v−v0)2
a a
Δx=vv0−v0 a+v −vv0a + v0 2
2 2
a a 2a a a
Δx=v a−v0 a
2 2
2a
2aΔx=v2−v02
v2=v02+2aΔx
2. Diketahui :
Massa balok = m
Percepatan gravitasi = g
Tinggi = 6 m
Lebar = 8 m
Sisi miring = ?
Ditanyakan : Koefisien gesek statis
Jawab :
µs = tan θ
karena sudut θ belum diketahui maka kita mecari terlebh dahulu sudutnya.
Mencari tan θ dengan aturan cosinus
𝑑𝑒𝑝𝑎𝑛
Tan α = 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑖𝑛𝑔
6
=8
= 0,75
Maka :
µs = tan θ
= 0,75
3.
𝑠
a) v =
𝑡
10
v= 2
v = 5 m/s
𝑣
a=𝑡
5
a=2
a= 2,5 m/s2
𝑎
b) μk = tan θ × 𝑔 ×cos 𝜃
2,5
μk = 0,75 × - 10 ×0,8
μk = 0,437
c) μs = 0,57
DAFTAR PUSTAKA
Halliday, D., Resnick, R., & Walker, J. (2010). Fisika Dasar. Jakarta: Penerbit
Erlangga
https://www.fisikabc.com/2017/08/cara-menentukan-rumus-koefisien-gesek-
benda-di-bidang-miring.html
Ishaq, Muhammad. 2007. Fisika Dasar. Yogyakarta : Graha Ilmu
LAMPIRAN