Anda di halaman 1dari 10

SALINITAS SEBAGAI FAKTOR PEMBATAS ABIOTIK

I. TUJUAN
1. Mengetahui dampak salinitas terhadap pertumbuhan tanaman
2. Mengetahui tanggapan beberapa macam tanaman terhadap tingkat
salinitas yang berbeda.

II. TINJAUAN PUSTAKA


Ekologi adalah ilmu yang mempelajari tentang organisme dalam
lingkungan hidupnya atau huubungan timbal balik antara organisme dengan
lingkungan hidupnya. Lingkungan hidup didasarkan pada beberapa konsep
ekologi dasar seperti konsep biotik,abiotic, ekosistem,produktifitas,
biomasa, hukum termodinamika I, dan hukum termodinamika II,siklus
biogeokimia, dan juga faktor pembatas (Odum,1979).

Salinitas adalah salah satu faktor lingkungan paling brutal yang membatasi
produktivitas tanaman karena sebagian besar tanaman sensitif terhadap
salinitas yang disebabkan oleh konsentrasi garam yang tinggi di dalam
tanah, dan luas lahan yang terkena dampaknya meningkat dari hari ke hari.
Untuk semua tanaman penting, hasil rata-rata hanya sebagian kecil - di
suatu tempat antara 20% dan 50% dari hasil rekor; kerugian ini sebagian
besar disebabkan oleh kekeringan dan salinitas tanah yang tinggi, kondisi
lingkungan yang semakin parah di banyak daerah karena perubahan iklim
global (global warming). (Kumar, 2015)

Tumbuhan menyerap nutrisi penting dalam bentuk garam yang larut, tetapi
akumulasi berlebihan sangat menekan pertumbuhan tanaman. Selama abad
terakhir, proses degradasi lahan fisik, kimia, dan / atau biologis telah
mengakibatkan konsekuensi serius terhadap sumber daya alam global.
Salinitas tanah memberikan toksisitas ion, stres osmotik, defisiensi nutrisi
(N, Ca, K, P, Fe, Zn) dan stres oksidatif pada tanaman, sehingga membatasi
penyerapan air dari tanah. Salinitas tanah secara signifikan mengurangi
serapan fosfor tanaman (P) karena ion fosfat mengendap dengan ion Ca.
Beberapa elemen, seperti natrium, klor, dan boron, memiliki efek toksik
spesifik pada tanaman. Akumulasi natrium yang berlebihan di dinding sel
dengan cepat dapat menyebabkan stres osmotik dan kematian sel. Tanaman
yang peka terhadap unsur-unsur ini dapat terpengaruh pada konsentrasi
garam yang relatif rendah jika tanah mengandung cukup banyak unsur
beracun.( Ahmad, 2013)

Karena banyak garam juga merupakan nutrisi tanaman, kadar garam yang
tinggi dalam tanah dapat mengganggu keseimbangan nutrisi dalam tanaman
atau mengganggu penyerapan beberapa nutrisi. Salinitas juga
mempengaruhi fotosintesis terutama melalui pengurangan luas daun,
kandungan klorofil dan konduktansi stomata, dan pada tingkat yang lebih
rendah melalui penurunan efisiensi fotosistem II. Salinitas mempengaruhi
perkembangan reproduksi dengan menghuni mikrosporogenesis dan
elamenasi benang sari, meningkatkan kematian sel yang diprogram dalam
beberapa jenis jaringan, aborsi ovula dan penuaan embrio yang dibuahi.
Media pertumbuhan salin menyebabkan banyak efek buruk pada
pertumbuhan tanaman, karena potensi osmotik rendah dari solusi tanah
(tekanan osmotik), efek ion spesifik (tekanan garam), ketidakseimbangan
nutrisi, atau kombinasi dari faktor-faktor ini .(Reynolds,2001)Semua faktor
ini menyebabkan efek buruk pada pertumbuhan dan perkembangan
tanaman pada tingkat fisiologis dan biokimia, dan pada tingkat molekuler.

Salinisasi dapat dibatasi dengan pencucian garam dari zona akar, mengubah
praktik manajemen pertanian dan penggunaan tanaman yang tahan garam.
Pertanian irigasi dapat dipertahankan dengan praktik irigasi yang lebih baik
seperti adopsi metodologi pengeringan zona akar parsial, dan irigasi tetes
atau jet mikro untuk mengoptimalkan penggunaan air. Penyebaran salinitas
lahan kering dapat diatasi dengan mengurangi jumlah air yang melewati
akar. Ini dapat dilakukan dengan memperkenalkan kembali tanaman
tahunan berakar dalam yang terus tumbuh dan menggunakan air selama
musim yang tidak mendukung tanaman tanaman tahunan. Ini dapat
mengembalikan keseimbangan antara curah hujan dan penggunaan air,
sehingga mencegah naiknya permukaan air dan pergerakan garam ke
permukaan tanah. ( Weafer et al, 1938)
III. METODE PELAKSAAN PRAKTIKUM
1. Pembuatan Larutan NaCl
Untuk percobaan ini, disiapkan terlebih dahulu NaCl teknis sebanyak 4
gram untuk perlakuan 4000ppm dan 8 gram untuk perlakuan 8000ppm.
Larutan salin 4000 ppm dibuat dengan cara melarutkan 4 gram Nacl ke
dalam 1000 ml aquades dan diaduk. Langkah yang sama dilakukan
untuk larutan garam 8000 ppm dengan menggunakan 8 gram NaCl.

2. Persiapan Bahan Tanaman dan Penanam


Disiapkan polybag yang berisi yanah yang sudah dihilangkan kerikil
dan sisa-sisa tanaman tanaman sebanyak kurang lebih 3 kg. Biji padi,
kacang tanah, dan timun yang sehat dipilih dan ditanam pada polybag
sebanyak empat biji. Untuk satu minggu pertama, dilakukan
penyiraman dengan menggunakan air biasa (0 ppm). Setelah minggu
pertama, dilakukan penyiraman menggunakan larutan NaCl sesuai
dengan perlakuan ( 0 ppm, 4000 ppm dan 8000 ppm). Penyiraman
dilakukan setiap 2 hari sekali selama 21 hari. Dilakukan pengamatan
setiap perlakukan penyiraman yang meliputi tinggi tanaman, jumlah
daun.
Setelah hari ke-21, tanaman dipanen dan dilakukan pengamatan
terhadap panjang akar, bobot segar, dan luas daun masing-masing
komoditas. Kemudian, tanaman dineri label dan dimasukan dalam oven
untuk dikeringkan. Proses ini dilakukan agar dapat menghitung bobot
kering dari tanaman.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Dari hasil percobaan yang telah dilaksanakan, diperoleh hasil
sebagai berikut :

Tabel 1.1 Tinggi Tanaman


Tinggi Tanaman hari ke-
Komoditas Perlakuan
7 9 11 13 15 17 19 21
0ppm 8.22 15.63 18.79 19.73 20.49 21.15 22.13 23.03
Padi 4000ppm 8.01 13.74 17.99 19.05 19.39 20.18 20.54 20.90
8000ppm 7.99 13.48 17.36 18.29 18.45 18.78 19.14 19.25
0ppm 4.14 6.83 9.36 11.72 13.48 15.73 17.53 19.17
Kacang
4000ppm 3.74 7.07 9.37 10.83 12.30 14.23 15.03 15.84
Tanah
8000ppm 3.58 6.48 7.84 9.25 9.85 9.99 10.49 11.31
0ppm 6.00 7.68 8.62 9.23 11.13 13.27 17.35 21.48
Timun 4000ppm 6.73 8.27 10.13 11.33 11.85 14.28 15.70 17.62
8000ppm 6.87 7.90 8.55 9.98 10.22 11.23 11.72 12.72

Tabel 1.2 Jumlah Daun Tanaman

Jumlah Daun hari ke-


Komoditas Perlakuan
7 9 11 13 15 17 19 21
0ppm 1 2 2 3 3 3 3 3
Padi 4000ppm 1 2 2 2 2 2 2 2
8000ppm 1 2 2 2 2 2 3 2
0ppm 2 3 5 7 8 9 9 10
Kacang
4000ppm 2 3 4 5 6 7 8 8
Tanah
8000ppm 2 3 4 5 6 7 7 8
0ppm 0 1 1 2 2 3 4 4
Timun 4000ppm 0 0 1 1 2 2 3 3
8000ppm 0 0 0 1 1 2 2 2
Tabel 1.3 Rerata Bobot Segar dan Bobot Kering (Akar dan Tajuk),
Panjang Akar , dan Luas Daun Tanaman
Panjang Luas BS BS BK BK
Tanaman Perlakuan
Akar Daun Akar Tajuk Akar Tajuk
0ppm 6.21 35.24 0.02 0.09 0.01 0.03
Padi 4000ppm 7.08 23.23 0.02 0.09 0.02 0.02
8000ppm 6.91 15.40 0.04 0.04 0.01 0.01
0ppm 22.36 150.42 1.07 5.84 0.15 0.69
Kacang
4000ppm 24.91 134.47 2.59 5.36 0.16 0.69
Tanah
8000ppm 17.97 103.24 1.19 3.47 0.15 0.55
0ppm 20.21 146.88 21.87 11.48 0.10 0.62
Timun 4000ppm 9.28 90.83 24.65 6.80 0.06 0.35
8000ppm 8.93 56.79 17.17 4.03 0.02 0.27

B. Pembahasan

Percobaan ini dilakukan dengan tujuan mempelajari dampak


salinitas terhadap tanaman kacang tanah. Berdasarkan hasil yang
diperoleh, dapat diketahui bahwa masing-masing tanaman memiliki
pertumbuhan yang berbeda terhadap perlakuan yang berbeda pula.

Untuk tanaman kacang tanah, diperoleh grafik tinggi tanaman


sesuai dengan grafik berikut.

Tinggi Tanaman Kacang


Tanah
25.00
20.00
15.00 0 ppm
10.00 4000 ppm
5.00 8000 ppm
0.00
7 9 11 13 15 17 19 21
Dari grafik dapat dilihat bahwa tinggi tanaman bervariansi terhadap
perlakuan yang berbeda. Tinggi tanaman mecapai paling tertinggi
pada perlakuan 0 ppm, yaitu mecapai 19.2 cm pada hari ke-21.
Pertumbuhan juga mengalami kenaikan terus-menerus tanpa ada
massa stagnan. Untuk perlakuan 4000 ppm, tinggi tanaman pada
hari ke-21 mencapai 15.8 cm. Pertumbuhan terjadi secara terus-
menerus sama seperti pada perlakuan 0 ppm, namun tinggi tanaman
masih dibawah hasil perlakuan 0 ppm. Untuk perlakuan 8000 ppm,
terjadi pertumbuhan tinggi tanaman yang paling sedikit, yaitu hanya
mencapai tinggi 11.3 cm pada hari ke-21.

Untuk jumlah daun pada perlakuan yang berbeda, diperoleh hasil


sebagai berikut

Jumlah Daun Kacang Tanah


15

10 0 ppm
4000 ppm
5
8000 ppm
0
7 9 11 13 15 17 19 21

Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa jumlah daun paling banyak
pada tanaman kacang tanah adalah pada perlakuan 0 ppm. Hasil
rerata jumlah daun pada perlakuan 0 ppm adalah 10 lembar, untuk
perlakuan 4000 ppm sebanyak 8 lembar, dan untuk perlakuan 8000
ppm sebanyak 8 lembar. Jumlah daun pada dua perlakuan terakhir
hampir sama, namun terdapat perbedaan pada laju pertumbuhan
daunnya, dimana tanaman pada perlakuan 4000 ppm menghasilkan
daun pada jumlah yang sama dengan jumlah waktu yang lebih
singkat. Hasil ini juga sesuai dengan tinggi tanaman, dimana pada
hasil optimal terdapat pada perlakuan 0 ppm.
Hasil histogram luas daun kacang tanah adalah sebagai berikut :

Luas Daun Kacang


Tanah
200.00

150.00

100.00

50.00

0.00
0ppm 4000ppm 8000ppm

Dari tabel, diketahui bahwa luas daun kacang tanah pada perlakuan
0 ppm adalah 150.4 cm2 . Hasil ini merupakan yang terbesar
dibandingkan dengan luas daun pada perlakuan yang lain, yaitu
134.4 cm2 untuk perlakuan 4000 ppm dan 103.2 cm2 untuk
perlakuan 8000 ppm. Seperti pada hasil tinggi tanaman, dan
jumlah daun, hasil paling optimal diperoleh pada perlakuan 0 ppm.
Sedangkan hasil terendah diperoleh dari tanaman dengan
perlakuan 8000 ppm.

BS dan BK Akar Kacang BS dan BK Tajuk


Tanah Kacang Tanah
3.00 7.00
2.50 6.00
2.00 5.00
V. Kesimpulan
BS Akar 4.00
1.50 BS Tajuk
3.00
1.00 BK Akar BK Tajuk
2.00
0.50 1.00
0.00 0.00
0ppm 4000ppm 8000ppm 0ppm 4000ppm 8000ppm
Dari hasil grafik diatas, dapat diketahui berat segar (BS) dan berat
kering (BK) dari akar serta tajuk tanaman kacang tanah terhadap
perlakuan yang berbeda. Dari hasil, diperoleh BS akar pada perlakan 0
ppm sebesar 1.07 gram, untuk perlakuan 4000 ppm sebesar 2.59 gram,
disertai dengan perlakuan 8000 ppm sebesar 1.19 gram. Untuk BK akar,
diperoleh hasil yang tidak berbeda secara signifikan pada ketiga
perlakuan, yaitu 0.15 gram untuk perlakuan 0 dan 8000 ppm serta 0.16
gram untuk perlakuan 4000 ppm.

Untuk hasil BS tajuk, dapat dilihat dari tabel bahwa terdapat perbedaan
untuk masing-masing perlakuan. BS tajuk pada perlakuan 0 ppm adalah
5.8 gram, disertai pada perlakuan 4000 ppm sebesar 5.3 gram dan untuk
perlakuan 8000 ppm sebesar 3.5 gram. BK tajuk pada ketiga perlakuan
tidak mengalami perubahan, yaitu 0.5 gram.
Dari percobaan, dapat diamati bahwa tanaman dengan perlakuan
salinitas lebih tinggi mengalami kerusakan jaringan (seperti daun), dan
mengalami gangguan pada pertumbuhannya.
VI. Kesimpulan
1. Salinitas pada tanaman dapat menyebabkan beberapa dampak negative,
seperti berkurangnya bobot kerinf, nekrosis, sterilitas, gangguan serapa
zat hara dari tanah, dan mengganggu pertumbuhan tanaman.
VII. Daftar Pustaka
Odum, Eugene. 1979. Foundamentals of Ecology Third Edition. Saunders
……….College Publishing, Georgia.
Kumar, R., Shrivasthava ,P. 2015. Soil salinity: A serious environmental
……….issue and plant growth promoting bacteria as one of the tools for its
……….alleviation. Saudi Journal of Biological Sciences, 22(2) : 123-131
Reynolds,M.P., J.I.O. Monasterio, A. McNab (Eds.). 2001. Salinity
………tolerance, Application of Physiology in Wheat Breeding, CIMMYT,
………Mexico, DF, pp. 101-110
M. Ahmad, Zahir A. Zahir, Farheen, N., Fareeha A.,Khalid, M. ………
………Arshad, M. 2013. Effectiveness of halo-tolerant, auxin producing
………pseudomonas and Rhizobium strains to improve osmotic stress
………tolerance in mung bean (Vigna radiata L.)
………Braz. J. Microbiol., 44 (4): 1341-1348
Weafer, J.E. dan Frederic E. Clements. 1938. Plant Ecology. 2nd Edition.
………Mc Grow-Hil Book Company, New York.

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai