Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

KELUARGA DENGAN HIPERTENSI

DI DUSUN PANJANGAN RT 05, SENDANG SARI, PAJANGAN BANTUL,


YOGYAKARTA

Dosen Pembimbing : E.Iswantiningsih SKM , Msi

DISUSUN OLEH :

AMIN SEPTI WAHYUNI

161386

3A KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI D – III KEPERAWATAN

AKADEMI KESEHATAN KARYA HUSADA YOGYAKARTA

TAHUN AJARAN 2018/2019


HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI

DI DUSUN PANJANGAN RT 05, SENDANG SARI, PAJANGAN BANTUL,


YOGYAKARTA

Yogyakarta, November 2018

Praktikan,

Amin Septi Wahyuni

Pembimbing Akademik Pembimbing Lapangan

E.Iswantiningsih .SKM , Msi


TINJAUAN TEORI

A. Konsep Penyakit Hipertensi


1. Pengertian
Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140
mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg. Hipertensi merupakan masalah global
yang menjadi penyebab utama gagal jantung stroke, dan gagal ginjal. (Brunner &
Suddarth, 2002).

Penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih besar atau sama
dengan 100 mmHg dan atau tekanan diastolic sama atau lebih besar 95 mmHg ( Kodim
Nasrin,2003 ).
Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik 160 mmHg dan tekanan
diastolic 90 mmHg ( Smeltzer,2001 ).
2. Etiologi
Menurut Udjiati (2010) penyebab dari hipertensi yaitu :
a. Hipertensi Primer atau essensial
90% belum diketahui penyebabnya, beberapa faktor yang berkaitan dengan
berkembangnya hipertensi esensial seperti berikut :
1) Genetik
Individu yang mempunyai riwayat keluarga atau keturunan dengan hipertensi,
beresiko tinggi untuk mendapatkan penyakit ini.
2) Jenis Kelamin dan Usia
Laki – laki berusia 35 – 50 tahun dan wanita pasca menopause beresiko tinggi
untuk mengalami hipertensi.
3) Diet
Konsumsi diet tinggi garam atau lemak secara langsung berhubungan dengan
berkembangnya hipertensi.
b. Hipertensi Sekunder
Penggunaan pil kontrasepsi, penyakit ginjal akut, stress, pielonefritis, atau radang
ginjal, glomerulonephritis akut, sindroma nefrotik, hipertensi renovaskuler, kimmelt
stiel – Wilson (Ismudiati dkk, 2004).
3. Klasifikasi
Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas:
a. Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan atau
tekanan diastolic sama atau lebih besar dari 90 mmHg.
b. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg dan
tekanan diastolic lebih rendah dari 90 mmHg.
c. Secara klinis derajat hipertensi dapat dikelompokkan sesuai dengan rekomendasi dari
“ The Sixth Report of The Join National Comitee,Prevention,Detection and Treatment
of High Blood Pressure “( JNC-VI,1997 ) sebagai berikut :

No. Kategori Sistolik ( mmHg ) Diastolik ( mmHg )

1. Optimal < 120 < 80


2. Normal 120 – 129 80 – 84
3. High normal 130 – 139 85 – 89
4. Hipertensi
Grade 1 ( ringan ) 140 -159 90-99
Grade 2 ( sedang ) 160 -179 100-109
Grade 3 ( berat ) 180-209 100-119
Grade 4 ( sangat berat ) >210 >120

4. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak
dipusat vasomotor,pada medulla di otak.Dari pusat vasomotor ini bermula jaras syaraf
sympatis yang berlanjut kebawah kekorda spinalis dan keluar dari kolumna medulla
spinalis ganglia simpatis ditoraks dan abdomen.Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan
dalam bentuk impuls yang bergerak kebawah melalui system syaraf simpatis ke ganglia
sympatis ( Brunner & Suddarth,2002 ).
5. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :
a. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapt dihubungkan dengan peningkatan tekanan
darah,selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa.Hal ini berarti
hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan artei tidak teratur.
b. Gejala yang lazim
Meliputi nyeri kepala dan kelelahan.Dalam kenyataannya ini merupakan gejala lazim
yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis ( Edward
K.Chung,1995 ).
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Riwayat dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh
b. Pemeriksaan retina
c. Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kerusakan organ seperti ginjal dan
jantung.
d. EKG untuk mengetahui hipertrofi ventrikel kiri
e. Urinalisa untuk mengetahui protein dalam urin,darah,dan glukosa.
f. Foto dada & CT Scan.
7. Penatalaksanaan
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas
akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan
pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.Prinsip pengelolaan penyakit
hipertensi meliputi :
a. Terapi tanpa obat
Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan sebagai
tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat.Terapi tanpa obat ini meliputi :
1) Diet
2) Latihan fisik
3) Edukasi psikologis
b. Terapi dengan obat
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja,tetapi juga
mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita dapat
bertambah kuat.
c. Follow up untuk mempertahankan terapi
Untuk mempertahankan terapi jangka panjang memerlukan interaksi dan komunikasi
yang baik antara pasien dan petugas kesehatan dengan cara pemberian pendidikan
kesehatan.

8. Pencegahan
a. Menjaga berat badan ideal
Berat badan berlebih bisa membuat seseorang lebih berisiko terserang hipertensi.
b. Berolahraga secara rutin
Seseorang yang aktif berolahraga akan lebih terhindar dari risiko terserang hipertensi.
Lakukan jalan cepat atau bersepeda 2-3 jam setiap minggu.
c. Konsumsi makanan yang rendah lemak dan kaya serat.
Misalnya, roti dari biji-bijian utuh, beras merah, serta buah dan sayuran.
d. Kurangi garam.
Batasi dalam makanan, tidak lebih dari satu sendok teh.
e. Kurangi konsumsi alcohol
Mengonsumsi lebih dari takaran alkohol yang disarankan, bisa meningkatkan risiko
hipertensi.
f. Berhenti merokok.
Meski rokok tidak menyebabkan hipertensi secara langsung, tetapi rokok bisa
membuat arteri menyempit, sehingga meningkatkan risiko serangan jantung dan
stroke.
g. Konsumsi kafein sesuai yang dianjurkan.
Meminum lebih dari empat cangkir kopi sehari bisa meningkatkan risiko hipertensi.
B. KONSEP KELUARGA
1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah dua orang atau lebih ang dibentuk berdasarkan ikatan
perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materiil yang
layak, bertakwa kepada Tuhan, memiliki hubungan yang selaras dan seimbang antara
anggota keluarga dan masyarakat serta lingkungannya. (BKKBN, 1999)
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena ikatan tertentu
untuk saling membagi pengalaman dan melakukan pendekatan emosional, serta
mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian dari keluarga.(Friedman, 1998)
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah satu
atap dalam keadaan saling ketergantungan ( Departemen Kesehatan RI,1988).

2. Struktur Keluarga
a. Dominasi struktur keluarga
1) Dominasi jalur hubungan darah
a) Patrilineal
Keluarga yang dihubungkan atau disusun melalui jalur garis
ayah,suku-suku di Indonesia rata-rata menggunakan struktur keluarga
patrilineal.
b) Matrilineal
Keluarga yang dihubungkan atau di susun melalui jalur garis ibu.Suku-
suku padang salah satu suku yang menggunakan struktur keluarga matrilineal.
2) Dominasi keberadaan tempat tinggal
a) Patrilokal
Keberadaan tempat tinggal satu keluarga yang tinggal dengan keluarga
sedarah dari pihak suami.
b) Matrilokal
Keberadaan tempat tinggal satu keluarga yang tinggal dengan keluarga
sedarah dari pihak istri.
3) Dominasi pengambilan keputusan
a) Patriakal
Dominasi pengambilan keputusan ada pada pihak suami.
b) Matriakal
Dominasi pengambilan keputusan ada pada pihak istri.
( Setiawati & Dermawan,2008 ).
b. Ciri – ciri struktur keluarga
1) Terorganisasi
Saling berhubungan,saling ketergantungan antara anggota keluarga.
2) Ada keterbatasan
Setiap anggota memiliki kebebasan,tetapi mereka juga mempunyai
keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing.
3) Ada perbedaan dan kekhususan
Setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing.
c. Elemen struktur keluarga ( Friedman )
1) Struktur peran keluarga
Menggambarkan peran masing-masing anggota keluarga baik di dalam
keluarganya sendiri maupun peran di lingkungan masyarakat.
2) Nilai atau norma keluarga
Menggambarkan nilai dan norma yang dipelajari dan diyakini dalam keluarga.
3) Pola komunikasi keluarga
Menggambarkan bagaimana cara pola komunikasi diantara orang
tua,orangtua dan anak,diantara anggota keluarga atau dalam keluarga.
4) Struktur kekuatan keluarga
Menggambarkan kemampuan anggota keluarga untuk mengendalikan atau
mempengaruhi orang lain dalam perubahan perilaku kearah positif.

3. Macam – Macam Struktur/Tipe/Bentuk Keluarga


a. Tradisional
1) The nuclear family ( keluarga inti )
Keluarga yang terdiri dari suami,istri dan anak.
2) The dyad family
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri ( tanpa anak ) yang hidup
bersama dalam satu rumah.
3) Keluarga usila
Kelurga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua dengan anak sudah
memisahkan diri.

4) The childless family


Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan
anak terlambat waktunya,yang disebabkan karena mengejar karier/pendidikan
yang terjadi pada wanita.
5) The extended family ( keluarga luas/besar)
Keluarga yang terdiri dari 3 generasi yang hidup bersama dalam satu
rumah seperti nuclear family disertai paman,tante,orang tua ( kakek-
nenek),keponakan,dll.
6) The single parent family ( keluarga duda/janda )
Keluarga yang terdiri dari satu orang tua ( ayah atau ibu ) dengan anak.Hal
ini terjadi biasanya melalui proses perceraian,kematian dan ditinggalkan (
menyalahi hukum pernikahan.
7) Commuter family
Kedua orang tua bekerja dikota yang berbeda,tetapi salah satu kota
tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota bisa
berkumpul pada anggota keluarga pada saat akhir pecan ( weekend).
8) Multigenerational family
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal
bersama dalam satu rumah.
9) Kin-network family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling
berdekatan dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang
sama.Misalnya: kamar mandi,dapur,televise,telepon.
10) Blended family
Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah kembali dan
membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya.
11) The single adult living alone/single- adult family
Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena
pilihannya atau perpisahan ( separasi ),seperti : perceraian,atau ditinggal mati.
b. Non – Tradisional
1) The unmarried teenage mother
Keluarga yang terdiri dari orang tua ( terutama ibu ) dengan anak tanpa
hubungan nikah.
2) The stepparent family
Keluarga dengan orang tua tiri
3) Commune family
Beberapa pasangan keluarga ( dengan anaknya) yang tidak ada hubungan
saudara,yang hidup bersama dalam satu rumah,sumber dan fasilitas yang
sama,pengalaman yang sama,sosialisasi anak dengan melalui aktivitas
kelompok/membesarkan anak bersama.
4) The nonmarital heterosexual cohabiting family
Keluarga yang hidup bersama,berganti-ganti pasangan tanpa melalui
pernikahan.
5) Gay and lesbian family
Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana
pasangan suami istri ( marital patners ).
6) Cohabiting couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan,karena
beberapa alas an tertentu.
7) Group-marriage family
Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga
bersama,yang merasa telah saling menikah satu dengan yang lainnya,berbagi
sesuatu,termasuk sexual dan membesarkan anaknya.
8) Group network family
Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan atau nilai-nilai,hidup
berdekatan satu sama lain dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga
bersama,pelayanan dan bertanggungjawab membesarkan anaknya.
9) Foster family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga atau saudara
dalam waktu sementara,pada saar orang tua anak tersebut perlu mendapatkan
bantuan untuk menyatukan kembali keluarga aslinya.
10) Homeless family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang
permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan
atau problem kesehatan mental.
11) Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif,dari orang-orang muda yang
mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian,tetapi
berkembang dalam kekerasan dan criminal dalam kehidupannya.

4. Fungsi – Fungsi Keluarga


a. Fungsi biologis
1) Meneruskan keturunan
2) Memelihara dan membesarkan anak
3) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
b. Fungsi psikologis
1) Memberikan kasih sayang dan rasa aman
2) Memberikan perhatian diantara anggota keluarga
3) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
c. Fungsi sosialisasi
1) Membina sosialisasi pada anak
2) Membentu norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkrmbangan anak.
3) Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga
d. Fungsi ekonomi
1) Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga
2) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan
keluarga
3) Menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga di masa mendatang

e. Fungsi pendidikan
1) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan dan
membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya.
2) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam
memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.
3) mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.

5. Tahap – Tahap Perkembangan Keluarga


a. Pasangan Baru ( Keluarga Baru )
Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan
membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan ( psikologis )
keluarga masing-masing.
b. Keluarga Ghild-Bearing ( Kelahiran Anak Pertama )
Keluarga yang menantikan kelahiranmdimulai dari kehamilan sampai
kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan.
c. Keluarga Dengan Anak Pra-Sekolah
Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama (2,5 bulan ) dan berakhir saat
anak berusia 5 tahun.
d. Keluarga Dengan Anak Sekolah
Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia 6 tahun dan berakhir
pada usia 12 tahun.Umumnya keluarga sudah mencapai jumlah anggota keluarga
maximal,sehingga keluarga sanagt sibuk.
e. Keluarga Dengan Anak Remaja
Dimulai saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir 6-7 tahun
kemudian,yaitu pada saat anak meninggalkan rumah orang tuanya.Tujuan keluarga
ini adalah melepas anak remaja dan memeberi tanggungjawab serta kebebasan yang
lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa.
f. Keluarga Dengan Anak Dewasa
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir
pada saat anak terakhir meninggalkan rumah.Lamanya tahap ini tergantung dari
jumlah anak dalam keluarga,atau jika ada anak yang belum berkeluarga dan tetap
tinggal bersama orang tua.
g. Keluarga Usia Pertengahan
Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan
berakhir saat pension atau salah satu pasangan meninggal.
h. Keluarga Usia Lanjut
Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah satu
pasangan pension,berlanjut saat salah satu pasangan meninggal sampai keduanya
meninggal.

C. ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTENSI


1. Pengkajian
a. Pengumpulan Data
1) Struktur dan sifat anggota keluarga
2) Faktor social budaya dan ekonomi
3) Faktor lingkungan
4) Riwayat kesehatan
5) Cara pengumpulan data
b. Analisa Data
Analisa data bertujuan untuk mengetahui masalah kesehatan yang dialami
oleh keluarga.Dalam menganalisa data dapat menggunakan typology masalah dalam
Family Health Care.
Permasalahan dapat dikatagorikan sebagai berikut :
1) Ancaman kesehatan
Keadaan yang dapat memungkinkan terjadinya penyakit,kecelakaan,atau
kegagalan dalam mencapai potensi kesehatan.
2) Kurang atau tidak sehat
Kegagalan dan memantapkan kesehatan.
3) Krisis
Saat-saat dimana keadaan menuntut terpantaunya banyak dari individu atau
keluarga dalam hal penyesuaian maupun sumber daya mereka.
2. Penentuan Prioritas Masalah
No. Kriteria Skor Bobot
1. Sifat masalah 1
Skala : ancaman kesehatan 2
tidak atau kurang sehat 3
krisis 1
2. Kemungkinan masalah dapat diubah 2
Skala : dengan mudah 2
hanya sebagian 1
tidak dapat 0
3. Potensi masalah untuk dicegah 1
Skala : tinggi 3
cukup 2
rendah 1
4. Menonjolkan masalah 1
Skala : masalah berat harus ditangani 2
ada masalah tapi tidak perlu ditangani 1
masalah tidak dirasakan 0

3. Diagnosa Keperawatan Keluarga Yang Mungkin Muncul


a. Ketidaksanggupan keluarga mengenal masalah masalah penyakit hipertensi
berhubungan dengan ketidaktahuan tentang gejala hipertensi.
b. Kurangnya pengetahuan tentang hipertensi pada keluarga b.d ketidakmampuan
keluarga mengenal masalah kesehatan anggota keluarga.
c. Ketidakmampuan keluarga untuk menyediakan diet khusus bagi penderita hipertensi
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang cara pengolahan makanan
dalam jumlah yang benar.

4. Analisa Data

No Data Etiologi Problem


1 DS : Ketidakmampuan Kurangnya
- Tn. M mengatakan tidak keluarga pengetahuan
mengetahui tentang pengertian mengenal masalah tentang hipertensi
hipertensi,penyebab, tanda dan kesehatan anggota pada keluarga Tn.
gejala, diet, pengobatan serta keluarga M khususnya Tn.
pencegahan kekambuhan. M
- Tn. M mengeluh pusing dan
kaku pada leher dan kepala saat
tekanan darahnya naik.
- Tn. M biasanya hanya istirahat
dan dibawa ke petugas kesehatan
apabila penyakitnya sudah parah.
DO :
- TD : 150/80 mmHg
- Nadi : 80x/menit
- Respirasi 24x/menit
- Suhu 360 C
- Tn. M tampak bingung dan
menjawab sebisanya saat ditanya
tentang pengertian, penyebab, tanda
dan gejala, diet, pengobatan serta
pencegahan kekambuhan.
Daftar Pustaka

Nanda, 2015 – 2017. Diagnosa Keperawatan. Jakarta:EGC


Smelzer, Suzanne C, Brenda G bare.2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth Edisi 8 Vol 2. Jakarta:EGC

Udjiati, W. J.2010.Keperawatan Kardiovaskuler.Jakarta: Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai