Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH SISTEM TRANSPORTASI PUBLIK DAN

JALAN REL

SISTEM TRANSPORTASI PUBLIK DI KOTA BANGKOK

OLEH:

NYOMAN ARY WAHYU DARMA KUSUMA (1605511068)

I MADE SUHARTAWAN (1605511078)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS UDAYANA

2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Sistem Transportasi kota Bangkok dan perbandingannya dengan Sarbagita”.

Makalah ini disusun untuk syarat mengikuti perkuliahan Sitem Transportasi


Publik dan Jalan Rel. Dengan dibuatnya makalah ini penulis ingin memaparkan
materi untuk bahan perkuliahan sesuai dengan judul makalah.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Bapak Prof. Putu Alit
Suthanaya, ST ,M.EngSc, Ph.D selaku dosen pengajar Sitem Transportasi Publik
dan Jalan Rel yang telah memberikan bimbingan serta arahan kepada kami dalam
penyusunan makalah ini. Tidak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dan memberi dukungan kepada kami.

Kami menyadari adanya kekurangan baik dari segi materi, ilustrasi, dan
sistematika penulisan dalam pembuatan makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan
saran dari pembaca yang bersifat membangun sangat kami harapkan. Besar
harapan kami makalah ini dapat bermanfaat dan digunakan sebagai referensi
bahan ajar bagi pembaca.

Jimbaran, 31 Maret 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 2
1.3 Tujuan ........................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3
2.1 Gambaran Umum Kota Bangkok ............................................................. 3
2.2 Sistem dan Moda Transportasi di Bangkok ............................................. 4
2.2.1 BTS (Bangkok Transit System) atau Skytrain .................................. 5
2.2.2 MRT Bangkok ................................................................................... 7
2.2.3 ARL (Airport Rail Link) ................................................................... 9
2.2.4 BRT (Bus Rapid Transit) Bangkok ................................................. 11
2.2.5 Taksi ................................................................................................ 13
2.2.6 Chao Praya Express......................................................................... 14
2.2.7 Tuk-tuk ............................................................................................ 16
2.3 Gambaran Umum Sarbagita ................................................................... 16
2.4 Kondisi Sistem Transportasi Di Kawasan SARBAGITA ...................... 18
2.4.1 Rute Pelayanan Bus Trans SARBAGITA: ..................................... 20
2.4.2 Tarif Bus Trans SARBAGITA ....................................................... 21
2.4.3 Kendala dan Batasan Pengembangan Trans SARBAGITA............ 22
2.4.4 Moda Tranportasi Pendukung ......................................................... 24
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 26
3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 26
3.2 Saran ....................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 28

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bangkok adalah ibu kota dan kota terbesar di Thailand. Kota ini terletak di
tepi barat Sungai Chao Phraya, dekat Teluk Thailand. Bangkok adalah salah satu
kota dengan perkembangan terpesat, dengan ekonomi yang dinamis dan
kemasyarakatan yang progresif di Asia Tenggara. Bangkok sebagai ibukota
negara Thailand yang terkenal dengan sebutan negara seribu pagoda, memiliki
situs-situs budaya yang menjadikannya sebagai salah satu tujuan wisata terpopuler
di dunia. Dalam usaha untuk meningkatkan jumlah kedatangan wisatawan asing
dan menurunkan tingkat polusi udara dan kepadatan lalu lintas, pemerintah
Thailand telah mengembangkan moda-moda transportasi yang terpadu dan saling
mendukung sehingga terbentuk sebuah sistem transportasi yang baik.

Bangkok terkenal dengan lalu lintasnya yang sangat padat. Tidak heran jika
kemacetan terjadi dimana-mana. Setiap saat, pagi, siang, dan malam selalu terjadi
kemacetan di sudut-sudut kota Bangkok, Thailand sehingga menyita banyak
waktu ketika hendak berkeliling Bangkok. Beruntungnya, dengan beragam
fasilitas transportasi publik yang modern akan mempermudah mengunjungi
tempat-tempat di Bangkok. Sistem transportasi Kota Bangkok saat ini tergolong
mudah dan efisien dengan berbagai alternatif moda transportasi yang saling
terintegrasi satu sama lain. Saat ini kota Bangkok telah memiliki beberapa moda
transportasi unggulan yaitu moda transportasi air berupa perahu mesin melintasi
sungai, Chao Phraya yang eksotik, moda transportasi, Skytrain dengan konstruksi
diatas jalan raya, moda transportasi underground/MRT, kereta api antar kota, bis
antar kota maupun kendaraan tradisional Thailand beroda tiga yang dikenal
dengan sebutan Tuk-tuk.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan beberapa
permasalahan diantaranya:

1. Bagaimana sistem transportasi yang diterapkan di kota Bangkok?


2. Dengan menjadikan Berlin sebagai suatu kota percontohan, bagaimana
rekomendasi tatanan sistem transportasi untuk Kawasan SARBAGITA?

1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan ini adalah:

1. Mengetahui bagaimana sistem transportasi yang diterapkan di kota


Bangkok.
2. Memberikan rekomendasi sebagai visi bagi pengembangan sistem
tranportasi di Kawasan SARBAGITA dengan mengambil contoh Kota
Bangkok.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Gambaran Umum Kota Bangkok


Bangkok merupakan kota terbesar di Thailand dengan populasi per tahun 2010
mencapai 9 juta jiwa dengan kepadatan mencapai 5000 jiwa/km2. Bangkok terdiri
atas 50 distrik atau khet, yang menandakan subdivisi pemerintahan dibawah
wewenang Pemerintahan Metropolitan Bangkok (BMA). Daerah administratif
khusus Bangkok meliputi wilayah seluas 1.586,7 km², membuatnya sebagai
provinsi terbesar ke 68 di Thailand. Sebagian besar wilayah tersebut dianggap
sebagai bagian dari kota Bangkok, sehingga menjadikan Bangkok sebagai salah
satu kota terbesar di dunia.
Dalam beberapa tahun, Bangkok tumbuh dari sebuah kota yang tersebar
secara tidak merata di sepanjang sungai menjadi sebuah wilayah metro (Area
Metropolitan Bangkok) yang membentang hingga ke enam provinsi tetangga.
Distrik bisnis utama dan wilayah perumahan terus melebar. Masuknya orang-
orang asing dari negara-negara Barat sekaligus imigran dari negara tetangga
seperti Laos, Myanmar, Kamboja dan beberapa negara Asia Selatan seiring
dengan tumbuhnya populasi warga Thai membuat semakin pesat pertumbuhan
ratusan proyek-proyek perumahan di sekitar wilayah metro. Distrik-distrik bisnis
terpenting di Bangkok termasuk Silom, Bangrak, Pinklao, Sathon, Phra Ram 2,
Petchaburi, Phra Nakhon, dan Pathumwan. Dengan perluasan kota yang
cenderung ke arah pinggiran, bagian dalam kota tidak mempunyai ruang tumbuh
yang besar, akibatnya pembangunan secara vertikal menjadi semakin lazim.
Bangkok tercatat memiliki 1.000 gedung pencakar langit dan sebuah gedung
tertinggi ke 17 di dunia.
Wilayah seperti Silom-Sathon dan Asok telah menjadi distrik bisnis utama
Bangkok sejak beberapa dekade. Selama tahun 90an, Thailand mengalami tingkat
pertumbuhan tertinggi di dunia dan melakukan transformasi ekonomi, oleh karena
itu Bangkok mengalami perubahan-perubahan drastis. Wilayah Ratchadaphisek
dahulu diubah menjadi distrik bisnis sepanjang lima kilometre di sebelah utara
sekaligus melalui distrik bisnis Asok. Wilayah Sukhumvit, memanjang sepanjang

3
15-20 km, yang perlahan-lahan berubah menjadi gabungan antara kawasan
komersial dan residensial (perumahan).
Distrik Phra Nakhon dan Dusit adalah wilayah dimana kebanyakan kantor
agen-agen pemerintahan dan kementrian berlokasi. Banyak atraksi wisata
bersejarah terkenal juga berada di kedua lokasi ini. Daerah ini adalah kawasan
bebas gedung pencakar langit untuk menjaga kelestarian gedung-gedung yang
usianya sama dengan usia Thailand sendiri. Gedung-gedung yang dimaksud ,
sekaligus atraksi turis terkenal dan terkemuka adalah Grand Palace, Democracy
Monument, Giant Swing dan Sanam Luang. Victory Monument adalah tujuan bus
terbesar di kota ini. Meskipun tidak secara resmi disebut terminal bus, lokasinya
yang berada tepat di pusat kota menjadikannya sebagai yang terbesar dengan 20
“bus lines” dan stasiun BTS Skytrain.
2.2 Sistem dan Moda Transportasi di Bangkok

Kota Bangkok memiliki beberapa pilihan moda transportasi umum yang saling
terintegrasi satu sama lain. Terdapat tiga pilihan transportasi berbasis rel di
Bangkok: BTS (Skytrain), MRT (subway), dan Airport Rail Link (ARL).
Bangkok juga memiliki jalur bus kota dan Bus Rapid Transit (BRT), songthaew,
dan tuk-tuk. Selain transportasiBangkok juga memiliki transportasi air bernama
Chao Praya Express.

4
2.2.1 BTS (Bangkok Transit System) atau Skytrain

Bangkok Mass Transit System umumnya dikenal sebagai BTS atau


Skytrain, adalah sistem angkutan cepat melayang di Bangkok, Thailand. Sistem
ini dioperasikan oleh Bangkok Mass Transit System PCL (BTSC) di bawah
konsesi yang diberikan oleh Administrasi Metropolitan Bangkok (BMA). Sistem
ini mulai dioperasikan mulai 5 Desember 1999. Sistem ini terdiri dari 35 stasiun
dengan 2 jalur: Jalur Sukhumvit dengan rute ke arah utara dan ke arah timur,
berakhir di Mo Chit dan Samrong, dan Jalur Silom yang melewati Jalan Silom dan
Sathorn, kawasan pusat bisnis di Bangkok, dan berakhir di Stadion Nasional dan
Bang Wa. Kedua jalur berpotongan di Stasiun Siam dan memiliki gabungan
panjang rute 37,6 kilometer. Sistem ini secara resmi dikenal sebagai Kereta api
Melayang. Penumpang Skytrain mencapai 647.752 per hari. Kecepatan rata-rata
35 km/jam dan kecepatan tertinggi 80 km/jam.

5
Tarif dihitung berdasarkan jarak. Pada awalnya kartu yang dijual adalah
BTS Smartpass, namun pada bulan Mei 2012, tiket baru yang disebut Kartu
Kelinci diluncurkan. Kartu kelinci adalah sistem kartu pembayaran elektronik
baru yang memungkinkan pemegang untuk membayar BTS dan BRT dengan
hanya satu kartu. Kartu Kelinci ini juga dapat digunakan untuk membayar untuk
layanan lainnya dan restoran yang berhubungan dengan BTS, misalnya,
McDonald's, Burger King, Starbucks, dan lain-lain.

6
2.2.2 MRT Bangkok

Metropolitan Rapid Transit adalah sistem angkutan cepat yang melayani


Kawasan Metropolitan Bangkok di Thailand melalui rel bawah tanah. Saat ini
terdapat dua jalur (biru, ungu) yang sedang beroperasi dan empat jalur (orange,
kuning, coklat, pink) masih dalam tahap konstruksi. Jalur Biru menghubungkan
antara Hua Lamphong dan Bang Sue dibuka tahun 2004. Jalur Ungu
menguhubungkan Tao Poon dengan Khlong Bang Phai dibuka tahun 2016.

7
MRT dioperasikan oleh Bangkok Metro Public Company Limited
(BMCL) dengan konsesi yang diberikan oleh Mass Rapid Transit Authority of
Thailand (MRTA). Bersama dengan Bangkok Mass Transit System (BTS), dan
Airport Rail Link (ARL), MRT merupakan bagian dari infrastruktur transportasi
darat Bangkok.

MRT melayani lebih dari 420.000 orang tiap hari (jalur ungu 360.000 &
jalur biru 60.000). Memiliki 18 stasiun yang beroperasi sepanjang 20 kilometer
yang semuanya dibawah tanah. Sampai 2011, 2 perpanjangan Jalur Biru sedang
dibangun. Ketika selesai, Jalur Biru akan menjadi jalur lingkar disekitar pusat
Bangkok. MRT Jalur Ungu sedang dibangun dan akan menghubungkan Bang Sue
dengan Nonthaburi di barat laut. Ada beberapa stasiun MRTA yang terintegrasi
dengan stasiun BTS, yaitu Stasiun Chatuchak Park (Mochit BTS), Sukhumvit
(Asok BTS) dan Silom (Sala Daeng BTS).

8
Pembelian MRT menggunakan vending machine. Pada mesin tersebut
terdapat peta jaringan interaktif di layar mesin. Pilih stasiun tujuan dengan
menyentuh layar lalu masukkan nominal uang yang diminta. Mesin akan
mengeluarkan sebuah token (kepingan berbentuk bulat) berwarna hitam untuk
nantinya di entry gate dan dimasukkan ke dalam exit gate saat keluar. Harga dari
token untuk dewasa berkisar 14-40 baht (7.000-18.000 rupiah).

2.2.3 ARL (Airport Rail Link)


Airport Rail Link Suvarnabhumi mulai dioperasikan secara resmi pada
bulan Agustus, 2010. Untuk menghindari kemacetan di pusat kota Bangkok, ARL
menempuh perjalanan sejauh 28.6 km dari Bangkok menuju bandara Internasional
atau sebaliknya hanya dalam waktu kurang dari 30 menit.

9
Layanan ARL terdiri dari 2 jenis yaitu layanan non-stop Express dan
layanan City Train. Kedua layanan tersebut beroperasi sejak pukul 06.00 pagi
hingga tengah malam dan memiliki stasiun transit Makkasan yang terhubung
dengan stasiun MRT (Subway) Phetchaburi. Sedangkan khusus untuk jalur City
Train terhubung dengan stasiun BTS (Skytrain) Phaya Thai.

10
Ada 3 jenis kereta yang bisa dipilih, tergantung dari tujuan yaitu SA
Express Line, Phaya Thai Express Line, dan SA City Line. City Line berhenti di
setiap stasiun dan harganya 15-45 baht, tergantung dari tempat berhentinya.
Express Line hanya berhenti di perhentian akhir, jadi lebih cepat karena ini kereta
non-stop. Harga Express Line 90 baht untuk sekali jalan atau 150 baht PP (bisa
digunakan dalam jangka waktu 14 hari). Tiket ARL berupa koin-koin.

2.2.4 BRT (Bus Rapid Transit) Bangkok

11
Bus Rapid Transit atau disingkat BRT adalah sebuah sistem bus yang
cepat, nyaman, aman dan tepat waktu dari infrastruktur, kendaraan dan jadwal.
BRT di Bangkok, digambarkan dengan jalur kuning bila diikutsertakan dalam
peta jaringan BTS. Eksterior bus didominasi dengan warna kuning, ditambah
aksen warna hijau. BRT Bangkok sebenarnya sama dengan busway di Jakarta,
memiliki stasiun (shelter) dan bus dedicated lane (jalur terpisah) seperti halnya
TransJakarta. BRT Bangkok direncanakan memiliki lima jalur namun saat ini
hanya satu jalur yang beroperasi.

BRT beroperasi setiap hari jam 06,00 – 00.00, dengan frekuensi: setiap 5
menit sekali pada jam sibuk (06.30-09.30 dan (16.00-20.00) dan setiap 10 menit
sekali pada waktu lainnya. Tarif dari BRT Bangkok berkisar antara 12-20 baht
(6.000-9.000 Rupiah) tergantung jarak yang ditempuh.

12
2.2.5 Taksi

Taksi adalah cara tercepat dan nyaman untuk berkeliling kota Bangkok,
setidaknya jika kondisi jalanan tidak macet total. Semua taksi di Bangkok juga
sudah dilengkapi dengan AC. Tarif minimalnya yaitu 35 baht dan rata-rata
perjalanan di Bangkok membutuhkan 100 baht. Tanda berupa lampu berwarna
merah manandakan bahwa taksi tersebut kosong. Begitu argo dijalankan, kamu
akan langsung melihat tarif sebesar 35 baht pada layar argo.

13
2.2.6 Chao Praya Express

Perahu Chao Phraya Express merupakan salah satu transportasi umum di


Bangkok yang beroperasi di sungai Chao phraya. Transportasi ini
menghubungkan pusat kota Bangkok dan Nonthaburi, provinsi di wilayah utara
Bangkok. Pada akhir pekan, perahu ini juga menawarkan perjalanan wisata bagi
para turis. Bahkan bisa menyewa perahu tersebut selama seharian. Untuk bisa
menaiki perahu ini, perlu membeli tiket di loket dermaga. Tarif Chao Praya
Express bisa mencapai 30 bath.

14
15
2.2.7 Tuk-tuk

Sebelum BTS, MRT dan taksi muncul, Tuk Tuk atau sam lor sempat
menjadi moda transportasi umum yang paling populer di kota Bangkok. Sekilas
tuk tuk menyerupai perpaduan antara becak dan bajaj dengan mesin kecil yang
dipasang di dalamnya. Namun, tuk tuk tetap menjadi ikon tersendiri bagi kota
Bangkok. Tidak heran jika banyak diantara para wisatawan yang mencoba
menggunakan tuk tuk untuk mengelilingi Bangkok. Untuk tarif menaiki tuk-tuk
bervariasi tergantung jarak yang ditempuh, lalu lintas ke arah tujuan.

2.3 Gambaran Umum Sarbagita

Kota Denpasar dan sekitarnya membentuk aglomerasi yang dikenal dengan


istilah SARBAGITA. KawasanPerkotaan Denpasar – Badung – Gianyar -
Tabanan (SARBAGITA) merupakan kawasan strategis nasional dengan sudut
kepentingan ekonomi yang berbentuk kawasan metropolitan, yang merupakan
rencana rinci dari Rencana Tata Ruang Nasional (RTRWN).

Kawasan SARBAGITA yang memiliki luas sekitar 1753,73 km2, dengan luas
masing-masing daerah yaitu: Kota Denpasar memili luas 127,78 km2 (BPS Kota
Denpasar, 2013), Kabupaten Badung memiliki luas 418,52 km2 (BPS Kab.

16
Badung, 2013), Kabupaten Gianyar memiliki luas 368,00 km2 (BPS Kab. Gianyar,
2013), dan Kabupaten Tabanan memiliki luas 839,43 km2 (BPS Kab. Tabanan,
2013) dan memiliki jumlah penduduk sekitar 2.351.800 jiwa, dengan jumlah
masing-masing penduduk di setiap daerah yaitu: Kota Denpasar memiliki jumlah
penduduk 846.200 jiwa (BPS Kota Denpasar, 2013), Kabupaten Badung

Kawasan SARBAGITA merupakan Kawasan metropolitan karena terdiri atas


kawasan perkotaan yang berdiri sendiri atau kawasan perkotaan inti dengan
kawasan perkotaan di sekitarnya yang saling memiliki keterkaitan fungsional
yang dihubungkan dengan sistem jaringan prasarana kawasan yang terintegrasi
dengan jumlah penduduk secara keseluruhan sekurang-kurangnya 1.000.000 (satu
juta) jiwa.

Kawasan kawasan perkotaan SARBAGITA adalah Kota Denpasar dan


kawasan perkotaan di tiga kawasan Kabupaten (Badung, Gianyar, Tabanan) yang
berdekatan dan berjarak maksimal ±30 km, memiliki kecenderungan penglaju
(commuter) dari/ke Kota Denpasar dan kawasan sekitarnya (Kuta, Nusa Dua,
Tabanan, Gianyar, Ubud) dan sebaliknya.

Kawasan SARBAGITA memerlukan penataan ruang kawasan perkotaan agar


dapat mewujudkan struktur ruang dan pola ruang Kawasan Perkotaan
SARBAGITA yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan sebagai pusat
perekonomian regional dan nasional melalui kegiatan pariwisata bertaraf
internasional dan pertanian yang berjati diri budaya Bali berdasarkan Tri Hita
Karana. Kawasan metropolitan SARBAGITA sebagai tulang punggung
perekonomian Provinsi Bali dan salah satu pusar perkembangan nasional dengan
tiga sektor utama yaitu pariwisata, pertanian dan industri pendukung pariwisata.

17
Gambar 3.1 Peta Kawasan SARBAGITA

2.4 Kondisi Sistem Transportasi Di Kawasan SARBAGITA

Sebagai daerah tujuan wisata utama, jumlah pergerakan orang keluar-masuk


Bali tahun 2010 sebanyak 21.702.308 orang atau 59.458 orang/hari dengan
kenaikan dalam 12 tahun terakhir 6,62% per tahun (www.dishubin-
kom.baliprov.go.id). Sementara kepemilikan kendaraan pribadi di wilayah
SARBAGITA semakin meningkat. Menurut Dinas Pendapatan Provinsi Bali 2012
kendaraan pribadi di wilayah SARBAGITA sudah mencapai 1.292.838
kendaraan. Penggunaan kendaraan pribadi 91.20% dengan kenaikan 10.89% per
tahun. Sementara infrastruktur jalan naik 1.99%/tahun. Tingginya penggunaan
kendaraan pribadi menyebabkan pemakaian energi yang besar dan boros, serta
memberi efek buruk terhadap kualitas lingkungan. Perkembangan transportasi
menyebabkan perubahan fungsi lahan yang cepat, pergerakan besar, dan
pertumbuhan penduduk yang tinggi tidak dapat dihindari.

Sebagai jawaban atas kebutuhan sarana transportasi Pemerintah Provinsi Bali


pada akhir tahun 2011 meluncurkan pengoperasian Bus SARBAGITA. Dasar
penyelenggaraan angkutan umum Trans Sarbagita ini adalah: UU No. 22 Tahun
2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Perda No. 6 Tahun 2009 tentang
RPJPD Provinsi Bali Tahun 2005-2025, kesepakatan bersama Kemenhub dengan
Pemerintah Provinsi Bali dan Pemerintah Kabupaten/Kota di Wilayah Sarbagita

18
Tanggal 6 desember 2010, Keputusan Gubernur Bali No. 1186/03-F/HK/2010
Tanggal 11 Nopember 2010 tentang Penetapan Jaringan Trayek, dan Peraturan
Gubernur Bali No. 12 Tahun 2011 Tanggal 11 April 2011 tentang Penetapan
Standar Pelayanan Minimal.

Undang-Undang No. 22 Pasal 139 mengamanatkan bahwa Pemerintah,


Pemerintah Propinsi, Kabupaten/Kota wajib menjamin tersedianya angkutan
umum orang dan barang. Dalam Perda No. 16 tentang RTRW Bali Tahun 2009 –
2029 Daerah Bali Selatan seperti Denpasar, Badung, Gianyar dan Tabanan
ditetapkan sebagai Kawasan Metropolitan, Pusat Kegiatan Nasional (PKN)
sekaligus Kawasan Strategis Nasional (KSN). Pada Pasal 22 (1) antara lain
disebutkan pengembangan sistem jaringan transportasi darat diarahkan pada
peningkatan kuantitas dan kualitas pelayanan angkutan umum. Dalam Peraturan
Presiden RI No. 45 Tahun 2011 juga ditetapkan kawasan Perkotaan Denpasar,
Badung, Gianyar dan Tabanan sebagai kawasan Metropolitan. Disebutkan dalam
Pasal 17 (1) sistem transportasi ditetapkan dalam rangka meningkatkan kualitas
dan jangkauan pelayanan pergerakan orang dan barang/jasa serta
memfungsikannya sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi.

Jenis angkutan yang dipergunakan disesuaikan dengan lebar/ruang jaringan


jalan, memberdayakan angkutan yang ada/kerjasama operasional dan tempat
naik-turun penumpang (halte) yang disediakan didesain untuk tujuan
mendisiplinkan pengemudi maupun penumpang.Armada yang digunakan
umumnya adalah mobil bus berkapasitas 35 penumpang terdiri dari 20 tempat
duduk dengan konfigurasi melingkar dan 15 tempat berdiri. Bus dilengkapi
dengan pendingin ruangan (AC), pramugara bus, informasi pelayanan (peta dan
jadwal pelayanan). Bus dirancang dengan ketinggian lantai (flatfoam) 80 cm dari
permukaan jalan untuk menghindari penumpang naik/turun di sembarang tempat.
Penumpang hanya boleh naik/turun di halte-halte yan telah ditentukan (Dinas
Perhubungan, Informasi dan Komunikasi, 2014)

19
2.4.1 Rute Pelayanan Bus Trans SARBAGITA:
a. Koridor 1 : GOR Ngurah Rai -GWK PP dengan rute trayek Halte SMAN 7
(Jl. Kamboja)-JI. Angsoka–Melati- Surapati - Kapten Agung-Letda Made
Putra- PB Sudirman-Watu Renggong–Diponegoro-Raya Sesetan-Bypass
Ngurah Rai - Dewa Ruci-Bypass Nusadua-JI. Udayana/ Kampus UNUD
Buklt-JI. Uluwatu-GWK.Dari Halte GWK –RayaUluwatu-
Jl.UdayanaKampusBukit-Bypass Nusadua-Dewa Ruci- Pesanggaran -
Raya Sesetan - Diponegoro -Serma Durna- Serma Made Pil-Serma
Mendra-PB Sudirman-Dewi Sartika– Diponegoro-Hasannudin -
Jl.Udayana–Surapati–Kamboja– Angsoka–Melati–Patimura- Kamboja
(Halte SMAN 7).
b. Koridor 2 : Batubulan - Nusadua Via Sentral Parkir Kuta PP dengan rute
trayek Terminal Batubulan-WR Supratman - Jl.Bypass Ngurah Rai-JI.Prof
I.B Mantera-JI. Bypass Ngurah Rai-Simpang Dewa Ruci-JI.Setiabudi
Kuta-JI.Raya Kuta- Sentral Parkir Kuta- Jl. Imam Bonjol-JI.Sunset Road
Timur- Simpang Dewa Ruci–JI.Bypass Nusa Dua-JI. Masuk Kawasan
Nusa Dua- JI. Amphi (Halte BTDC 1) dan dari Halte BTDC 1 – Jl. Bali
Int. Lawn Bowling-JI.Kawasan Nusadua Resort (Halte BTD2)-JI Tg
Benoa Bualu-JI. Bypass Nusadua-Simpang Dewa Ruci-JI. Setiabudi Kuta-
JI.Raya Kuta- Sentral Parkir Kuta-Jl.lmam Bonjol- Jl.Sunset Road Timur-
Simpang Dewa Ruci- Jl.Bypass Ngurah Rai- JI.WR Supratman-JI.Raya
Batubulan-JI.Batuyang- Terminal Batubulan.
c. Trayek Cabang Tegal-Bandara Ngurah Rai Via Sentral Parkir Kuta PP
dengan rute trayek Terminal Tegal-lmam Bonjol-Sentral Parkir Kuta - Jl.
Raya Kuta - Raya Ngurah Rai Tuban-Raya Kemayoran - Dewi Sartika
Tuban Berputar kembali Raya Kemayoran-Raya Ngurah Rai-Raya Kuta-
Sentral Parkir-Raya Imam Bonjol-Terminal Tegal.
d. Trayek Feeder Tanjung Benoa- Sekolah Tinggi Pariwisata Ungasan
(GWK) PP.
e. Trayek Feeder Tuban/Kedonganan–GWK-Uluwatu PP.

20
f. Trayek Feeder TP 01 : GOR Ngurah Rai - Kamboja – Angsoka–Melati-
WR Supratman-Nusa Indah-Hayam Wuruk-Narakusuma– Pandu–
Merdeka-M Yamin-Puputan Niti Mandala - Bundaran Renon – Tkd Yeh
Penet-Tkd Yeh Aya-Tkd Balian–PuputanNiti Mandala –Sudirman–
SMAN2–Sudirman-Dw Sartika–Diponegoro–Hasanudin–Puputan-Catur
muka–Surapati–Kepundung-WR Supratman-GOR Ngurah Rai.
g. Trayek Feeder TP 02 : Matahari Terbit-Bypass Ngurah Rai-D. Buyaan-TK
Bilok-TK. Balian-TK. Yeh Aya-Waturenggong P. Nias- P. Bali-P.
Lombok–Komodo–Tarakan–Simpang Enam -P. Kawe– Satelit-N Penida-
P. Lombok-P. Bali-P. Nias–Diponegoro-Serma Made Oka - Serma Made
Pil - Serma Mendra – Sudirman–Waturenggong-TK. Yeh Aya-TK. Balian-
TK. Bilok-D. Buyan-Bypass Ngurah Rai-Matahari Terbit.
h. Trayek Feeder TP 03 : P. Nias-P. Bali-P. Lombok-P. Komodo- P.
Tarakan–Simpang Enam -P. Kawe-P. Bungin-Raya Pemogan-Bypass
Ngurah Rai-Simpang Benoa-Raya Sesetan-Suwung Batan Kendal-JI.
Mertasari-JI. Pendidikan-JI. Sidakarya–Diponegoro-P. Nias.
i. Trayek Feeder TP 04 Suci–Hasanudin–Sutoyo-Sudirman SMAN 2–
Waturenggong-TK. Pakerisan-JI. Dewata-JI. Sidakarya-Raya Sesetan–
Diponegoro-Suci.

2.4.2 Tarif Bus Trans SARBAGITA

Adapun Tarif yang dikenakan ke penumpang bervariasi tergantung trayek dan


profesi penumpang

1. Trayek Batubulan-Nusadua :
a. Batubulan-Nusadua, penumpang umum/dewasa sebesar Rp. 3.500,
untuk pelajar/mahasiswa sebesar Rp. 2.500
b. Nusadua-Batubulan, penumpang umum/dewasa sebesar Rp. 3.500
untuk pelajar/ mahasiswa sebesar Rp. 2.500.

21
2. Trayek Tegal-Bandara Ngurah Rai :
a. Tegal-Bandara Ngurah Rai, penumpang umum/dewasa Rp. 3.000
untuk pelajar/mahasiswa sebesar Rp. 2.000.
b. Bandara Ngurah Rai-Tegal, penumpang umum/dewasa Rp. 3.000
untuk pelajar/mahasiswa sebesar Rp. 2.000.

Naik turun penumpang dihalte selama 60 detik, Kecepatan bus maksimum 40


km/jam Dengan system Penumpang menunggu bus, bukan bus menunggu
penumpang.

2.4.3 Kendala dan Batasan Pengembangan Trans SARBAGITA

Beberapa kendala yang dihadapi pada saat dioperasikannya armada Bus Trans
Sarbagita, adalah berupa kemacetan (congestion), kurangnya trayek pengumpan
(feeder), overlapping antar trayek, dan trotoar sebagai pendukung angkutan
umum. Titik-titik yang sering terjadi kemacetan seperti di seputar Pasar Kreneng,
Pasar Sanglah, Pasar Abian Timbul dan beberapa lokasi lainnya. Untuk itu, aparat
terkait seperti Dinas Perhubungan Denpasar dan Dinas Perhubungan Bali diminta
oleh Kepala Pengelola Angkutan Umum Trans SARBAGITA untuk menyiagakan
anggotanya di lapangan (di titik-titik rawan tersebut). Belum lagi permasalahan
vital dihadapi oleh daerah yang hanya memiliki ruas jalan yang tidak terlalu lebar,
yang akan dilalui oleh bus besar dengan kapasitas 40-60 orang.(Wirahaji, 2013)

Keterbatasan pembangunan infrastrukutur pendukung transportasi massal Di


Bali. Sebagai contoh, jalan By Pass Prof IB Mantra yang menghubungkan Tohpati
– Kusamba sepanjang 22 km, yang semula direncanakan sebagai jalan layang di
atas permukaan tanah (di atas sawah) tidak disetujui oleh tokoh-tokoh agama di
Bali. Jalan akhirnya dibangun pada permukaan tanah. Dan dalam waktu singkat
sawah-sawah disekitar jalan tersebut beralih tangan, berganti pemilik. Kalau saja,
dibangun sesuai rencana semula – jalan layang di atas sawah – maka areal
persawahan di bawahnya akan ‘selamat’, tidak mempunyai akses ke jalanBy Pass,
dan investor pun tidak akan tertarik membeli tanah-tanah sawah tersebut.

Demikian juga, perencanaan Simpang Dewa Ruci Perencanaan Simpang


Dewa Ruci yang semula berupa overpass dan underpasstidak sepenuhnya dapat

22
diterima. Bagian overpass ditolak, sehingga hanya menjadi UnderpassDewa Ruci.
Konstruksi underpass ini akan menyulitkan pemeliharan dan dengan sendirinya
biaya pemiliharaan akan lebih besar.

Angkutan Umum Trans SARBAGITA ibarat seperti embrio sebagai alternatif


pergerakan dalam mengatasi masalah kemacetan lalu lintas di Denpasar, Badung,
Gianyar dan Tabanan. Ada beberapa hal yang dapat disimpulkan dalam
pengoperasian Angkutan Umum Trans SARBAGITA, yaitu:

1. Kondisi eksisting angkutan umum di Denpasar, Badung, Gianyar dan


Tabanan sangat buruk.
2. Beberapa kendala yang dihadapi dalam pengoperasian Bus Trans
SARBAGITA adalah:

a. Kurangnya trayek pengumpan (feeder) yang mengantar penumpang ke


halte.
b. Kemacetan yang sering terjadi di beberapa titik, yang memperlambat
waktu tempuh armada Trans SARBAGITA.
c. Adanya overlapping 6 (enam) trayek pada ruas jalan Diponogoro
Denpasar.
d. Kondisi trotoar yang tidak mendukung pejalan kaki.

3. Dari grafik perkembangan penumpang, terlihat adanya peningkatan jumlah


penumpang, yang berarti:
a. Pengurangan penggunaan kendaraan pribadi.
b. Penghematan bahan bakar minyak, dan
c. Pengurangan emisi gas buang kendaraan.

23
2.4.4 Moda Tranportasi Pendukung

Untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi Pemerintah Kota Denpasar


mulai menggalakn penggunaan Sepeda. Jalur kuhus sepeda mulai dibangun di
ruas-ruas jalan utama antara J.L. P.B Sudirman dan Kawasan Niti Mandala
Renon. Seperti terlihat pada gambar 3.3. Kondisi saat ini Jalur sepeda banyak
digunakan sebagai sarana Parkir mobil sehingga penggunaan sepeda masih
terkesan berbahaya. Akan menjadi menarik, jika nantinya penggunaan sepeda
menjadi kebiasaan masyarakat. Namun hal ini perlu didukung dengan fasilitas dan
kebijakan yang tepat dari pemerintah.

Gambar 3.3 Peta Simulasi Jalur Sepeda

24
Gambar 3.4 Peta rencana Jalur Sepeda Sepanjang Daerah Wisata Pantai Di
Denpasar

25
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Kota Bangkok merupakan Ibu kota dan kota terbesar di Thailand yang
membentang sepanjang Sungai Chao Praya. Menjadi pusat pemerintahan
dan juga pusat perekonomian dengan jumlah penduduk 9 juta jiwa dan
kepadatan mencapai 5000 jiwa/km . Kota Bangkok mengandalkan
2

transportasi umum darat dan air sebagai pilihan moda transportasi untuk
mengatasi kemacetan. Jenis transportasi umum darat yaitu BTS (Skytrain),
MRT, ARL(Airport Rail Link), BRT, taksi dan tuk-tuk yang dapat
menampung lebih dari 1 juta penumpang per hari. Jenis transportasi air
yaitu terdapat Chao Praya Express yang dapat menampung hampir
400.000 penumpang per hari. Antar jenis transportasi umum di Kota
Bangkok saling berintegrasi satu sama lain sehingga penumpang dapat
menggunakan transportasi umum dengan mudah dan dapat terlepas dari
penggunaan kendaraan pribadi. Melihat dari jenis transportasi umum yang
dimiliki dan banyaknya peminat masyarakat menggunakan tranportasi
umum, menempatkan Kota Bangkok dengan kota yang memiliki sistem
transportasi yang layak.

2. Mengambil contoh dari Kota Bangkok yang berhasil mengatasi masalah


transportasi, Pemerintah Bali hendaknya dapat menciptakan sistem
trasnportasi yang saling terintegrasi. Menciptakan perencanaan kota yang
matang dengan memisahkan kawasan pemukiman dan pusat
perekonomian. Alternatif kebijakan lain yang dapat dilakukan untuk
mengoptimalkan pengoperasian bus Trans SARBAGITA menjadi BRT
dimana disediakan jalur khusus untuk SARBAGITA agar tidak terhambat
akibat padatnya volume jalan umum. Pengaturan pajak kendaraan yang
tidak terlalu ringan juga diperlukan demi menekan angka pertumbuhan
kendaraan.

26
2.1 Saran

Adapun saran yang dapat kami berikan antara lain sebagai berikut:
1. Transportasi SARBAGITA hendaknya memiliki jalur khusus seperti BRT
Bangkok sehingga kepastian waktu tempuh dan jadwal keberangkatan
menjadi efisien dan efektif.
2. Perbaikan fasilitas dan layanan SARBAGITA seperti optimalisasi moda
angkutan, subsidi angkutan umum, integrasi sistem angkutan umum, dan
kualitas infrastruktur jalan.
3. Meningkatkan kesadaran warga Bali akan pentingnya transportasi publik
bagi perkembangan suatu daerah.
4. Pemerintah diharapkan dapat mengembangkan sistem transportasi publik
di Bali dan menciptakan suatu inovasi yang dapat meningkatkan minat
warga Bali untuk beralih ke transportasi publik

27
DAFTAR PUSTAKA

Nugroho, Matius Teguh. 2016. Memahami Transportasi Publik di Bangkok: BTS


(Skytrain), MRT, Airport Link, Chao Praya Express, dan Bus.
https://thetravelearn.com/2016/02/21/transportasi-publik-bangkok/. Diakses
pada tanggal 25 Maret 2019.

Tim Bangkok-city. 2017. Go–Transportation. http://www.bangkok-


city.com/go/info_transportation.html. Diakses pada tanggal 25 Maret 2019.

Tim H.I.S Travel. 2018. Sensasi Menyusuri Kota Bangkok Bersama Chao Phraya
Express. https://www.his-travel.co.id/blog/article/detail/chao-phraya-
express. Diakses pada tanggal 25 Maret 2019.

Tim Travel with Ione. 2012. Suvarnabhumi Airport Bangkok and Airport Rail
Link - Thailand http://travelwithiona.blogspot.com/2012/05/suvarnabhumi-
airport-bangkok-and.html. Diakses pada tanggal 25 Maret 2019.

Fajar. 2018. Jalan Asik Ke Bangkok (5): Transportasi Untuk Jalan-Jalan di


Bangkok. https://www.lostflashpacker.com/thailand/jalan-asik-ke-bangkok-
5-transportasi-untuk-jalan-jalan-di-bangkok/. Diakses pada tanggal 25
Maret 2019.

Awan. 2017. Bangkok BRT, Bus Rapid Transit System, Busway Ibukota
Thailand. https://travelawan.com/blog-travel/bangkok-brt-bus-rapid-transit-
system-busway-nya-ibukota-thailand.html. Diakses pada tanggal 25 Maret
2019.

28

Anda mungkin juga menyukai