Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN DISKUSI JURNAL

SIMULASI NUMERIK PERPINDAHAN PANAS ALIRAN UDARA


VENTILASI 2 DIMENSI DENGAN METODE BEDA HINGGA

Dosen : Ahmad Fauzi Pohan

Kelompok :
M. Iham Adijailani
Maya Yulita
Okta Rina Sapitri
Silmi Hayati
Riska Handayani
Dila Ayu S.Y

TEKNIK PERTAMBANGAN
YAYASAN MUHAMMAD YAMIN
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI
(STTIND) PADANG
2018/2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem ventilasi sangat penting bagi penghuni bangunan, diantaranya


untuk kenyamanan dan penghematan energi dan kesehatan penghuninya. Sistem
ventilasi berkaitan dengan sistem aliran sirkulasi udara dalam bangunan tersebut.
Sistem ventilasi pada bangunan menjadi salah satu hal penting dalam perancangan
bangunan di masa kini. Di masa lalu sistem ventilasi bangunan hanya dibuat
seperlunya tanpa memperhatikan perpindahan panas dan aliran udara dalam
bangunan tersebut. Hal ini akan mengakibatkan sistem ventilasi tidak bekerja
dengan baik. Pada awalnya perancang bangunan melakukan percobaan dengan
membuat bangunan rancangan dalam skala yang diperkecil untuk mengetahui
apakah rancangan ventilasi baik atau tidak. Tetapi percobaan tersebut
membutuhkan biaya yang cukup besar dan waktu yang lama. Pada dasarnya
perancangan aliran udara ventilasi dalam ruang berhubungan dengan proses
perpindahan panas yang terjadi dalam ruangan tersebut. Proses perpindahan panas
dapat terjadi melalui tiga cara, yaitu secara konduksi, konveksi dan radiasi.
Perpindahan panas konveksi adalah perpindahan panas yang terjadi di antara
permukaan benda dengan fluida yang bergerak ketika temperatur keduanya
berbeda. Perpindahan panas secara konveksi berdasarkan jenis penyebab aliran
fluida yang terjadi dikategorikan menjadi dua kategori, yaitu konveksi paksa dan
konveksi alami. Konveksi paksa (forced convection) adalah konveksi yang mana
aliran fluida yang terjadi disebabkan adanya alat-alat eksternal, seperti fan dan
pompa. Sedangkan konveksi alami (natural convection) adalah konveksi yang
terjadi karena fluida yang berubah densitasnya disebabkan proses pemanasan dan
fluida ini bergerak naik karena adanya gaya apung (bouyancy force). Seiring
dengan perkembangan komputer maka metode komputasi juga berkembang,
antara lain CFD (Computational Fluid Dynamics). Dengan CFD maka perancang
bangunan dapat mendesain sistem ventilasi yang baik dengan biaya yang relatif
lebih murah dan waktu yang lebih singkat. Di zaman komputerisasi ini percobaan-
percobaan dengan program komputer atau simulasi sangat diperlukan, hal ini
bertujuan untuk menghemat waktu dan biaya. Maka dari itu, dikembangkanlah
penelitian secara numerik yang membutuhkan biaya jauh lebih murah. Tujuan
penelitian ini adalah mengembangkan simulasi numerik perpindahan panas aliran
udara ventilasi 2 dimensi dengan metode beda hingga. Penelitian ini mengacu
pada penelitian yang dilakukan El Hadidi, sehingga dapat diketahui fenomena
yang terjadi pada aliran di kotak 2D dengan berbagai variasi ventilasi. Metode
numerik yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode beda hingga (finite
difference) pada non staggered grid, dimana variable kecepatan, tekanan dan
temperatur berada pada satu titik (collocated grid).
BAB II

PEMBAHASAN

1. PERPINDAHAN PANAS
 Perpindahan kalor atau alih bahang (heat transfer) ialah ilmu
untuk meramalkan perpindahan energi yang terjadi karena adanya
perbedaan suhu diantara benda atau materia
 Kalor berpindah dari satu benda ke benda yang lain sebagai hasil
dari perbedaan temperature
 Kalor berpindah dari benda yang lebih panas ke benda yang lebih
dingin.
 Merupakan hal yang penting untuk mengetahui distribusi
temperatur untuk menghitung aliran kalor
 Mekanisme perpindahan kalor yaitu : konduksi, konveksi dan
radiasi.

2. METODE BEDA HINGGA(FINITE DIFFERENCE METHOD)

Metode beda hingga adalah suatu pendekatan numerik yang didasari oleh
ekspansi deret Taylor :

a. DERET TAYLOR
f (x) 2  2 f (x) 3  3 f
f ( x  x)  f ( x)  (x)   
x 2! x 2 3! x 3
f (x) 2  2 f (x) 3  3 f
f ( x  x)  f ( x)  (x)   
x 2! x 2 3! x 3

(x) n  n f  f 
f ( x  x)  f ( x)    
n 1 n! x n  x 

b. Pendekatan beda hingga untuk turunan pertama


- Pendekatan beda maju (forward difference)
f f f
 i 1 i  (x)
x x

- Pendekatan beda mundur (backward difference)


f f  f i 1
 i  (x)
x x
- Pendekatan beda tengah (central difference)
f f f
 i 1 i 1  (x) 2
x 2x

c. Pendekatan beda hingga untuk turunan kedua


Untuk turunan kedua pendekatan yang biasa dipakai adalah
pendektan beda tengah(central difference)
2 f f  2 f i  f i 1
 i 1  x 
2

x 2
x  2

3. PENYELESAIAN PERSAMAAN KONDUKSI 2D UNSTEADY

T   2T  2T 
   2  2 
t  x y 
- Metode Alternating Directional Implicit (ADI)

a. Diskretisasi persamaan konduksi 2D dengan metode ADI


 x-sweep (nn+1/2)
Turunan ruang didekati dengan beda tengah
n 1 / 2 n 1 / 2 n 1 / 2
 2T Ti 1, j  2Ti , j  Ti 1, j

x 2 x 2
 2T Ti , j 1  2Ti , j  Ti , j 1
n n n


y 2 y 2
 Persamaan perpindahan panas konduksi 2D

T   2T  2T 
   2  2  unsteady
t  x y 

 2T  2T steady
 0
x 2 y 2

 y-sweep (n+1/2n+1)
Turunan ruang didekati dengan beda tengah
n 1 / 2 n 1 / 2
 2T Ti 1, j  2Ti , j  Ti n1,1j/ 2
 Keterangan :
x 2 x 2 T = temperatur
x = dimensi ruang arah x
n 1 n 1 n 1 y = dimensi ruang arah y
 2T Ti , j 1  2Ti , j  Ti , j 1

y 2 y 2 t = dimensi waktu
 = difusivitas thermal
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1. Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan
antara lain: Metode yang digunakan mampu mensimulasikan
aliran fluida incompressible dengan variasi ventilasi yang
meliputi vektor kecepatan dan kurva isothermal dalam domain
2 dimensi.
2. Dari data penelitian dapat disimpulkan bahwa walaupun rasio
ruang berubah, karakteristik udara untuk angka Re dan angka
Pe yang sama tidak menunjukkan perbedaan karakteristik pola
aliran dan isotherm yang signifikan.
3. Peningkatan nilai angka Reynolds akan meningkatkan sirkulasi
udara dan isotherm dalam ruang. Hal ini sangat penting,
terutama untuk sistem ventilasi mixing ventilation yang kinerja
dan efeksitasnya sangat bergantung pada pencampuran udara.

Anda mungkin juga menyukai