Anda di halaman 1dari 25

TUGAS KELOMPOK

MATAKULIAH TEKNOLOGI KOSMETIKA

KOSMETIKA
“BEDAK”

A. PENGERTIAN DAN SYARAT BEDAK

Bedak merupakan vehikulum (Zat inaktif/ inert yang digunakan dalam

sediaan topikal sebagai pembawa obat/ zat aktif agar dapat berkontak

dengan kulit ) solid/padat yang memiliki efek mendinginkan, menyerap cairan

serta mengurangi gesekan pada daerah aplikasi (Surber, 2005).

Adapun hal-hal yang menjadi syarat bedak, yaitu sebagai berikut (Surber,

2005).

a. Mudah disapukan pada kulit

b. Bebas partikel keras dan tajam

c. Tidak mudah menggumpal

d. Tidak mengiritasi kulit


e. Memenuhi derajat halus yang telah ditetapkan

B. KLASIFIKASI BEDAK

Secara umum, ada dua bentuk utama dari bedak. Loose Face Powder

digunakan secara langsung dengan menggunakan suatu tiupan atau sikat

yang besar atau ditransfer kesuatu wadah khusus dimana dapat dibawa

disuatu tas tangan dan digunakan suatu spons atau gembungan kecil yang

juga sesuai dengan wadahnya. Untuk mencegah kebocoran maka

permukaannya ditutupi dengan penutup mesh nylon. Dalam bentuk yang

kedua, adalah suatu bedak yang dipadatkan atau dimampatkan dengan

suatu agen pengikat yang digunakan dalam pembuatannya.

1. Bedak Tabur Atau Bubuk (Loose Powder)

Bedak tabur/Loose powder merupakan produk

kosmetik bedak di mana hamper semua bahan bakunya

merupakan bubuk dan tidak menggunakan minyak.

Dikenal sebagai bedak tabur, dalam bentuk

bubuk yang halus. Biasanya dipakai setelah

memoleskan alas bedak (foundation) secara perlahan

dan halus. Bahannya mudah menyerap minyak di wajah dan menutupi pori-

pori wajah lebih sempurna. Tapi untuk penggunaannya agak kurang praktis

karena serbuknya seringkali berjatuhan dan mengotori baju (Mitsui, 1997).


2. Bedak Padat (Compact Powder)

Bedak padat yang perkenalkan di Amerika pada tahun

1930 telah mencapai popularitasnya dikarenakan

penggunaannya yang sangat mudah dan penyimpanan yang

nyaman. Bedak padat adalah bedak kering yang telah

dikompres menjadi padatan dan biasanya digunakan dengan

spons bedak (Mitsui, 1997).

Komposisinya mirip dengan bedak tabur, tapi efeknya pada kulit

berbeda pada beberapa tingkat. Pengikat yang terkandung dalam bedak

padat memberikan adhesi yang besar. Sebagai hasil dari proses

pengepresan, ukuran partikel rata-rata umumnya lebih besar pada bedak

padat daripada bedak tabur ; efek kasar dari butiran-butiran tersebut tentu

sangat tidak diinginkan. Bedak padat harus dapat menempel dengan mudah

pada spons bedak, dan padatan bedaknya harus cukup kompak, tidak pecah

atau patah dengan penggunaan normal. Bahan dasar pembuatannya hampir

sama dengan dengan bedak tabur, namun untuk bedak padat mengandung

5% minyak sebagai pengikat (Mitsui, 1997).

3. Paper Sheet - Type Face Powder

Merupakan tipe bedak yang dibuat dengan mengaplikasikan bedak

tabur pada sebuah kertas khusus sehingga mudah untuk dibawa kemana-

mana. Mengabsorpsi minyak yang muncul pada kulit dan mudah digunakan

untuk memperbaiki riasan wajah (Singh, 2000).


Bahan yang digunakan untuk membuatnya hampir sama dengan

bedak tabur, namun ditambahkan polimer larut air agar bedaknya dapat

menempel pada kertas (Singh, 2000).

B. TUJUAN BEDAK

Kosmetik adalah produk yang dimaksudkan untuk digunakan untuk

membersihkan, mengharumkan atau meningkatkan penampilan, dan

penggunaan sediaan kosmetik di seluruh dunia menjadi bagian dari rutinitas

harian pribadi terutama untuk perempuan.

Bedak adalah kosmetik yang digunakan untuk memberikan sentuhan

khusus pada kulimett, mengontrol minyak pada kulit wajah,dan melindungi

kulit wajah dari sinar UV yang dapat merusak kulit. Selain itu, adanya

transparansi yang tinggi dari kombinasi bubuk pada bedak dapat memberikan

efek lembut pada kulit wajah, juga dapat mengaburkan garis-garis keriput

pada wajah serta mengurangi visibilitas warna kulit untuk meningkatkan

penampilan kulit.

C. KOMPOSISI BEDAK

1. Talk

Secara kimiawi, talk adalah magnesium silikat (3MgO. 4SiO 2.H2O). ini

merupakan bahan dasar dari segala macam formulasi bedak modern sifat

yang sangat luar biasa adalah mudah menyebar dan kekuatan menutupi

yang rendah. Untuk bedak wajah talk harus putih dan tidak berbau dengan
rasa halus. Tentu saja sifat mudah menyebar yang sangat baik ini adalah

yang paling dibutuhkan.

Ukuran partikel dari talk adalah salah satu kriteria untuk standar

kualitasnya. Paling tidak 98% harus dapat melewati ayakan 200 mesh ( tidak

lebih besar dari 74 mikro ) talk termikronisasi sekarang sudah tersedia di

mana ukuran partikel dapat dikurangi menjadi beberapa mikron. Penggunaan

dari talk termikronisasi dalam ukuran partikel dan nilai massa besar yang

diinginkan. Padatan dari massa besar adalah sangat penting dalam talk,

karena variasi sangat mempengaruhi kualitas sekaligus pengepakan dari

produk akhir.

2. Kaolin

Warna dari kaolin yang digunakan harus secerah mungkin. Bahan

dasar harus dimurnikan secara baik untuk memindahkan keseluruhan bahan

tidak murni dan partikel kasar.

Tidak semua aluminium silikat dapat diklasifikasikan sebagai kaolin,

namun 3 kelompok di bawah ini secara khusus memiliki formula yang sama

(Al2O3. 2SiO2.2H2O) dan dapat disebut kaolin : nacrite, dickite, dan kaolinite.

Karena kaolin higroskopis penggunaannya pada bedak wajah

umumnya tidak melebihi 25%.

3. Kapur (Kalsium Karbonat)


Kalsium karbonat digunakan untuk mengurangi cahaya dari talk dan

memiliki kekuatan melapisi yang baik. Ini membantu untuk absorpsi parfum

dan juga tahan lemak. Dan menyerap keringat. Kapur juga sangat baik untuk

memberikan efek berseri-seri ketika bedak wajah digunakan.

Kapur adalah basa lemah, putih, serbuk mikrokristal tak berbau ; tidak

mengkilap, dan memiliki rasa kapur. Ketika bahan dasar ini digunakan secara

berlebihan, bedak dapat memberikan rasa kering, tapi penggunaan yang

layak adalah sangat membantu dalam formula bedak wajah.

4. Magnesium karbonat

Sifat yang baik dari magnesium karbonat membuatnya umum

digunakan dalam bahan penyusun bedak. Magnesium karbonat memiliki sifat

absorben yang baik dan terbukti memiliki sifat mendistribusi parfum yang

baik. Kerapatannya adalah bagian dari lapisan magnesium karbonat, kualitas

yang mana memberikan perkembangan pada tipe kehalusan dari bedak.

5. Logam Stearat

Zink dan magnesium stearat sejauh ini merupakan bahan yang paling

sering digunakan dari logam stearat. Untuk bedak wajah, stearat harus

memiliki kualitas yang tinggi untuk mencegah timbulnya keasaman, bau yang

tidak diinginkan.

Sifat yang paling penting dari zink dan magnesium stearat adalah sifat

adhesif dan anti air. Zink stearat, yang paling sering digunakan juga memiliki

efek menenangkan.
Penggunaan yang berlebihan, stearat dapat menyebabkan noda dan

efek jerawat pada kulit. Dalam jumlah yang cukup (4-15%) zink stearat

memberikan sifat adheren pada bedak wajah.

6. Zink Oksida, Titanium oksida

Terdapat 2 bahan pengopak yang biasa digunakan dalam formulasi

bedak wajah : zink oksida dan titanium dioksida. Terlalu banyak digunakan

bahan ini dapat menghasilkan efek seperti topeng yang mana tidak

diinginkan ; terlalu sedikit membuat bedak tidak dapat menempel pada tubuh.

Diketahui bahwa zink oksida memiliki beberapa sifat terapeutik dan

membantu menghilangkan kecacatan pada kulit. Namun, penggunaan yang

berlebihan dapat menyebabkan kulit kering.

7. Pati Beras

Bahan ini sering digunakan dalam face powders. Bahan yang paling

sering digunakan adalah pati beras. Bahan ini dianggap dapat memberikan

sifat “peach like”pada wajah. Karena partikel sperisnya memberikan rasa

lembut pada kulit. Bahan ini memiliki sifat absorpsi dan memiliki sifat

menutupi yang baik. Dengan penambhan air dapat menjadi cake, dan

menempel pada wajah, memberikan tampilan yang kurang menyenangkan.

Bahan ini juga dapat menjadi lengket. Pati jagung juga sering digunakan dan

memiliki sifat yang sama pada pati beras. Pati singkong dapat memberikan

kelembutan pada produk.


Penggunaan dari amilum telah memberikan masalah mudahnya

terdekomposisi oleh bakteri, karena mengandung nutrisi yang cocok untuk

bakteri. Sifat mencerahkan dan menjerap adalah yang diberikan dari amilum

yang mana sekarang juga dapat diberikan oleh kalsium karbonat dan

senyawa lain dalam formula bedak wajah.

8. Silika dan Silikat

Silika dan Silikat dapat berguna dalam bedak wajah untuk menjaga

sifat mengalir bebas, walaupun dengan kelembaban yang tinggi. Silikat dapat

juga berfungsi sebagai pembawa parfum.

Penggunaan dari silikat halus seperti magnesium trisilikat membantu

dalam bedak karena mereka memiliki sifat menyerap yang sangat baik

terhadap air dan minyak.

9. Bahan Pemberi Efek Pencerahan

Pigmen sintetik bismut oksiklorida telah dikembangkan untuk

menggantikan guanin. Walaupun sensitif terhadap cahaya, bismut oksiklorida

cukup dapat beradaptasi untuk digunakan dalam bedak wajah cerah untuk

memberikan efek metalik, kilauan seperti mutiara.

10. Pewarna

Bahan pewarna adalah dasar dari seni menciptakan bedak wajah yang

mana menampilkan nuansa bayangan yang diinginkan. Pewarna digunakan

dalam variasi yang berbeda baik pigmen inorganik ataupun anorganik.


Jumlah dari pewarna yang dibutuhkan tergantung besarnya derajat

tipe yang digunakan dalam formula. Bahan pengopak dari oksida dan

transparansi dari talk sangat mempengaruhi jumlah pewarna yang diinginkan.

11. Pengharum

Pemilihan parfum yang cocok dan sifat efisiennya yang digunakan

dalam bedak wajah adalah sangat penting, karena bau dari bedak memiliki

peranan yang penting dalam kemampuan penjualan dari produk.

Penggunaan parfum yang cocok bukan merupakan prosedur yang mudah,

karena permukaan yang sangat luas dari padatan bedak dan kemungkinan

reaksi dari parfum dengan bahan-bahan dasar lainnya. Jika bahan dasar

merupakan bahan-bahan yang halus, wangi yang dipilih akan lebih sedikit

daripada masalah dalam penyelesaian formulasi bedak wajah.

Ini sangat penting bahwa parfum yang digunakan harus tidak

mengiritasi, stabil pada kondisi basa lemah dan tidak mengalami oksidasi

atau menguap dengan cepat. Pengharum harus tercampurkan dengan

semua bahan penyusun bedak karena masalah dengan keasaman,

heterogen dari bau dan diskolorasi dapat terjadi dari pemilihan bau yang tidak

cocok.

12. Metallic soap

Metallic soap seperti zinc dan magnesium stearat merupakan bahan

yang sangat penting untuk semua produk bedak. Bahan ini membantu dalam

hal pelekatan dalam kulit dan pada bedak padat dapat berperan agar cake
tetap melekat pada “godet”. Selain meningkatkan daya lekat (daya adesif),

metal soap juga meningkatkan derajat water repellency dan menghasilkan

produk yang lembut. Jumlah yang biasa digunakan adalah 3% dan 10%;

jumlah yang besar dari ini menghasilkan efek bercak pada kulit, sehingga

akan mengurangi sifat “slip” dari bahan yang lain. Pada produk bedak padat

jumlah penggunaan yang tinggi dapat menghasilkan masalah pada daya

alirnya yang berpengaruh pada proses pengempaan dan mengakibatkan

rasa berminyak pada penggunaan, karena minyak akan berpindah karena

terabsorbsi pada puff atau kuas. Sehingga tingkat kemurnian merupakan hal

yang sangat penting; adanya residu asam lemak yang tidak tersaturasi perlu

dihindari karena dapat menyebabkan ketengikan pada hasil produk. Dari

kedua bahan ini, zinc stearat lebih disukai karena memiliki sifat menyejukkan.

13. Bahan-Bahan Lain

Bahan tambahan lain dapat digunakan untuk meningkatkan kelekatan

bedak pada kulit; e.g. emollient seperti cetyl atau stearil alkohol, gliseril

monostearat, dan bahan lain seperti magnesium myristate, petroleum jelly

atau mineral oil pada umumnyaditambahkan dalam jumlah kecil antara 0,5%

dan 2%. Jika diinginkan serbuk yang ringan dan memiliki daya adesif yang

baik, bahan-bahan seperti minyak mineral yang dienkapsulasi dapat

digunakan.

14. Modified Starch (Pati yang Dimodifikasi)


Kini terdapat modified starch yang sangat berguna dalam produk

bedak. Pati ini tidak berbau dan tidak menggumpal jika dalam keadaan

lembap namun memilliki sifat absorptive untuk air dan minyak. Bahan ini

dapat dijadikan sebagai pengganti talc pada produk yang sama., juga bahan

ini meningkatkan estetis pada formula dan berepran dalam absorbs minyak

pada kulit, karena bahan ini merupakan serbuk yang free-flowing dan

mencegah caking. Bahan ini bersifat transparan pada kulit dan mengurangi

opasitas formulasi. Dan keuntungan lainnya, adalah, tentunya karena bahan

ini merupakan turunan alami.

Namun, kedua pati baik ini maupun yang dimodifikasi merupakan

media yang baik untuk pertumbuhan mikrobiologi; sehingga tahap sterilisasi

merupakan hal yang penting; dan diperlukan kondisi pembuatan yang

sebersih mungkin untulk mencegah kontaminasi bakteri dan jumlah zat

pengawet yang sesuai dalam formulasi.

15. Mica

Mica bersifat translusen dan memberikan kilau yang baik. Beberapa mica

dengan tambahan tertentu sering digunakan. Misalnya dilapisi dengan barium

sulfat speris yang akan berdifusi dan memberikan efek focus yang lembut

sehingga dapat menyamarkan garis dan kerut.

16. Pengawet

Tujuannya adalah untuk menjaga kontaminsi prouk selama pembuatan

dan juga selama digunakan oleh konsumen, dimana mikroorganisme dapat


mengkontaminasi prouk setiap kali penggunaanya, baik dari tangannya atau

dari alat yang digunakan. Bahan- bahan yang digunakan harus menunjukkan

terbebas dari mikroorganisme. Tipe produk bedak biasanya berarti sangat

susah terkontaminasi mikroba tapi penggunaan air sebagai bahan tambahan,

seperti ekstrak, dapat mengubahnya, dan bahan ini harus sedapat mungkin

dihindari (ekstrak berbasis minyak harus digunakan sebelumnya). Juga harus

dikontrol penggunaan bahan tambahan dalam bedak yang digunakan di

sekitar daerah mata, pada umumnya, batasan mikroba lebih diperhatikan

untuk bahan yang digunakan dalam produk ini.

17. Antioksidan

Penggunaan antioksidan dibutuhkan untuk menjaga beberapa bahan

tambahan dari degradasi dan ketengikan. Sejumlah kecil butylatedhydroxy

anisole (BHA), butylated hydroxy toluene (BHT) atau vitamin E harus

digunakan ketika diperlukan.

18. Fumed Silika

Fumed silika dapat digunakan untuk menurunkan kerapatan bulk pada

sistem. Ini sangat kering dan tidak nyaman pada kulit, dan kadar

penggunaanya harus sanagt rendah, kurang dari 1%.

19. Micronized Plastics

Micronized plastics sepeerti polietilen, polystyrene dan nylon dapat

memberikan efek kelembutan pada formula. Partikel ini biasanya berbentuk

bulat dan efek dari bentuk bulatnya yang berperan. Jenis ini dapat digunakan
antara 5% dan 10% tapi karena harganya yang sangat mahal maka

penggunaannya terbatas.

20. Walnut Flour

Bahan alami lainnya, walnut flur, kombinasi dengan nonpearly titanium

dioxide/ barium sulfat – coated mica, direkomendasikan sebagai karakteristik

absorpsi minyak yang bagus. Silikat seperti magnesium trisilikat mngandung

air yang tinggi dan bahan yang mengabsorpsi minyak dan juga digunakan

sebagai pembawa parfum.

D. CARA PEMBUATAN BEDAK

Proses pembuatan pada umumnya (Poucher : 180)

Tahap awal pada proses pembuatan untuk bedak tabur maupun bedak

padat adalah sama, namun pada jenis kedua diperlukan penambahan zat

pengikat pada tahap awal maupun akhir, ataupun dengan parfume.

1. Penambahan Warna

Tahap penting dalam proses pembuatan produk bedak berwarna

adalah dispersi pewarna yang homogen dalam basis putih. Dispersi

tergantung pada efisiensi alat pencampur dan karakter fisik bahan dalam

campuran bedak. Homogenitas dispersi pigmen diperoleh dengan

melewatkan pigmen dan talk melalui hammer mill. Alat ini akan memecah

gumpalan pigmen, yang kemudian distabilkan dengan pelapisan oleh partikel

talk. Sekarang terdapat beberapa jenis peralatan yang mengganti


keberadaan hammer mill. Yang pertama, vertical vortex mixer, yang

mengurangi ukuran partikel dengan tumbukan antar partikel. Selain itu, high

spee mixer, yang dikenal dengan plough-shear device.

2. Pembuatan Dasar Bedak

Bahan dasar putih pertama dicampur dalam blender stainless-steel

ribbon-type. Waktu pencampuran awal selama 20 menit hingga 3 jam,

tergantung jenis mixer, kapasitas, dan ukuran batch. Selanjutnya,

penambahan warna dan pencampuran dengan dasar putih. Campuran ini

kemudan diaduk hingga homogen. Pada bedak tabur, penambahan parfum

ditambahkan pada saat terakhir. Penambahan parfum dilakukan dengan

penyemprotan pada pencampuran. Untuk bedak yang dikompres, zat

pengikat juga ditambahkan pada tahap ini. Akhirnya, warna kembali sesuai

standard dan dilakukan perbaikan, jika perlu. Jika digunakan bahan dasar

mica dalam formulasi maka maka diperlukan kehati-hatian agar platelet yang

mudah pecah tidak rusak saat proses pembuatan. Pemeriksaan warna

dilakukan dengan memindahkan sejumlah kecil dari massa tersebut dan

mencampur kembali dengan warna yang sesuai. Kemudian ditambahkan

kembali dan dicampur kembali dan dilakukan uji warna kembali.

Campuran yang telah selesai diperiksa kemudian dimasukkan pada

kantung polyethylene untuk penyimpanan, untuk memperoleh serbuk bedak

yang halus, diserbukkan. Serbuk telah siap dan memasuki tahap selanjutnya,
untuk bedak tabur dimasukkan pada kemasan dan dikempa untuk compct

powder.

3. Proses Pengempaan

Terdapat tiga prosedur berbeda yang digunakan untuk memperoleh

compct powder: wet moulding (pelelehan basah), damp compressing

(pengempaan lembap), dan pengempaan kering. Metode yang paling sering

digunakan adalah pengempaan kering.

a. Kempa Basah

Pada proses kempa basah, campuran dibuat dalam bentuk seperti

pasta dengan air dan dicetak dalam cetakan. Permukaan bagian atas dari

pasta dilapisi dengan suatu pengadhesif, kemudian dikempa ke bawah

dengan logam yang berukuran cocok atau plat gelas di mana tablet

melekat. Tablet tersebut kemudian dikeringkan dan dilepaskan dari

cetakan.

b. Kempa Lembab

Metode kempa lembab, basis bedak, pewarna, dan parfum

dicampur sampai seragam. Campuran kemudian dibasahkan dengan

cairan pengikat, kemudian dicampur sampai mencapai massa plastis yang

sesuai. Serbuk kemudian disaring dan dilewatkan ke dalam mesin

pengempa. Tablet jadi dikeringkan pada temperatur yang sesuai.

c. Kempa Kering
Metode kempa kering, basis bedak, pewarna, dan parfum

dicampur dan campuran serbuk dapat dilembabkan dengan pengikat ;

campuran kemudian dicampur secara keseluruhan dan serbuk dikempa.

E. KARAKTERISTIK BEDAK

Adapun demikian bedak (Face powder) harus memiliki ciri – cirri

sebagai berikut:

1. Covering powder

Kemampuan menutupi cacat pada kulit seperti kulit berkilau, pori-pori

yang membesar, dan cacat kulit yang kecil yang dapat membuat kulit tidak

sempurnah.

2. Slip

Kemampuan dari penyebarannya diatas kulit tanpa memaksa dan

memberikan sensasi halus yang dapat menggunakan tiupan atau sikat.

3. Adhesiveness

Kemampuan untuk dapat melekat pada kulit dan tidak menghilang

dalam waktu yang singkat untuk menghindari pemakaian kembali.

4. Absorbansy

Kemampuan mengabsorbsi hasil sekresi kulit (keringat dan minyak)

tanpa menunjukan tanda tanda adanya penyerapan.


5. Bloom

Kemampuan memberikan hasil akhir berupa sensasi beludru dan

menyerupai buah persik.

6. Konsistensi

Konsistensi dari bedak yang memberikan efek seperti badut haruslah

tidak terjadi. Penampilannya harus transparan.

F. FORMULASI BEDAK

1. Bedak purol :

R/ Acid Salicyl 2g

Bals.Peruvlan 2g

Adeps.Lanae 4g

Magn.Oxyd 10 g

Zinc.Oxyd 10 g

Talk Venet ad 100

m.fpulvis

S.u.e

2. Bedak Tipe Ringan

a. R / Zn stearat 70

ZnO 100

TiO2 20

CaCO3endap 200
Talkum 610

Parfum qs

Pewarna qs

b. R / Zn stearate 70

ZnO 100

CaCO3endap 200

Talkum 630

Parfum qs

Pewarna qs

c. R / Zn stearat 70

ZnO 100

CaCO3endap 200

Talkum 630

Parfum qs

Pewarna qs

3. Bedak Tipe Sedang

R/ Zn stearat 150

ZnO 175

CaCO3 endap 200

Talkum 610

Parfum qs

Pewarna qs
4. Bedak Tipe Berat

a. R/ Talkum 79 %

CaCO3 9%

ZnO 7%

Zn Stearat 5%

Parfum qs

Pewarna qs

Zat Pengikat qs

b. R / Talkum 69 %

Kaolin 18 %

TiO2 8%

Zn Stearat 5%

Parfum qs

Pewarna qs

Zat Pengikat qs

c. R / Mg stearat 50

Kaolin ringan 200

ZnO 150

CaCO3 endap 400

Talkum 200

Parfum qs

Pewarna qs
Contoh Pengikat :

1. R/ Minyak mineral 1%

Polioksietilen stearat2 %

Air 97 %

Pengawet qs

2. R/ Tragakan 2%

Glukosa 5%

Air 93 %

G. EVALUASI SEDIAAN BEDAK

1. Evaluasi Fisika

Dilakukan evaluasi dengan parameter homogenitas, konsistensi, uji

Organoleptis dan pH (Gorantla).

2. Pengawasan Mutu dan Praktik Laboratory

Suatu formula dimulai dari riset dan pengembangan laboratorium,

dan setelahnya di evaluasi di alam laboratorium pengawasan mutu. Tiap

rumusan yang akan dikembangkan harus dilakukan uji intensive

laboratorium untuk mengatasi masalah yang mungkin terjadi ketika akan

diperkenalkan pada konsumen. Yang paling sering di lakukan pada uji

pengawasan mutu ini yaitu pengujian panel. Selain itu, dilakukan uji

pengujian stabilitas untuk produk yang disimpan dalam waktu yang lama.
Waktu penyimpanan merupakan salah satu factor yang

menentukan dalam laboratorium modern. Namun, mutu produk adalah

factor yang utama, dan terlalu cepat (buru-buru) akan menimbulkan

masalah. Terkadang diperlukan juga kecepatan dengan ketelitian untuk

detil menyeluruh.

3. Evaluasi Farmakologi

Patch Test, tes ini dilakukan untuk mengevaluasi keamanan wajah

pada aplikasi. Ada tiga parameter yang digunakan yaitu, uji iritasi primer,

hipersensitivitas lambat dan iritasi Photo atau alergi (Gorantla).

4. Evaluasi stabilitas

Formulasi diuji dengan studi stabilitas pada menyimpan pada

kondisi suhu yang berbeda untuk jangka waktu satu bulan. Semua

formulasi yang dikemas dalam botol kaca terpisah dan disimpan pada

kondisi suhu yang berbeda yaitu suhu kamar, 35ºC dan 40ºC dan

dievaluasi untuk parameter fisik seperti warna, bau, pH, dan konsistensi

(Gorantla).

5. Shade control dan Lighting

Shade control adalah salah satu dari aspek yang mengancam

dalam pengendalian mutu bedak. Variasi antar batch yang sama terjadi,

dan titik yang tepat dimana untuk mempertimbangkan suatu batch baru

dapat menjadi pilihan komersil walau kadang-kadang sukar untuk


ditentukan. Pengendalian produksi harus sedemikan rupa sehingga

shade-nya tidak berbeda dari yang baku.

Ada beberapa cara shade control suatu bedak, tetapipada

dasarnya melibatkan dua prosedur. Pertama adalah perbandingan

penampilan bedak suatu baku ketika diratakan pada suatu latar belakang

(warna kulit wajah); Cara kedua yaitu mengevaluasi warna adalah dengan

membandingkan pada warna standard warna kulit wajah. Harus

ditekankan bahwa warna kulit merupakan pertimbangan shade control,

dan juga cara pemakaian dan evaluasi konsumen.

Sebagai contoh harus disimpan di tempat gelap untuk menghindari

warna bedak memudar.

6. Dispersi Warna

Pewarna pada bedak wajah haruslah terdispersi secara homogen

dalam dasar bedak. Tidak boleh ditemukan adanya lapisan warna atau

ketidakbercampuran pada dispersi bedak yang menyebabkan pulverisasi

yang jelek atau pengeluaran warna keseragaman pada bedak dapat

dengan mudah diperiksa dengan menyebarkannya pada kertas putih dan

diuji dengan kaca pembesar. Jika terdapat ketidakseragaman yang

terdeteksi, proses selanjutnya untuk memperoleh pengembangan warna

maksimal harus diperoleh dalam homogenitas.

7. Pay Off
Hasil dari bedak harus selalu diperiksa pada kulit. Jika tekanan

pada cake terlalu besar, bedak yang dihasilkan tidak akan tersapu bersih

dengan mudah, dan akan ada gaya adhesi yang tidak cukup dari bahan

terhadap puff. Jika tekanannya terlalu rendah, cake akan menjadi lembek

dan mempunyai kecenderungan menjadi remuk dan pecah.

8. Uji Tekanan

Pada bedak tekanan yang diberikan secara alami haruslah rata,

dengan adanya kantung-kantung udara akan membuat cake menjadi

mudah pecah. Keseragaman dan kekerasan dari cake sebaiknya

diperiksa dengan penetrometer. Pemeriksaan pada table sebaiknya

diambil dari berbagai segi untuk meyakinkan bahwa produk cukup keras

dan tekanan yang diberikan seragam (Barel, 2001).

9. Tes Keretakan

Langkah yang paling baik terhadap kecenderungan bedak menjadi

pecah adalah dengan menjatuhkan bedak pada permukaan kayu

beberapa kali pada ketinggian 8-10 inci. Jika cake yang dihasilkan tidak

rusak, mengindikasikan bahwa kekompakannya lulus uji dan dapat

disimpan tanpa menghasilkan hal-hal yang tidak memuaskan (Barel,

2001).
DAFTAR PUSTAKA

1) Barel, Andre O, dkk. 2001. Handbook of Cosmetic Science and

Technology. Marcel Dekker, Inc: New York

2) Eshmawi, Bayan. Cosmetic Formulation Preparation. King Abdul Azis

University Pharmacy School Department. Malaysia. 2010


3) Gorantla, Naresh,.et al. Formulation and Evaluation of Face Pack

Containing Oats and Other Natural Ingredients. Balaji College of

PharmacyDept. of Biotechnology, Sri Krishnadevaraya University:

Anantapur, A.P, India

4) Martin. Dispending of Medication. Marck Publishing Company.

Pensylvania. 1979

5) Poucher, Jonh. 2000. Poucher’s Perfume’s, Cosmetics and Soap’s Kluer

Academic Publisher’s. USA

6) S.K. Singh. 2000. Handbook on Cosmetics (Procces, Formulae with

Testing Methods). Asia Pasific Business Press inc

7) Surber C, Smith EW. The mystical effects of dermatological vehicles.

Dermatology. 2005

8) T. Mitsui. 1997. New Cosmetic Science. Elsevier Science B.V. The

Netherlans, Amsterdams.

Anda mungkin juga menyukai