Anda di halaman 1dari 4

Drama Ramadhan

(Dipagi hari yang masih gelap gulita, para remaja remaji musholah nur hidayah, tengah berkeliling

kampung membangunkan para penduduk dusun 3 meranti untuk sahur)

Anak-anak: sahuuur...sahuuur...

(ibu membangunkan anak)

Ibu: Nak, bangun nak, sudah waktunya sahur, ayo bangun

Putri: iya bu

Ibu: Adek ayo bangun, kita sahur yuk, kakak udah bangun tuh nak

Ririn: Iya bu

(Mereka pun sahur bersama, setelah makan sahur mereka lalu sholat subuh berjamaah, dan

selesai sholat mereka mengaji kemudian beres-beres rumah)

(pagi yang cerah mereka bergegas menuju hutan untuk mencari kayu bakar)

Ibu: Ayo kak bantu ibu mencari kayu bakar dihutan, adek dirumah aja ya? Ayo kak kita pergi

Putri: Iya bu ayo

*tutup tirai* (mereka pun berjalan kaki mencari kayu bakar dihutan, setelah mendapatkan kayu

yang cukup, mereka pun kembali kerumah) *buka tirai*

(setelah sampai dirumah, mereka membuat kue untuk berjualan keliling kampung)

Ibu dan Anak: kue..kue... takjil..takjil

Pembeli: Bu beli kuenya, berapaan bu?

Ibu: 500 rupiah saja bu


Pembeli: Kasih 5 ya bu kuenya, ini uang nya bu

Ibu: Ini kuenya bu, terima kasih

(mereka pun berkeliling untuk mencari pembeli, setelah berjam-jam berjalan, kuenya tidak habis

terjual, akhirnya mereka pun beristirahat sejenak)

Ibu: Kita istirahat sebentar disini ya nak?

(mereka pun duduk, disaat mereka sedang beristirahat, putri dan ririn melihat teman-temannya

sedang membicarakan baju baru untuk persiapan lebaran)

Anak 1: Eh kamu tau gak? Mama aku udah beliin baju lebaran buat aku loh, kamu udah beli belum?

Anak 2: Udah dong, aku udah beli baju lebaran juga, baguus banget

(putri dan ririn pun termenung melihat temen-temannya)

Ibu: Kalian kenapa? Kalian sakit?

Putri: Gak papa kok bu, yasudah jalan lagi yuk bu

Putri: bu jualan nya kok belum habis ya bu?

Ririn:iya bu, ririn capek nih

Ibu: Yasudah, tidak apa-apa, mungkin belum rezeki kita, yuk kita keliling lagi

(mereka pun berkeliling kampung lagi untuk menghabiskan kuenya yang belum terjual. Hari pun

menjelang petang, waktu berbuka puasa pun akan tiba, lalu mereka pun kembali kerumah) *tutup

tirai*

(malam takbir pun tiba) *buka tirai*

Putri: Bu itu suara takbir ya?


Ibu: Iya sayang

Ririn: Berarti besok lebaran ya bu?

Ibu: Iya sayang

Putri: Eeemmm... putri sama ririn gak beli baju lebaran ya buk? Besok kan sudah lebaran buk?

(sang ibu pun menatap wajah kedua anaknya dengan wajah sedih, lalu ibu menjawab sambil

meneteskan air mata)

Ibu: Sayang, hari lebaran gak mesti pakai baju barukan? Yang penting hati kita harus bersih dari

sifat-sifat yang tidak bagus

Putri: Oh gitu ya buk?

Ibu: Iya sayang, baju yang lama kan masih bagus, pakai baju yang lama saja ya?

Putri dan ririn: Iya bu

(sang ibu pun memeluk kedua anaknya sambil menangis. Tiba-tiba ada orang yang mengetuk

pintu rumah mereka) tok..tok..tok..

Amil Zakat: Assalamu’alaikum..

Putri: Siapa itu bu? Malam-malam begini mengetuk pintu

Ibu: Iya, yuk kita buka pintunya, wa’alaikum salam, ada apa ya pak?

Amil Zakat: Bu saya amil zakat, ini ada zakat fitrah untuk ibu

Ibu: Alhamdulillah, terima kasih ya pak?

Putri: Yee.. berarti kita bisa beli baju baru ya buk?

Ririn: yee.. besok pakai baju baru


(akhirnya ibu dan kedua anaknya itu merasa gembira sekali ketika mendapatkan uang zakat fitah.

Kemudian sang ibu pun langsung membeli kan baju lebaran untuk kedua anaknya)

Anda mungkin juga menyukai