Kerajaan Kutai (Martadipura) merupakan kerajaan Hindu tertua di Indonesia.
Kerajaan Kutai diperkirakan muncul pada abad 5 M. Kerajaan ini terletak di Muara Kaman, Kalimantan Timur, tepatnya di hulu sungai Mahakam. Nama Kutai diambil dari nama tempat ditemukannya prasasti yang menggambarkan kerajaan tersebut. Prasasti tersebut juga menandakan bahwa disana benar-benar adanya agama. Oleh karena itu, Kerajaan Kutai sudah menerapkan sila pertama pada pancasila. Raja terbesar dari Kerajaan Kutai adalah Raja Mulawarman. Keberadaan kerajaan kutai berdasarkan sumber berita yang ditemukan berupa prasasti yang berbentuk yupa berjumlah 7 buah yupa yang menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta.
Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan Budha yang berdiri pada abad ke 7
dibuktikan dengan adanya prasasti kedukan Bukit di Palembang. Nama Sriwijaya berasal dari bahasa Sansekerta berupa “Sri” berarti bercahaya dan “Wijaya” berarti kemenangan sehingga dapat diartikan dengan kemenangan yang bercahaya. Kerajaan Sriwijaya berjaya pada abad 9-10 M dengan menguasai jalur perdagangan maritim di Asia Tenggara. Sriwijaya menjadi pengendali rute perdagangan lokal yang mengenakan bea cukai kepada setiap kapal yang lewat. Kerajaan Sriwijaya juga mengumpulkan kekayaannya dari jasa pelabuhan dan gudang perdagangan yang melayani pasar Tiongkok dan India.
Kerajaan Majapahit merupakan kerajaan Hindu di Jawa Timur. Kerajaan
Majapahit didirikan oleh Raden Wijaya (1293 M). Sumber utama yang digunakan untuk membuktikan keberadaan Kerajaan Majapahit adalah Kitab Negarakertagama oleh Empu Prapanca yang memperkenalkan Pancasila Krama, Kitab Sutasoma oleh Empu Tantular yang memperkenalkan Bhineka Tunggal Ika, Sumpah Palapa oleh Gajah Mada yang ingin menyatukan nusantara.
Tahun 1596 Belanda datang ke Indonesia dengan dipimpin oleh Cornelis de
Hotman. Tujuannya ialah untuk berdagang. Belanda membentuk badan dagang yang diberi nama VOC. Setelah dibentuk VOC, Indonesia baru dijajah oleh Belanda. Bangsa Indonesia yang dijajah oleh Belanda, hidup dalam penderitaan dan kebodohan selama ratusan tahun. Hal ini adalah pengaruh sistem kolonialisme yang berusaha untuk membodohi dan membodohkan bangsa jajahannya. Dr. Soetomo, Dr. Wahidin Sudirohusodo, dan Dr. Radjiman Wediodiningrat mengajak pelajar STOVIA di Jakarta untuk mendirikan perhimpunan di kalangan para pelajar guna menambah pesatnya usaha mengejar ketertinggalan bangsa.
Masuknya Jepang ke Indonesia awalnya disambut gembira oleh para pejuang
kemerdekaan. Jepang dianggap dapat membantu mengusir kolonial Belanda. Namun, setelah Jepang mendarat di Hindia Belanda ternyata Jepang berbuat tak kalah licik. Jepang mengeruk sumber kekayaan alam yang strategis yang ada di tanah air. Luasnya daerah pendudukan Jepang membuat Jepang memerlukan tenaga kerja yang begitu besar. Tenaga kerja ini diambil dari penduduk Jawa. Para tenaga kerja ini dipaksa untuk kerja Romusa. Diantara para romusa yang berasal dari tokoh pergerakan adalah Soekarno dan Otto Iskandardinata. Akhir pendudukan imperialisme Jepang karena Jenderal Kaiso memberikan janji kemerdekaan kepada Indonesia dan panglima Jepang Letnan Jenderal Kumakici Harada mengumumkan pembentukan BPUPKI. Jepang semakin terdesak, beberapa pusat pertahanan di Jepang jatuh ke tangan Amerika Serikat. Akhirnya Jepang menyerah kepada sekutu dan berakhirnya juga masa pendudukan Jepang di Indonesia. PANCASILA FASE SEJARAH PENGGALIAN DAN PERUMUSAN PANCASILA