MASA NIFAS
MAKALAH
Oleh:
Siti Maimunah
1810104290
B. Rumusan masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan psikologi, persalinan dan pasca bersalin
(nifas)?
2. Bagaimanakah perubahan psikologi ibu bersalin dan pasca bersalin?
BAB II
PEMBAHASAN
Adaptasi lain yang secara psikologis dialami oleh ibu post partum, yakni :
a) Abandonment
Perasaan tidak berarti dan dikesampingkan. Sesaat setelah persalinan,
sebagai pusat perhatian semua orang menanyakan keadaan dan
kesehatannya. Beberapa jam setelah itu, perhatian orang-orang di
sekitar mulai ke bayi dan ibu merasa “cemburu” kepada bayi. Saat
pulang kerumah, ayah akan merasakan hal yang sama dengan ibu,
karena istri akan lebih fokus pada bayi. Perawat harus membicarakan
hal ini pada ayah dan ibu secara bersamaan, bagaimanapun juga peran
orang tua adalah sama dalam perawatan bayi. Melakukan perawatan
bayi secara bersamaan akan membantu orang tua memiliki peran yang
sama dalam perawatan bayi.
b) Disappointment
Perasaan kecewa terhadap kondisi bayi karena tidak sesuai yang
diharapkan saat hamil. Orang tua yang menginginkan bayi yang putih,
berambut keriting, dan selalu tersenyum akan merasa kecewa ketika
mendapati bayinya berkulit gelap, berambut tipis dan menangis terus.
Perawat harus membantu orang tua untuk dapat menerima bayinya,
dengan menunjukkan kelebihan-kelebihan bayi, seperti, sehat, mata
yang bersinar dan kondisi yang lengkap tanpa cacat.
c) Pospartum Blues
1) 80% wanita post partum mengalami perasaan sedih yang tidak
mengetahui alasan mengapa sedih.
2) Ibu sering menangis dan sensitif. Pospartal blues juga dikenal
sebagai baby blues. Hal ini dapat disebabkan karena penurunan
kadar estrogen dan progesteron.
3) Pada beberapa wanita dapat disebabkan karena respon dari
ketergantugan pada orang lain akibat kelelahan, jauh dari rumah
dan ketidaknyamanan fisik. Jika hal ini berlanjut maka ibu perlu
dikonsulkan ke psikiatri agar tidak berlanjut ke depresi.
Disamping itu adapun masalah- masalah psikologis pada masa nifas,
yakni : Baby Blues, Depresi Post Partum dan Psikosa Post Partum. Maka
dari itu dukungan suami dan keluarga masih terus diperlukan ole hibu.
Suami dan keluarga dapat membantu merawat bayi,mengerjakan urusan
rumah tangga sehingga ibu tidak telalu terbebani. Ibu memerlukan istirahat
yang cukup, sehingga mendapatkan kondisi fisik yang bagus untuk dapat
merawat bayinya.
BAB III
ANALISIS KASUS
ANALISIS
Penyebab:
Dilihat dari sisi psikologis sang ibu bisa saja mengalami masalah
psikologis Post Partum Psychosis (PPP) atau psikologis pasca melahirkan. PPP
sendiri ialah gangguan pasca melahirkan yang berbeda dan jauh lebih berat
dari Baby Blues bahkan Post Partum Depression(PPD). "PPP bisa terjadi
bersamaan dengan baby blues atau PPD, atau bahkan setelahnya, namun sering
dialami dalam waktu lebih panjang," ujar Psikolog Anak dan Keluarga, Anna
Surti Ariani.
Perbedaan antara baby blues, PPD, dan PPP. Kata para peneliti, hampir 80
persen ibu mengalami baby blues sekitar 3-5 hari setelah melahirkan. Ia merasa
kelelahan, kadang merasa malas mengurus bayi, mood swing atau suasana hati
yang sering berubah-ubah, sehingga baru saja merasa senang tiba-tiba merasa
sedih, serta mudah tersinggung."Biasanya gejala tersebut menghilang dengan
sendirinya dalam waktu dua minggu setelah mengalaminya," tambah Anna.
Sedangkan, untuk PPD, ia bisa muncul pada saat yang bersamaan
dengan Baby Blues, ataupun setelahnya. Namun tidak hilang dalam 2 minggu,
bisa berlangsung jauh lebih lama. Biasanya ibu tak hanya mengalami gejala-gejala
di atas, namun juga mengalami perubahan pola makan (jadi berkurang atau malah
berlebihan) dan pola tidur (jadi sulit tidur, terus terbangun, atau justru tidur terus).
Cara mencegah:
Pada proses pasca bersalin juga membutuhkan dukungan yang lebih dari
keluarga dekat karena ibu pasca bersalin memiliki tingkat emosional yang lebih
sensitif sehingga dapat menimbulkan beberapa kejadian yang berkaitan dengan
gangguan psikologis pasca persalinan adalah adanya perasaan cemas, khawatir
ataupun was-was yang berlebihan, sedih, murung dan sering menangis tanpa ada
sebab, sering merasa kelelahan dan sakit kepala seperti migren, perasaan
ketidakmampuan misalnya mengurus si kecil dan adanya perasaan putus asa
(Herman, 2009).
Maka dari itu dukungan suami dan keluarga masih terus diperlukan oleh
ibu. Suami dan keluarga dapat membantu merawat bayi,mengerjakan urusan
rumah tangga sehingga ibu tidak telalu terbebani. Ibu memerlukan istirahat yang
cukup, sehingga mendapatkan kondisi fisik yang bagus untuk dapat merawat
bayinya
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kehamilan, persalinan dan kelahiran bayi pada umumnya memberikan
arti emosional yang besar pada setiap wanita, dan juga pada kedua orang
tuanya. Wanita-wanita hamil pada umumnya dihinggapi keinginan-keinginan
dan kebiasaan yang aneh-aneh serta irrasional, yang disebut sebagai peristiwa
"mengidam". Peristiwa ini biasanya disertai emosi-emosi yang kuat, oleh
sebab itu wanita yang bersangkutan jadi sangat perasa, sehingga mudah
terganggu keseimbangan mentalnya.
Persalinan merupakan masa yang cukup berat bagi ibu, dimana proses
melahirkan layaknya sebuah pertaruhan hidup dan mati seorang ibu, terutama
pada ibu primipara, dimana mereka belum memiliki pengalaman melahirkan.
Rasa cemas, panik, dan takut yang melanda ibu dengan semua ketidakpastian
serta rasa sakit yang luar biasa yang dirasakan ibu dapat mengganggu proses
persalinan dan mengakibatkan lamanya proses persalinan. Rasa cemas dapat
timbul akibat kekhawatiran akan proses kelahiran yang aman untuk dirinya
dan bayinya.
B. Saran
Dalam proses menghadapi persalinan dan nifas, untuk menghindari
terjadinya gangguan psikologi maka diperlukan dukungan keluarga atau suami
untuk memberikan sentuhan kasih sayang, meyakinkan ibu bahwa persalinan
dan nifas dapat berjalan lancar, mengikutsertakan keluarga untuk memberikan
dorongan moril, cepat tanggap terhadap keluhan ibu/ keluarga serta
memberikan bimbingan untuk berdoa sesuai agama dan keyakinan.
DAFTAR PUSTAKA
Saifuddin. 2010. Problem Psikologis Pasien Pra dan Pasca Melahirkan dan
Solusinya dengan Bimbingan Rohani Islam. Skripsi. Universitas
Walisongo
Supiati, Murwat. 2014. Faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi depresi
postpartum. Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan.Volume 3 No 2 November
2014, hlm 106-214.