Anda di halaman 1dari 6

Bisnis dan Kaum Muda Indonesia

A. Latar Belakang
Saat ini di Indonesia pesat sekali dalam perkembangan bisnis. Banyak
pengembangan bisnis muncul dari bisnis kecil hingga bisnis yang mendunia, dari
bisnis offline hingga bisnis online. Hal tersebut sangat mengangumkan sekali bagi
bangsa Indonesia. Dalam perkembangan bisnis offline Indonesia bisa disebut
merupakan prospek pasar yang cerah bagi para investor. Terutama invstor dalam
negeri. Karena setiap sudut di negara kita ini bisa menghasilkan uang.
Sudah banyak para pebisnis sukses Indonesia yang berhasil. Kita liat saja
seperti Tung Desem Waringin, Abdurizal Bakrie Chaerul Tanjung, Harry Tanoe dll. Itu
merupakan beberapa contoh betapa besarnya geliat bisnis di negeri kita ini. Dan juga
bisnis di Indonesia sudah mulai dilirik oleh pasar luas yaitu pasar asing. Para investor
luarpun berlomba-lomba untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Itu merupakan
apresiasi yang bagus dari para investor dan menandakan bahwa Indonesia mulai
dipercaya untuk menjadi tempat penanaman modal. Bisnis onlinepun saat ini tidak
kalah pentingnya, meskipun dibilang agak tertinggal dari bisnis offline tetapi bisnis
online terus mengejarnya. Di pasar internasional Indonesia merupakan salah satu
pelaku yang diakui dalam bisnis online. Itu terbukti dengan banyaknya para pengguna
internet dari Indonesia yang menggunakan “ebuy” yang merupakan salah satu situs
jual beli berskala internasional.
Meskipun belum mendapat kepercayaan tinggi di bidang bisnis online,
Indonesia tetap menggeliat dalam berbisnis online, dan secara bertahap pasar
internasional mulai mempercayai Indonesia. Itu ditandai dengan datangnya web-web
besar seperti paypal, skype, yahoo ke Indonesia. Mereka berbondong-bondong ke
Indonesia untuk memanfaatkan pasar Indonesia.
Dari beberapa hal diatas dapat disimpulkan bahwa geliat bisnis Indonesia di
pasar Internasional sangat bagus. Animo masyarakat tentang bisnis berskala
internasional mulai terbuka, dengan fenomena tersebut diharapkan anak muda
Indonesia turut mengambil bagian dalam perkembangan bisnis tersebut, terutama
dala hal bisnis online. Bisnis online bisa dikatakan bahwa bisninya para anak muda
Indonesia, hal ini dikarenakan sebagian besar anak muda Indonesia menggunakan
Android yang terhubung dengan koneksi internet, sehingga hal ini sangat
memungkinkan bagi mereka untuk turut menjadi pebisnis yang berbasis
internet/digital.
Era digital saat ini merupakan saat yang menguntungkan bagi banyak pihak
terutama masyarakat Indonesia terkhsus anak muda Indonesia. Terkait dengan
bertambahnya pengguna Internet di seluruh Dunia terutama di Indonesia yang
mencapai 102 Juta pengguna dan berada di urutan ke-6 Dunia sebagai pengguna
Internet yang pertumbuhannya tergolong cepat. Menurut data dari emarketer
diperkirakan pertumbuhan pengguna Internet di Indonesia pada tahun 2018 akan
mencapai 120 juta lebih (Nugraha & Wahyuhastuti, 2017).
Setiap orang yang memulai bisnis baru adalah sedang berwirausaha. Seorang
pengusaha muda khususnya yang begerak dalam bisnis start up memiliki inovasi
untuk menghasilkan solusi kreatif yang berhubungan dengan pasar yang
kebutuhannya belum terpenuhi dan menciptakan jenis nilai yang baru bagi pelanggan.
Pebisnis yang bergerak di bidang bisnis start up kebanyakan dipromotori oleh anak
muda, hal ini terjadi karena anak muda saat sekarang ini mempunyai banyak ide-ide
yang kreatif yang seiring dengan perkembangan teknologi. Dengan mengambil bagian
dari bisnis yang berbasis digital adalah bagian dari keterlibatan anak muda dalam
meningkatkan jiwa bisnis masyarakat yang ada di Indonesia.
Kewirausahaan dan Kaum Muda Indonesia
Kewirausahaan merupakan persoalan penting dalam perekonomian suatu
bangsa yang sedang berkembang. Kewirausahaan telah lama menjadi perhatian
penting dalam mengembangkan pertumbuhan sosial ekonomi suatu Negara.
Kewirausahaan atau entrepreneurship pertama kali diperkenalkan pada abad ke 18
dengan tujuan utamanya adalah pertumbuhan dan perluasan organisasi melalui
inovasi dan kreativitas. Secara sederhana kewirausahaan adalah proses inovasi dan
kreativitas yang memiliki resiko tinggi dalam menghasilkan nilai tambah bagi produk
yang bermanfaat untuk masyarakat dan mendatangkan keuntungan bagi wirausaha.
Seorang wirausahawan adalah seorang yang memiliki keahlian untuk menjual, mulai
dari menawarkan ide hingga komoditas baik berupa produk atau jasa. Dengan
kreativitasnya, wirausahawan mampu beradaptasi dengan berbagai situasi dan
kondisi lingkungan. Pada umumnya kebanyakan anak muda masih bergantung pada
orang tuanya dalam hal keuangan, tetapi pada saat ini lebih banyak lagi anak muda
yang berani mencari pendapatannya sendiri dengan cara berwirausaha baik itu dalam
bidang barang maupun jasa, seperti mengusahakan cafe, usaha kuliner, toko baju,
toko aksesoris dan online shop dan yang lainnya (Kahayani, 2017).
Saat ini dunia dihadapkan pada masalah bertambahnya jumlah pengangguran.
Berdasarkan International Labour Organization (ILO) yang dilangsir oleh media harian
Tempo, bahwa pengangguran global akan meningkat dalam lima tahun mendatang
dimana 212 juta jiwa terancam tidak mempunyai pekerjaan sebelum tahun 2019. Di
negara Yunani dengan angka 23,1 persen menduduki posisi pertama tingkat
pengangguran di Uni Eropa. Sedangkan, di Indonesia sendiri sebagai negara
berkembang menduduki posisi ke-19 setelah Hongkong dan India.
Salah satu alternatif untuk memecahkan masalah pengangguran tersebut
adalah dengan menjadi seorang wirausaha (enterpreuner). Wirausaha di Indonesia
masih dikatakan cukup rendah, pada tahun 2010 lalu, dari 230 juta penduduk hanya
0,2 % saja yang berprofesi menjadi wirausaha. Namun, data terakhir di tahun 2014
jumlah wirausahawan mengalami kenaikkan menjadi 1,6 persen. Tetapi, masih kalah
dengan Malaysia dan Singapura yang menduduki angka 5 dan 7 persen. Untuk
menjadi sebuah negara yang sukses dibutuhkan minimal 2 persen wirausaha dari
jumlah penduduk di negara tersebut. Untuk menjadi individu yang dapat menciptakan
lapangan kerja bagi orang lain seperti yang disebutkan sebelumnya, wirausahawan
perlu menumbuhkan jiwa enterpreneurship atau kewirausahawan, yakni usaha
menciptakan nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan sumbersumber melalui
cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan (Fauziah & Prabowo,
2017).
Berdasarkan data dan fakta tersebut, maka anak muda Indonesia sangat
diharapkan mengambil peranan penting dengan memanfaatkan kreativitas dan
inovasi mereka dalam perkembangan teknologi, sehingga hal ini akan membantu
meningkatkan jiwa dan semangat wirausaha masyarakat Indonesia. Dengan
demikian, hai ini akan meningkatkan perekonomian Indonesia pada level yang lebih
tinggi, sehingga Indonesia mampu bersaing dengan Negara berkembang dalam
sistem perekonomian dunia. Hal ini dapat terwujud jika anak muda Indonesia
mempunyai niat dan motivasi dalam wirausaha.
Di negara kita Indonesia, usaha dalam menanamkan jiwa dan semangat
kewirausahaan bagi anak muda itu, dimulai di perguruan tinggi, jiwa kewirausahaan
kepada mashasiswa terus digalakan dan ditingkatkan, tentunya dengan berbagai
metode dan strategi yang membuat mahasiswa tertarik untuk berwirausaha. Bahkan
pada tingkat pemerintah melalui Kementerian Koordinator Perekonomian telah
memberikan peraturan kepada seluruh lembaga pendidikan yang ada di Indonesia,
dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi diwajibkan untuk memberikan mata
pelajaran atau mata kuliah Kewirausahaan tersebut (Febriyanto, 2015). Ini merupakan
wujud dari keseriusan pemerintah untuk meningkatkan jiwa wirausaha masyarakat
Indonesia secara umum dan mahasiswa secara khusus, demi terwujudnya
persaingan perekonomian Indonesia degan Negara yang ada di Dunia.
Niat Kaum Muda dalam Berwirausaha
Di dalam berbagai situasi, niat merupakan prediktor yang paling efektif dalam
menggambarkan perilaku di masa yang akan datang seperti mencari pekerjaan dan
pilihan karir. Dalam konteks kewirausahaan bagi mahasiswa, niat berwirausaha
dipertimbangkan sebagai elemen kunci untuk memahami bagaimana keputusan
mahasiswa untuk memulai usaha baru dimasa yang akan datang. Keputusan memulai
usaha baru diasumsikan sebagai keputusan yang direncanakan individu untuk
beberapa waktu kemudian dan didahului dengan niat untuk melakukannya. Niat
berwirausaha tersebut akan mengarahkan tujuan yang ditetapkan, komunikasi,
komitmen, organisasi, dan jenis pekerjaan. Niat tersebut dapat diaktualisasikan dalam
waktu singkat sebelum keputusan perilaku aktual dilaksanakan atau bahkan tidak
pernah direalisasikan sama sekali. Terdapat beberapa variasi pendekatan
menentukan faktor-faktor niat berwirausaha (Dhamayantie, 2014).
Berwirausaha merupakan salah satu tujuan bagi masyarakat Indonesia
khususnya anak muda setelah menyelesaikan studi di Perguruan Tinggi. Hal
tersebut dikarenakan bahwa berwirausaha memberikan beberapa keuntungan,
seperti mampu mengatur keuntungan sendiri, kepuasan diri, mandiri, dan hasil yang
sesuai keinginan (Sihombing 2012). Niat kemudian menjadi kata yang sering
digunakan dalam semangat kewirausahaan pemahaman di kalangan anak muda.
Faktor motivasi yang menghasilkan perilaku dapat dinyatakan bahwa besarnya
niat untuk melakukan suatu perilaku, yang besar kemungkinan bahwa individu akan
terlibat dalam perilaku berwirausaha. Niat merupakan motivasi seseorang untuk
bertindak atas sadar perencanaan dan keputusan. Niat berwirausaha merupakan
motivasi untuk membuat perencanaan secara sadar yang bertujuan untuk
mendirikan sebuah bisnis. Kewirausahaan sebagai "selfacknowledged” atau
keyakinan atau niat yang dimiliki oleh seseorang untuk mendirikan usaha atau
bisnis baru secara sadar dan berencana untuk melakukannya di masa depan.
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan atau munculnya usaha baru yaitu
faktor pendidikan tinggi. Pendidikan menjadi tolak ukur bahwa semakin tinggi tingkat
pendidikan seseorang maka keterampilan wirausaha juga tinggi. Faktor kedua
pengalaman berwirausaha yang berarti seseorang dengan pengalaman
berwirausaha sebelumnya telah terbiasa menghadapi ataupun mampu menghindari
kesalahan.
Faktor selanjutnya yaitu jaringan yang luas yang berarti pendiri usaha memiliki
jaringan luas yang akan menguntungkan usahanya dalam aspek modal dan
pelanggan. Orientasi berwirausaha juga merupakan faktor pendorong yang
menjelaskan berbagai hal mengenai inovasi, berani mengambil risiko untuk
mencoba hal baru dan tidak pasti dan mampu melihat peluang baru.
Faktor terakhir yaitu motivasi dan tujuan yang menjelaskan mengenai visi dari
pendiri usaha di masa depan yang lebih menantang. Dengan demikian, niat
berkorelasi dengan perilaku, semakin kuat niat maka akan mempengaruhi perilaku
tersebut. oleh karena itu, niat berwirausaha berfungi sebagai mediator terhadap
tindakan (Nugraha & Wahyuhastuti, 2017).
KESIMPULAN
Perkembangan teknologi yang begitu pesat sangat berdampak kepada
perkembangan dunia bisnis saat ini, dengan zaman yang serba digital menuntut
para pelaku bisnis untuk secara cepat beradaptasi dengan perubahan tersebut.
Kaum muda sebagai generasi mileneal dan sasaran utama perkembangan
teknologi dan bersentuhan secara langsung era digital ini, mereka dituntut untuk
memanfaatkan peluang yang ada seiring dengan perkembangan itu. Dengan
kreativitas dan inovasi yang dimiliki kaum muda, diharapkan dapat diadaptasi ke
dalam dunia bisnis yang berbasis digital, sehingga hal ini akan membantu Negara
mengatasi masalah pengangguran dan membantu meningkatkan perekonomian
Indonesia melalui bisnis yang berbasis digital.
Daftar Pustaka

Fauziah, Alia R. & Prabowo, Hendro (2017). Life Experience Pada Wirausaha
Generasi Digital, h. 11.

Febriyanto, (2015). Strategi Peningkatan Kewirausahaan Bagi Mahasiswa Di


Pendidikan Tinggi, Vol. 1, h. 108.

Dhamayantie, Endang, (2014). Peranan Orientasi Budaya Individu Terhadap Niat


Berwirausaha Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Tanjungpura, h. 2-3.

Kahayani, Virginia Maria, (2017). Studi Tentang Motivasi Anak Muda Untuk
Berwirausaha Di Kecamatan Samarinda Kota, Vol. 5, h. 53-54.

Nugraha, Aryan Eka Prastya & Wahyuhastuti, Novika (2017). Startup Digital Business,
Sebagai Solusi Penggerak Wirausaha Muda, Vol. 2, h. 1-3.

Anda mungkin juga menyukai