Anda di halaman 1dari 5

TUGAS SOSIOLOGI UMUM

PERTEMUAN 10
KELOMPOK 1 HIPOTESA

1. Alifiani Dianti (A14180060)


2. Dimas Prayoga (A44180073)
3. Reval Pranadya Nugraha (C24180011)
4. Adinda Yulya Rachmawati (C34180043)
5. Fathiya Hafiza Amri (E44180015)
Asisten : Atia Rohmah

MATERI KEKUASAAN DAN


WEWENANG

“Penggulingan Kekuasaan : Antara ORLA dan ORBA”—Panji Semirang


“Sampang dan Tradisi Perlawanan”—Anwar Hudijono

A. Rangkuman Penggulingan Kekuasaan : antara ORLA dan ORBA


Pengertian Orde Lama adalah tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara
zaman Presiden Soekarno. Tatanan penggantinya, yang berusaha melakukan
koreksi atas Orla, disebut Orde Baru. Orba kemudian dikoreksi lagi oleh Orde Baru
yang lebih Baru (Orbaba). Pada dua kali pergantian orde tersebut terjadi
pertumpahan darah, langsung maupun tidak langsung. Pertumpahan darah
pergantian Orla dilakukan oleh PKI yang kemudian terjadi balas dendam yang
cukup dahsyat. Pertumpahan darah pergantian Orba dilakukan oleh orang-orang
bersenjata terhadap pendemo di Universitas Trisakti (12/5). Jatuhnya korban di
Universitas Trisakti memicu percepatan aksi reformasi selanjutnya.
Pada demo 1966, militer ada yang pro ada pula yang kontra. Letjen Soeharto
bersama jenderal-jenderal lain berada di pihak demonstran. Pada demo 1998,
militer berdiri pada jalur undang-undang, tidak ada yang langsung mendukung
demo. Pada tahun 1966 tidak ada korban jiwa lebih banyak. Korban kerusuhan
boleh dikata tidak ada. Pada demo 1998, penculikan, penembakan, dan kerusuhan,
konon terkoordinasi. Korban jiwa termasuk yang di daerah lebih 1.000 orang.
Mahasiswa menyampaikan aspirasi mereka untuk menekan Presiden
Soeharto agar mundur. Presiden Soekarno mundur melalui dua proses, sedangkan
Presiden Soeharto mundur hanya melalui satu langkah besar. Komite Reformasi
yang akan didirikan oleh Presiden Soeharto, tidak mendapat tanggapan yang positif.
Akhirnya, Soeharto angkat tangan dan langsung menyerahkan kekuasaan. kepada
Wapres B.J. Habibie yang kemudian disumpah di depan Mahkamah Agung.
Peristiwa tragis sejarah yang berulang sebenarnya dapat “dicegah”. Namun,
manakala manusia selaku pelaku sejarahnya berhati-hati dan sadar akan sejarah, dia
akan terhindarkan untuk mengulanginya. Ini menyedihkan, seseorang yang pernah
“menggulingkan” kekuasaan, kemudia digulingkan oleh pihak lain.

B. Resume Sampang dan Tradisi Perlawanan


Daerah Sampang (Madura) diasosiasikan dengan sosok masyarakat yang
sifatnya kaku dan keras. Pada tahun 1993, petani miskin tanpa rasa gentar
menyongsong terjangan peluru aparat militer untuk mempertahankan martabat dan hak-
hak mereka atas tanah yang akan dijadikan waduk. Pada tahun 1997, masyarakat
bergolak menentang hasil pemilihan umum karena dinilai tidak jujur dan tidak adil,
penuh kecurangan dan rekayasa untuk memenangkan partainya penguasa, Golkar.
Peristiwa tersebut dicatat sebagai cikal bakal penting perjuangan demokrasi di
Indonesia. Perlawanan yang gigih ini membuahkan perolehan NU di Sampang
merupakan yang tertinggi di Jatim. Golkar mengubah taktis, tidak melakukan
pertempuran frontal, tetapi dengan cara memecah belah ulama. Pemilu 1992,
pemerintah militer dan Golkar berpadu merealisasi program Golkarkan Sampang.
Sementara PPP melawan dengan jargon Pertahankan Sampang hidup atau mati. Pada
pemilu 1997, giliran PPP yang mengorbankan semangat Rebut kembali Sampang.
Sampai rezim Orde Baru runtuh, Sampang merupakan daerah yang sulit ditaklukkan.
C. Analisis Teks
1. Uraikan saluran apakah yang digunakan oleh Orde Baru untuk memperkokoh
kekuasaannya? Tunjukkan bukti-bukti dari bacaan anda! Adakah bukti bahwa kekuasaan
pemerintah Orde Baru bersifat kumulatif?
Jawab:
Saluran yang terdapat pada bacaan adalah saluran militer karena terjadi pertumpahan
darah ketika pergantian Orba dilakukan oleh orang-orang bersenjata terhadap pendemo
di Universitas Trisakti. Buktinya terdapat dalam kalimat ”Pada tahun 1966, korban jiwa
jatuh di depan Istana Merdeka, yaitu Arief Rahman Hakim dan Zubaidah. Kemungkinan
penembaknya dari kalangan pasukan pengawal presiden”. Selain itu, terdapat saluran
ideologi karena disebarkannya paham Nasakom. Terdapat dalam kalimat “. Nasakom
merajalela dengan peran parpol agama yang di pinggiran”. Orde Baru juga bersifat
kumulatif. Awalnya Orde Baru berprinsip pada pemberlakuan UUD 1945 secara murni,
namun lambat laun berubah menjadi suatu kekuatan otoriter yang makin berkuasa,
peraturan yang dibuat justru semakin menguatkan peran sentral presiden.

2. Apakah runtuhnya kekuasaan Orde Baru disertai dengan anomie? Tunjukkan bukti-bukti
dari bacaan anda!
Jawab:
Benar, penyebab penggulingan Orba disertai dengan anomie, pengertian anomie adalah
keadaan tanpa norma atau kekacauan sosial. Buktinya terdapat dalam kalimat, ”Ketika
penggulingan Orde Baru, para pendemo melakukan aksi kekerasan, penjarahan dan
penculikan dan penculikan yang menggambarkan tindakan pelanggaran norma.
Pemerintah sendiri melakukan pelanggaran terhadap hukum dengan membunuh
mahasiswa yang berdemo”.

3. Berdasarkan pemikiran Horton dan Hunt (1996), model kekuasaan manakah yang pernah
berlaku di Indonesia? Tunjukkan bukti-bukti dari bacaan!
Jawab :
• Pada bacaan pertama, yaitu kekuasaan dialektik kelas sosial. Karena, dialektik sosial
memiliki pengertian yaitu negara biasanya melayani kepentingan kelas sosial
dominan yang biasanya berkuasa. Bukti dalam bacaan, Demo yang terjadi disebabkan
oleh parpol pongah dan presiden yang sangat berkuasa. Penyebab keduanya berkuasa
dan menjadi tempat bergantungnya berbagai kekuatan karena hukum yang belum
benar tidak dilaksanakan dengan benar pula.
• Pada bacaan kedua, model kekuasaan polimorfik karena tidak ada satu pun kelompok
yang selalu menang. Bukti dalam bacaan, terbentuk image di kalangan masyarakat
Sampang bahwa pemerintah itu penindas rakyat. Untuk itulah, ketika ada gelagat
pemerintah pusat hendak menganulir Fadhilah Budiono yang terpilih sebagai Bupati
Sampang periode 2000-2005 lantaran diprotes PKB. Mereka mendukung Fadhilah
karena dia itu dicalonkan oleh Partai Persatuan Pembangunan. Hubungan masyarakat
dengan PPP itu terbentuk melalui proses sejarah kuat ketika terjadi tragedi Nipah, PPP
yang gigih membela mereka”.

4. Bandingkanlah pola kekuasaan di Indonesia pada tingkat negara dengan tingkat daerah
(mengacu pada kasus Sampang, 2000) ! Apakah kekuasaan dan wewenang berada pada
satu tangan ?
Jawab:
Pola kekuasaan di Indonesia pada tingkat negara adalah tipe demokratis, yaitu
pelapisan ditentukan atas kemampuan atau keberuntungan., artinya presiden dan wakil
presiden dipilih melalui pemilu, karena dianggap mampu dan pantas untuk memimpin
negara. Pola kekuasaan di Indonesia pada tingkat daerah adalah tipe demokratis juga,
karena di daerah ada pemilu untuk memilih bupati dan wakilnya. Dari uraian di atas,
kekuasaan di Indonesia berada pada satu tangan, yaitu presiden pada tingkat negara dan
bupati pada tingkat daerah. Hal tersebut sudah merupakan bagian dari peraturan dan
undang-undang yang sudah ditetapkan secara hukum. Namun, untuk wewenang tidak
dalam satu tangan. Contohnya, di daerah untuk beberapa masalah wewenang dipegang
oleh beberapa orang, karena di daerah masih menggunakan tipe wewenang tradisional
yaitu kekuasaan dan wewenang berdasarkan atas paham dan kepercayaan yang telah
melembaga dan menjiwai masyarakat.

5. Membanding kedua bacaan, kesimpulan apa yang dapat anda rumuskan ?


Kekuasaan dan wewenang menjadi hal yang sangat krusial bagi masyarakat. Di dalam
kedua bacaan ini, di jabarkan bahwa ketika kesalahan kekuasaan yang dilakukan oleh
pihak-pihak berwenang dapat membuat masyarakat berontak untuk mendapatkan hak
yang diinginkannya. Bahkan untuk mendapatkan haknya, masyarakat rela bertumpah
darah melawan pemerintah. Pada bacaan juga terlihat bahwa wewenang tidak selalu satu
tangan, justru pihak yang mempunyai wewenang terkadang tidak mempunyai kekuasaan
atas kewenangannya tersebut.

Pada bacaan pertama terlihat bahwa kekuasaan yang dipegang adalah saluran militer,
di mana masyarakat merasa dipaksa menerima berbagai kebijakan yang tidak sesuai
dengan hak dan keinginan mereka, sedangkan pada bacaan kedua saluran yang
digunakan adalah saluran tradisional, karena sering kali melakukan perlawanan terhadap
penguasa ataupun pemerintah yang merugikan mereka. Pada bacaan kedua pun bupati
dilantik atas tuntutan dari ribuan massa yang mendukung bupati tersebut, maka tipe
wewenang yang dipegang adalah traditional authority.

Anda mungkin juga menyukai