Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN KUNJUNGAN PERUSAHAAN

ASPEK HYGIENE PERUSAHAAN

PT. BUKAKA TEKNIK UTAMA

Disusun Oleh:

ANDRY TRIRACHMAJAYA (030.03.016)

DESANTI PERDANI (030.04.055)

DIAH AYU KUSUMA (0303.04.058)

ERSA SETIATI (030.04.070)

FITHRIANY TILAMEO (030.04.081)

IRA JULIET ANESTESSIA (030.04.106)

LUTHFI AFRIANTHO (030.03.141)

M. YANDI NOER MOELAMSYAH (030.04.143)

ROTUA MARITO (030.04.204)

SISKA NOVIANDRIANI (030.02.231)

PELATIHAN HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA

DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

JAKARTA

2010
BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Kebijakan penerapan system menegement keselamatan dan kesehatan kerja


bertujuan menciptakan suatu system keselamatan dan kesehatan kerja ditempat kerja
dengan melibatkan unsure menegemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang
terintegrasi dalam rangka mencegah, mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja
serta terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif. Salah satu caranya
adalah menciptakan perusahaan yang hygienis agar lingkungan kerja menjadi aman,
nyaman dan sehat.

Menurut Sumakmur (1999), hygiene perusahaan adalah spesialisasi dalam ilmu


hygien beserta prakteknya dengan mengadakan penilaian kepada faktor-faktor penyebab
penyakit kualitatif dan kuantitatif dalam lingkungan kerja dan perusahaan melalui
pengukuran yang hasilnya di pergunakan untuk dasar tindakan korektif kepada
lingkungan tersebut serta bila perlu pencegahan, agar pekerja dan masyarakat sekitar
perusahaan terhindar dari bahaya akibat kerja serta diharapkan mendapat derahat
kesehatan yang setinggi-tingginya.

Untuk itu setiap perusahaan diharapkan untuk mampu menerapkan system


menegemen keselamatan kerja (SMK3) dalam perusahaannya masing-masing. System
managemen tersebut menjadi suatu siklus yang tidak terputus dan berkesinambuangn.
Dimulai dengan penerapan dan komitmen serta kebijakan, perencanaan dan penerapan
K3, evaluasi dan peninjauan ulang dan pada akhirnya peningkatan berkelanjutan.

Salah satu tahapan yang paling penting dari siklus tersebut adalah penentuan
dan hazard yang terdapat dalam perusahaan dan dapat menjadi faktor resiko bagi
tenaga kerja, baik itu dari faktor fisik, kimia dan biologi. Faktor yang juga tidak kalah
pentingnya adalah penilaian upaya-upaya pencegahan kecelakaan kerja yang telah di
lakukan salah satunya dengan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD).

Pada hari Selasa 5 Oktober 2010 telah dilakukan kunjungan ke salah satu
perusahaan yang memproduksi barang-barang rancang bangun rekayasa konstruksi dan
manufactur di bidang energi, transportasi dan telekomunikasi, yaitu PT. BUKAKA TEKNIK
UTAMA.

Dari kunjungan tersebut ditemukan beberapa masalah dalam industrial hygien


dari data-data yang ditemukan akan dilakukan analisis masalah dan selanjutnya
diupayakan alternative pemecahan masalah yang dapat diterapkan oleh perusahaan.
Diharapkan alternative pemecahan masalah yang ditawarkan dalam meningkatkan
produktifitas perusahaan serta tercapainya kualitas perusahaan yang berstandar
internasional.
BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

1. Sejarah singkat PT. Bukaka Teknik Utama

PT. Bukaka Teknik Utama merupakan perusahaan PMDN yang bergerak dibidang usaha seperti rancang
-bangun rekayasa, konstruksi dan manufactur ( bidang energi, tranportasi, dan telekomunikasi, pada
awalnya PT. Bukaka Teknik Utama merupakan perusahaan kecil dengan 12 pegawai dan hanya
memiliki satu lini produksi, kemudian saat ini telah berkembang menjadi perusahaan besar dan memiliki
ribuan pegawai.

2. Didirikan

Perusahaan ini didirikan pada tahun 1978, oleh Ahmad Kalla dan menjadi perusahaan publik tahun 1995.

3. Luas area

70 Ha, yang berada dikawasan Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

4. Tenaga Kerja

PT. Bukaka Teknik Utama memiliki 900 orang karyawan tetap, dan 2500 karyawan subkontrak.

5. Hasil Produksi

1. steel tower

2. steel brige

3. oil and gas equipments

4. passanger boarding brige

5. plant system

6. galvanizing
7. power generation

8. machine and gear

9. spesial vurpose vehicle

10. spesial construction

11. fastener

6. Sertifikat

Perusahaan memiliki sertifikat:

1. ISO 9000

2. API-QI

3. PN

4. JIS

5. ASTM

6. ISO 14000

7. ISO 18000

7. Pengguna dalam negeri

1. Kementrian Dalam Negeri

2. Kementrian Pertahanan

3. Pertamina

4. Telkomsel

8. Negara tujuan ekspor

1. jepang

2. cina
3. india

4. arab saudi

BAB III

HASIL PENGAMATAN

I. Faktor Fisik

I.1 Bising

Dari hasil pengamatan di dua unit kerja yaitu Steel Tower dan Pumping Unit di PT. Bukaka Teknik
Utama kebisingan merupakan faktor fisik utama yang menjadi perhatian kami karena dirasakan
sangat mengganggu. Menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja nomor KEP-51/MEN/1999, nilai
ambang batas (NAB) untuk kebisingan adalah 85 desibel (dB) yang artinya untuk kebisingan dengan
intensitas 85 desibel maka pekerja boleh terpajan selama maksimal 8 jam sehari atau 40 jam
seminggu. Dari hasil pengamatan yang kami lakukan di lapangan tingkat kebisingan sudah melewati
NAB tetapi perusahan sudah melakukan pengendalian dengan cara pemberian alat pelindung diri
(APD) ear plug kepada setiap pekerjanya, dan dapat kami lihat hampir seluruh pekerja menggunakan
fasilitas yang telah diberikan tersebut.

I.2 Penerangan

Sumber penerangan yang kami amati pada siang hari di dua lokasi tersebut menggunakan sumber
penerangan alami yaitu berupa cahaya matahari yang masuk melalui atap yang sengaja dibuat
beberapa dari kaca sehingga memungkinkan cahaya matahari dapat digunakan sebagai sumber
penerangan. Selain itu dari pengamatan untuk tingkat pekerjaan yang memerlukan ketelitian yang
lebih, kami melihat bahwa perusahaan menyediakan lampu yang dipasang pada alat tersebut. Dari
hasil tanya jawab dijelaskan bahwa untuk shift malam, workshop dilengkapi lampu yang terpasang
pada langit-langit dimna penerangan tersebut dirasakan cukup memadai.

I.3 Getaran

Selama kami melakukan kunjungan, kami tidak menemukan adanya getaran dari mesin-mesin yang
digunakan yang sekiranya dapat mengakibatkan penyakit akibat kerja (PAK).

I.4 Radiasi
Dari hasil pngamatan kami menemukan adanya tanda-tanda sumber radiasi yang berpotensi bahaya bagi
kesehatan pekerja yaitu pada proses welding (pengelasan). Berdasarkan literature yang kami baca terdapat
APD untuk proses pengelasan sendiri yaitu berupa sepatu las,sarung tangan,safety mask,masker
las,apron,baju. Dari yang kami lihat dilapangan pekerja menggunakan perlengkapan yang sama dengan
pekerja lain yang dalam satu lokasi hanya ditambahkan masker las saja.

I.5 Suhu

Workshop yang kami kunjungi memiliki suhu ruangan yang normal, tidak terlalu panas dan juga tidak
terlalu dingin karena ditunjang dengan sistem ventilasi yang baik, dimana lokasi kerja memiliki
tempat dengan langit-langit yang tinggi dan terdapat pintu-pintu yang lebar yang dapat dianggap
sebagai pengendalian terhadap ventilasi ruang. Sedangkan untuk pekerjaannya sendiri tidak
berhubungan dengan alat-alat yang bersifat panas, dan untuk beberapa pekerjaan yang berkenaan
dengan suhu yang tinggi perusaahan sudah menyediakan APD yang memang digunakan oleh para
pekerjanya.

II. Faktor Kimia

PT.Bukaka memiliki 10 divisi atau business unit yang dua diantaranya menggunakan zat kimia yaitu
Oil and Gas Equipments dan Galvanizing. Lokasi yang kami kunjungi adalah Steel Tower Unit dan
Oli and Gas Equipments (pumping unit). Untuk lokasi pertama tidak menggunakan zat kimia
sedangkan untuk lokasi kedua menggunakan zat kimia berupa thiner dan cat untuk proses
pengecatannya. Sebagai usaha pengendalian perusahaan memberikan respirator kepada pekerja untuk
mencegah resiko terhirupnya zat kimia tersebut ke paru-paru. Dari hasil pengamatan menurut kami
jarak tempat proses pengecatan dengan proses yang lain terlalu dekat sehingga bau dari zat kimia
tersebut bisa tercium dari tempat yang lain dimana pekerja di tempat tersebut para pekerjanya hanya
dilengkapi dengan masker biasa atau bahkan tidak menggunakan masker.

III. Faktor Biologi

Faktor biologi yang kami maksud disini adalah apakah penggunaan APD ini sudah dapat melindungi
para pekerja terhadap paparan di lingkungan kerja sehingga para pekerja terbebas dari penyakit akibat
kerja (PAK). Dari hasil wawancara kami dengan pihak perusahaan tidak terdapat atau belum
ditemukan PAK, lebih banyak kasus yang ditemukan adalah kecelakaan kerja yang hampir semuanya
disebabkan oleh human error. Untuk penggunaaan APD sendiri PT.Bukaka Teknik Utama sudah
memiliki kebijakan yang disesuaikan dengan kebijakan pemerintah yang berlaku dan pada lokasi
kerja sudah dibuat tanda-tanda atau peringatan penggunaan APD pada masing-masing lokasi sesuai
kebutuhannya.
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

KESiMPULAN

1. Penilaian hygiene pada faktor fisik yang dilakukan oleh team pelatihan hiperkes Dari hasil
pengamatan di dua unit kerja yaitu Steel Tower dan Pumping Unit di PT. Bukaka Teknik Utama
didapatkan bahwa faktor fisik ( bising, penerangan, getaran, radiasi, suhu ) dapat dikelola dengan
baik, dan penggunaan APD sudah cukup baik sesuai dengan kebutuhan di setiap unit kerja.
Namun masih ditemukan ada karyawan yang tidak patuh dalam pemakaian APP

2. Penilaian hygiene pada faktor kimia yang dilakukan oleh team pelatihan hiperkes Dari hasil
pengamatan di dua unit kerja yaitu Steel Tower dan Pumping Unit di PT. Bukaka Teknik Utama
didapatkan bahwa masih tercium bau zat-zat kimia di sekitar lokasi pengecatan

3. Penilaian hygiene pada faktor biologi yang dilakukan oleh team pelatihan hiperkes Dari hasil
pengamatan di dua unit kerja yaitu Steel Tower dan Pumping Unit di PT. Bukaka Teknik Utama
tidak terdapat atau belum ditemukan PAK yang berhubungan dengan masalah pemakaian APD.

4. Kunjungan ini dirasa membantu dalam penerapan ilmu keselamatan dan kesehatan kerja yang
didapat selama pelatihan hiperkes dan kesalamatan kerja.

SARAN

Dari hasil pengamatan di dua unit kerja yaitu Steel Tower dan Pumping Unit di PT. Bukaka
Teknik Utama. Dari pengamatan kami secara visual dan subyektif, potensi bahaya yang ada baik fisik,
kimia dan biologi sudah dikelola dan dikendalikan dengan baik. Namun pada kesempatan ini kami ingin
menyampaikan beberapa masukan dan saran yang mungkin dapat menjadi bahan pertimbangan bagi
PT.Bukaka Teknik Utama. Masukan dan saran yang dapat kami berikan yaitu:

1. Hendaknya safety officer lebih sering berkeliling melakukan pengawasan terhadap pekerja
sehingga pekerja yang tidak mematuhi peraturan K3 dapat dikontrol.
2. Dikarenakan lokasi pengecatan yang berdekatan dengan lokasi kerja lainnya, lokasi pengecatan
hendaknya diberi exhaust (saluran pembuangan udara) sehingga bau zat kimia tidak tercium
disekitar lokasi pengecatan.

Anda mungkin juga menyukai