Jl. Cut Mutia Raya No.88A Sepanjang Jaya Rawalumbu
Kota Bekasi Jawa Barat 17113
Tahun Ajaran 2018-2019
PEMBAHASAN
I. Mampu menguraikan pembinaan melalui konseling pada akseptor KB dengan
pemakaian kondom 1. Kondom Pria a. Kondom harus ditempatkan sebelum penis mendekati genitalia wanita karena virus HIV dapat ditemukan dalam cairan preejakulasi b. Saat menggunakan kondom dengan ujung datar harus disediakan ruang sepanjang ½ inchi yang berfungsi sebagai tempat pengumpulan semen, untuk mengurangi kemungkinan kondom robek pada saat ejakulasi 2. Kondom untuk Wanita a. Memungkinkan resiko yang lebih kecil terhadap penyakit seksual yang di tularkan lewat kulit, seperti : HPV, Virus Herpes Simpleks, Sifilis, Kankroid, karena alat kontrasepsi tersebut menutupi sebagian besar area yang terpajan dan menjadi penghalang antara introitus, vulva, dan pangkal penis b. Bidan harus mempunyai cukup waktu untuk memberi petunjuk dan kesempatan praktek bagi wanita yang memilih metode kontrasepsi ini, karena keberhasilan dalam memasukkan kondom sangat penting untuk keefektifan penggunaannya II. Konseling pada akseptor KB dengan pemakaian pil a. Bidan harus mengevaluasi setiap wanita yang mengalami retardasi mental pada tingkat apapun untuk memastikan mereka mampu mengkonsumsi dan mampu membuat keputusan b. Bidan harus membicarakan tentang resiko HIV/AIDS atau penyakit menular seksual lainnya c. 40% wanita pengguna pil ini mengalami atau merasa mengalami efek samping d. Keadaan harus ditanggapi dengan serius dan bidan harus menjelaskan petunjuk antisipasi secara cermat kepada wanita sehingga ia tidak sesukanya menghentikan tanpa di evaluasi untuk menentukan penyabab gejala e. Bahwa setiap wanita memiliki mekanisme pembentukan dan keseimbangan hormonnya, oleh karena itu pil-pil dengan merek sama dapat menyebabkan kelebihan hormonal pada satu wanita dengan menyebabkan defesiensi hormonal pada wanita lain f. Kelompok wanita tersebut akan sama-sama mengalami efek samping, tetapi efek samping yang dialami berbeda karena pola hormonal yang mendasari juga berbeda. 1. Memilih dan memulai penggunaan pil a. Pertimbangkan pemberian pil tergantung pada posisi wanita tersebut sehubungan dengan siklus menstruasinya (mengalami aborsi, baru melahirkan atau sedang menyusui) b. Kombinasi kontrasepsi hormonal oral dapat dimulai pada minggu ketiga pasca melahirkan bagi wanita yang tidak menyusui c. Menunda kontrasepsi sampai minggu ketiga pasca partum akan menghindari peningkatan resiko tromboflebitis dan tromboemboli selama dua minggu pertama pasca melahirkan d. Ovulasi pasca partum diduga jarang terjadi sebelum minggu keempat pasca partum, namun setelah minggu ke enam pasca partum, ovulasi sekali mungkin sudah terjadi e. Kontrasepsi hormonal oral dapat dimulai segera setelah aborsi trimester 2. Wanita pasca aborsi dan wanita yang baru melahirkan cukup bulan secara biologis tentu saja tidak normal bila di tinjau dari kadar hormonnya, pulihnya ovulasi, ataupun perbaikan desidua III. Konseling pada akseptor KB dengan pemakaian suntikan a. Tidak melakukan pemijatan pada area penyuntikan sedikitnya selama beberapa jam b. Sampaikan juga bahwa ia akan mengalami menstruasi yang tidak teratur dan anjurkan minum suplement calsium 1000 mg setiap hari c. Bidan juga harus membahas tentang makanan kaya kalsium seperti : susu, keju, ikan sarden, dan tahu d. Saat ini hanya di ketahui satu interaksi obat aminoglutetimide, sebuah obat kanker yang secara signifikan dapat mengurangi keefektifan depoprovera e. Klien kemudian di jadwalkan untuk melakukan kunjungan ulang dalam 12minggu atau 3bulan f. Apalagi jika klien tidak menepati janji kunjungannya, tetapi kemudian datang dalam 14minggu untuk kembali mendapat suntikan maka ia masih mendapat perlindungan kontrasepsi g. Namun apabila lebih dari 14minggu telah berlalu dan klien masih belum mengunjungi bidan setelah suntikan berakhir, bidan harus memastikan bahwa klien tidak hamil sebelum diberikan suntikan berikutnya h. Untuk mencegah kehamilan sangatlah bermanfaat bagi klien untuk menggunakan spermisida dan kondom setelah 13minggu i. Atau bagi bidan dapat meresepkan darurat j. . k. . l. . m. . IV. Konseling pada akseptor KB dengan pemakaian AKDR V. Konseling pada akseptor KB dengan pemakaian Norplant a. Sebagian besar penkes, konseling dan instruksi bagi klien mengenai system norplant akan dilakukan selama proses memilih metode kontrasepsi b. Konseling yang adekwat sebelum melakukan metode ini akan membutuhkan proses panjang untuk memastikan klien tidak menggunakan penggunaan oleh karena itu akibat timbulnya efek samping c. Instruksi bagi klien setelah pemasangan norplant antara lain mengingatkan bahwa system norplant tidak dapat melindungi klien dari penularan HIV d. Klien dijadwalkan untuk pemeriksaan kesehatan tahunan e. Selain itu bidan perlu menekankan manfaat pemeriksaan kesehatan tersebut VI. Konseling pada akseptor KB dengan pemakaian Tubektomi dan Vasektomi a. Bidan harus memberikan penjelasan tentang berbagai alternative pengendalian kehamilan permanen dan sementara b. Sterilisasi tidak melindungi HIV/AIDS c. Konseling difokuskan untuk membicarakan rasa takut dan pemahaman yang keliru tentang sterilisasi d. Rasa takut untuk diubah, gairah, fungsi, dan kenikmatan seksual penurunan tidak benar kecuali hal tersebut disebabkan oleh faktor psikis e. Bidan harus mengetahui seluruh persyaratan prosedur sterlisasi di tingkat pemerintah, masyarakat dan institusi f. Siap dan pastikan setiap sterilisasi tidak dalam kondisi kejiwaan yang tidak kompeten atau tidak mendapat informasi lengkap g. Informed consent